Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nur Hikmah

Nim : 194348051005

Jurusan / smt : Akuntansi / 7

Mata Kuliah : Ekonomi Syariah

Dosen : DR. Husein Tuasikal, SE, MM

Tugas Meringkas

Materi: Pertemuan-3 Hakikat Ekonomi Syariah

 Dasar Pemikiran
Dasar pemikiran dalam muamalah ada 3 yaitu:
1. Al ashl fi al muamalah al ibahah, illa idza ma dalla al dalil ala khilafihi (Semua bentuk
muamalah diperbolehkan kecuali ada dalil yang melarangnya)
2. An taradin minkum (Suka sama suka)
3. La tazhlimunawa la tuzhlamun (Tidak saling menzalimi)
 Transaksi Telarang
Transaksi dalam islam dilarang jika:
1. Haram li dzati (Haram karenazatnya)
2. Haram li dzati (Haram karenazatnya)
3. Tidak sah akadanya
 Jenis-jenis Transaksi Terlarang dalam Islam
NO Transaksi Definisi Sumber Larangan
1. Maysir/Judi Mengambil harta dengan cara QS. Al-Maidah ayat 90 “Wahai
permainan yang menzalimi pihak orang-orang yang beriman!
lain. Contoh: Main kartu dengan Sesungguhnyaminuman keras,
uang/harta lainnya, Tebak skor berjudi, (berkurban untuk)
dengan taruhan uang/harta lainnya. berhala, dan mengundinasib
dengananak panah adalah
perbuaran keji dan termasuk
perbuatan setan. Maka Jauhilah
(Perbuatan-perbuatan) itu agar
kamu beruntung.
2. Gharar Keidakjelasan informasi tidak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
dijamin. Contoh: Beli anak kambing sallam melarang jual beli al-
dalam kandungan hashah( dengan melempar batu )
dan jual beli gharar.” (HR Muslim)
3. Riba Tambahan harta secara bathil. Al Baqarah, Ayat : 276 Allah
Contoh: Pinjam duit 10 ribu, tapi memusnahkan riba dan
peminjam minta diganti 12 ribu menyuburkan sedekah. Dan dalil
lainnya Al Baqarah, Ayat : 275-279
Ali 'Imran, Ayat : 130 An Nisa',
Ayat : 161 Ar Rum, Ayat : 39
4. Bai’ Al Mudtar Harga dimainkan akibat emergency QS. Hud ayat 18: Ingatlah, laknat
(eksploitasi). Allah (ditimpakan) atas orang-
orang yang zalim.
5. Ikroh Tekanan dan pemaksaan untuk QS. Hud ayat 18
melakukan suatu akad.
6. Ghabn Harga diatas rata-rata harga pasar QS. Hud ayat 18
7. Najash Berpura-pura menawar barang QS. Hud ayat 18
dipasar dengan tujuan untuk
menjebak orang lain agar ikut dalam
proses tawar menawar tersebut
sehingga orang ketiga ini akhirnya
membeli barang dengan harga yang
jauh lebih mahal dari harga
sebenarnya.
8. Ihtikar Menumpuk/menimbun barang dan QS. Hud ayat 18
menjualnya dengan harga mahal.
9 Ghish Menyembunyikan fakta-fakta yang QS. Hud ayat 18
seharusnya.
10. Tadlis Menyampur barang yang berkualitas QS. Hud ayat 18
baik dengan barang yang sama
berkualitas buruk.

Arsitektur Ekonomi Islam

 Tujuan
Tujuan ekonomi islam yaitu untuk yaitu kesuksesan yang hakiki berupa tercapainya
kebahagiaan dalam segi material dan spiritual serta tercapainya kesejahteraan di dunia dan
akhirat.
 Tiga Pilar Ekonomi Syariah
Tiga pilar ekonomi syariah adalah Keadilan, Keseimbangan dan Kemaslahatan yang
tercermin dari aktivitas ekonomi yang menghindari riba, maysir, gharar, dzalim dan haram,
adanya keseimbangan aktivitas di sektor riil-finansial, pengelolaan risk-return, aktivitas
bisnis-sosial, aspek spiritual-material dan azas manfaat-kelestarian lingkungan, serta
melindungi keselamatan kehidupan beragama, proses regenarasi, perlindungan jiwa, harta
daan akal.
 Prinsip Ekonomi Syariah
1. Kerja (resource utilization)
2. Kompensasi (compensation)
3. Efisiensi (efficiency)
4. Professional (professionalism)
5. Kecukupan (efficiency)
6. Pemerataan kesempatan (equal opportunity)
7. Kebebasan (freedom)
8. Kerja sama (cooperation)
9. Persaingan (competition)
10. Keseimbangan (equilibrium)
11. Solidaritas (solidarity)
12. Information simetri (Symmetris information)
13. Hidup hemat/tidak bermewahmewah (abstain from wasteful and luxurious living)
 Nilai Dasar Sistem Ekonomi

Pemilikan Keseimbangan Keadilan


1. Pemilikan hanya atas 1. Sederhana 1. Berarti kebebasan bersyarat
manfaatnya 2. Hemat akhlak Islam
2. Pemilikan terbatas 3. Menjauhi pemborosan 2. Harus diterapkan di semua
sepanjang umur (terhadap pemilikan & fase kegiatan ekonomi
3. Tak ada pemilikan pengelolaan sumber daya) 3. Alokasikan sejumlah hasil
individu atas barang 4. Menikmati hasil kepada yang tak mampu
umum pembangunan masuk pasar atau tak
5. Perbaikan kesejahteraan sanggup membeli menurut
setiap individu kekuatan pasar.
4. Kebenaran, Kejujuran,
Keberanian, Kelurusan

 Pondasi
1. Ukhuwwah : yang meletakkan tata hubungan bisnis dalam konteks persaudaraan
universal untuk mencapai kesuksesan bersama.
2. Syariah : yang membimbing aktivitas ekonomi sehingga sesuai dengan kaidah-kaidah
syariah.
3. Akhlaq : yang membimbing aktivitas ekonomi senantiasa mengedepankan moralitas
sebagai cara mencapai tujuan.
4. Aqidah : membentuk integritas yang membentuk good governance dan market
discipline yang baik.
 Perspektif Ekonomi Islam (Level Individu)
Konsep syariah mewarnai proses pembangunan sistem ekonomi mulai dari tingkat mikro-
ekonomi dalam hal pembentukan preferensi pelaku sbb:
1. Fathanah : mendorong terbentuknya perilaku profesional dan kompeten untuk
mempertahankan kualitas dan efisiensi operasi yang tinggi.
2. Amanah : menciptakan disiplin dan komitmen yang akan meningkatkan akuntabilitas
dan tingkat keandalan lembaga keuangan.
3. Shidiq : menciptakan integritas dan konsistensi yang diharapkan dapat meningkatkan
keamanan transaksi keuangan yang akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan
masyarakat yang tinggi.
4. Tabligh : mewujudkan perilaku transparan dan komunikatif yang secara konstruktif akan
mengurangi intensitas agency problem yang ada akibat asymmetric information.
 Perspektif Ekonomi Islam (Level Makro)
Kerangka umum syariah dalam kegiatan ekonomi yang ditopang oleh tiga pilar utama
memberikan implikasi sbb:
1. Harta dalam ekonomi syariah memiliki peran yang efektif dalam memfasilitasi kegiatan
investasi, perdagangan, dan peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat.
2. Ekonomi syariah menekankan kebersamaan dalam memperoleh manfaat (sharing
economics).
3. Esensi pembatasan bentuk transaksi yang mengandung maysir melarang lembaga untuk
terlibat dalam transaksi keuangan yang tidak memiliki kaitan yang jelas dengan sektor
riil.
4. Orientasi kegiatan perdagangan dan investasi ditujukan pada hal-hal yang halal dan
thayyib.
5. Produk-produk keuangan/perbankan yang disusun mencitrakan tujuan ekonomi syariah
yang telah ditetapkan.
6. Arah pengembangan perbankan syariah didasarkan pada tujuan yang lebih luas dimana
perbankan syariah dapat memiliki akses ke arah sinergi yang lebih luas dengan lembaga-
lembaga keuangan syariah non bank lainnya.
 Tantangan Ekonomi Syariah
1. Seberapa jauhkesadaran ummat
2. Ketersediaan SDM secara kuantitas dan kualitaspengetahuan dan manajerial.
3. Dukungan sistem yang tidak kondusif
4. Globalisasi sebagai eufemisme kapitalis meglobal
5. Mempelajari perilaku aktual individu, kelompok, peusahaan, pasar dan pemerintah
6. Menunjukkan jenis perilaku yang dibutuhkan dalam merealisasikan tujuan
7. Menjelaskan terjadinya perilaku menyimpang Memberi anjuran perilaku yang benar
mendekati ideal.

ANATOMI SISTEM EKONOMI ISLAM

 Padangan Islam tentag Ekonomi


1. Ekonomi Kapitalis : Berpegang pada paradigma materialisme, seluruh aktivitas ekonomi
bernilai materi/bermanfaat boleh dilakukan (Liberialisme Ekonomi).
2. Ekonomi Islam : Berpegag pada paradigma syariah, seluruh aktivitas ekonomi sesuai
syariah islam.
3. Ekonomi Sosialis : Berpegang pada paradigma dialektika, Seluruh aktivitas ekonomi
mengikuti dialektika masyarakat yang ditetapkan negara (Otoriterianisme Negara).
 Ekonomi Islam
- Ilmu Ekonomi : Teknik/upaya mengadakan dan meningkatkan produktivitas, yang
bersifat universal.
- Sistem Ekonomi Islam : Pengaturan cara kepemilikan, pengelolaan dan distribusi
kekayaan, terkait ideologi syariat islam, serta mengikat individu dan masyarakat.
 Pilar Sistem Ekonomi Islam
1. Kepemilikian : terdiri dari jenis kepemilikan (individu, umum negara), cara kepemilikan
(halal dan haram.
2. Pengelolaan : meliputi pembelanjaan (halal-haram, dan pengelolaan (halal-haram).
3. Distribusi
 Prinsip Ekonomi Islam
1. Sumber daya dipandang sebagai amanah Allah → manusia harus menggunakan dalam
kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
2. Kepemilikan pribadi diakui dalam batas tertentu yang berhubungan dengan kepentingan
masyarakat dan tidak mengakui pendapatan yang tidak sah
3. Bekerja adalah kekuatan penggerak kegiatan ekonomi islam
4. Kepemilikan kekayaan tidak boleh hanya dimiliki oleh segelintir orang kaya dan harus
berperan sebagai kapital produktif yang akan meningkatkan pendapatan nasonal
5. Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya dialokasikan untuk
kepentingan orang banyak.
6. Seorang muslim harus tunduk oleh allah dan hari pertanggungjawaban di akhierat →
amar ma’ruf nahi mungkar.
7. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab). → 2,5 %
untuk semua kekayaan tidak produktif (uang, deposito, emas, perak dan permata ) dan
10 % dari pendapatan bersih investasi.
8. Islam melarang riba dalam segala bentuk. (Qs.30:39. 4:160-161, 3-130 dan 2 : 278- 279 ).
 Karakteristik Ekonomi Islam
AL-MAWSU’AH AL-ILMIYAH WA AL-AMALIYAH AS-ISLAMIYAH
1. Harta kepunyaan Allah dan Manusia merupakan khalifah atas harta
2. Ekonomi terikat dengan akidah, syariah (hukum) dan moral
3. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan
4. Keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan umum
5. Kebebasan individu dijamin dalam Islam
6. Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian
7. Bimbingan konsumsi → larangan kemewahan,belebihan
8. Petujunjuk investasi → proyek yang halal, rezeki untuk anggota masyarakat,
memberantas kekafiaran, memperbaiki pendapatan dan kekayaan, menumbuh
kembangkan harta,
9. Melindungi kepentingan anggota masyarakat
10. Zakat
11. Larangan Riba
 Ciri-ciri Ekonomi Islam
1. Kepemilikan bersifat relatif dan merupakan titipan dari Allah yang harus dijaga, dizakati,
diwariskan kepada sanak keluarga dan wakaf.
2. Dapat dijadikan modal berdasar profit sharing, tidak diperbolehkan melakukan
penimbunan atau spekulasi.
3. Berlomba-lomba untuk berbuat baik: amal shaleh dan perbaikan kualitas → CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) sebesar5 %.
4. Thaharah atau bersuci/ bersih, menghindari kerusakan lingkungan.
5. Produk barang dan jasa harus halal, baik cara memperoleh input maupun outputnya.
6. Keseimbangan hidup di dunia dan akherat.
7. Upah tenaga kerja, keuntungan dan bunga. Upah tenaga kerjaharus sesuai dengan
prestasi dan kebutuhannya.
8. Upah segera dibayarkan dan jangan menunggu keringat mereka kering.
9. Bekerja (baik) adalah ibadah, bersyukur atas perolehannya guna mencari ridho Allah 10.
Kejujuran dan tepat janji.
10. Kelancaran pembangunan.
 Sistem Ekonomi Islam
- Tujuan: Menciptakan kemakmuran dan keadilan dalam kehidupan manusia,
merealisasikan kesejahteraan mereka dan menghapus kesenjangan dalam masyarakat
islam melalui pendistribusian kekayaan secara berkesinambungan.
- Hakekat kepemilikan adalah milik Allah, manusia diberikan hak penguasaan dalam harta
Allah, membatasi kepemilikan dan penggunaan harta dengan cara legal dan harta
digunakan untuk memenuhi hak allah yaitu kesejahteraan alam semesta (rahmatanlil
alamin) → pertumbuhan ekonomi masyarakat.
- Harta kekayaan : Rotasi (agar tidak dikuasai oleh orang kaya → zakat), merupakan
mediasi bukan tujuan dan bukan merupakan barometer kemuliaan manusia.

 Asumsi Dasar dalam Pengembangan Ekonomi Islam


Asumsi Kapitalisme Syariah
Sifat Mementingkan diri sendiri Mementingkan diri sendiri dan
kepentingan orang lain
Materialitas Nilai materi sangat bernilai → Benda sebagai kebutuhan sehari-
Lingkungan rusak hariuntuk perkembangan spritual
manusia
Kepemilikan Hak mutlak milik pribadi yang tidak Hak mutlak milik Allah, manusia
boleh diganggu gugat oleh hak individu berhak memanfaatkan segala hal
lain → bebas dengan cara halal, membatasi
untuk memanfaatkan sumber
daya alam (bertanggungjawab
kepada Allah)
Universalitas Dunia sebagai tempat manusia dan Umat manusia dan bangsa
menjalankan kebijakan nasional demi diciptakan untuk kepentingan
kepentingan mereka sendiri. manusia sendiri → Bekerjasama
saling menguntungkan.
 Falsafah Ekonomi Islam
a. Kegiatan ekonomi diorientasikan bagi pencapaian kebahagiaan hidup di akhirat.
b. Ekonomi diarahkan bagi tercapainya kesejahteraan, kemajuan material dan kebahagiaan
hidup manusia di dunia.
c. Kegiatan ekonomi harus dilakukan dalam pola interaksi sesama manusia secara baik.
d. Harus dihindari kegiatanekonomi yang merusak fisik maupun tatanan kehidupan
manusia.

Anda mungkin juga menyukai