Anda di halaman 1dari 6

Aset lainnya diklasifkasikan ke dalam beberapa bagian yaitu:

a. Tagihan jangka panjang


Tagihan jangka panjang terdiri dari tagihan penjualan angsuran, tuntutan
perbendaharaan (TP) dan tuntutan ganti kerugian daerah (TGR). Tagihan penjualan
angsuran menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah
daerah secara angsurran kepada pegawai/kepala daerah pemerintah daerah.
Sedangkan ganti kerugian adalah sejumlah uang atau barang yang dapat dinilai
dengan uang yang harus dikembalikan kepada daerah oleh seseorang atau badan yang
telah melakukan perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai.
b. Kemitraan dengan pihak ketiga
Kemitraan dengan pihak ketiga terdiri dari sewa, kerjasama pemanfaatan, bangun
guna serah (BGS) dan bangun serah guna (BSG). Kerjasama pemanfaatan adalah
pendayagunaan barang milik negara/daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu
tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan daerah bukan pajak dan sumber
pembiayaan lainnya. BGS dan BSG adalah bentuk pemanfaatan aset pemerintah oleh
pihak ketiga/investor. Bentuk BGS adalah pihak ketiga mendirikan bangunan dan/atau
sarana lain berikut fasilitasnya serta mendayagunakan dalam jangka waktu tertentu
dan kemudian menyerahkannya kembali kepada pemerintah setelah berakhirnya masa
konsensi. Sedangkan dalam BGS, pihak ketiga menyerahkan bangunan dan fasilitas
yang dibangun kepada pemerintah tanpa terlebih dahulu menggunakannya.
Penyerahan tersebut disertai dengan adanya kewajiban pemerintah daerah untuk
melakukan pembayaran kepada pihak ketiga. Pembayaran oleh pemerintah dapat
dilakukan dengan cara bagi hasil.
c. Aset tidak berwujud
Aset tidak berwujud seperti goodwill, lisensi, frenchise, hak cipta, paten dan aset tidak
berwujud lainnya, adalah aset nonmoneter yang tidak mempunyai wujud fisik. Aset
ini sering dihubungkan dengan hasil kegiatan entitas dan fungsi penelitian dan
pengembangan serta sebagian diperoleh dari proses pengadaan dari luar enttitas.
d. Aset lain-lain
Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari penggunaan aktip pemerintah
diklasifikasikan menjadi aset lain-lain.
Aset lainnya yang menjadi kewenangan PPKD menjadi tagihan jangka
panjang, kemitraan dengan pihak ketiga dan aset lain-lain. Sedangkan aset lainnya
yang menjadi SKPD meliputi aset tak berwujud dan aset lain-lain.

9.10 Pengakuan Dan Pengukuran Aset Lainnya

Pengakuan dan pengukuran aset lainnya berbeda-beda berdasarkan karakteristik


masing-masing aset.

a. Tagihan penjualan angsuran diakui pada saat terjadinya penjualan angsuran dan
diakui sebesar nilai nominal dikurangi dengan angsuran yang telah dibayarkan.
b. TP dan TGR diakui ketika salah satu kejadian berikut timbul yaitu (1) telah
ditandatangani surat keterangan tanggungjawab mutlak (SKTJM), (2) telah
diterbitkan surat keputusan pembebanan penggantian kerugian sementara (SKP2KS)
atau (3) telah ada putusan lembaga peradilan yang berkekuatan hukum tetap.
Pengukuran TP diukur sebesar nilai nominal dalam SKP setelah dikurangi dengan
setoran yang telah dilakukan oleh bendahara yang bersangkutan ke kas daerah.
Sedangkan TGR diukur sebesar nilai nominal dan SKTM setelah dikurangi dengan
setoran yang telah dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan ke kas negara.
c. Kemitraan dengan pihak ketiga diakui pada saat terjadinya perjanjian
kerjasama/kemitraan, yaitu dengan perubahan klasifikasi aset tetap yang menjadi aset
kemitraan/kerjasama. Pengukuran aset yang diserahkan untuk diusahakan dalam
kemitraan dinilai sebesar nilai bersih yang tercatat pada saat perjanjian atau niali
wajar pada saat perjanjian (dipilih yang objektif atau yang paling berdaya uji). Dana
yang ditanamkan pemerintah dalam kerjasama dicatat sebagai penyertaan
kerjasama/kemitraan. Aset kerjasama yang telah diserahkan kepada pemerintah
setelah berakhirnya perjanjian dan telah ditetapkan status penggunaannya, dicatat
sebagai nilai bersih yang tercatat atau nilai wajar pada saat aset tersebut diserahkan
(dipilih yang paling obyektif dan berdaya uji).
d. BGS diakui pada saat terjadinya perjanjian kerjasama yaitu dengan perubahan
klasifikasi aset tetap menjadi aset BGS. BGS dicatat sebesar nilai aset yang
diserahkan kepada pihak ketiga/investor.
e. BGS diakui pada saat terjadinya perjanjian kerjasama yaitu dengan perubahan
klasifikasi aset tetap menjadi aset BGS. BGS dicatat sebesar nilai perolehan aset yang
dibangun yaitu sebesar nilai aset yang diserahkan pemerintah ditambah dengan
jumlah aset yang dikeluarkan oleh pihak ketiga untuk membangun aset tersebut.
f. Aset tidak berwujud diakui hanya jika kemungkinan besar manfaat ekonomi dimasa
datang yang diharapkan atau jasa potensial yang diakibatkan dari aset tidak berwujud
tersebut akan mengalir kepada entitas dan biaya perolehan nilai (nilai wajar) dapat
diukur dengan handal.
g. Aset lain-lain diakui ketika sebuah aset tetap dinilai tidak dapat dimanfaatkan lagi dan
ditujukan untuk dijual. Aset lain-lain diukur sebesar harga perolehan aset tetap
dikurangi akumulasi penyusutan aset tetap terkait.

