Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

AKUNTANSI SYARI’AH

AKAD SALAM

DISUSUN OLEH

NAMA : MUHAMMAD NASRUL HADI

NIM : A0C017116

PRODI : D3 – AKUNTANSI / B

UNIVERSITAS MATARAM

FAK. EKONOMI DAN BISNIS

TAHUN 2018 / 2019


A. PERTANYAAN
4. Jelaskan tentang akad salam paralel!
Akad Salam Paralel, artinya melaksanakan dua transaksi salam yaitu antara
pemesan pembeli dan penjual serta antara penjual dengan pemasok (supplier) atau
pihak ketiga lainnya. Hal ini terjadi ketika penjual tidak memiliki barang pesanan dan
memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan tersebut.
Salam Paralel dibolehkan asalkan akad salam kedua tidak tergantung pada
akad pertama yaitu akad antara penjual dan pemasok tidak tergantung pada akad
antara pembeli dan penjual, jika saling tergantung atau menjadi syarat tidak
diperbolehkan (terjadi ta’alluq). Ta’alluq (Penjualan Bersyarat) terjadi apabila ada
dua akad saling dikaitkan dimana berlakunya akad pertama tergantung pada akad
kedua; sehingga dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya rukun (sesuatu yang harus
ada dalam akad) yaitu objek akad. Misalkan A bersedia menjual barang X ke B
asalkan B kembali menjual barang tersebut kepada A; atau A bersedia menerima
pesanan B asalkan C dapat memenuhi pesanan A.
Selain itu, akad antara penjual dan pemasok terpisah dari akad antara pembeli dan
penjual.
5. Jelaskan rukun dan ketentuan syariah dari salam!
a. Rukun Salam
Rukun salam ada tiga, yaitu sebagai berikut:
1). Pelaku, terdiri atas penjual (muslam illahi) dan pembeli (al muslam).
2). Objek akad berupa barang yang akan diserahkan (muslam fith) dan modal
salam (ra’su maalis salam).
3). Ijab kabul/serah terima.
b. Ketentuan Syariah Salam
Ketentuan syariah salam, antara lain sebagai berikut:
1). Pelaku adalah cakap hukum dan baligh.
2). Objek Akad
a) Ketentuan syariah yang terkait dengan modal salam, yaitu sebagai berikut:
(1) Modal salam harus diketahui jenis dan jumlahnya
(2) Modal salam berbentuk uang tunai. Para ulama berbeda pendapat
masalah bolehnya pembayaran dalam bentuk aset perdagangan.
Beberapa ulama menganggapnya boleh.
(3) Modal salam diserahkan ketika akad berlangsung, tidak utang atau
merupakan pelunasan piutang. Hal ini adalah untuk mencegah praktik
riba melalui mekanisme salam.
b) Ketentuan syariah barang salam, yaitu sebagai berikut:
(1) Barang tersebut harus dapat dibedakan/diidentifikasi mempunyai
spesifikasi dan karakteristik yang jelas seperti kualitas, jenis, ukuran,
dan lain sebagainya sehingga tida ada gharar. Misalnya, jenis IR 64,
salak pondoh berukuran sedang, jeruk medan berukuran sedang, dan
seterusnya.
(2) Barang tersebut harus dapat dikuantifikasi/ditakar/ditimbang.
(3) Waktu penyerahan barang harus jelas, tidak harus tanggal tertentu
boleh juga dalam kurun waktu tertentu, misalnya dalam waktu 6
bulan atau musim panen disesuaikan dengan kemungkinan
tersedianya barang yang dipesan. Hal tersebut diperlukan untuk
mencegah gharar atau ketidakpastian, harus ada pada waktu yang
ditentukan.
(4) Barang tidak harus ada ditangan penjual tetapi harus ada pada waktu
yang ditentukan.
(5) Apabila barang yang dipesan tidak ada pada waktu yang ditentukan,
akad menjadi fasakh/rusak dan pembeli dapat memilih apakah
menunggu sampai dengan barang yang dipesan tersedia atau
membatalkan akad sehingga penjual harus mengembalikan dana yang
telah diterima.
(6) Apabila barang yang dikirim cacat atau tidak sesuai dengan yang
disepakati dalam akad, maka pembeli dapat melakukan khiar atau
memilih untuk menerima uang atau menolak. Kalau pilihannya
menolak maka si penjual memiliki utang yang dapat diselesaikan
dengan pengembalian dana atau menyerahkan produk yang sesuai
dengan akad.
(7) Apabila barang yang dikirim memiliki kualitas yang lebih baik, maka
penjual tidak boleh meminta tambahan pembayaran dan hal ini
dianggap sebagai pelayanan kepuasan pelanggan.
(8) Apabila barang yang dikirim kualitasnya lebih rendah, pembeli boleh
memilih menolak atau menerimanya. Apabila pembeli menerima
maka pembeli tidak boleh meminta pengurangan harga.
(9) Barang boleh dikirim sebelum jatuh tempo asalkan oleh kedua pihak
dan dengan syarat kualitas dan jumlah barang sesuai dengan
kesepakatan, dan tidak boleh menuntut penambahan harga.
(10) Penjualan kembali barang yang dipesan sebelum diterima tidak
dibolehkan secara syariah.
Hakim bin Hizam berkata:
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku membeli barang dagangan,
apakah yang halal dan apa pula yang haram dari padanya
untukku?”Rasulullah bersabda: “Jika kamu telah membeli sesuatu,
maka janganlah kau jual sebelum ada di tanganmu.”
Berdasarkan hadis ini dapat diqiyaskan future trading dilarang.
Pembeli yang menjual kembali barang yang dia beli sebelum serah
terima, dapat diartikan ia menyerahkan uang pada pihak lain dengan
harapan memperoleh uang yang lebih banyak dan hal ini dapat
disamakan dengan riba. Contoh: A membeli buku dari B. B belum
mengirimkan kepada A atau kepada agennya. A tidak bisa menjual
buku kepada C. Jika A menjualnya sebelum menerima pengiriman
dari B, maka penjualan yang dilakukan oleh A menjadi tidak sah.
(11) Kaidah penggantian barang yang dipesan dengan barang lain. Para
ulama melarang penggantian spesifikasi barang yag tidak sesuai
dengan spesifikasi yang dipesan dengan barang lainnya. Bila barang
tersebut diganti dengan barang yang memiliki spesifikasi dan kualitas
yang sama, tetapi sumbernya berbeda, para ulama
memperbolehkannya, misalnya yang dipesan adalah beras IR 64 dari
Cianjur diganti dengan beras jenis IR 64 dari Kerawang.
(12) Apabila tempat penyerahan barang tidak disebutkan, akad tetap sah.
Namun sebaliknya dijelaskan dalam akad, apabila tidak disebutkan
maka harus dikirim ke tempat yang menjadi kebiasaan, misalnya
gudang pembeli.
c) Ijab Kabul
Adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela di antara pihak-pihak
pelaku akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondensi
atau menggunakan cara-cara komunikasi modern.
B. LATIHAN

