Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

Nama : Aida Julia Anggraini


NIM : 22104187
Prodi : Psikologi Islam (E)
Mata Kuliah : Fiqh Muamalat

PERTANYAAN

Carilah produk dan jasa dalam perbankan Syariah di bawah ini

 Qiradh
 Gadai
 Asuransi
 Pembiayaan Muamalah : mudharabah, murabahah, musyarakah
1. Berikan mekanisme transasi pada peristiwa di atas !
2. Bagaimana skema transaksi pada akad di atas ?
3. Lakukan analisis dengan fatwah DSN MUI !

JAWABAN

1. Bank BNI Syariah, seperti bank syariah lainnya, mengikuti prinsip-prinsip syariah
dalam menjalankan transaksi mereka. Berikut adalah mekanisme transaksi untuk
beberapa jenis akad yang umum digunakan di Bank BNI Syariah, beserta contohnya:
 Qiradh :
Mekanisme : Dalam akad qiradh, satu pihak memberikan modal (shahib al-
mal)
kepada pihak lain (mudarib) untuk diinvestasikan dalam proyek atau usaha.
Keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sebelumnya.
Contoh : Seorang investor memberikan modal kepada seorang pengusaha
(mudarib) untuk membuka toko. Keuntungan dari bisnis toko tersebut
kemudian
dibagi sesuai kesepakatan, misalnya 70% untuk investor dan 30% untuk
mudarib.
 Gadai (Rahn) :
Mekanisme : Dalam akad gadai, nasabah memberikan aset berharga sebagai
jaminan untuk mendapatkan pinjaman dari bank syariah. Aset tersebut
digunakan sebagai jaminan atas pinjaman.
Contoh : Seorang nasabah memberikan emas sebagai jaminan kepada Bank
BNI
Syariah dan mendapatkan pinjaman uang tunai sebesar nilai emas yang
digadai.
Setelah pelunasan pinjaman, emas akan dikembalikan kepada nasabah.
 Asuransi (Takaful)
Mekanisme : Dalam asuransi syariah, nasabah membayar premi untuk
mendapatkan perlindungan atas risiko tertentu. Premi yang terkumpul
digunakan untuk membayar klaim jika risiko terjadi.
Contoh : Seseorang membayar premi asuransi kesehatan setiap bulan kepada
Bank BNI Syariah. Jika dia sakit atau memerlukan perawatan medis, bank
akan
membayar biaya medis sesuai dengan ketentuan dalam polis asuransi.
 Mudharabah
Mekanisme : Dalam akad mudharabah, satu pihak memberikan modal (shahib
al-mal) kepada pihak lain (mudarib) untuk diinvestasikan dalam usaha.
Keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sebelumnya, tetapi kerugian
ditanggung oleh pemilik modal.
Contoh : Seorang investor memberikan modal kepada seorang pengusaha
(mudarib) untuk membuka restoran. Keuntungan dari restoran dibagi
berdasarkan kesepakatan, dan jika usaha merugi, kerugian ditanggung oleh
investor.
 Musyawarah
Mekanisme : Musyawarah adalah mekanisme konsultasi dan kesepakatan
dalam
transaksi bisnis syariah. Semua pihak yang terlibat dalam transaksi harus
sepakat dengan kondisi dan syaratnya.
Contoh : Dalam transaksi jual beli properti, penjual dan pembeli melakukan
musyawarah untuk menentukan harga dan ketentuan transaksi, termasuk
jangka
waktu pembayaran.
 Murabahah
Mekanisme : Dalam akad murabahah, bank syariah membeli barang atas
permintaan nasabah dan kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga
yang sudah disepakati. Pembayaran dilakukan dengan cara angsuran.
Contoh : Nasabah ingin membeli kendaraan, dan bank syariah membeli
kendaraan tersebut dan menjualnya kepada nasabah dengan markup harga
yang
telah disepakati. Nasabah melakukan pembayaran dalam beberapa angsuran
sesuai kesepakatan.

Penting untuk diingat bahwa semua transaksi di Bank BNI Syariah harus mematuhi
prinsip-prinsip syariah, seperti larangan riba (bunga), spekulasi, dan transparansi dalam akad.
Setiap transaksi harus didasarkan pada kesepakatan antara pihak-pihak yang terlibat, dan
risiko serta keuntungan harus dibagi sesuai dengan kesepakatan awal.

2. Skema

Berikut adalah skema transaksi untuk beberapa jenis akad yang umum digunakan di
Bank BNI Syariah, beserta contoh-contoh skema transaksi yang lebih rinci:

 Akad Qiradh (Mudarabah)

Skema Transaksi : Dalam akad Qiradh (Mudarabah), ada dua pihak utama: Shahib al-
Mal (pemilik modal) dan Mudarib (pengelola modal). Pemilik modal menyediakan
modal, sementara pengelola modal mengelola bisnis. Keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatan sebelumnya, dan kerugian ditanggung oleh pemilik modal.

Contoh Skema Transaksi : Seorang investor (Shahib al-Mal) ingin menginvestasikan


uangnya dalam bisnis toko oleh seorang pengusaha (Mudarib). Mereka sepakat bahwa
keuntungan akan dibagi 70% untuk investor dan 30% untuk pengusaha. Pengusaha akan
mengelola toko dan menggunakan modal yang disediakan oleh investor.

 Akad Gadai (Rahn)

Skema Transaksi : Dalam akad Gadai (Rahn), nasabah memberikan aset berharga
(emas, perhiasan, atau properti lainnya) sebagai jaminan kepada Bank BNI Syariah untuk
mendapatkan pinjaman. Aset ini digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diberikan
oleh bank.
Contoh Skema Transaksi : Seseorang ingin meminjam uang dari Bank BNI Syariah
dan menyerahkan emasnya sebagai jaminan. Bank menilai nilai emas dan memberikan
pinjaman sesuai dengan nilai jaminan emas. Setelah nasabah melunasi pinjamannya, emas
jaminan akan dikembalikan.

 Akad Asuransi (Takaful)

Skema Transaksi : Dalam akad Asuransi (Takaful), peserta membayar premi untuk
mendapatkan perlindungan terhadap risiko tertentu. Premi yang terkumpul digunakan
untuk membayar klaim jika risiko tersebut terjadi.

Contoh Skema Transaksi : Seseorang membayar premi asuransi kesehatan kepada


Bank BNI Syariah. Jika peserta sakit atau memerlukan perawatan medis, bank akan
membayar biaya medis sesuai dengan ketentuan dalam polis asuransi.

 Akad Mudharabah

Skema Transaksi : Dalam akad Mudharabah, investor (Shahib al-Mal) memberikan


modal kepada pengusaha (Mudarib) untuk diinvestasikan dalam usaha tertentu.
Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan, sementara kerugian ditanggung oleh pemilik
modal.

Contoh Skema Transaksi : Seorang investor (Shahib al-Mal) memberikan modal


kepada seorang pengusaha (Mudarib) untuk membuka toko. Keuntungan dari toko
tersebut dibagi sesuai dengan kesepakatan awal, misalnya, 70% untuk investor dan 30%
untuk pengusaha. Risiko kerugian ditanggung oleh investor.

 Akad Musyawarah

Skema Transaksi : Musyawarah adalah proses konsultasi dan kesepakatan antara


pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi. Semua ketentuan dan syarat transaksi
ditentukan melalui musyawarah dan kesepakatan bersama.

Contoh Skema Transaksi : Dalam transaksi jual beli properti, penjual dan pembeli
melakukan musyawarah untuk menentukan harga, syarat pembayaran, dan ketentuan
lainnya. Kesepakatan tersebut akan menjadi dasar dari transaksi tersebut.

 Akad Murabahah :
Skema Transaksi : Dalam akad Murabahah, bank syariah membeli barang atas
permintaan nasabah dan menjualkannya kepada nasabah dengan markup harga yang telah
disepakati. Pembayaran dilakukan dengan cara angsuran.