9.11 Ilustrasi Jurnal Aset Lainnya

a. Tagihan penjualan angsuran dan aset lain-lain


Berdasarkan surat ketetapan bupati, BPKD X melakukan reklasifikasi kendaraan yang
sudah tidak dapat dipungsikan lagi menjadi aset lain-lain. Harga perolehan kendaraan
Rp.120.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp.110.000.000. Aset lain-lain kemudian
dijual secara kredit pada pegawai pemda dan diangsur selama 15 kali dan dibayar
setiap bulan. Harga jual aset lain-lain Rp.15.000.000.
Jurnal yang dibuat ketika reklasifikasi aset tetap menjadi aset lain-lain.
Jurnal Finasial
Akumulasi penyusutan kendaraan Rp.110.000.000
Aset lai-lain Rp.10.000.000
Peralatan dan mesin Rp.120.000.000
Jurnal yang dibuat ketika berita acara penjualan aset lain-lain ditandatangi
Jurnal Finansial
Tagihan penjualan angsuran Rp.15.000.000
Aset lain-lain Rp.10.000.000
Surplus penjualan aset Rp.5.000.000
Jurnal yang dibuat ketika BUD menerima angsuran dari pegawai yang membeli aset
lin-lain
Jurnal Fiansial
Kas Rp.1.000.000
Tagihan penjualan angsuran Rp.1.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran
Pendapatan TPA-LRA Rp.1.000.000
Perubahan SAL Rp.1.000.000
Pada akhir periode dibuat jurnal penyesuaian untuk mengetahui bagian lancar TPA
dengan mendebitkan akun ‘Bagian Lancar TPA’ dan mengkredit ‘Tagihan Penjualan
Angsuran’.
b. TP/TGR

Berdasarkan SKJTM tanggal 1 Oktober 2015 diketahui bahwa seorang pegawai harus
membayar Rp.25.000.000. pada tanggal 20 November 2015, pegawai tersebut melakukan
oembayaran ganti rugi sebesar Rp. 5.000.000. Tanggal 31 Desember dilakukan reklasifikasi
dan diperkirakan 10% piutang tersebut tidak dapat ditagih.

1 Oktober 2015

Tuntutan Ganti Kerugian Negara Rp. 15.000.000

Pendapatan TGR-LO Rp. 10.000.000

1 November 2015

Jurnal Finansial

Kas

Tuntutan Ganti Kerugian Negara Rp.5.000.000

Jurnal pelaksanaan anggaran

Perubahan SAL Rp. 5.000.000

Pendapatan TGR-LRA Rp.5.000.000

31 Desember 2015

Jurnal Finansial

Bagian lancar TGR Rp. 20.000.000

Tuntutan ganti kerugian negara Rp. 20.000.000

Beban penyisihan bagian lancar TGR Rp. 2.000.000


Penyisihan bagian lancar TGR Rp. 2.000.000

c. Kemitraan dengan pihak ketiga


berikut disajikan beberapa bentuk kemitraan dengan pihak ketiga
- 1 februari 2015, pemda menandatangani kontrak kerjasama BGS dengan PT AJ
untuk membangun gedung olah raga. Pada saaat itu juga pemerintah menyerahkan
tanah senilai Rp. 100.000.000 sebagai bentuk penyertaan pemda.
1 februari 2015
Jurnal finansial
Kemitraan dengan pihak ketiga-BGS Rp. 100.000.000
Tanah Rp. 100.000.000
- 1 oktober 2015, pemda menandatangani kontrak kerjasama BSG dengan PT RKS
untuk membangun rumah sakit. untuk menyelesaikan pembangunan tersebut
investor harus mengeluarkan dana Rp. 500.000.000 sedangkan tanah yang
digunakan tepat membangun rumah sakit milik pemda senilai Rp. 100.000.000.
Tanggal 1 Oktober 2016, aset BSG tersebut telah seselai dibangun dan
diserahterimakan kepada pemda. Pada tanggal yang sama, pemda juga membayar
Rp. 50.000.000 kepada investor yang mengurangia nilai utang kemitraan dengan
investor.
- 1 oktober 2015
Jurnal Finansial
Kemitraan dengan pihak ketiga-BSG Rp. 600.000.000
Tanah Rp. 100.000.000
Utang jangka panjang laiinnya-utang Rp. 500.000.000
Kepada pihak ketiga BSG
1 Oktober 2016
Jurnal Finansial
Utang jangka panjang lainnya Rp. 50.000.000
Kas di kasda Rp. 50.000.000
Jurnal pelaksanaan Anggaran
Belanja modal Rp. 50.000.000
Paerubahan SAL Rp. 50.000.000
- Tanggal 1 september 2015, pemda menandatangani kontrak kemitraan dalam
bentuk sewa tanah pemda sebesar Rp. 120.000.000. Nilai buku perolehan tanah
tercatat Rp. 500.000.000. Pada tanggal yang sama pihak ketiga membayar Rp.
120.000.000 untuk sewa satu tahun ke depan.
1 September 2016
Jurnal Finansial
Kemitraan dengan pihak ketiga sewa Rp. 500.000.000
Tanah Rp. 500.000.000
Kas di kasda Rp. 120.000.000
Pendapatan sewa di bayar dimuka-LO Rp. 120.000.000
Jurnal pelaksaan Anggaran
Perubahan SAL Rp. 120.000.000
PAD lain-lain yang sah sewa LR Rp. 120.000.000

Anda mungkin juga menyukai