Nim : C30120086
Kelas : AK 1
Kelompok :6
Mata kuliah : Akuntansi Syariah
MATERI 1
AKUNTANSI SYARIAH
A. AKUNTANSI SYARIAH
1. Pengertian Akuntansi Syariah
Pada dasarnya akuntansi syariah sendiri berasal dari dua suku dua yaitu
akuntansi dan syariah. Akuntansi sendiri merupakan suatu proses pengidentifikasian
proses transaksi melalui aktivitas pencatatan, pengelompokan/pengolongan dan
pengikhtisaran transaksi yang telah di lakukan sehingga memperoleh sebuah laporan
keuangan yang berguna untuk proses pengambilan atau menetapkan keputusan.
Sedangkan, syariah sendiri adalah hukum yang ditetapkan Allah SWT, untuk di ikuti
oleh orang-orang dalm segala aktivitasnya sehari hari. Oleh karena itu akuntansi
syariah dapat diartikan sebagai proses pencatatan transaksi sesuai dengan pedoman
yang diberikan oleh Allah SWT.
Akuntansi syariah juga memberikan informasi kepada pembaca laporan yang
lebih luas, tidak hanya mencakup data keuangan tetapi juga operasi bisnis yang
dijalankan sejalan dengan syariah dan memiliki tujuan sosial yang tidak dapat di
hindari misalnya, mewajibkan zakat.
3. Sistem keuangan yang berlaku dalam agama islam, akad, kontrak, dan transaksi
syariah secara umum
Menurut syariah, istilah akad mengacu pada hubungan antara penyerahan (ijab)
dan penerimaan (qabul), yang ditegaskan dengan syariah, dan memiliki akibat
peraturan atas obyeknya. Menurut terdapat tidaknya ganti rugi, hukum perkara
Muamalat mengelompokkan akad sebagai 2 macam, yaitu:
1) Akad Tabbaru adalah akad untuk transaksi yang tidak mencari keuntungan
(transaksi nirlaba). Tujuan dari transaksi ini adalah untuk membantu demi
kebaikan. Ada 3 bentuk akad Tabbaru yaitu;
Pinjam uang
Layanan peminjaman
Memberi sesuatu
2) Akad tijarah adalah akad yang dirancang untuk memperoleh keuntungan.
Dilihat dari kepastian yang diperoleh, akad tijarah dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu;
Kontrak ketidakpastian alamiah adalah kontrak yang berasal dari teori
pencampuran, dimana kedua belah pihak mencampurkan aset masing-
masing menjadi satu dan bersama-sama menanggung risiko untuk
memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, kontrak-kontrak tersebut
tidak memberikan imbalan tertentu, baik dari segi nilai imbalan
maupun waktu.
Kontrak kepastian alamiah adalah kontrak yang berasal dari teori
pertukaran, dimana kedua belah pihak saling menukarkan harta
kekayaan yang dimilikinya, sehingga subjek pertukarannya harus
ditentukan pada awal kontrak dan harus pasti dari segi kuantitas,
kualitas, harga dan waktu pengiriman. Dalam hal ini akad tersebut
secara tidak langsung akan memberikan imbalan yang tetap dan pasti
karena hal itu telah diketahui pada saat akad itu diadakan.
Sumber : Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Edisi 5, Penerbit
Salemba Empat, 2019.