Contoh Skema Transaksi : Nasabah ingin membeli kendaraan, dan Bank BNI Syariah
membeli kendaraan tersebut dan menjualkannya kepada nasabah dengan markup harga
yang telah disepakati. Nasabah akan membayar dalam angsuran sesuai dengan
kesepakatan.

Semua transaksi dalam Bank BNI Syariah harus mematuhi prinsip-prinsip syariah, seperti
larangan riba, spekulasi, dan transparansi dalam akad. Pihak-pihak yang terlibat harus
menjalankan akad sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan.

3. Syariah, dan pemahaman tentang akad syariah tertentu perlu berdasarkan pada
panduan dan fatwa yang dikeluarkan oleh DSN MUI (Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia) atau otoritas syariah yang berlaku di negara tersebut. Saya
tidak memiliki akses langsung ke fatwa DSN MUI yang mungkin telah diterbitkan
setelah tanggal pemotongan pengetahuan saya pada tahun 2022. Oleh karena itu, saya
tidak dapat memberikan analisis berdasarkan fatwa yang mungkin telah dikeluarkan
setelah itu.

Namun, saya dapat memberikan pemahaman umum tentang akad-akad yang


biasanya digunakan dalam perbankan syariah dan prinsip-prinsip yang mungkin
relevan sesuai dengan panduan DSN MUI. Silakan pastikan untuk merujuk ke fatwa
dan panduan yang diterbitkan oleh DSN MUI atau otoritas syariah yang berlaku untuk
analisis yang lebih rinci dan akurat.

 Akad Qiradh (Mudarabah), dalam akad Qiradh, pemilik modal (shahib al-mal)
memberikan modal kepada pengelola modal (mudarib) untuk diinvestasikan
dalam bisnis tertentu. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan sebelumnya, dan
kerugian ditanggung oleh pemilik modal. DSN MUI biasanya mengatur
prinsip-prinsip pembagian laba dan risiko dalam akad ini.
 Akad Gadai (Rahn), akad gadai adalah ketika nasabah memberikan aset
berharga sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman. DSN MUI biasanya
mengatur peraturan tentang jenis aset yang dapat digunakan sebagai jaminan,
penilaian nilai jaminan, dan syarat-syarat lainnya.
 Akad Asuransi (Takaful), prinsip-prinsip takaful sesuai dengan panduan dari
DSN MUI biasanya mengatur pemahaman tentang pembayaran premi,
pengelolaan dana takaful, dan pembayaran klaim sesuai dengan prinsip
syariah.
 Akad Mudharabah, dalam akad mudharabah, pemilik modal (shahib al-mal)
memberikan modal kepada pengelola modal (mudarib) untuk diinvestasikan
dalam bisnis. Bagi hasil yang adil dan aturan tentang bagaimana mengelola
keuntungan dan risiko akan diatur berdasarkan fatwa DSN MUI atau panduan
syariah yang relevan.
 Akad Musyawarah, musyawarah adalah proses konsultasi dan kesepakatan
antara pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi. Panduan dari DSN MUI
dapat mencakup prinsip-prinsip yang harus diikuti dalam proses musyawarah.
 Akad Murabahah, akad murabahah adalah ketika bank syariah membeli
barang atas permintaan nasabah dan menjualkannya kepada nasabah dengan
markup harga yang telah disepakati. Panduan dari DSN MUI dapat mencakup
prinsip-prinsip yang harus diikuti dalam akad murabahah, seperti penentuan
markup yang adil.

