Anda di halaman 1dari 26

AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

Gambar 1 Suasana meeting salah satu perusahaan jasa

A. Pengertian Akuntansi

Menurut Finansial Accounting Standards Boards (FASB) akuntansi merupakan kegiatan jasa
yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif yang kemudian digunakan untuk
pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Donald Kieso, Jerry Weygandt, dan Terry
Warfield, akuntansi adalah identifikasi, pengukuran, dan melaporkan informasi keuangan
tentang entitas ekonomi kepada orang-orang yang berkepentingan.
Akuntansi adalah proses pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran, dan pengkomunikasian
transaksi-transaksi keuangan sebagai wujud kegiatan ekonomi suatu perusahaan sehingga
dimungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan bagi pemakainya. Akuntansi
merupakan suatu proses yang terdiri dari input (masukan), proses, dan ouput (keluaran).
Input Proses Output

Laporan Keuangan:
Pencatatan dalam Laba Rugi, Neraca,
Jurnal Umum, Buku Perubahan Ekuitas,
Dokumen transaksi
Besar, Neraca Saldo, Arus Kas, Catatan
Jurnal Penyesuaian, atas Lporan
Keuangan

B. Akuntansi Perusahaan Jasa

Menurut Kotler, perusahaan jasa adalah perusahaan yang menawarkan suatu tindakan yang
tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan. Adrian Payne juga
mendefinisikan perusahaan jasa sebagai perusahaan yang melakukan akivitas ekonomi yang
memiliki manfaat intangible dan terdapat hubungan interaksi dengan konsumen atau dengan
barang miliknya sendiri tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan.
Contoh Perusahaan Jasa
1. Jasa profesi: dokter, akuntan, konsultan keuangan/pajak
2. Jasa travel: penjualan tiket, angkutan umum
3. Layanan instalasi dan reparasi: bengkel, service ponsel
4. Jasa pendidikan/kursus: bimbel, kursus bahasa, sekolah
5. Penginapan: hotel, asrama, kos
6. Penyedia layanan komunikasi: televisi, radio, telepon
7. Jasa perawatan tubuh: salon, spa
Karakteristik Perusahaan Jasa
Seperti yang telah kita ketahui bahwa perusahaan jasa adalah perusahaan yang menyediakan
layanan atau jasa kepada pelanggan. Apa saja sih ciri-ciri dari jasa itu? Jasa memiliki empat
karakteristik yaitu intangiblity (tak berwujud), variability (bervariasi), inseparability (tak
terpisahkan), dan perishability (tidak tahan lama).
Berdasarkan ciri-ciri jasa di atas dapat kita ketahui bahwa perusahaan jasa memiliki
karaktaeristik antara lain sebagai berikut:
1. Kegiatan Utamanya Menjual Jasa
Perusahaan jasa tidak membuat sebuah produk dan juga tidak memiliki persediaan
barang dagang. Dengan kata lain yang dijual perusahaan jasa adalah dengan
menawarkan jasa atau layanan (service) kepada pelanggan (customer).

2. Tidak Menyediakan Produk Dalam Bentuk Fisik


Jasa atau layanan tidak memiliki bentuk fisik (intangible) sehingga perusahaan jasa
tidak menjual produk yang bisa disimpan atau dilihat namun tetap dapat dirasakan
manfaatnya oleh pelanggan.

3. Hasil Tidak Dapat Disamakan


Manfaat yang dirasakan konsumen bersifat subjektif (ukuran kepuasan setiap orang
berbeda) sehingga tidak bisa disamakan antara konsumen satu dengan yang lain.

4. Tidak Ada Harga Pokok Penjualan/Produksi


Karakteristik yang sangat membeedakan perusahaan jasa dengan jenis perusahaan
lainnya adalah tidak adanya harga pokok penjualan/produksi (HPP/HPProduksi). Hal
ini karena perusahaan jasa tidak melakukan produksi ataupun penjualan barang.

5. Tidak Ada Standar Harga Yang Umum


Kebutuhan pelanggan berbeda-beda tergantung keinginan/kebutuhannya sehingga jasa
tidak bisa dipatok secara umum dan harus disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.

C. Bukti Transaksi

Bukti transaksi ada yang berasal dari transaksi itu sendiri beserta pendukungnya, tetapi ada
juga yang dibuat khusus oleh perusahaan (internal).
A. Bukti Transaksi Intern
Bukti transaksi intern adalah bukti transaksi yang khusus dibuat oleh pihak internal
perusahaan dan untuk perusahaan juga. Yang termasuk bukti intern antara lain
1. Bukti Kas Masuk
Bukti kas masuk adalah tanda bukti bahwa perusahaan telah menerima uang secara cash atau
secara tunai.

2. Bukti Kas Keluar


Bukti kas keluar adalah bukti transaksi bahwa suatu perusahaan telah mengeluarkan sejumlah
uang tunai antara lain pembelian tunai, pembayaran gaji pegawai, pembayaran utang serta
pengeluaran tunai lainnya.

3. Memo
Memo adalah bukti atas transaksi yang terjadi di dalam perusahaan seperti antar manajer
dengan bagian-bagian yang ada di lingkungan perusahaan.
B. Bukti Transaksi Ekstern
Bukti transaksi ekstern adalah bukti pencatatan transaksi yang berhubungan dengan pihak
di luar perusahaan. Misalnya kuitansi, faktur, nota kontan, nota debet, nota kredit dan
cek.

1. Faktur
Faktur adalah bukti transaksi atas pembelian atau penjualan secara kredit. Faktur dibuat
oleh penjual dan diberikan kepada pihak pembeli. Biasanya faktur dibuat rangkap sesuai
dengan kebutuhan. Lembaran pertama untuk pembeli, lembaran kedua untuk penjual dan
lembaran ketiga untuk arsip.

2. Kuitansi
Kuitansi adalah bukti penerimaan sejumlah uang yang ditanda tangani oleh penerima uang
dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut. Lembaran kuitansi
terdiri dari 2 bagian, bagian sebelah kanan diberikan kepada pihak yang membayar dan
bagian kiri yang tertinggal disebut soice (dibaca sus) sebagai arsip.
3. Nota
Nota adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai. Nota dibuat oleh pedagang
dan diberikan kepada pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap dua, satu lembar untuk
pembeli dan lembaran kedua untuk penjual.

4. Nota Debet
Nota debet adalah bukti perusahaan telah mendebet perkiraan langganannya disebabkan
karena berbagai hal diantaranya karena barang yang dibeli dikembalikan, bisa disebabkan
rusak atau tidak sesuai dengan pesanan dan penjual setuju barangnya diterima kembali
atau harganya dikurangi.

5. Nota Kredit
Nota kredit adalah bukti bahwa perusahaan telah mengkredit perkiraan langganannya yang
disebabkan oleh berbagai hal misalnya sehubungan barang yang dijual tidak cocok atau
rusak, untuk itu penjual setuju menerima barangnya.

6. Cek
Cek adalah surat perintah yang dibuat oleh nasabah Bank, agar Bank membayar sejumlah
uang kepada pihak yang namanya tercantum dalam cek tersebut. Pihak-pihak yang
berhubungan dalam pengeluaran cek tersebut adalah:- Pihak penarik, yaitu pihak yang
mengeluarkan dan menandatangani cek tersebut.- Pihak penerima, yaitu pihak yang
menerima pembayaran cek tersebut.

D. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Sperti halnya perusahaan lainnya, perusahaan jasa juga harus membuat laporan keuangan.
Nah, seperti yang Anda ketahui untuk membuat laporan keuangan maka Anda harus
mengetahui siklus akuntansi pada perusahaan jasa. Dengan demikian laporan keuangan yang
dihasilkan menjadi baik dan benar. Berikut adalah siklus akuntansi perusahaan jasa:
1. Identifikasi dan Analisis Transaksi (Penggolongan)
Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah mengidentifikasi dan menganalisis transaksi.
Tidak semua transaksi dapat dicatat, transaksi yang dapat dicatat adalah transaksi yang
mengakibatkan perubahan posisi keuangan perusahaan, memiliki bukti dan dapat dinilai ke
dalam unit moneter secara objektif.
Contohnya sebuah perusahaan memiliki nota pembelian, kwitansi penjualan, dan cek dari
pelanggan. Bukti transaksi tersebut perlu diidentifikasi dan kita harus menentukan
pengaruhnya terhadap posisi keuangan.
Untuk memudahkan, Anda dapat menggunakan persamaan matematis yaitu

Untuk dapat menentukan apakah akun/perkiraan harus di debet atau di kredit, perhatikan
tabel di bawah

Contoh:
Perusahaan Jasa “Tati Harapan” didirikan pada tanggal 1 Januari 1999 oleh Tuan Rifqy
dengan transaksi sebagai berikut:
1 Jan 1999 Tuan Rifqy memulai usaha dengan menginvestasikan uangnya ke dalam
perusahaan sebesar Rp.50.000.000,00.
3 Jan 1999 Dibeli sebuah kendaraan seharga Rp.40.000.000,00 dibayar secara tunai
Rp.20.000.000,00 dan sisanya dibayar kemudian.
4 Jan 1999 Dibayar sewa kantor untuk bulan Januari Rp.100.000,00.
5 Jan 1999 Dibayar pemasangan biaya iklan untuk 3 bulan Rp.150.000,00.
6 Jan 1999 Dibeli peralatan kantor secara kredit dari PD Senang Hati sebesar
Rp.400.000,00.
7 Jan 1999 Dibayar premi asuransi untuk 1 tahun Rp.250.000,00.
8 Jan 1999 Diterima pendapatan sebagai hasil operasi Taxi sebesar Rp.400.000,00.
9 Jan 1999 Dibayar bensin dan oli untuk keperluan Taxi Rp.100.000,00.
10 Jan 1999 Disewakan Taxi selama 4 hari kepada Toko Kenanga, akan dibayar satu
minggu kemudian sebesar Rp.200.000,00.
11 Jan 1999 Dibayar cicilan kepada PD. Senang sebesar Rp.100.000,00.
12 Jan 1999 Diambil dari uang kas untuk keperluan pribadi Rp.150.000,00.
13 Jan 1999 Dibayar biaya supir sebesar Rp.250.000,00
Untuk lebih jelas, coba Anda perhatikan analisa bukti transaksi sebagai berikut.
Analisa:
Tanggal Akun yang Pengaruh Jumlah uang
Letak Akun
Transaksi dipengaruhi Akun Debet/Kredit
1 Jan 1999 Kas + D 50000000
Modal + K 50000000
3 Jan 1999 Kendaraan + D 40000000
Kas - K 20000000
Utang + K 20000000
4 Jan 1999 Beban sewa + D 100000
Kas - K 100000
5 Jan 1999 Beban iklan + D 150000
Kas - K 150000
6 Jan 1999 Peralatan kantor + D 400000
Utang + K 400000
7 Jan 1999 Beban asuransi + D 250000
Kas - K 250000
8 Jan 1999 Kas + D 400000
Pendapatan jasa + K 400000
9 Jan 1999 Perlengkapan + D 100000
Kas - K 100000
10 Jan 1999 Piutang + D 200000
Pendapatan jasa + K 200000
11 Jan 1999 Utang - D 100000
Kas - K 100000
12 Jan 1999 Prive + D 150000
Kas - K 150000
13 Jan 1999 Beban supir + D 250000
Kas - K 250000

2. Pencatatan Transaksi ke dalam Jurnal


Setelah informasi transaksi dianalisis, kemudian dicatat dalam buku jurnal. Jurnal adalah
suatu catatan kronologis tentang transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu periode
akuntansi, dengan menunjukkan akun yang harus di debet dan di kredit beserta jumlahnya
masing-masing.

Jurnal Umum merupakan sebuah jurnal yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi
akuntansi yang terjadi pada perusahaan dagang maupun jasa. Berikut ini merupakan contoh
dari bentuk jurnal umum yang sering digunakan perusahaan dagang maupun perusahaan jasa.

Keterangan :
1. Kolom pertama berisi tanggal, bulan dan tahun terjadinya transaksi. Dalam pencatatan
akuntansi khususnya jurnal umum untuk bulan dan tahun cukup dituliskan satu kali
saja pada setiap halaman judul. Terkecuali jika ada pergantian bulan dan tahun.
2. Kolom kedua diisi dengan no bukti transaksi.
3. Diisi dengan nama akun yang terkait dengan transaksi yang terjadi. Yang kemudian
akan diletakkan pada posisi debit atau kredit.
4. Kolom ke empat diisi dengan kode akun yang angkanya telah tertera di buku besar.
Sebelum dipindahkan ke buku besar, kolom ref tetap dalam keadaaan kosong.
5. Kolom ini di isi dengan nilai nominal akun yang di debit.
6. Kolom ini di isi dengan nilai nominal akun yang di kredit.
7. Sebuah keterangan singkat tentang transaksi.

Sebagai contoh kita lihat lagi transaksi pada Perusahaan Jasa “Tati Harapan”. Berikut
merupakan jurnal untuk transaksi Perusahaan “Tati Harapan”
TATI HARAPAN
JURNAL UMUM
Per Januari 1999
Tanggal Keterangan REF D K
Jan 1 Kas Rp 50.000.000
1999 Modal Rp 50.000.000
3 Kendaraan Rp 40.000.000
Kas Rp 20.000.000
Utang usaha Rp 20.000.000
4 Beban sewa Rp 100.000
Kas Rp 100.000
5 Beban iklan Rp 150.000
Kas Rp 150.000
6 Peralatan kantor Rp 400.000
Utang usaha Rp 400.000
7 Beban asuransi Rp 250.000
Kas Rp 250.000
8 Kas Rp 400.000
Pendapatan jasa Rp 400.000
9 Perlengkapan Rp 100.000
Kas Rp 100.000
10 Piutang usaha Rp 200.000
Pendapatan jasa Rp 200.000
11 Utang usaha Rp 100.000
Kas Rp 100.000
12 Prive Rp 150.000
Kas Rp 150.000
13 Beban supir Rp 250.000
Kas Rp 250.000
TOTAL Rp 92.100.000 Rp 92.100.000
Catatlah seluruh transaksi keuangan secara detail pada jurnal umum berdasarkan data-data
yang dikumpulkan agar memudahkan Anda pada tahap-tahap selanjutnya.
3. Posting ke Buku Besar
Langkah selanjutnya sebagai contoh siklus akuntansi pada perusahaan jasa yaitu mem-
posting transaksi ke dalam buku besar.
Buku besar adalah buku yang berisi perkiraan mengenai ikhtisar dari pengaruh transaksi
keuangan akibat perubahan aktiva, kewajiban, maupun modal dalam perusahaan. Dalam
pengertian lain, buku besar juga merupakan alat untuk mencatat beragam perubahan nominal
akun karena adanya transaksi keuangan.
Bentuk Buku Besar

Macam-Macam Buku Besar


Buku besar juga dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu buku besar umum (General
Ledger) dan buku besar pembantu (Subsidiary Ledger).
Buku Besar Umum atau General Ledger
Buku besar umum merupakan segala perkiraan yang saling berdiri sendiri serta ada pada
suatu periode tertentu yang berisi akun piutang, kas, persediaan, utang, modal, dll. Buku
besar ini merupakan ikhtisar pengaruh dari transaksi pada perubahan aktiva, modal dari
perusahaan, serta kewajiban perusahaan.
Buku Besar Pembantu
Buku besar pembantu kerap disebut sebagai buku tambahan. Di dalamnya ada rekening-
rekening yang secara khusus mencatat tentang piutang serta utang usaha dengan detail.
Terdapat dua jenis buku besar pembantu yang meliputi:
a. Buku Besar Pembantu Piutang usaha
Buku ini kerap disebut dengan buku piutang khusus yang merinci langganan kredit,
dimana lokasi, berapa jumlah transaksi, serta pada siapa saja perusahaan melakukan
transaksi penjualan dengan cara kredit.
b. Buku Besar Pembantu Utang
Buku ini kerap juga disebut dengan buku utang. Yang mana di dalamnya khusus
mencatat tentang tiap pemasok dengan rinci. Termasuk di dalamnya mencatat siapa
pemasok yang memberi pinjaman kredit serta jumlah utangnya sekaligus.
Singkatnya terkait macam-macam buku besar dapat dilihat dari bagan di bawah

Buku Besar Umum

Buku Besar BBP Piutang


Buku Besar
Pembantu
BBP Utang

Cara Posting dari Jurnal ke Buku Besar


Cara memindahkan data dari jurnal umum dalam buku besar adalah sebagai berikut:
1. Pertama, pindahkan tanggal transaksi pada jurnal umum dalam tanggal yang ada pada
buku besar.
2. Kedua, pindahkan juga jumlah debet dan jumlah kredit jurnal umum dalam kolom
debet dan kredit dalam buku besar.
3. Selanjutnya, masukkan nomor halaman jurnal dalam kolom referensi dalam buku
besar.
4. Terakhir, pindahkan penjelasan dan keterangan singkat dalam jurnal umum dalam
buku besar.
Berikut merupakan tampilan Buku Besar Umum bentuk stafel 4 kolom untuk akun Kas pada
perusahaan “Tati Harapan”

TATI HARAPAN
BUKU BESAR
Per Januari 1999

Kas
Saldo
Tanggal Keterangan REF D K
D K
Jan 1 Penyetoran modal Tn. Rizqy JU01 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
1999 3 Pembelian kendaraan JU01 Rp 20.000.000 Rp 30.000.000
4 Pembayaran sewa kantor JU01 Rp 100.000 Rp 29.900.000
5 Pembayaran biaya iklan JU01 Rp 150.000 Rp 29.750.000
7 Pembayaran premi asuransi JU01 Rp 250.000 Rp 29.500.000
8 Pendapatan taxi JU01 Rp 400.000 Rp 29.900.000
9 Pembelian perlengkapan JU01 Rp 100.000 Rp 29.800.000
11 Pembayaran utang JU01 Rp 100.000 Rp 29.700.000
12 Prive JU01 Rp 150.000 Rp 29.550.000
13 Pembayaran biaya supir JU01 Rp 250.000 Rp 29.300.000

4. Penyusunan Neraca Saldo (Trial Balance)


Neraca saldo adalah daftar saldo rekening-rekening (akun) buku besar pada periode tertentu.
Salah satu fungsi neraca saldo yakni menentukan keakuratan perhitungan akun. Ketika
jumlah debet dan kredit tidak sama berarti terdapat kesalahan dalam pencatatan.
No. Akun Nama Akun Debit Kredit

(1) (2) (3) (4)


1. Pada kolom nama akun diisi dengan nomor kode akun akuntansi.
2. Lalu kolom nama akun diisi dengan nama akun sesuai urutan nomor akun.
3. Kemudian kolom debet diisi dengan jumlah saldo akun yang bersaldo debit.
4. Terakhir, kolom kredit diisi dengan jumlah saldo akun yang bersaldo kredit.

Langkah penyusunan sebelum mengaplikasikan cara menghitung neraca saldo yaitu sebagai
berikut:
1. Mencantumkan nama akun dan saldo yang ada di buku besar
2. Menjumlahkan kolom debit dan kredit.
3. Membuktikan kesamaan kedua kolom (kolom debit dan kolom kredit)
Berikut disajikan Neraca Saldo untuk perusahaan Tati Harapan
TATI HARAPAN
Neraca Saldo
Per Januari 1999
Nomor
Nama Akun D K
Akun
111 Kas Rp 29.300.000
112 Piutang usaha Rp 200.000
113 Perlengkapan Rp 100.000
121 Peralatan kantor Rp 400.000
122 Kendaraan Rp 40.000.000
211 Utang usaha Rp 20.300.000
311 Modal Rp 50.000.000
312 Prive Rp 150.000
411 Pendapatan jasa Rp 600.000
511 Beban sewa Rp 100.000
512 Beban iklan Rp 150.000
513 Beban asuransi Rp 250.000
514 Beban supir Rp 250.000
TOTAL Rp 70.900.000 Rp 70.900.000

5. Penyusunan Jurnal Penyesuaian


Pada akhir periode akuntansi, biasanya terdapat transaksi yang perlu disesuaikan dan akan
dicatat dalam jurnal penyesuaian agar saldo akun tersebut mencerminkan jumlah yang
sebenarnya.
Akun-akun yang biasanya memerlukan penyesuaian di akhir periode
a. Perlengkapan, memerlukan penyesuaian karena adanya pemakaian dari ketika
awal periode sampai akhir periode

Contoh:
Akun perlengkapan bersaldo Rp 4.500.000,-. Pada akhir periode, terdapat sisa
perlengkapan senilai Rp 2.700.000,- atau dengan kata lain perusahaan
menggunakan perlengkapan senilai Rp 1.700.000 (Rp 4.500.000 – Rp
2.700.000) dengan pencatatan di jurnal penyesuaian seperti berikut

Tanggal Keterangan Reff D K


Des 31 Beban perlengkapan Rp 1.700.000
2020 Perlengkapan Rp 1.700.000

b. Aktiva tetap, karena adanya penyusutan aktiva atau penurunan nilai aktiva.
Contoh : penyusutan peralatan

Periode Desember 2020, beban penyusutan peralatan (depresiasi) tercatat


senilai Rp 2.400.000,- yang kemudian menambah beban penyusutan dan
akumulasi penyusutan senilai Rp 2.400.000

Tanggal Keterangan Reff D K


Des 31 Beban penyusutan Rp 2.400.000
2020 Akum peny peralatan Rp 2.400.000

c. Pendapatan diterima dimuka, memerlukan penyesuaian karena pendapatan


yang diterima di awal manfaatnya akan diterima pelanggan seiring berjalannya
waktu. Pendapatan diterima di muka akan diperlakukan sebagai hutang.

Contoh:
Pendapatan diterima di muka bersaldo Rp 5.000.000,-. Namun perusahaan
baru mengerjakan senilai Rp 2.000.000,- saja, artinya masih ada Rp
3.000.000,- yang menjadi utang pendapatan.

Tanggal Keterangan Reff D K


Des 31 Pend diterima di muka Rp 3.000.000
2020 Pendapatan jasa Rp 3.000.000

d. Beban dibayar di muka, memerlukan penyesuaian karena manfaat nya akan


berkurang (yang sudah menjadi beban) yang dihitung sampai akhir periode.
Beban dibayar di muka dianggap sebagai piutang. Contoh: sewa dibayar di
muka, asuransi di bayar di muka.

Contoh:
Saldo akun Asuransi dibayar di muka di neraca saldo ada Rp 3.800.000,-. Pada
akhir periode, saldo akun tersisa Rp 3.000.000,-. Artinya, asuransi yang
menjadi beban adalah Rp 800.000 (Rp 3.800.000 – Rp 3.000.000). Nominal
Rp 800.000,- ini yang kemudian diakui sebagai beban asuransi dan dapat
mengurangi jumlah asuransi yang dibayarkan di awal.
Tanggal Keterangan Reff D K
Des 31 Beban asuransi Rp 800.000
Asuransi dibayar dimuka Rp 800.000

6. Neraca Lajur
Neraca lajur merupakan sebuah kertas kerja (worksheet) yang berisi semua data tentang
akuntansi dan biasa digunakan untuk memudahkan ketika hendak membuat laporan
keuangan.
Penyusunan neraca lajur akan mengacu pada neraca saldo dan jurnal penyesuaian. Apabila
keduanya sudah Anda buat, maka penyusunan neraca lajur bisa dilakukan secara mudah.
Neraca lajur akan memberikan informasi dan memudahkan kita dalam membuat laporan
laba-rugi dan neraca.
Tujuan dibuatnya neraca lajur:
1. Memudahkan penyusunan laporan keuangan
2. Sarana menggolongkan dan meringkas informasi neraca saldo
3. Meminimalisir kesalahan yang mungkin bisa terjadi ketika membuat jurnal
penyesuaian.
4. Memperkirakan hal yang mungkin akan terjadi, misalnya dengan melihat
perbandingan pendapatan dan beban
Berikut merupakan contoh tampilan worksheet perusahaan jasa 10 kolom

7. Penyusunan Laporan Keuangan


Langkah selanjutnya dalam siklus akuntansi pada perusahaan jasa adalah menyusun laporan
keuangan. Laporan keuangan terdiri dari:
a. Laporan laba rugi (profit or loss statement)
Laporan laba/rugi adalah laporan yang menyajikan informasi yang berkaitan dengan
pendapatan dan beban perusahaan jasa dalam satu periode akuntansi. Di samping itu,
laporan laba/rugi juga menampilkan informasi terkait total laba atau rugi yang didapat
perusahaan dalam satu periode akuntansi. Untuk menyajikan laporan laba/rugi, Anda
bisa memilih salah satu format penyajian berikut ini.
 Single Step: format penyajian ini menampilkan total seluruh pendapatan dan juga
beban yang dimiliki perusahaan. Dari selisih antara pendapatan dengan beban,
kemudian bisa diketahui posisi perusahaan, apakah mendapatkan laba atau justru
rugi.
 Multiple Step: format penyajian ini mengelompokkan pendapatan dan beban
berdasarkan jenisnya. Misalnya untuk pos pendapatan dikelompokkan lagi menjadi
beberapa pos kecil seperti pos pendapatan usaha serta pos pendapatan di luar
bisnis.

b. Laporan perubahan modal


Laporan perubahan modal merupakan laporan yang mencatat seluruh perubahan yang
terjadi pada modal atau ekuitas perusahaan dalam satu periode akuntansi.
Unsur-unsur Laporan Perubahan Modal

Modal Awal Prive Laba/Rugi Modal Akhir


Jika laba lebih besar dari prive atau penarikan dana pribadi, maka perusahaan tersebut
mengalami penambahan modal. Sedangkan jika laba justru lebih kecil dibanding prive,
maka perusahaan tersebut sedang mengalami kerugian.

c. Neraca (Balance sheet)


Laporan neraca atau sering disebut laporan posisi keuangan pada perusahaan jasa
adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai perubahan posisi
keuangan yang berupa aset, kewajiban, dan ekuitas (modal) untuk satu periode
akuntansi tertentu pada suatu perusahaan.
Bentuk laporan neraca sendiri dibagi menjadi dua format, yaitu:
 Skontro: laporan keuangan yang disusun dalam format vertikal. Pos harta
diletakkan di lajur sebelah kiri, sedangkan pos kewajiban beserta modal diletakkan
di lajur sebelah kanan.

 Staffel: laporan keuangan yang disusun dalam format horizontal. Pos harta berada
di posisi atas dan dibawahnya ada pos kewajiban dan modal.
d. Laporan arus kas (cash flow)
Laporan arus kas dinilai lebih baik dari data aktual untuk melihat kondisi keuangan
perusahaan. Dengan laporan ini, Anda bisa membuat prediksi mengenai kemampuan
entitas suatu perusahaan dalam menghasilkan arus kas di masa depan.
Terdapat 3 komponen pada laporan arus kas, berikut adalah beberapa contoh komponen
yang terdapat di dalamnya:
1. Aktivitas operasi (Operating activity) : terdiri dari kegiatan yang berkaitan dengan
aktivitas operasi perusahaan. Contoh: pendapatan dan beban, penerimaan dan
pengeluaran kas
2. Aktivitas investasi (Investing activity) : berkaitan dengan aktivitas penjualan atau
pembelian aktiva tetap
3. Aktivitas pembiayaan (Financing activity) : berkaitan dengan utang jangka
panjang perusahaan.
8. Penyusunan Jurnal Penutup (Closing Entries)
Setelah membuat laporan keuangan, siklus yang selanjutnya dilakukan adalah membuat
jurnal penutup. Jurnal penutup hanya dibuat pada akhir periode akuntansi saja. Berikut
merupakan contoh jurnal penutup dari Perusahaan ADHI JAYA Medan.
 Rekening yang ditutup hanya rekening nominal atau rekening laba-rugi. Caranya
dengan me-nol kan atau membuat nihil rekening terkait pada akun Ikhtisar laba rugi
(income summary). Akun yang bersaldo normal kredit (pendapatan) akan ditutup
dengan cara men-debet akun tersebut pada ikhtisar laba rugi dan sebaliknya.
 Akun Nominal yang ditutup yaitu akun Pendapatan (revenue), beban (expenses), laba
rugi (income summary), dan prive (drawing).
 Rekening-rekening nominal harus ditutup karena rekening tersebut digunakan untuk
mengukur aktivitas atau aliran sumber-sumber yang terjadi pada periode berjalan.
Fungsi Jurnal Penutup
1) Dapat mengetahui nilai laba rugi perusahaan dengan melihat selisih akun pendapatan
dan beban.
2) Menutup akun saldo sementara (ikhtisar laba rugi) menjadi nol ke dalam akun modal
untuk pencatatan periode berikutnya.
3) Dapat menghitung dan mencatat nilai dari akun modal pada akhir periode.
9. Jurnal Pembalik
Jurnal pembalik adalah jurnal untuk membalik jurnal penyesuaian yang memiliki pengaruh
pada akun neraca, karena jika tidak dibalik maka akan terjadi akun ganda.
Tahapan jurnal pembalik adalah tahap pembalikan beberapa akun yang telah ditutup untuk
mengembalikan saldonya. Akun perkiraan yang dibalik biasanya merupakan pembayaran
yang dibayar di muka dan belum jatuh tempo.
Nb:
Penyusunan jurnal ini dalam proses atau siklus akuntansi adalah opsional, artinya kita boleh
membuat jurnal pembalik dan kita juga boleh tidak membuat jurnal pembalik.

Akun yang perlu dibuatkan jurnal pembalik:


a. Beban yang masih haruus dibayar (accrued expense)
b. Beban dibayar di muka (jika dicatat sebagai beban)
c. Pendapatan yang masih harus diterima
d. Pendapatan diterima di muka (jika dicatat sebagai pendapatan)
Contoh:
Pada tanggal 1 September 2020 perusahaan telah menerima pendapatan sewa sebesar
Rp2.400.000 untuk 6 bulan. Jurnal yang dibuat saat transaksi adalah sebagai berikut.
Tanggal Keterangan Reff D K
2020 1 Kas Rp 2.400.000
Sept Pendapatan sewa Rp 2.400.000

Pada 31 Desember 2017 dibuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut.


Tanggal Keterangan Reff D K
2020 31 Pendapatan sewa Rp 800.000
Des Sewa diterima di muka Rp 800.000
Jurnal pembalik atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut
Tanggal Keterangan Reff D K
2021 1 Sewa diterima di muka Rp 800.000
Jan Pendapatan sewa Rp 800.000

10. Neraca Saldo Setelah Penutupan


Neraca Saldo Setelah Penutupan (Post closing trial balance) adalah sebuah daftar yang berisi
seluruh saldo riil account dan dibuat pada akhir periode pelaporan pada suatu perusahaan
Tahap ini disebut dengan neraca akhir atau awal karena sebagai neraca akhir yang dihasilkan
pada akhir periode, disebut neraca awal karena akan digunakan sebagai neraca awal pada
siklus akuntansi periode berikutnya.
Tujuannya adalah untuk memastikan apakah antara pengeluaran dan pendapatan perusahaan
seimbang atau tidak setelah penutupan buku dilakukan. Jika seimbang, maka artinya
pencatatan transaksi sudah benar dan tidak ada ketimpangan.
Tujuan pembuatan Neraca Saldo Setelah Penutupan:
1. Menunjukkan keseimbangan buku besar
2. Mengurangi risiko kecurangan
Contoh NSSP dari perusahaan Eva Salon
Referensi:
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-fungsi-dan-contoh-transaksi-jurnal-pembalik/

https://wawasanakuntansi.blogspot.com/2018/08/10-pengertian-akuntansi-menurut-
para.html?m=1
https://www.jurnal.id/id/blog/akuntansi-perusahaan-jasa/
https://akuntanonline.com/pengertian-jurnal-umum-dan-contohnya/
https://www.gramedia.com/literasi/contoh-jurnal-penyesuaian/
https://accurate.id/akuntansi/pengertian-neraca-lajur/
https://accurate.id/akuntansi/pengertian-buku-besar-adalah/
Suparian. 2006. Bahan Ajar Untuk Diklat Guru Akuntansi SMA Jenjang Dasar.

Anda mungkin juga menyukai