Anda di halaman 1dari 6

TUGAS EKONOMI Dr. Ir. Any Setianingrum, M.E.

S
(Anatria Amyrra Iqlima, NIM : 2402022011)

1. Mengapa riba dilarang dalam transaksi ekonomi? (Jawaban teknis secara ekonomi).
Jawab:
Riba berasal dari bahasa Arab yang berarti “bertambah”. Menurut istilah, berarti
menambahkan beban kepada pihak yang berutang atau menambahkan takaran saat
melakukan tukar menukar 6 komoditi (emas, perak, gandum, sya’ir/barley, kurma,
dan garam) dengan jenis yang sama, atau tukar menukar emas dengan perak dan
makanan dengan makanan dengan cara tidak tunai.
Tidak semua bentuk keuntungan yang didapatkan dari pinjaman merupakan riba.
Suatu keuntungan dari akad pinjaman hanya dianggap riba jika memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. Keuntungan yang terpisah dan bukan keuntungan yang mengikut dalam akad
pinjaman
2. Keuntungan yang hanya dinikmati oleh pemberi pinjaman.
3. Keuntungan yang dinikmati oleh pemberi pinjaman yang disyarati di awal
akad.
Dalil Pelarangan Riba dituangkan dalam Al-Quran dan Hadist, dimana ada 3 ayat di
dalam Quran Surah Al-Baqarah yang melarangnya secara eksplisit.
1. Di ayat 275, Allah mengatakan, “Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.”
2. Di ayat 278, Allah mengatakan, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba jika kamu orang yang beriman.”
3. Di ayat 279, Allah mengatakan, “Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu.”
Selain itu, Rasulullah SAW juga pernah mengatakan dalam sebuah hadits, bahwa ia
memerintahkan seseorang muslim untuk menjauhi riba karena termasuk salah satu
dari tujuh dosa besar.
“Jauhilah tujuh hal yang membinasakan! Para sahabat berkata, “Wahai
Rasulullah, apakah itu?” Beliau bersabda, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh
jiwa yang diharamkan Allah tanpa haq, memakan harta riba, memakan harta anak
yatim, lari dari medan perang dan menuduh wanita beriman yang lalai berzina”
(Muttafaqun ‘alaih).
Dosanya diperjelas lagi oleh Rasulullah dalam hadits yang lainnya.
1. “Dosa riba terdiri dari 72 pintu. Dosa riba yang paling ringan adalah bagaikan
seseorang laki-laki yang menzinai ibu kandungnya” (HR Tabrani).
2. “Sesungguhnya 1 dirham yang didapatkan dari seorang laki-laki dari hasil riba
lebih besar dosanya di sisi Allah daripada berzina 36 kali” (HR. Ibnu Abi
Dunya).
Salah satu sahabat Rasulullah, Jabir r.a., juga mengatakan bahwa “Rasulullah SAW
mengutuk orang yang makan harta riba, yang memberikan riba, penulis transaksi riba,
dan kedua saksi transaksi riba. Mereka semuanya sama” (HR. Muslim).
Riba berakibat buruk kepada pribadi seorang manusia, masyarakat, dan ekonomi.
a. Dampak Terhadap Pribadi
Menyebabkan seseorang mempunyai sifat tamak dan kikir terhadap harta, dan
bahkan bisa sampai ke tahap pemuja harta. Karena roda ekonomi kerap kali tidak
selamanya teratur dan terarah, maka ketika terjadi keguncangan ekonomi, maka
mereka juga rentan terhadap gangguan seperti misalnya penyakit jantung, gejala
tekanan darah tinggi, stroke, pendarahan di otak, dan mati mendadak. Selain itu, juga
berpotensi untuk tidak lagi memiliki sifat belas kasih, sehingga menghilangkan sifat
perikemanusiaannya.

b. Dampak Terhadap Kehidupan Bermasyarakat


Riba memainkan peranan yang sangat penting dalam kehancuran masyarakat
terdahulu, dimana pemberi pinjaman dengan tanpa belas kasih menyita harta dan aset
para penerima pinjaman jika mereka tidak mampu membayar utang yang menjadi
berlipat ganda karena bunga. Jika masih belum mencukupi, bahkan pemilik pinjaman
bisa merampas hak kemerdekaan para peminjam dan menjadikan mereka budak yang
diperjualbelikan. Jika orang yang menerima pinjaman tidak punya aset lainnya, bisa
jadi mereka maka akan menempuh jalan lain yang kurang terhormat dengan
melakukan berbagai tindakan kejahatan. Hal ini menghilangkan rasa aman dan
ketentraman dalam bermasyarakat dan berganti menjadi ketakutan, penindasan, dan
pembunuhan.

c. Dampak Terhadap Ekonomi


Pelarangan riba dalam al-Qur’an memiliki relevansi dengan pergerakan sektor riil
dalam ekonomi dan hal yang bisa menggantikan riba adalah jual beli. Sebab, ekonomi
yang berbasis pada riba dengan sendirinya akan mengabaikan underlying transaction
yang merupakan basis dari sektor riil. Akibatnya para pemilik modal (kapitalis)
dipastikan beruntung sedangkan para pengelola uang/pengusaha masih belum ada
kejelasan, sehingga posisinya menjadi berimbang, tidak adanya keadilan. Sistem
ekonomi ribawi tersebut dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan pertumbuhan
ekonomi masyarakat dunia makin terjadi secara konstan, memicu terjadinya inflasi
dan terjadinya gelembung-gelumbung ekonomi (bubble economic) yang apabila
meledak akan menyebabkan terjadinya krisis. Dalam konteks ini, al-Qur’an
membicarakan riba dalam konteks ekonomi makro, yakni melihat dampak riba
terhadap ekonomi masyarakat secara agregat.
Sistem ekonomi ribawi akan mempengaruhi investasi, semakin tinggi suku bunga.
Ketika investasi semakin menurun, maka akan berdampak pada meningkatnya angka
pengangguran. Di samping itu, sistem ribawi ini telah menjerumuskan negara-negara
berkembang kepada debt trap (jebakan hutang) yang dalam.
2. Apa perbedaan prinsip dasar ekonomi Islam dan prinsip Syariah (min. 10 poin)

1. Ekonomi Syariah ↔ Bank Syariah yang pertama di tanah air pada awal dekade
90-an, yang pada saat itu diresmikan oleh Alm Presiden Soeharto. Sebagaimana
diketahui, kelahiran bank syariah tersebut dibidani oleh MUI (Majelis Ulama
Indonesia) dan ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia). Bank Syariah →
“bank tanpa bunga”, yang berdampak pada penamaan instrumen lainnya, seperti
asuransi dan pasar modal, menjadi asuransi syariah dan pasar modal syariah.
2. Legal Formal. istilah syariah kemudian diadopsi dan masuk ke dalam system
hukum kita, sehingga menjadi legal. Contohnya adalah UU Perbankan Syariah No
21/2008, dan UU Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) No 19/2008.
Syariah yang menempel pada industri maupun ilmu ekonomi dan keuangan berbasis
agama Islam ini pada dasarnya telah menjadi istilah yang bersifat legal formal.
Walaupun begitu, meski istilahnya adalah 'ekonomi syariah' atau 'bank syariah', tetapi
mereka sesungguhnya mencerminkan ekonomi Islam ataupun bank Islam. Tidak ada
pertentangan di antara kedua terminologi tersebut. Inilah yang melatarbelakangi
kenapa Indonesia menggunakan istilah syariah, dan bukan Islam secara langsung.
Namun untuk publikasi ke luar negeri, kita tetap menggunakan istilah Islamic
economics, Islamic banking and finance, Islamic insurance, dan sebagainya.
No Ekonomi Islam Ekonomi Kapitalis Ekonomi Sosialis
Bersumber dari hasil
Bersumber dari Al-Quran, Bersumber dari pikiran pikiran manusia,
1
As-Sunnah, dan Ijtihad pengalaman manusia filsafat, dan
pengalaman

Berpandangan dunia
Berpandangan dunia
2 Berpandangan dunia holistik sekuler ekstrim dan
sekuler
atheis

Membatasi bahkan
Kepemilikan individu Kepemilikan individu
menghapuskan
3 terhadap uang/modal terhadap modal/uang
kepemilikan individu
bersifat nisbi bersifat mutlak
atas modal

