Anda di halaman 1dari 4

NAMA : RAFI FARRAS ADRIANSAH

NIM : 202132007
TEORI AKUTANSI (HANDOUT 10)

No. 1. Dalam akuntansi islam (syariah), akad harus sesuai dengan


syariah yang merujuk pada al-qur’an, as-sunnah, ijma dan qiyas.
Transaksi/akad dalam syariah dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
jelaskan :
1. Akad tabarru’
Jawab : dalam akuntansi islam (syariah), akad tabarru’ adalah salah
satu jenis akad yang dilakukan dengan tujuan memberikan pemberian
atau sumbangan tanpa mengharapkan imbalan atau balasan apapun dari
penerima. Akad tabarru’ dilakukan dengan kesepakatan antara pihak
yang memberikan dan pihak yang menerima pemberian.
2. Akad tijarah
Jawab : dalam akuntansi islam (syariah), akad tijarah merujuk pada
transaksi jual beli yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah. Transaksi ini melibatkan kesepakatan antara penjual dan
pembeli mengenai harga, barang, dan syarat-syarat lainnya yang sesuai
dengan hukum islam. Prinsip-prinsip akad tijarah didasarkan pada al-
qur’an, assunnah, ijma, dan qiyas, serta melibatkan transaksi yang tidak
bertentangan dengan syariah.

No. 2. Asas transaksi syariah transaksi syariah berasaskan pada


prinsip: jelaskan
1. Persaudaraan (ukhuwah)
Jawab : asas persaudaraan (ukhuwah) dalam transaksi syariah adalah
prinsip yang menekankan pentingnya hubungan yang saling
menguntungkan antara kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi
syariah. Prinsip ini mengharuskan adanya sikap saling percaya dan
saling menghargai antara kedua belah pihak serta saling membantu dan
mendukung dalam mencapai tujuan yang sama.
2. Keadilan (‘adalah)
Jawab : asas keadilan ('adalah) dalam transaksi syariah menekankan
pentingnya prinsip keadilan dalam setiap transaksi yang dilakukan.
Prinsip ini bertujuan untuk mencegah adanya eksploitasi atau
ketidakadilan dalam hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam
transaksi. Keadilan dalam transaksi syariah meliputi berbagai aspek,
seperti penetapan harga yang adil, perlakuan yang sama terhadap
semua pihak, dan kejelasan mengenai hak dan kewajiban masing-
masing pihak.
3. Kemaslahatan (maslahah)
Jawab : asas kemaslahatan (maslahah) dalam transaksi syariah
menekankan pentingnya mencapai kebaikan dan manfaat yang
berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta
individual dan kolektif. Kemaslahatan yang diakui harus memenuhi
dua unsur, yaitu kepatuhan syariah (halal) serta bermanfaat dan
membawa kebaikan (thayyib) dalam semua aspek secara keseluruhan
yang tidak menimbulkan kemudaratan.
4. Keseimbangan (tawazun)
Jawab : asas keseimbangan (tawazun) dalam transaksi syariah adalah
prinsip yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam
transaksi. Prinsip ini mengharuskan pihak-pihak yang terlibat dalam
transaksi untuk mempertimbangkan keseimbangan antara keuntungan
dan risiko yang ada serta memilih transaksi yang seimbang dalam hal
keuntungan dan risikonya. Prinsip keseimbangan ini bertujuan untuk
menciptakan transaksi yang adil, seimbang, dan bermanfaat bagi semua
pihak yang terlibat serta memperhatikan aspek moral dan etika yang
ada dalam islam.
5. Universalisme (syumuliyah)
Jawab : asas universalisme ( syumuliyah ) dalam transaksi syariah
adalah seperangkat prinsip yang menekankan pentingnya transaksi
yang tidak melanggar hukum universal dan prinsip fundamental islam.
Prinsip ini mengharuskan pihak - pihak yang bertransaksi untuk
menjunjung tinggi standar moral dan etika dalam bertransaksi serta
memastikan bahwa transaksi tersebut tidak merugikan pihak lain atau
lingkungan hidup . Teori asas universalisme ( syumuliyah ) juga
menegaskan bahwa transaksi syariah dapat dilakukan oleh , dengan ,
dan untuk semua pihak yang sepakat tanpa harus mengubah keyakinan
agama , filosofi , atau sosialnya sesuai dengan prinsip alamin kecil
rahmatan lil alamin ( rahmat bagi semua makhluk hidup ).

No. 3. Akuntansi syariah vs akuntansi kapitalis (konvensinal)


jelaskan dan disertakan contoh yang anda ketahui di dalam usaha-
usahanya :
Jawab :
A. Akuntansi syariah
Dalam usaha akuntansi syariah, terdapat hal yang harus diperhatikan:
• Mengacu pada prinsip-prinsip syariah yang merujuk pada al-
qur’an, assunnah, ijma, dan qiyas.
• Menekankan pada akad atau transaksi yang bersesuaian dengan
prinsip-prinsip syariah.
• Menjaga keseimbangan dalam transaksi agar adil dan seimbang
bagi semua pihak yang terlibat.
• Mencapai kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan
ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dan kolektif.
• Tidak melanggar nilai-nilai universal dan prinsip-prinsip dasar
yang ada dalam islam.
Contoh : penerapan akuntansi syariah dalam usaha antara lain adalah
pada perbankan syariah, entitas keuangan syariah, dan perusahaan yang
menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam bisnisnya. Penerapan
akuntansi syariah bertujuan menyusun informasi akuntansi berupa
laporan keuangan yang sesuai dengan transaksi yang dijalankan di
entitas syariah, sehingga tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah yang ada.

B. Akuntansi kapitalis (konvensinal)


Dalam usaha akuntansi kapitalis (konvensional), terdapat hal yang
harus diperhatikan :
• Mengacu pada prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
diakui secara internasional.
• Menekankan pada pengukuran kinerja keuangan dan pencatatan
transaksi yang akurat dan tepat waktu.
• Menjaga keseimbangan antara keuntungan dan risiko dalam
transaksi agar adil dan seimbang bagi semua pihak yang terlibat.
• Mencapai tujuan keuangan dan bisnis yang diinginkan oleh
perusahaan.
• Tidak melanggar peraturan dan hukum yang berlaku.
Contoh : penerapan akuntansi kapitalis (konvensional) dalam usaha
antara lain adalah pada perusahaan-perusahaan yang menerapkan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diakui secara
internasional dalam bisnisnya. Penerapan akuntansi kapitalis bertujuan
untuk menyusun informasi akuntansi berupa laporan keuangan yang
sesuai dengan transaksi yang dijalankan di perusahaan, sehingga dapat
memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu bagi para pengguna
laporan keuangan seperti investor, kreditur, dan pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai