Anda di halaman 1dari 4

Nama : Kaswati

Nim : A031181365

RMK Pasar Modal Islam

Prinsip-Prinsip dalam Pasar Modal Syariah

A. Pengertian Fikih Muamalah

Fikih menurut ulama’ fikih, dalam hal ini Imam Abu Ishak As-Syirazi adalah pengetahuan tentang
hukum-hukum syariat melalui metode ijtihad (Al-Luma’ fi Ushuli Fiqh, Darul Kutub al-Islamiyah, 2010,
hal 6). Sedangkan kata “muamalah” secara bahasa berasal dari kata “’amala-ya’malu”, yaitu saling
bertindak atau saling berbuat. Secara istilah muamalah adalah hukum Allah SWT untuk mengatur urusan
antar manusia dalam hubungan sosial (al-Juranji fi kitab at-Ta’riifat, lihat juga Shahhathah, Guru Besar
Syariah Universitas Al-Azhar, Kairo (2002) dalam buku Al-Iltizam bi Dhawabith asy-Syar’iyah fil
Muamalat Maliyah).

Shahhathah menyatakan, “Fikih muamalah ekonomi, menduduki posisi yang sangat penting dalam
Islam. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam aktivitas muamalah, karena itu hukum
mempelajarinya wajib ‘ain (fardhu) bagi setiap muslim”. Dalam bidang muamalah maliyah ini, menurut
Shahhathah seorang muslim berkewajiban memahami bagaimana ia bermuamalah sebagai bentuk
kepatuhan kepada syariah Islam. Jika ia tidak memahami muamalah maliyah ini, maka ia akan terperosok
kepada sesuatu yang diharamkan atau syubhat, tanpa ia sadari.

Selanjutnya, Shahhathah menambahkan, “Seorang Muslim yang bertaqwa dan takut kepada Allah
SWT, harus berupaya keras menjadikan muamalahnya sebagai amal shaleh dan ikhlas untuk Allah
semata”. Oleh karena itu, memahami/ mengetahui hukum muamalah maliyah menjadi kewajiban bagi
setiap muslim, namun untuk menjadi seorang ahli dalam bidang ini hukumnya fardhu kifayah.

B. Konsep Fikih Muamalah di Pasar Modal Syariah

Menurut Wahbah Zuhaili (2002), hukum muamalah itu terdiri dari hukum keluarga, hukum
kebendaan, hukum acara, perundang-undangan, hukum internasional, hukum ekonomi dan keuangan.
Terdapat empat prinsip dasar muamalah dalam Islam yang terangkum sebagai berikut:

1. Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah boleh (mubah), kecuali yang ditentukan oleh al-
Qur’an dan sunah rasul. Bahwa hukum Islam memberi kesempatan luas perkembangan bentuk dan
macam muamalah baru sesuai dengan perkembangan kebutuhan hidup masyarakat.
2. Muamalah dilakukan atas dasar sukarela, tanpa mengandung unsur paksaan. Hal ini agar kebebasan
kehendak pihak-pihak bersangkutan selalu diperhatikan.

3. Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan kebaikan (maslahah) dan


menghindari keburukan (mudharat) dalam hidup masyarakat. Sesuatu bentuk muamalah dilakukan
atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindari mudharat dalam hidup
masyarakat.

4. Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari unsur-unsur


penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan. Segala bentuk muamalah
yang mengundang unsur penindasan tidak dibenarkan.

Kegiatan pasar modal termasuk dalam kelompok muamalah, sehingga transaksi dalam pasar modal
diperbolehkan sepanjang tidak ada larangan menurut syariah. Kata syariah ini memiliki implikasi baik pada
produk pasar modal syariah, maupun cara atau transaksinya yang harus sesuai dengan prinsip syariah.
Islam mengajarkan adanya keadilan distribusi. Dalam hal ini investasi yang dilakukan oleh seorang
muslim, kemudian dana tersebut digunakan untuk mengembangkan usaha muslim lainnya, sehingga
dengan demikian setiap muslim memiliki peluang yang sama untuk berdaya secara ekonomi. Allah SWT
berfirman:
            
             
             
7. apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal
dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-
orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang
dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras
hukumannya. (QS. Al-Hasr [59]:7)
Kemudian Islam mengajarkan adanya antisipasi kemungkinan terburuk yang akan terjadi, baik itu
berupa krisis, gagal panen, kekeringan, atau kerugian lainnya yang diakibatkan oleh force majeure. Allah
SWT mengajarkan hal ini melalui keteladanan Nabi Yusuf AS (QS. Yusuf [12]:47-49) .
              
               
           
47. Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; Maka apa yang
kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.
48. kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang Amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu
simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.
49. kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa
itu mereka memeras anggur." (QS. Yusuf [12]:47-49)

C. Hal-hal yang Dilarang di Pasar Modal Syariah

Kegiatan muamalah yang dilarang dalam transaksi di pasar modal syariah dijelaskan dalam Fatwa
Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia Nomor 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan
Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Jenis-
jenis transaksi yang dilarang, antara lain :
1. Tadlis adalah tindakan menyembunyikan kecacatan objek akad yang dilakukan oleh penjual untuk
mengelabui pembeli seolah-olah objek akad tersebut tidak cacat.
2. Taghrir adalah upaya mempengaruhi orang lain, baik dengan ucapan maupun tindakan yang
mengandung kebohongan, agar terdorong untuk melakukan transaksi.
3. Gharar adalah ketidakpastian dalam suatu akad, baik mengenai kualitas atau kuantitas objek akad
maupun mengenai penyerahannya.
4. Tanajusy / Najsy adalah tindakan menawar barang dengan harga lebih tinggi oleh pihak yang tidak
bermaksud membelinya, untuk menimbulkan kesan banyak pihak yang berminat membelinya.
5. Ikhtikar adalah membeli suatu barang yang sangat diperlukan masyarakat pada saat harga mahal
dan menimbunnya dengan tujuan untuk menjualnya kembali pada saat harganya lebih mahal.
6. Ghysysy adalah salah satu bentuk tadlis, yaitu penjual menjelaskan/memaparkan
keunggulan/keistimewaan barang yang dijual serta menyembunyikan kecacatannya.
7. Ghabn adalah ketidakseimbangan antara dua barang (objek) yang dipertukarkan dalam suatu akad,
baik segi kualitas maupun kuantitasnya.
8. Ba’i Al Ma’dum adalah jual beli yang objek (mabi’)-nya tidak ada pada saat akad, atau jual beli atas
barang (efek) padahal penjual tidak memiliki barang (efek) yang dijualnya.
9. Riba adalah tambahan yang diberikan dalam pertukaran barang-barang ribawi (al-amwal al-
ribawiyah) dan tambahan yang diberikan atas pokok utang dengan imbalan penangguhan
pembayaran secara mutlak. Al-Quran dan Sunah telah menjelaskan keharaman riba dalam berbagai
bentuknya, dan seberapapun banyak ia dipungut. Allah SWT berfirman dalam QS Al Baqarah ayat
275
           
            
            
            
275. orang-orang yang Makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila[175]. Keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

[174] Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang
disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang
yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan
demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang
dimaksud dalam ayat ini Riba nasiah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat
Arab zaman jahiliyah.
[175] Maksudnya: orang yang mengambil Riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan
syaitan.
[176] Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.
Di dalam Sunah, Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya: “Satu dirham riba yang dimakan
seseorang, dan dia mengetahui (bahwa itu adalah riba), maka itu lebih berat daripada enam puluh kali
zina” (HR Ahmad dari Abdullah bin Hanzhalah).
Riba Utang Piutang:
1. Riba Qardh, yaitu meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan, atau tambahan bagi
orang yang memberikan pinjaman.
2. Riba Jahiliyyah, yaitu utang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam tidak mampu
membayar utangnya pada waktu yang ditetapkan.
Riba Jual Beli
1. Riba Fadhl, yaitu riba yang ditimbulkan akibat pertukaran barang yang sejenis, tetapi tidak
memenuhi kriteria sama kualitasnya, sama kuantitasnya, dan sama waktu penyerahan barangnya.
Pertukaran seperti itu mengandung unsur ketidakjelasan nilai barang pada masing-masing pihak.
2. Riba Nasi’ah, yaitu riba yang ditimbulkan akibat tukar menukar barang yang sejenis maupun tidak
sejenis yang pembayarannya disyaratkan lebih dengan diakhiri atau dilambatkan oleh yang
meminjam.
1.

Anda mungkin juga menyukai