Perekonomian
Mekanisme pasar
Mekanisme pasar bekerja dijalankan lewat
4 dibiarkan bekerja
menurut maslahat perencanaan pusat oleh
sendiri
negara
Tidak berlaku
mekanisme harga
Kompetisi usaha
Kompetisi usaha dikontrol melainkan disesuaikan
5 bersifat bebas dan
oleh syariat dengan kegunaan
melahirkan monopoli
barang bagi
masyarakat
Negara berperan
sebagai pemilik,
Kesejahteraan bersifat Kesejahteraan bersifat
6 pengawas, dan
jasmani, rohani, dan akal jasadiah
penguasa utama
perekonomian

Motif mencari keuntungan


diakui lewat cara-cara yang
halal. Keuntungan dari Motif mencari
penggunaan modal dibagi keuntungan diakui
sesuai dengan akad yang tanpa ada batasan yang
disepakati di awal. Bank berlaku. Menerapkan Tidak mengakui motif
7
Syariah akan tetap system bunga tetap atau mencari keuntungan
memperhatikan bunga mengambang
kemungkinan untung atau pada setiap pinjaman
rugi usaha yang dibiayainya yang diberikan nasabah.
tersebut. Return sesuai
dengan keuntungan nasabah.

Pemerintah aktif sebagai


pengawas, pengontrol, dan
wasit yang adil dalam Pemerintah sebagai
Pemerintah mengambil
kegiatan ekonomi. Dewan penonton pasif yang
8 alih semua kegiatan
Pengawas terdiri dari BI, netral dalam kegiatan
ekonomi
BAPEPAM, KOMISARIS, ekonomi
dan adanya Dewan
Pengawas Syariah.

Pemberlakuan distribusi
pendapatan sesuai dengan Tidak dikenal distribusi Menyamakan
9 hukum positif yang berlaku, pendapatan secara penghasilan dan
mengikuti akad yang sesuai merata pendapatan individu
dengan syariat Islam.

Peneyelesaian sengketa
diupayakan mendahulukan
musyawarah antara bank
Penyelesaian sengketa melalui Pengadilan Negeri
10 dan nasabah. Jika alant emu
setempat.
tidak tercapai, maka
diselesaikan di Pengadilan
Agama.

3. Sebutkan transaksi yang dilarang dalam kegiatan rumah sakit/potensi transaksi yang
dapat jatuh menjadi terlarang! (min. 5 poin)
Penerapan nilai-nilai Islam dalam operasional Rumah Sakit Syariah, mengharuskan
Manager Rumah Sakit memahami permasalahan halal dan haram. Dalam kaidah Islam, halal
bisa dipandang dari dua aspek.
1. Kehalalan dari zat. Dalam hal ini di rumah sakit syariah dituntut semaksimal mungkin
memberikan pelayanan dengan mempergunakan bahan maupun obat-obatan yang
terjamin kehalalannya, kecuali untuk kasus darurat. Kehalalan yang kedua adalah
dari -
2. Sisi transaksinya. Rumah sakit syariah harus memahami transaksi - transaksi yang
diperbolehkan dalam Islam dan yang dilarang.
Di dalam rumah sakit banyak terjadi berbagai macam transaksi baik antara rumah sakit
dengan pasien, rumah sakit dengan supplier, rumah sakit dengan staf/pegawai dan rumah
sakit dengan pemilik. Dalam hubungan transaksi tersebut perlu dipahami macam-macam
transaksi yang dilarang dalam Islam. Hal ini dikarenakan kaidah dasar hukum Islam dalam
segala bentuk kegiatan muamalah diperbolehkan kecuali yang dilarang dalam Al - Qur’an
dan hadits. Secara garis besar transaksi - transaksi yang dilarang dalam Islam antara lain yang
mengandung unsur sebagai berikut:
No LARANGAN TRANSAKSI CONTOH
1 TADLIS Tadlis dalam harga terjadi ketika penjual
Situasi di mana salah satu dari pihak memanfaatkan ketidaktahuaan calon pembeli
yang bertransaksi berusaha untuk terhadap Harga Eceran Tertinggi (HET) atau
menyembunyikan informasi dari pihak harga pasar dengan cara memasang harga
yang lain. tinggi jauh diatas harga pasar, dan berharap
Hal ini dimaksudkan untuk menipu memperoleh keuntungan yang banyak dari
pihak lain akibat ketidaktahuan akan hasil penjualan yang melebihi harga pasar.
informasi objek yang diperjualbelikan.

2 IHTIKAR Penimbunan (Ihtikar) Tabung Oksigen,


Situasi di mana produsen atau penjual Masker, APD, dan Hand Sanitizer yang
membuat hambatan untuk mengambil Dilakukan Pelaku Usaha pada Masa Pandemi
keuntungan di atas keuntungan normal. Covid-19.

3 BAI’ NAJASY 1. Menyebar isu yang dapat menarik orang


Kondisi di mana konsumen atau lain untuk membeli barang, misalnya flu
pembeli menciptakan permintaan burung.
palsu. 2. Melakukan order pembelian semu untuk
Ini menyebabkan seolah-olah ada memunculkan efek psikologis orang lain
banyak permintaan terhadap suatu untuk membeli dan bersaing dalam harga,
produk, sehingga harga jual produk 3. Melakukan pembelian pancingan sehingga
akan naik. tercipta sentiment pasar, bila harga sudah
naik sampai level yang dinginkan, maka
yang bersangkutan akan melakukan aksi
ambil untung dengan melepas kembali
barang yang sudah dibeli.
4 GHARAR/TAGHRIR Ketidakkonsistenan antara akad dan modus
Proses transaksi jual beli yang tidak transaksi pada BPJS pun dapat berimplikasi
memiliki kepastian, sehingga dapat langsung terhadap timbulnya gharar yang
merugikan pembeli. besar karena ketidakseimbangan nominal
uang premi yang dihimpun dan nominal
penyaluran dalam bentuk manfaat polis
(pertanggungan).
5 MAISIR Maisir secara besar menguntungkan pihak
Transaksi yang mengandung unsur tertentu tanpa harus kerja keras. Misalnya
spekulasi atau untung-untungan. karyawan gajinya dipotong tiap bulan oleh
Bentuk transaksi seperti ini sering perusahaan dengan alasan membayar BPJS
dikaitkan dengan judi. Transaksi ini Kesehatan, tapi ternyata potongan ini tidak
akan menguntungkan salah satu pihak dibayarkan. Maka perusahaan sudah
dan merugikan pihak lainnya. melakukan praktek maisir.
6 RIBA Untuk mencegah transaksi atau muamalah
Riba dalam kasus saat ini sering yang berbau riba, Rumah Sakit Syariah akan
ditemui dalam praktik bunga pinjaman. melakukan beberapa antisipasi. Antisipasi
Hal ini dilarang dalam agama Islam, yang dilakukan adalah bank konvensional
sehingga praktik ini tidak boleh hanya digunakan untuk kemudahan transaksi
dilakukan oleh rumah sakit syariah. atau yang terkait dengan kerjasama pihak
ketiga. Dan bunga bank tidak akan
digunakan untuk kegiatan operasional rumah
sakit.

7 DZALIM Melakukan malpraktik dibidang medik


Transaksi yang bersifat dzalim atau (perbuatan malpraktik berupa perbuatan
merugikan salah satu pihak dengan tidak senonoh (misconduct) yang dilakukan
memanfaatkan kondisi tertentu, baik tenaga kesehatan ketika ia menjalankan
berupa ketidak tahuan atau profesinya di bidang medik atau malpraktik
keterpaksaan salah satu pihak dilarang medik (malpraktik yang berupa adanya
untuk dilakukan dalam agama Islam. kegagalan (failure) dalam memberikan
pelayanan medik terhadap pasien.

Transaksi - transaksi diatas sangat mungkin untuk ditemui dalam kegiatan rumah sakit
pada saat ini. Sehingga rumah sakit yang berkomitmen untuk menjadi rumah sakit syariah
harus mampu memilah dan memeriksa setiap transaksi yang dilakukannya agar tidak masuk
dalam salah satu kategori transasksi yang dilarang diatas. Untuk itu dalam melakukan
transaksi ada baiknya rumah sakit syariah juga menyiapkan SOP yang jelas, sehingga dapat
terhindar dari transaksi-transaksi yang dilarang dalam agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai