Anda di halaman 1dari 4

Nama : Kaswati

Nim : A031181365

Transaksi Bisnis Haram

A. Perbedaan fiqih ibadah dan fiqih muamalah

Fiqh secara etimologi berasal dari kata Faqaha-Yafqahu, fiqhan yang berarti memahami,
mengerti. Sedangkan secara terminologi adalah ilmu yang menerangkan tentang hukum-
hukum syara’ yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan amaliyah manusia (para mukallaf
yang dikeluarkan (diambil)dari dalil-dalil yang terperinci atau kumpulan hukum-hukum
syara’ tentang tentang perbuatan manusia yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci.

Ibadah merupakan bentuk penghambaan diri seorang manusia kepada Allah SWT. Secara
etimologi, kata ibadah berarti beribadah, menyembah, mengabdi kepada Allah SWT.
Sedangkan secara terminologi ibadah adalah puncak ketaatan dan ketundukan yang di
dalamnya terdapat unsur cinta yang tulus dan sungguhsungguh yang memiliki urgensi yang
agung dalam Islam dan agama karena ibadah tanpa unsur cinta bukanlah ibadah yang
sebenar-benarnya.

Perintah beribadah sebagaimana dalam firman Allah Swt. Dalam surah Al-Baqarah 2 :21

        


  
21. Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa,

Ibadah dibagi menjadi dua bagian :

1. Ibadah khashah (khusus) adalah apa yang ditetapkan Allah SWT akan perincian-
perinciannya, tingkat dan caranya. Seperti shalat, zakat, puasa, haji dan lain-lain.
2. Ibadah ‘Ammah (umum) adalah segala amal yang diizinkan Allah. Seperti masalah
muamalah (jual beli).

Hukum Ibadah (fiqh ibadah) yang meliputi : tata cara bersuci, shalat, puasa, haji, zakat,
nadzar, sumpah, dan aktifitas sejenis terkait dengan hubungan seorang hamba dengan
Tuhannya.

Muamalah secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu ‘Amala-Yu’amilu Mu’amalatan
wa ‘Imalan yang berarti berinteraksi, bekerja. Sedangkan pengertian muamalah secara
terminologi memiliki beberapa pengertian, yaitu:

1. Muamalah adalah hubungan antara manusia dalam usaha mendapatkan alat-alat


kebutuhan jasmaniah dengan cara sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran-ajaran dan
tuntutan agama.
2. Muamalah adalah hukum yang mengatur hubungan individu dengan individu lain,
atau individu dengan negara Islam, dan atau negara Islam dengan negara lain.
3. Muamalah adalah peraturan-peraturan yang harus diikuti dan ditaati dalam hidup
bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia

Hukum Muamalah (fiqh muamalah) yang meliputi : tata cara melakukan akad, transaksi,
hukum pidana atau perdata dan lainnya yang terkait dengan hubungan antar manusia atau
dengan masyarakat luas.

Perbedaan Fiqh Ibadah dan Muamalah


1. Fiqh Ibadah mempunyai karakter yang tetap, tidak berubah dan bersifat stagnan yang
berarti bahwa tidak ada sesuatu yang baru dalam aspek ibadah, shalat dari zaman nabi
hingga saat ini dan masa yang akan datang pasti sama, rakaatnya , macam-macamnya
dan segala yang berhubungan dengannya, berbeda dengan fiqh muamalah yang
bercirikan dinamis dan progresif, banyak didapatkan bentuk usaha saat ini yang belum
pernah ataupun tidak sekomplex pada saat nabi Muhammad saw hidup, seperti
perbankan, asuransi dll.
2. Fiqh Ibadah tidak dituntut sikap kritis dan rasional karena substansinya adalah
keatatan kepada Allah, kita tidak perlu mengetahui rahasia shalat 5 waktu dalam
sehari, haji harus dengan wukuf dll, tapi bentuk ketatan dan kepatuhan adalah yang
paling utama (with no reserve), hal tersebut berbeda dengan Fiqh Muamalah yang
bercirikan rasionalitas dan logis, buktinya adalah yang terlarang dalam praktek
muamlah adalah segala bentuk transkasi yang merugikan dan mendatangkan
mudharat kepada manusia, riba diharamkan karena bertentangan dengan nilai keadilan
dan kemanusiaan.
3. Fatwa dalam fiqh ibadah berdasarkan kehati-hatian, sedangkan fatwa dalam fiqh
Muamalah berdasarkan aspek kemudahan, karena lingkup fiqh muamalah yang lebih
luas dan berkembang
4. Ijtihad dalam Ibadah lebih sedikit dibandingkan Ijtihad dalam aspek muamalah.
5. Fiqh Ibadah tidak berkembang sedangkan fiqh Muamalah berkembang sesuai dengan
perkembangan manusia dalam bermuamalah

B. Jenis Transaksi Bisnis Haram

1. Haram zatnya (objek transaksinya). Suatu transaksi dilarang karena objek (barang
dan/atau jasa) yang ditransaksikan merupakan objek yang dilarang (haram) dalam
hukum agama Islam. Seperti memperjualbeli kan alkohol, narkoba, organ manusia,
dll.
2. Haram selain zatnya ( cara bertransaksinya). Jenis transaksi ini terbagi atas :
a. Tadlis yaitu transaksi dimana salah satu pihak yang bertransaksi berusaha
menyembunyikan informasi dari pihak lain dengan maksud untuk menipu.
b. Ikhtikar adalah transaksi dimana produsen produsen/penjual mengambil
keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara mengurangi supply
(penawaran) agar harga produk yang dijualnya naik.
c. Bai’ Najasy adalah transaksi dimana konsumen/pembeli menciptakan demand
(permintaan) palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk
sehungga harga jual produk itu akan naik.
d. Taghrir (Gharar) arti gharar adalah al-khida` (penipuan), suatu tindakan yang
didalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan. Gharar dari segi fiqih
berarti penipuan dan tidak mengetahui barang yang diperjualbelikan dan tidak
dapat diserahkan. Gharar terbagi menjadi 4, yaitu :
1) Gharar dalam kuantitas
2) Gharar dalam kualitas
3) Gharar dalam harga
4) Gharar menyangkut waktu penyerahan
e. Riba adalah tambahan yang disyaratkan dalam transaksi bsinis tanpa adanya
pengganti (iwad) yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut.
Ada beberapa jenis riba :
1) Riba nasii’ah adalah tambahan yang diambil karena penundaan
pembayaran utang untuk dibayarkan pada tempo yang baru, baik itu
tambahan karena sanksi atas keterlambatan pembayaran utang atau
sebagai tambahan utang baru.
2) Riba fadlal adalah riba yang diambil dari kelebihan pertukaran barang
yang sejenis.
3) Riba al-Yadd adalah riba yang disebabkan karena penundaan
pembayaran dalam pertukaran barang-barang. Dengan kata lain, kedua
belah pihak yang melakukan pertukaran uang atau barang telah
berpisah dari tempat aqad sebelum diadakan serah terima.
4) Riba Qardl adalah meminjamkan uang kepada seseorag dengan syarat
ada kelebihan atau keuntungan yang harus diberikan oleh peminjam
kepada pemberi pinjaman.
f. Maisir berarti gampang/mudah. Menurut istilah maisir berarti memperoleh
keuntungan tanpa harus bekerja keras. Maisir sering dikenal dengan perjudian.
g. Talaqqil jalab atau talaqqi rukban yaitu pedagang menyongsong kedatangan
barang dari tempat lain dari orang yang ingin berjualan di negerinya lalu ia
menawarkan harga yang lebih rendah atau jauh dari harga pasar sehingga para
pedagang luar itu dibeli sebelum masuk ke pasar dan sebelum mereka
mengetahui harga pasar.
h. bai’ hadir lil baad adalah orang kota yang menjadi calo untuk orang
pedalaman atau bisa jadi bagi sesama orang kota. Calo ini mengatakan,
“Engkau tidak perlu menjual barang-barangmu sendiri. Biarkan saya saja yang
jualkan barang-barangmu, nanti engkau akan mendapatkan harga yang lebih
tinggi”.
i. Risywah menurut bahasa berarti: “pemberian yang diberikan seseorang kepada
hakim atau lainnya untuk memenangkan perkaranya dengan cara yang tidak
dibenarkan atau untuk mendapatkan sesuatu yang sesuai dengan
kehendaknya.”

Beberapa makanan yang diharamkan adalah sebagai berikut :


1. Bangkai (Al Maitah)
Setiap hewan yang matinya tidak wajar, tanpa lewat penyembelihan yang syar’i. Contohnya
adalah :
 Al munkhoniqoh: hewan yang mati dalam keadaan tercekik.
 Al mawquudzah: hewan yang mati karena dipukul dengan tongkat atau selainnya.
 Al mutaroddiyah: hewan yang mati karena jatuh dari tempat yang tinggi.
 An nathiihah: hewan yang mati karena ditanduk.
 Hewan yang diterkam binatang buas.
Jika hewan-hewan tersebut ditemukan dalam keadaan bernyawa, lalu disembelih dengan cara
yang benar sesuai dengan ajaran Islam, maka hewan tersebut menjadi halal.
2. Daging babi
Allah berfirman,
ْ َ‫ي ُم َح َّر ًما َعلَى طَا ِع ٍم ي‬
ٍ ‫ط َع ُمهُ ِإاَّل أَ ْن يَ ُكونَ َم ْيتَةً أَوْ َد ًما َم ْسفُوحًا أَوْ لَحْ َم ِخ ْن ِز‬
‫ير فَإِنَّهُ ِرجْ س‬ ِ ُ‫قُلْ اَل أَ ِج ُد فِي َما أ‬
َّ َ‫وح َي إِل‬
Artinya : “Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku,
sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu
bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi – karena sesungguhnya semua itu kotor
– atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.” (QS. Al An’am: 145)
Shidiq Hasan Khon mengatakan, “Yang diharamkan dari babi adalah seluruh bagian babi.
Sedangkan disini disebutkan dagingnya saja karena biasanya yang dimakan adalah
dagingnya.”

3. Darah yang mengalir


Apabila darah yang jumlahnya sedikit semacam darah yang masih menempel pada urat
daging sembelihan dan sulit dibersihkan, maka itu dimaafkan. Selain itu, dikecualikan pula
hati dan limpa.

4. Hewan yang disembelih tanpa menyebut nama Allah atau menyebut nama selain
Allah
Sebagai orang muslim, tidak dihalalkan mengkonsumsi sembelihan orang kafir, orang
musyrik atau orang Majusi. Sebab sembelihan mereka tidak sah karena tidak menyebut nama
Allah. Lantas bagaimana dengan daging dan makanan olahan dari daging yang diimpor dari
negeri non Muslim?

 Jika yang diimpor dari negeri non muslim berupa daging-dagig hewan laut, maka
halal dimakan. Karena hewan laut boleh dimakan tanpa disembelih, baik ditangkap
oleh Muslim ataupun Non Muslim.
 Apabila yang diimpor adalah unggas dan daging hewan darat yang halal dimakan,
seperti ayam, bebek, sapi, kambing, kelinci, dan sebagainya; maka dilihat negara
asalnya. Jika berasal dari negeri yang mayoritas penduduknya menganut paham
atheis, beragama majusi, penyembah berhala (paganisme), maka daging-daging dari
negeri tersebut tidak halal.

Anda mungkin juga menyukai