No Keterangan
1. a Jurnal yang dicatat oleh Bapak C pada saat pembayaran
Piutang Salam Rp. 500.000.000
Kas Rp. 500.000.000
(100 ton × 5.000.000)

b Jurnal yang dicatat oleh Bapak B pada saat penerimaan kas


Kas Rp. 500.000.000
Utang Salam Rp. 500.000.000
c Jurnal yang dicatat oleh Bapak C pada saat penerimaan barang
Aset Salam Rp. 500.000.000
Piutang Salam Rp. 500.000.000

2. a Jurnal yang dicatat oleh Bapak B pada saat membeli kekurangan


Aset Salam Rp. 90.000.000
Kas Rp. 90.000.000
(200 ton × 450.000)
b Jurnal yang dicatat oleh Bapak A pada saat penjualan barang
Kas Rp. 90.000.000
Penjualan Rp. 90.000.000
(200 ton × 450.000)
c Jurnal yang dicatat oleh Bapak C pada saat penerimaan barang
Aset Salam Rp. 90.000.000
Kerugian Rp. 410.000.000
Piutang Salam Rp. 500.000.000
3. a Jurnal yang dicatat oleh Bapak B pada saat penjualan / barang dikirimkan
Utang salam Rp. 500.000.000
Penjualan Rp. 500.000.000
No Keterangan
b Jurnal yang dicatat oleh Bapak C pada saat penerimaan barang
Aset Salam (200 × 475.000) Rp. 95.000.000
Kerugian Rp. 405.000.000
Piutang Salam Rp. 500.000.000

C. SOAL KOMPREHENSIF
1. Transaksi Salam Bp. Andri, Bp. Anto, Bp. Dimas, Bp. Sumirat
a. Apakah perjanjian tersebut sesuai dengan syariah ? (petunjuk : baik antara Bp.
Andri dan Bp. Anto, antara Bp. Anto dengan Bp. Dimas, dan Bp. Sumirat).
 Bp Andri dan Bp Anto sudah sesuai Syariah, karena akad salam dapat dilakukan
secara langsung antara pembeli dan penjual, dan dapat juga dilakukan oleh tiga
pihak secara paralel. Bp. Anto sudah mengirimkan 1 ton mangga kepada Bp.
Andri tepat waktu dan tidak ada mangga yang ditolak oleh Bp. Andri.
 Bp. Anto dengan Bp. Dimas dan Bp. Sumirat tidak sesuai dengan syariah,
karena Bp. Sumirat hanya mampu menyerahkan 300kg mangga dari perjanjian
awal 500kg dengan kriteria yang telah dijanjikan (0,250kg), sisanya ditolak oleh
Bp. Anto karena tidak sesuai yang dijanjikan. Sisa 200kg lagi dipenuhi dari Bp.
Dimas dengan harga 4250/kg padahal perjanjian awal adalah 4000/kg.
Sedangkan dalam akad salam, harga pesanan yang sudah disepakati tidak dapat
diubah selama jangka waktu akad. Di kasus ini Bp. Dimas menaikan harga dari
4000/kg menjadi 4250/kg, karena jika hal tersebut diakui sebagai keuntungan,
maka dapat di persamakan dengan adanya unsur riba (kelebihan yang tidak ada
iwad / faktor pengimbang yang dibolehkan syariah).
b. Buatlah jurnal pencatatan pada 20 Desember 2011, 21 Desember 2011, 2
September 2012, 8 September 2012 oleh masing-masing pihak!

Jurnal Pencatatan
Tanggal Keterangan
20 Des 2011 Bp.Anto
Piutang salam Rp. 2.000.000
Kas Rp. 2.000.000
Jurnal Pencatatan
Tanggal Keterangan
Piutag salam Rp. 2.000.000
Kas Rp. 2.000.000

Bp. Dimas
Kas Rp. 2.000.000
Utang Salam Rp. 2.000.000

Bp. Sumirat
Kas Rp. 2.000.000
Utang Salam Rp. 2.000.000

21 Des 2011 Bp.Andri


Piutang salam Rp. 5.000.000
Kas Rp. 5.000.000

Bp. Anto
Kas Rp. 5.000.000
Utang Salam Rp. 5.000.000

2 Sep 2012 Bp. Anto


Aset salam Rp. 2.000.000
Piutang salam Rp. 2.000.000

Aset salam Rp. 2.000.000


Piutang salam Rp. 2.000.000

Bp. Dimas
Utang salam Rp. 2.000.000
Aset salam Rp. 2.000.000
Jurnal Pencatatan
Tanggal Keterangan
Bp. Sumirat
Utang salam Rp. 2.000.000
Kerugian salam Rp. 50.000
Aset salam Rp. 2.050.000

8 Sep 2012 Bp. Andri


Aset salam Rp. 5.000.000
Piutang salam Rp.5.000.000

Bp. Anto
Utang salam Rp. 5.000.000
Aset salam Rp. 4.000.000
Keuntungan salam Rp. 1.000.000

2. Transaksi Salam Tn. Budi dan Tn. Amir


a. Jelaskan perbedaan utama antara salam dan forward!
Perbedaan utama antara salam dan forward
Salam Forward
Penentuan harga Saat kontrak dibuat Saat kontrak dibuat
kuantitas produk yang
akan dikirimkan
Pengiriman barang Dimasa depan sesuai Dimasa depan sesuai
dengan kontrak dengan kontrak
Pembayaran oleh Saat kontrak dibuat, Saat barang diterima
pembeli pembeli harus melunasi dimasa depan sesuai
seluruh nilai kontrak dengan kontrak
yang disetujui
Barang yang menjadi Barang yang halal dan Sesuai dengan kehendak
objek kontrak harus mudah ditemui pembeli dan pejualyang
dipasar (fungible). membuat kontrak
Umunya salam forward
digunakan dalam kontrak
jual beli produk
pertanian

Tujuan dibuatnya Memberikan modal kerja Lindung nilai dan


kontrak kepada penjual untuk spekulasi
memproduksi

b. Jelaskan mekanisme salam pararel!

(1)-a (1)
Penjual atau Pembeli / Pembeli
pemasok (2)-a penjual (2)

(3)-a (3)

Salam paralel artinya melaksanakan dua transaksi salam yaitu antara


pemesan pembeli dan penjual serta antara penjual dengan pemasok/supplier atau
pihak ketiga lainnya. Hal ini terjadi ketika penjual tidak memiliki barang pesanan
dan memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan tersebut.
Berdasarkan skema di atas dapat dijelaskan bahwa:
1) Pembeli dan penjual/pemasok menyepakati akad salam
2) Pembeli membayar kepada penjual
3) Penjual menyerahkan barang
4) Pembeli/penjual dapat melibatkan pihak ke-3 dalam salam paralel ini, jika
barang tidak tersedia penjual/pembeli dapat membeli langsung kepada
pemasok/supplier.
c. Mengapa produk yang dibuatkan akad salam haruslah produk yang mudah
dijumpai dipasar!
Alasan produk yang dibuatkan akad salam haruslah produk yang mudah
dijumpai di pasar adalah karena dalam akad salam harga barang pesanan yang
sudah disepakati tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Apabila barang
yang dikirim tidak sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati seblumnya, maka
pembeli boleh melakukan khiar yaitu memilih apakah transaksi dilanjutkan atau
dibatalkan. Apabila pembeli menerima, sedangkan kualitasnya lebih rendah maka
pembeli akan mengakui adanya kerugian dan tidak boleh meminta pengurangan
harga, karena harga sudah disepakati dalam akad dan tidak dapat diubah. Demikian
juga jika kualitasnya tinggi, penjual tidak dapat meminta tambahan harga dan
pembeli tidak boleh mengakui adanya keuntungan, karena jika diakui sebagai
keuntungan, maka dapat dipersamakan dengan adanya unsur riba.
Oleh sebab itu produk/barang yang dibuatkan akad salam harus yang
mudah dijumpai di pasar, sehingga tidak akan terjadi pembatalan/kerugian/riba
dalam perjanjian akad yang sudah disepakati. Jika barangnya sulit untuk dijumpai,
maka perjanjian tersebut bisa saja akan mengalami kecurangan. Produk yang
mudah dijumpai misalnya adalah produk/barang pertanian.
d. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat transaksi salam untuk Tn. Budi dan Tn Amir!
Transaksi
(dalam ribuan Penjual (Tn. Amir) Pembeli (Tn. Budi)
rupiah)
1 Juni Kas 35.000.000 Piutang Salam 35.000.000
Kontrak salam
ditandatangani oleh Utang Salam 35.000.000 Kas 35.000.000
kedua belah pihak Tn.
Budi menyerahkan
uang sebesar Rp.
35.000.000 kepada Tn.
Amir
1 September Utang Salam 32.000.000 Aset Salam 32.000.000
Tn. Amir menyerahkan Kerugian 3.000.000
jagung sebesar 10 ton Penjualan 32.000.000 Piutang Salam 35.000.000
kepada Tn. Budi. Harga
jagung di pasar saat Tn.
Amir mengirim jagung
sebesar Rp. 3.200/kg

Anda mungkin juga menyukai