Ketika melakukan analisis tentang bagaimana Bank BNI Syariah menerapkan


akad-akad tersebut, sangat penting untuk merujuk pada panduan, fatwa, dan regulasi
yang telah dikeluarkan oleh DSN MUI atau otoritas syariah yang berlaku di
Indonesia. Peraturan ini akan memberikan kerangka kerja untuk praktek perbankan
syariah yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
BSI cicil emas merupakan fasilitas pembiayaan yang disediakan untuk kepemilikan
emas secara angsuran dengan menggunakan akad murabahah dan akad rahn (pengikatan
agunan). Adapun, akad murabahah adalah akad jual beli di mana harga dan margin
(keuntungan) telah disepakati antara penjual dan pembeli. Jenis dan jumlah barang dijelaskan
dengan rinci. Barang diserahkan setelah akad jual beli dan pembayaran bisa dilakukan secara
mengangsur atau cicilan atau sekaligus. Selain itu, ada juga akad rahn adalah penyerahan hak
penguasaan secara fisik atas barang berharga berupa emas lantakan dari nasabah kepada bank
sebagai agunan atas pembiayaan yang diterima. Tak hanya itu, Bank Syariah Indonesiacicil
emas ini diklaim menjadi salah satu alat investasi yang aman untuk mewujudkan rencana dan
impian di masa mendatang. Sebagaimana diketahui, cicil emas ini bisnis utamanya adalah
gadai dan cicil.

Gadai emas untuk haji merupakan produk yang dikeluarkan oleh Pegadaian yang
memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pembiayaan/pinjaman agar masyarakat bisa
mendaftar haji. Mekanisme pelaksanaan dari produk ini cukup mudah, yaitu masyarakat
cukup menggadaikan emas seberat 15 gram atau uang senilai 7 juta rupiah untuk
mendapatkan pinjaman sebesar 25 juta. Uang pinjaman tersebut kemudian akan digunakan
untuk membuka rekening buku tabungan di bank mitra yang bekerja sama dengan pegadaian,
setelah itu nasabah dapat mendaftar ibadah haji dan mendapat nomor porsi haji.

Dalam pelaksanaan produk ini, lembaga Pegadaian bekerja sama dengan bank mitra
yang ditunjuk oleh Kementerian Agama untuk mendaftar haji, yaitu Bank BNI Syariah, Bank
Mega Syariah, dan Bank Panin Syariah. Setelah berhasil melakukan pendaftaran dan
mendapatkan nomor porsi haji, nasabah hanya membayar cicilan perbulan kepada Pegadaian
Syariah sesuai dengan kesepakatan antara pihak Pegadaian Syariah dengan nasabah. Sambil
menunggu giliran diberangkatkan untuk melaksanakan ibadah haji, nasabah hanya membayar
cicilan perbulan kepada Pegadaian Syariah yang pada akhirnya jika pinjaman dari pegadaian
sudah dilunasi oleh nasabah, maka emas yang digadaikan tersebut dikembalikan kepada
nasabah untuk dijual kemudian uang hasil penjualan emas tersebut digunakan untuk
membayar sisa biaya haji yang belum dibayarkan, dengan begitu nasabah cukup
mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar kekurangan biaya haji.

Dilihat mekanisme diatas, yang menjadi dasar hukum produk ini adalah Fatwa DSN-
MUI Nomor 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas karena dari segi objek yang
digunakan sebagai jaminan adalah emas. Dasar hukum lainnya adalah Fatwa DSN-MUI
Nomor 92/DSNMUI/IV/2014 tentang Pembiayaan yang Disertai Rahn. Fatwa ini
menyebutkan bahwa akad rahn dapat digabungkan dengan akad-akad pembiayaan. Pada
dasarnya, akad-akad yang dapat disertai dengan akad gadai (rahn) hanyalah akad yang
berbentuk hutang piutang yang timbul karena akad qardh, jual-beli yang bersifat angsuran,
dan akad sewa (ijarah) yang pembayaran ujrahnya diangsur.

Berdasarkan fatwa DSN-MUI yang telah dijabarkan diatas, maka dapat dilihat bahwa
produk gadai emas untuk haji ini boleh dilakukan, karena pada produk ini akad yang
digunakan adalah rahn (gadai) dimana yang digadaikan adalah emas yang disertai dengan
akad qardh, dimana implementasi akad qardh ini berupa dana yang dipinjamkan oleh pihak
Pegadaian kepada nasabah untuk mendapatkan porsi haji, dimana nasabah harus
mengembalikan dana yang telah dipinjam dan terdapat biaya ijaroh yang harus dibayarkan
nasabah kepada pihak Pegadaian.

Anda mungkin juga menyukai