Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SIKLUS AKUNTANSI
MATA KULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

Dosen Pengampu:

Aning Fitriana,S.E.,M.Ak.

Tim Penyusun:

1. Kristin Setiyowati (01902008)


2. Indri Nur Mukharomah (01902005)
3. Widyarini (01902025)
4. Ajeng Rohmantika (01902024)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS PERWIRA PURBALINGGA
PURBALINGGA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi untuk menyediakan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan mengenai kesatuan usaha ekonomi yang
diharapkan akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan oleh pemakai. Penggunaan
informasi keuangan yang tepat memerlukan suatu pengetahuan mengenai karakteristik
dan keterbatasan informasi akuntansi keuangan. Informasi akuntansi keuangan dihasilkan
untuk tujuan tertentu, dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip yang konvensional.
Penggunaan informasi akuntansi keuangan tanpa suatu pengetahuan umum mengenai
karakteristik dan keterbatasan informasi akuntansi keuangan dapat mengakibatkan
kesalahan-kesalahan dan salah tafsir. Alat yang dapat digunakan untuk memproses
informasi dalam akuntansi keuangan adalah laporan keuangan yang secara berkala
dikomunikasikan kepada pihak ekstern perusahaan. Siklus akuntansi inilah yang
digunakan untuk menganalisa transaksi transaksi dalam berbagai bidang yang diperlukan
sehingga dapat membantu mengurangi timbulnya masalah masalah pendataan.

1.2 Rumusan Masalah


● Apa yang dimaksud dengan siklus akuntansi ?
● Apa itu bukti transaksi dalam akuntansi ?
● Apa yang dimaksud dengan jurnal umum ?
● Bagaimana cara posting buku besar dalam akuntansi ?
● Apa yang dimaksud neraca saldo ?

1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
● Kita dapat mengetahui apa itu siklus akuntansi
● Dapat mengetahui pentingnya bukti transaksi
● Dapat mengetahui penjelasan tentang jurnal umum
● Dapat mengetahui cara memposting buku besar dalam akuntansi
● Dapat menjelaskan apa itu neraca saldo
BAB II
PEMBAHASAN

A. SIKLUS AKUNTANSI (ACCOUNTING CYCLE)

Keterangan gambar: Ringkasan urutan proses siklus akuntansi

Siklus Akuntansi adalah urutan proses di suatu perusahaan atau entitas yang


dimulai dari menganalisa transaksi-transaksi, mencatat, menyusun laporan keuanngan,
dan ditutup dengan proses mempersiapkan aktivitas akuntansi untuk periode
selanjutnya. Secara umum, proses aktivitas, alur, dan tahapan siklus akuntansi
perusahaan jasa, dagang, dan manufaktur sama. Yang membedakan adalah jenis
transaksinya
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa – Siklus Akuntansi adalah sebuah proses
yang menunjukkan langkah-langkah yang diperlukan guna penyelesaian akuntansi
secara manual. Contohnya, jasa travel, jasa penjualan tiket, jasa akupuntur, jasa
laundry, jasa keuangan, ojol, dan masih banyak yang lainnya.
Badan usaha atau perusahaan jasa memiliki ciri atau karakteristik seperti di
bawah ini :
1. Kegiatan Utamanya adalah Menjual Jasa
2. Tidak Menyediakan Produk dalam Bentuk Fisik
3. Bisa Membutuhkan atau Tidak Membutuhkan Barang Berwujud
4. Produk Jasa Tidak Bisa Sama Persis Antar Konsumen
5. Harga Jasa Tidak Dapat Dipatok General
6. Tidak Ada Harga Pokok Produksi dan Penjualan
B. BUKTI TRANSAKSI
Transaksi adalah suatu kegiatan yang diakukan seseorang yang
menimbulkan perubahan terhadap harta atau keuangan yang dipunyai baik itu
bertambah ataupun berkurang. Misalnya menjual harta, membeli barang, membayar
hutang, serta membayar berbagai macam biaya untuk memenuhi sebuah kebutuhan
hidup.
Adapun yang dimaksud dengan bukti transaksi yaitu sebuah bukti yang
tertulis atas setiap kegiatan transaksi yang terjadi pada suatu perusahaan atau sebuah
bisnis. Manfaat dari bukti transaksi yakni sebagai bukti tertulis atas transaksi yang
sudah dilakukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya sengketa atau
permasalahan di kemudian hari.
Manfaat dan Fungsi Bukti Transaksi :
1) Dapat mengetahui pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya transaksi
2) Menjadi media yang berisikan data informasi keuangan
3) Sebagai dasar untuk pencatatan akuntansi
4) Dapat mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan transaksi
dalam bentuk tulisan
5) Dapat menghindari duplikasi pada pengumpulan data keuangan

Macam – Macam Bukti Transaksi

1. Bukti Transaksi Eksternal


Bukti transaksi eksternal adalah suatu bukti pencatatan setiap transaksi yang terjadi
antara sih perusahaan dengan pihak luar perusahaan.
a. Kwitansi
Bukti atau tanda bahwa perusahaan sudah menerima atau membayar sejumlah
uang. Pada umumnya, kwintasi ini dibikin sebuah rangkapan. Lembar
pertama diberikan terhadap pihak yang membayar, sementara lembar
ke dua dan selanjutnya dipakai sebagai arsip.
Contoh Kwitansi :

b. Faktur
Pengertian dari faktur sendiri yaitu bukti transaksi dari penjualan atau pembelian
secara kredit (tidak tunai). Faktur dibuat dengan 2 rangkap yaitu, Lembar
pertama dijadikan sebagai bukti untuk penjual yang disebut sebagai faktur
penjualan. Sementara lembar kedua dijadikan sebagai bukti untuk pembeli
yang disebut sebagai faktur pembelian.
● Faktur Penjualan
Faktur penjualan (sales invoice) merupakan lembar bukti tagihan atau
transaksi kepada konsumen atas pembelian barang atau jasa. Faktur
penjualan biasanya diberikan oleh penjual bersama dengan
penyerahan atau pengiriman barang atau jasa
Contoh Faktur Penjualan :

● Faktur Pembelian
Faktur pembelian adalah faktur atau invoice yang diterima oleh konsumen
atau pembeli dari penjual. Faktur pembelian merupakan istilah
untuk faktur penjualan di mana barang atau jasa yang dibeli sudah
diterima.
Contoh Faktur Pembelian :
c. Nota kredit
Nota Kredit adalah bukti transaksi yang dipakai guna mengurangi nominal transaksi
sebelumnya yang sifatnya kredit, dikeluarkan oleh penjual. Nota kredit ini
diterbitkan oleh pihak penjual dengan tujuan mengurangi nominal
transaksi disebabkan barang yang dijual diterima kembali sebagian.
Contoh Nota Kredit :

d. Nota Debit
Nota Debit adalah hampir sama dengan nota kredit, tetapi nota debit ini
dikeluarkan oleh pihak pembeli. Sehingga ketika pembeli membuat
komplain atas barang yang sudah dibeli secara kredit biasanya si pembeli
akan langsung mengembalikan barang tersebut. Dan kemudian membuat
bukti yang berupa nota debit supaya penjual dapat mengurangi nominal dari
transaksi sebelumnya.
Contoh Nota Debit :

2. Transaksi Internal
Bukti transaksi internal adalah suatu bukti pencatatan setiap transaksi yang terjadi di
dalam perusahaan tersebut.
a) Memo
Memo sejenis surat perintah yang berasal dari atasan yang ditujukan untuk bawahan
agar melakukan aktivitas tertentu yang berhubungan dengan keuangan.
Contoh :
b) Bukti kas masuk
Bukti Kas Masuk adalah bukti yang diterbitkan oleh bagian keuangan sebagai bukti
telah terjadi adanya aliran kas yang masuk ke perusahaan.
Contoh :

c) Bukti kas keluar


Bukti Kas Keluar, kebalikannya dari kas masuk, kas keluar ini adalah bukti yang
diternitkan oleh bagian keuangan sebagai bukti telah terjadi adanya aliran kas
yang keluar dari perusahaan.
Contoh :
C. JURNAL UMUM
Jurnal umum adalah sebuah jurnal yang dipergunakan untuk tempat melakukan
pencatatan bagi segala jenis bukti transaksi keuangan yang muncul akibat terjadinya
berbagai transaksi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Saldo normal akuntansi
Nama Perkiraan Debet Kredit Saldo Normal
Aset (+) (-) Debet (+)
Liabilitas (-) (+) Kredit (-)
Ekuitas (-) (+) Kredit (-)
Pendapatan (-) (+) Kredit (-)
Beban (+) (-) Debet (+)

Contoh Transaksi :
1) Investasi Pemilik
Pemiliki Tn.Andre menginsvestasikan uang tunai Rp 20.000.000 dan Peralatan Rp
15.000.000.

Re
Tgl Keterangan Debet (Rp) Kredit (Rp)
f
1 Kas 20.000.000
Peralatan 15.000.000
Modal Tn.
35.000.000
Andre

2) Pembelian Aktiva
Telah dibeli perlengkapan Rp 4.500.000 dibayar tunai Rp 2.000.000 sisanya dibayarkan
secara kredit.

R
Tgl Keterangan Debet (Rp) Kredit (Rp)
ef
Perlengkapa
2 4.500.000
n
Kas 2.000.000
Utang
2.500.000
Usaha

3) Penerimaan Pendapatan
Diselesaikan jasa konsultan Rp 8.000.000 diterima tunai 3.000.000 sisanya kredit.

Tg Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)


l
3 Kas 3.000.000
Piutang Usaha 5.000.000
Pendapatan 8.000.000

Apabila penjualan jasa Rp 8.000.000 semua diterima tunai maka jurnalnya :

Tg Re Debet
Keterangan Kredit (Rp)
l f (Rp)
3.a Kas 8.000.000
Pendapatan Jasa
8.000.000
Konsultan

Apabila jasa Rp 8.000.000 dijual secara kredit, maka jurnalnya :

Tg
Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
l
3.b Piutang Usaha 8.000.000
Pendapatan Jasa
8.000.000
Konsultan

4) Pembayaran Utang Dagang


Dibayar sebagian utang kepada Kreditur sebesar Rp 2.000.000

Tgl Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)


4 Utang Usaha 2.000.000
Kas 2.000.000

5) Penerimaan dari tagihan


Diterima sebagian dari debitur sebesar Rp 4.000.000

Re
Tgl Keterangan Debet (Rp) Kredit (Rp)
f
5 Kas 4.000.000
Piutang Usaha 4.000.000

6) Pembayaran Beban-beban
Dibayar beban gaji pegawai sebesar Rp 2.750.000

T Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)


gl
6 Beban Gaji 2.750.000
Kas 2.750.000

7) Pengambilan Prive (Pribadi)


Pemilik Tuan Andre mengambil kas guna keperluan pribadi sebesar Rp 1.000.000

Tg
Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
l
7 Prive Tuan Andre 1.500.000
Kas 1.500.000

Jurnal Umum
Tg
Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
l
1 Kas 20.000.000
Peralatan 15.000.000
Modal Tn. Andre 35.000.000
(Investasi Pemilik)
2 Perlengkapan 4.500.000
Kas 2.000.000
Utang Usaha 2.500.000
(Pembelian
Perlengkapan)
3 Kas 3.000.000
Piutang Usaha 5.000.000
Pendapatan Jasa
8.000.000
Konsultan
3. Kas 8.000.000
a
Pendapatan Jasa
8.000.000
Konsultan
3.
Piutang Usaha 8.000.000
b
Pendapatan Jasa
8.000.000
Konsultan
4 Utang Usaha 2.000.000
Kas 2.000.000
5 Kas 4.000.000
Piutang Usaha 4.000.000
6 Beban Gaji 2.750.000
Kas 2.750.000
7 Prive Tuan Andre 1.500.000
Kas 1.500.000

Total 73.750.000 73.750.000

a. POSTING BUKU BESAR


Posting Jurnal ke Buku Besar. Pemindahan (posting) jurnal ke buku besar -
Setelah transaksi dicatat dalam jurnal, tiba saatnya dilakukan posting ke buku besar.
Jadi, apakah posting itu? Posting atau pemindah bukuan adalah memindahkan
transaksi yang telah dicatat dalam jurnal ke dalam setiap akun buku besar yang sesuai.
Cara memposting ke buku besar melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
● mencatat tanggal transaksi dan jumlah yang akan didebit atau dikredit ke dalam
akun yang sesuai;
● mengisi kolom “Referensi: dalam akun nomor halaman jurnal;
● mengisi kolom “Referensi” dalam jurnal dengan akun yang bersangkutan.
Pada buku besar, bentuk-bentuk akun yang biasa digunakan, yaitu akun bentuk T,
akun 2 kolom, akun 3 kolom, dan akun 4 kolom. Penyebutan istilah “dua kolom”
mengacu pada jumlah kolom yang digunakan untuk mencatat nilai uang. Berikut
disajikan bentuk-bentuk buku besar tersebut :
a) Buku Besar Bentuk T
Buku besar bentuk T merupakan bentuk buku besar paling umum dan sederhana, yaitu
berbentuk seperti huruf T besar. Pada kolom sebelah kiri diisi dengan Debet dan
kolom sebelah kanan diisi dengan Kredit. Nama akun diletakkan di sisi kiri atas
dan nama kode akun diletakkan di sisi kanan atas.
Contoh :
b) Buku Besar Bentuk Skontro
Buku besar bentuk skontro merupakan buku besar yang memiliki 2 kolom. Bentuk
skontro berarti menyebalah menjadi dua kolom, yaitu kolom pertama debet dan
kolom sebelahnya kredit.
Contoh :

c) Buku Besar Bentuk Staffle Berkolom Saldo Tunggal


Buku besar bentuk staffle berkolom saldo tunggal merupakan bentuk buku besar yang
digunakan jika jumlah transasksinya banyak.
Contoh :

d) Buku Besar Staffle Berkolom Saldo Rangkap


Buku besar bentuk staffle berkolom saldo rangkap merupakan buku besar yang hampir
sama dengan bentuk kolom saldo tunggal, namun bedanya dalam buku satffle
saldo rangkap ini kolom saldo dibagi dua kolom, yakni kolom debet dan kolom
kredit.
Contoh :

Keterangan:
1. Nama akun, diisi nama akun yang bersangkutan
2. Kode akun, diisi nomor akun yang bersangkutan
3. Tanggal, untuk mencatat tanggal, bulan, tahun, terjadinya transaksi
4. Keterangan, digunakan untuk mencatat penjelasan singkat transaksi
5. Ref, atau referensi; digunakan untuk mencatat nomor halaman dokumen yang
menjadi sumber pencatatan
6. Debit dan kredit, untuk mencatat nilai transaksi
7. Saldo, untuk mencatat saldo akhir suatu akun setelah suatu transaksi dicatat
dalam akun tersebut.
Perhatikan cara memposting dari jurnal ke dalam buku besar bentuk tiga
kolom di bawah ini!

D. NERACA SALDO
Kegiatan akuntansi yang selanjutnya adalah pembuatan neraca saldo. Neraca
saldo / neraca percobaan tujuannya adalah untuk menilai proses penginputan data dari
jurnal umum ke buku besar (posting) sudah benar adanya dengan cara membuat
neraca saldo. Apabila jumlah debet dan kredit seimbang, itu artinya tidak ada
kesalahan dalam penginputan data.
Contoh Neraca Saldo :
Seperti pada siklus akuntansi diatas, bila neraca saldo yang sudah disusun
sudah menunjukkan saldo yang sebenarnya, maka neraca saldo tersebut dapat
digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Namun pada kenyataannya, neraca
saldo masih belum menunjukkan keadaan saldo yang sebenarnya, dikarenakan 
beberpa keterbatasan neraca saldo seperti hal-hal berikut.

⮚ Neraca saldo hanya menunjukkan pada transaksi-transaksi yang sudah


dicatat. Namun terkadang di akhir periode, masih ada sejumlah transaksi yang
mengakibatkan perubahan pada sejumlah akun. Contohnya, gaji yang belum
dibayar, penyusutan asset dsb. Neraca saldo belum siap digunakan sebagai
dasar penyusunan laporan keuangan kalau masih ada transaksi akrual.
Transaksi akrual ini membutuhkan penyesuaian, dengan begitu neraca saldo
baru sudah menyetakan keadaan saldo yang sebenarnya setelah dilakukan
penyesuaian di jurnal penyesuaian.
⮚ Jumlah debit dan kredit di neraca saldo yang jumlahnya sama namun
belum menunjukkan kebenaran.
Neraca saldo jumlahnya harus seimbang (balance) antara saldo debet dan kredit,
namun keseimbangan itu belum tentu menunjukkan kebenaran.
Hal ini disebabkan oleh:
● Suatu transkasi yang tidak dicatat sama sekali
● Mencatat jumlah yang salah pada akun yang benar
● Mencatat transkasi lebih dari satu kali
● Kesalahan dalam mencatat akun

BAB III
PENTUP

KESIMPULAN

Siklus Akuntansi adalah urutan proses di suatu perusahaan atau entitas yang


dimulai dari menganalisa transaksi-transaksi, mencatat, menyusun laporan keuangan,
dan ditutup dengan proses mempersiapkan aktivitas akuntansi untuk periode
selanjutnya. Siklus akuntansi dimulai dari menganalisa transaksi, kemudian mencatat
dibuku jurnal, memindahkan setiap akun ke buku besar, kemudian bisa diperoleh
neraca saldo dari akun-akun yang ada di buku besar untuk selanjutnya dapat
digunakan untuk menyusun laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai