Anda di halaman 1dari 4

EKONOMI SYARIAH

Anggota Kelompok :
1. Adelia Sofva Rianda
2. Cahya Queenova Salsabila
3. Rahma Syarifah
4. Rajib Adika Syafiq
5. Reza Fachzilal Ariansyah
6. Seno Prio Hutomo
A. Pengertian Ekonomi Syariah
Ekonomi syariah atau sering disebut juga dengan Ekonomi Islam adalah
bentuk percabangan ilmu ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Ekonomi
syariah melandaskan pada syariat Islam, yang berasal dari Al-Qur’an, Sunnah,
Ijma’, dan Qiyas. Hukum-hukum yang melandasi prosedur transaksi sepenuhnya
untuk kemaslahatan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat ini tidak diukur dari
aspek materil saja, namun juga mempertimbangkan dampak sosial, mental dan
spiritual serta dampaknya pada lingkungan. Pengertian ekonomi syariah sama
dengan ekonomi Islam, yang membedakan hanya perspektif setiap pakar yang
mendefinisikannya.
Menurut Yusuf Qardhawi, pengertian ekonomi syariah adaah ekonomi yang
berdasarkan pada ketuhanan dengan tujuan akhirnya kepada Tuhan dan
memanfaatkan sarana yang tidak lepas dari syariat Tuhan. Sedangkan menurut
Monzer Kahf, pengertian ekonomi syariah adalah bagian dari ilmu ekonomi yang
bersifat interdisipliner. Artinya, ekonomi syariah tidak dapat berdiri sendiri dan
perlu penguasaan yang baik dan mendalam terhadap ilmu-ilmu pendukungnya.
Tujuan Ekonomi Syariah yaitu falah, yaitu kesuksesan yang hakiki berupa
tercapainya kebahagiaan dalam segi materil dan spiritual serta tercapainya
kesejahteraan dunia akhirat.

B. Karakteristik Ekonomi Syariah


Karakteristik ekonomi syariah adalah ciri khas yang membedakannya dengan
ekonomi lain seperti ekonomi kapitalis dan sosialis.
a. Menggunakan sistem bagi hasil
Salah satu prinsip ekonomi syariah adalah pembagian kepemilikan yang
mengedepankan keadilan Artinya, keuntungan yang diperoleh dari
aktivitas ekonomi dibagi secara adil, misalnya dalam perbankan syariah
ada bagian keuntungan untuk bank maupun untuk nasabah.
b. Menggunakan antara nilai spiritual dan material
Ekonomi syariah hadir sebagai wujud dalam membantu perekonomian
para nasabah untuk mendapatkan keuntungan sesuai ajaran Islam.
Kekayaan yang diperoleh dari kegiatan ekonomi dapat digunakan untuk
zakat, infaq, dan shodaqah sesuai ajaran Islam.
c. Memberikan Kebebasan sesuai Ajaran Islam
Ekonomi syariah memberikan kebebasan kepada para pelaku ekonomi
untuk bertindak sesuai hak dan kewajiban mereka dalam menjalankan
perekonomian dan kegiatan yang dilakukan haruslah positif sesuai ajaran
yang berlaku dan mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan.
d. Mengakui Kepemilikan Multi Jenis
Artinya bahwa kepemilikan dana dan harta dalam perekonomian sejatinya
hanyalah milik Allah. Sehingga dalam menjalankan perekonomian sesuai
dengan ajaran islam.
e. Terikat Akidah, Syariah, serta Moral
Semua kegiatan ekonomi didasarkan pada akidah, syariah dan moral untuk
menyeimbangkan perekonomian.
f. Menjaga Keseimbangan Rohani dan Jasmani
Tujuan perekonomian syariah bukan sekedar keuntungan fisik, namun
diarahkan untuk mendapatkan keuntungan dan ketenangan batin di dalam
hidup.
g. Memberikan Ruang pada Negara dan Pemerintah
Perekonomian syariah memberikan ruang kepada pemerintah dan negara
untuk ikut bercampur tangan sebagai penengah apabila terjadi suatu
permasalahan.
h. Melarang Praktik Riba
Salah satu bentuk riba adalah penambahan-penambahan pembayaran oleh
orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya karena
pengunduran janji pembayaran oleh pinjaman dari waktu yang telah
ditentukan. Dalam perekonomian syariah praktik riba adalah hal yang
dilarang.

C. Prinsip – Prinsip Ekonomi Syariah


a. Pengendalian harta individu
Kendali ini berfungsi untuk mengalirkan harta secara produktif di bidang
perekonomian.
b. Distribusi pendapatan yang inklusif
Distribusi pendapatan dan kesempatan bertujuan untuk menjamin inklusivitas
perekonomian bagi seluruh masyarakat.
c. Optimalisasi bisnis (jual beli) dan berbagi risiko
Setiap bisnis yang dijalankan berdasarkan ekonomi syariah selalu menekankan
sistem bagi hasil dan risiko.
d. Transaksi keuangan terkait erat sektor riil
Setiap transaksi keuangan yang berdasarkan ekonomi syariah harus dijalankan
pada sektor riil. Dalam perspektif Islam, aktivitas ekonomi harus mampu
mendorong berkembangnya sektor riil seperti perdagangan, pertanian, industri,
dan jasa.
e. Partisipasi sosial untuk kepentingan publik
Dalam Islam, seseorang yang memiliki harta harus ikut berpartisipasi
membangun kepentingan bersama.
f. Transaksi muamalat
Nilai yang terkandung dalam transaksi muamalat adalah menjunjung tinggi
keadlian serta kerja sama dan keseimbangan.

D. Ciri – Ciri Ekonomi Syariah


a. Adil
Esensi adil dalam Islam adalah keseimbangan atau proporsional di antara
penyusun sistem perekonomian dan perlakukan terhadap individu di semua
lini kehidupan.
b. Tumbuh sepadan
Tumbuh sepadan mengacu pada pertumbuhan ekonomi yang seimbang antara
sektor keuangan dan sektor riil.
c. Bermoral
Bermoral artinya segala hal yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi harus
bersumber dari Al-Quran dan hadits.
d. Beradab
Ekonomi syariah menjunjung tinggi nilai luhur bangsa seperti tradisi dan
budaya yang diwariskan oleh nenek moyang, selama tradisi tersebut tidak
melanggar syariat.

E. Perbedaan antara Ekonomi Syariah dan Ekonomi Konvensional


1. Tujuan
Ekonomi syariah bertujuan untuk mencapai falah di dunia dan akhirat serta
kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat.
Ekonomi konvensional bertujuan untuk mengejar kesejahteraan duniawi
semata dan kesejahteraan individu.
2. Sumber utama
Ekonomi syariah bersumber pada Al-Quran dan hadits.
Ekonomi konvensional bersumber pada hal-hal yang bersifat positivistic.
3. Pengambilan keuntungan
Ekonomi syariah menerapkan sistem bagi hasil.
Ekonomi konvensional menerapkan bunga atau sistem riba.

F. Perkembangan Ekonomi Syariah


Ekonomi syariah di Indonesia diawali dengan munculnya Bank Muamalat
Indonesia pada tahun 1992. Berdirinya Bank Muamalat melatarbelakangi
terbentuknya lembaga-lembaga keuangan lainnya. Pola bagi hasil yang diterapkan
oleh Bank Muamalat menandakan dimulainya sistem perbankan ganda.
Selang waktu 1992 – 1998 hanya ada satu bank syariah dan beberapa BPR
syariah. Barulah pada tahun 1998 dikeluarkan UU No.10/1998 sebagai
amandemen UU N.7/1992 tentang perbankan yang memberikan landasan hukum
lebih kuat bagi kehadiran perbankan syariah.
Di era tahun 1990an, pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia tergolong
lambat. Hal itu berbanding terbalik dengan perkembangan ekonomi syariah di era
2000an di mana ekonomi syariah berkembang cukup pesat. Saat ini, sudah ada
600 miliar USD aset yang dikelola oleh perbankan syariah.
Tidak hanya itu, respon baik kehadiran ekonomi syariah di Indonesia juga
dibuktikan dengan semakin banyak dibukanya lembaga pendidikan tinggi yang
berbasis ekonomi syariah di Indonesia. Contohnya STEI SEBI, STIE Syariah
Yogyakarta, D3 Manajemen Bank Syariah di IAIN Sumut Medan, dan masih
banyak lainnya.

Anda mungkin juga menyukai