Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 1

(Lanjutin)
Choirunnisa 01031482023040
Eva Trisna 01031482023037
Implementasi Akad Syariah :
Kerja Sama- Mudharabah,
Musyarakah, MMQ
Akad Kerja Sama (Al Syirkah)

Syirkah adalalah perkongsian. Yaitu akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha
tertentu di mana masing-masing pihak memberikan konstribusi dana (atau amal/expertise) dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.

3
Beberapa Ketentuan yang ada dalam Al Syirkah :

1. Ijab dan Qabul 2. Subyek Akad


-Harus dinyatakan oleh para pihak untuk -Cakap hukum, kompeten dalam memberikan
atau diberikan kekuasaan perwakilan.
menunjukkan kehendak mereka dalam
-Setiap mitra harus menyediakan dana dan
mengadakan kontrak (akad). pekerjaan, dan setiap mitra melaksanakan kerja
-Penawaran dan penerimaan harus secara sebagai wakil.
eksplisit menunjukkan tujuan kontrak.
-Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat 3. Objek Akad
kontrak -Modal
-Dituangkan secara tertulis, melalui -Kerja
-Keuntungan dan Kerugian
korespondensi, atau dengan menggunakan cara-
cara komunikasi modern

4
Al-Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti
memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau
berjalan ini lebih tepatnya adalah proses
seseorang memukulkan kakinya dalam
menjalankan usaha. Dan secara tehnis,
mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara
dua pihak dimana pihak pertama (shohibul maal)
menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan
pihak kedua menjadi pengelola.

5
SKEMA MUDHARABAH

(1) (1)
Pemilik Dana Akad Mudharabah Pengelola Dana

(2)

Proyek Porsi
Porsi Porsi Usaha Laba
Laba Laba
(3)
(4)
(4) Keterangan:
Hasil Usaha:
1. Pemilik dana dan pengelola dana
Apabila untung akan dibagi sesuai nisbah, menyepakati akad mudharabah.
(4) Apabila rugi ditanggung oleh pemilik dana. 2. Proyek usaha sesuai akad
mudharabah dikelola pengeloa
dana.
3. Proyek usaha menghasilkan
laba/rugi
4. Jika untung, dibagi sesuai nisbah
5. Jika rugi, ditanggung pemilik dana

6
Menurut PSAK 105, kontrak mudharabah dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu :
 Mudharabah Muthlaqah, Yang dimaksud dengan mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul
maal dan mudharib yang cakupannya sangant luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah
bisnis. Dalam pembahasan fiqih ulama salafu saleh sering kali dicontohkan dengan ungkapan if‟al ma syi‟ta
(lakukan sesukamu) dari shahibul maal ke mudharib ysng memberikan kekuasaan yang sangat besar.

 Mudharabah muqayyadah, Mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted
mudharabah/specified mudharabah adlah kebalikan 63 dari mudharabah muthlaqah, si mudharib dibatasi dengan
jenis usahanya, waktu, atau tempat usaha. Adanya pemabatasan ini serinhg kali mencerminkan kecenderungan
umum si shahibul maal dalam memasuki jenis dunia usaha.

 Mudharabah musytarakah, Mudharabah mjusytarakah adalah bentuk mudharabah di mana pengelola dana
menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi. Akad musytarakah ini merupakan solusi sekiranya
dalam perjalanan usaha, pengelola dana memiliki modal yang dapat dikontribusikan dalam investasi, sedangkan
dilain sisi, adanya penambahan modal ini akan dapat meningkatkan kemajuan investas

7
Sumber Hukum Akad Mudharabah
1. Al-Quran

“ ... Maka, jika sebagian kamu memercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan
hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya...” (QS 2:283)

2. As-Sunah

Dari Shalih bin Suaib r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda, "tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara
tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampuradukkan gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga
bukan untuk dijual." (HR Ibnu Majah)

“Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada pengelola
dananyaagar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu
dilanggar, ia (pengelola dana) harus menanggung risikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas didengar Rasulullah
SAW, beliau membenarkannya.” (HR Thabrani dari Ibnu Abbas)

8
Rukun dan
Ketentuan
Rukun Mudharabah ada 4 Syariah Akad
Mudharabah Ketentuan Syariah
yaitu:
1. pelaku, terdiri atas: yaitu:
pemilik dana dan 1. Pelaku
pengelola dana 2. Objek Mudharabah
2. Objek Mudharabah, (Modal dan kerja)
berupa: modal dan kerja 3. Ijab Kabul
3. Ijab Kabul/serah terima 4. Nisbah Keuntungan
4. Nisbah Keuntungan

9
Berakhirnya Akad Mudharabah

1. Dalam hal mudharabah tersebut dibatasi waktunya, maka


mudharabah berakhir pada waktu yang telah ditentukan.
2. Salah satu pihak memutuskan mengundurkan diri
3. Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal.
4. Pengelola dana tidak menjalankan amanahnya sebagai pengelola
usaha untuk mencapai tujuan sebagimana dituangkan dalam akad,
sebagai pihak yang mengemban amanah ia harus beritikad baik dan
berhati-hati
5. Modal sudah tidak ada.
Al-Musyarakah
Musyarakah berarti akad kerja sama antara dua
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana
masing-masing pihak memberi kontribusi dana atau
mal, dengan kesepakatan bahwa resiko dan
keuntungan akan ditanggung bersama sesuai
kesepakatan.8 Dengan demikian, pada akad
musyarokah terdapat bebrapa unsure yang saling
berkaitan yaitu dana atau mal/harta, dua pihak atau
lebih yg berserikat, kesepakatan/ijab-qabul,
pekerjaan serta keuntungan/kerugian yang akan
dibagikan.
Sumber Hukum Akad Musyarakah
1. Al-Quran
“maka mereka berserikat pada sepertiga”. (QS 4:12)
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu Sebagian mereka berbuat zalim
kepada Sebagian yang lain kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh “ (QS 38:24)
2. 2. As-Sunah
Hadis Qudsi: “Aku (Allah) adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat ,sepanjang salah seorang
dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya. Apabila seseorang berkhianat terhadap lainnya maka
Aku keluar dari keduanya.” ( HR Abu Dawud dan Al-Hakim dari Abu Hurairah).
“Pertolongan Allah tercurah atas dua pihak yang berserikat, sepanjang keduanya tidak saling
berkhianat”. (HR Muslim)

12
Unsur atau Rukun Musyarakah Ketentuan Syariah

1. Pelaku terdiri atas para mitra 1. Pelaku


2. Objek musyarakah berupa modal 2. Objek Masyarakat
dan kerja -modal
3. Ijab kabul/ serah terima -kerja

4. Nisbah keutungan 3. Ijab Kabul


4. Nisbah

13
Jenis-jenis akad Musyarakah Jenis- jenis Akad Musyarkah
berdasarkan Ulama Fikih : berdasarkan penyataan PSAK :

• Syirkah milk ikhtiyar


• Syirkah Milk Al-Jabr
• Syirkah Uqud • Musyawarah permanen
• Syirkah Inan • Musyarakah
• Syirkah Mufawwadah Menurun/Musyarkah
• Syirkah Wujuh Mutanaqisah
• Syirkah Abdan
• Syirkah Al-Mudharabah

14
Implementasi Musyarakah dalam Perbankan Syariah dan BMT Musyarakah
dalam konteks perbankan berarti perjanjian kesepakatan bersama antara beberapa pemilik modal
untuk menyertakan modal sahamnya pada suatu proyek. Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam
mengimplementasikan musyarakah pada perbankan syari’ah, yaitu:
1) Pembiayaan suatu proyek investasi yang telah disetujui dilakukan bersama-sama dengan mitra usaha yang lain
sesuai dengan bagian masing-masing yang telah ditetapkan. 16Ibid, hal..171Vol. 10 No. 2, Juli 2017 Jurnal Al-‘Adl
41
2) Semua pihak termasuk bank syari’ah berhak ikut serta dalam manajemen proyek tersebut.
3) Semua pihak secara bersama-sama menentukan posisi keuntungan yang akan diperoleh – pembagian keuntungan
ini tidak sebanding dengan penyertaan modal masing-masing.
4) Bila proyek ternyata rugi, maka semua pihak ikut menanggung kerugian sebanding dengan penyertaan modal
Berakhirnya Akad Musyarakah
Akad Musyarakah akan berakhir, jika :

1. salah seorang mitra menghentikan akad.


2. salah seorang mitra meninggal atau hilang akal.
Dalam hal ini mitra yang meninggal atau hilang akal dapat digantikan oleh salah satu
seorang ahli warisnya yang cakap hukum (baligh dan berakal sehat) apabila disetujui
oleh semua ahli waris lain dan mitra lainnya,
3. Modal Musyarakah hilang/habis
MUSYARAKAH MUTANAQISHAH

Musyarakah mutanaqishah (perkongsian yang


mengecil) adalah suatu bentuk musyarakah
dimana porsi dana salah satu pihak akan menurun
terus hingga akhirnya menjadi nol. Ketika hal ini
telah terjadi maka kepemilikan akan berpindah
kepada pihak yang lain. Pada kerjasama ini kedua
belah pihak mencampurkan dananya untuk
membiayai sebuah usaha/proyek, yang nantinya
secara bertahap porsi modal salah satu pihak akan
berkurang hingga menjadi nol

17
Ketentuan Umum
1.Pihak pertama (syarik) wajib berjanji untuk menjual seluruh hishshah-nya secara bertahap dan pihak kedua (syarik)
wajib membelinya.
2. Jual beli hishshah dilaksanakan sesuai kesepakatan
3. Setelah selesai pelunasan penjualan, seluruh hishshah LKS beralih kepada syarik lainnya (nasabah). Hint: Syarik >
(mitra) Hishshah > Porsi atau bagian syarik dalam kekayaan musyarakah yang bersifat musya’ Musya’ > Porsi atau bagian
syarik dalam kekayaan musyarakah (milik bersama) secara nilai dan tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara fisik

Ketentuan khusus
1.Aset Musyarakah Mutanaqisah dapat di-ijarah-kan kepada syarik atau pihak lain.
2. Apabila aset Musyarakah menjadi obyek Ijarah, maka syarik (nasabah) dapat menyewa aset tersebut dengan nilai ujrah
yang disepakati.
3. Keuntungan yang diperoleh dari ujrah tersebut dibagi sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dalam akad,
sedangkan kerugian harus berdasarkan proporsi kepemilikan.
4. Nisbah keuntungan dapat mengikuti perubahan proporsi kepemilikan sesuai kesepakatan para syarik. 5. Porsi
kepemilikan asset Musyarakah syarik (LKS) yang berkurang akibat pembayaran oleh syarik (nasabah), harus jelas dan
disepakati dalam akad

18
Rukun Musyarakah Mutanaqisah
• Kedua belah pihak yang bersangkutan baik bank maupun nasabah harus berakad, yaitu Bank
sebagai penyedia dan penyedia modal (Shahibul Maal) serta pemilik properti yang akan
disewakan (Mu'jir), sementara Nasabah sebagai pemilik modal sekaligus juga bisa berperan
sebagai penyewa properti bersama tersebut (Musta'jir).
• Baik bank maupun nasabah harus menyertakan modal untuk membeli properti yang akan
disewakan kepada nasabah atau pihak lainnya.
• Memiliki objek akad, yakni berupa aset properti yang akan menjadi milik bersama atau
disewakan guna menghasilkan keuntungan bagi para pihak yang bersangkutan.
• Adanya Ijab Qabul
• Nisbah bagi hasil, di mana pembagian keuntungan dilakukan dalam bentuk persentase bukan
jumlah uang tetap.

19
Kelebihan dan Kekurangan Musyarakah Mutanaqisah

Kelebihan akad Musyarakah Kekurangan akad Musyarakah


Mutanaqisah: Mutanaqisah:

1. Kedua belah pihak memiliki hak 1. Adanya pembebanan seperti pajak


kepemilikan atau pada saat transaksi
2. Kedua belah pihak mendapatkan 2. Pembayaran bagi nasabah terasa
keuntungan dari aset yang memiliki berat pada tahun pertama
profit.
3. Tidak terpengaruh suku bunga bank
konvensional.
4. Kedua belah pihak bekerjasama
dalam menentukan harga aset jika
disewakan.

20
Berakhirnya Musyarakah Mutanaqisah

• Jangka waktu atau periode akad telah berakhir


• Terjadi suatu peristiwa cidera janji
• Pihak Nasabah mengajukan pengakhiran akad Musyarakah Mutanaqishah
Saat akad berakhir, nasabah diwajibkan untuk mengembalikan seluruh kewajiban modal
pembiayaan yang telah diberikan oleh pihak BUS/UUS/ BPRS dan bagi hasil porsi
BUS/UUS/BPRS pada periode terakhir ketika waktu pelunasan.
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai