Anda di halaman 1dari 15

KONSEP FIQH MUAMALAH

Dosen Pengampu : Suprihantosa Sugiarto, SEI. MH.

Kelompok 1 :
1. Putri Andini (21404007)
2. Choirun Nisa’ Febriyanti (21404008)
3. Eka Aprilia Yasinta Putri (21404036)
Pengertian Fiqh Muamalah
Kata fiqh pada mulanya berarti ilmu agama termasuk semua ajaran agama, baik berupa akidah,
akhlak maupun amaliah (ibadah), hal ini memiliki arti yang sama dengan syariat. Namun dalam
perkembangannya, Fiqh didefinisikan sebagai bagian dari hukum Syariah, perolehan pengetahuan
hukum Syariah dalam kaitannya dengan orang dewasa, perilaku manusia yang wajar dari argumen
yang terperinci.

Muamalah secara bahasa diartikan sebagai perbuatan bersama, gotong royong, dan gotong royong.
Secara terminologi, muamalah adalah kegiatan manusia yang melakukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, seperti jual beli, khiyar, dll.

Pengertian fiqh muamalah, sebagaimana dikemukakan oleh Abdullah al-Sattar Fathullah Said yang
dikutip oleh Nasrun Haroen yaitu “hokum-hukum yang berkaitan dengan tindakan manusia dalam
persoalan-persoalan keduniaan, misalnya dalam persoalan jual-beli, utang-piutang, kerja sama
dagang, perserikatan, kerja sama dalam penggarapan tanah, dan sewa-menyewa”.
Sumber-Sumber
Sumber-sumber fiqih secara umum berasal dari dua sumber utama, yaitu dalil naqly yang berupa
Al-Quran dan Al-Hadits, dan dalil Aqly yang berupa akal (ijtihad). Penerapan sumber fiqih islam ke
dalam tiga sumber, yaitu Al-Quran, Al-Hadits dan ijtihad.
1. Al-Qur’an
Al-Qur'an adalah kitab yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW dalam bahasa Arab untuk tujuan kebaikan dan kemajuan
manusia, untuk kehidupan ini dan selanjutnya.

Sumber hukum fiqih muamalah yang terdapat dalam Al Qur’an ada pada surat An
nisa’, yaitu perintah untuk perniagaan dengan adanya saling ke ridhoan atau rela
dan jangan melakukannya dengan cara yang bathil.
2. Al-Hadits
Al-Hadits adalah segala yang
disandarkan kepada Rasulullah SAW,
baik berupa perkataan, perbuatan,
maupun ketetapan. Al-Hadits
merupakan sumber fiqih kedua setelah
Al-Quran yang berlaku dan mengikat
bagi umat islam.
3. Ijma’ & Qiyas
Ijma' adalah kesepakatan mujtahid
tentang hukum syar'i untuk jangka waktu
setelah wafatnya Nabi Muhammad. Agar
syariah dianggap ijma', maka penetapan
akad ini harus ditegakkan oleh semua
mujtahid, meskipun ada pendapat lain
yang menyatakan bahwa ijma' hanya
dapat ditegakkan jika mayoritas mujtahid
setuju dan hadits), tetapi dengan
menyamakannya.
Prinsip-prinsip Fiqh Muamalah
1. Prinsip Umum Muamalah
 Pertama, kaidah fiqh (hukum Islam) mengatakan:
“Pada dasarnya, Semua bentuk muamalah
diperbolehkan kecuali ada dalil yang melarangnya. "
Artinya, hukum Islam menawarkan berbagai
peluang Mengembangkan bentuk dan jenis
muamalah baru berdasarkan perkembangan
kebutuhan masyarakat.

 Kedua, mu'amalat dilakukan atas dasar


pertimbangan membawa manfaat dan menghindari
bahaya (jalb al-mashalih wa dar'u al-mafasid) atau
sering disebut maslahah (bunga).
Prinsip-prinsip Fiqh Muamalah
1. Prinsip Umum Muamalah
 Ketiga, muamalah dilakukan dengan memilah nilai
saldo (tawazun) sedang dibangun. Konsep
keseimbangan dalam konsep syariah/muamalah
antara lain: berbagai aspek, termasuk
pengembangan material dan spiritual, pembangunan
sektor keuangan dan sektor riil; dan pemanfaatan
serta pelestarian sumber daya.

 Keempat, muamalat dilaksanakan dengan


memelihara nilai adil dan menghindari unsurunsur
kezaliman.
Prinsip-prinsip Fiqh Muamalah
2. Prinsip Khusus Muamalah
a . Hal yang diperintahkan untuk dilakukan
 Objek perniagaan halal
Prinsip muamalah adalah harus halal dan tidak boleh berbisnis dengan barang-barang yang dilarang oleh
Islam. Dalam transaksi, transaksi tidak diperbolehkan atau terlibat dalam tindakan ilegal. Misalnya, islam
melarang penjualan alkohol, kenajisan, alat judi, dll.
 Adanya kerelaan (arridhaiyyah)
Dasar dari prinsip ini adalah kalimat “antaradhin minkum” (saling kamu) sebagaimana dinyatakan dalam ayat
29 dari Surah Annisa dari Al-Qur'an. Prinsip tersebut menyatakan bahwa semua transaksi harus dilakukan
atas dasar berikut: kesepakatan antara para pihak.
 Penggurusan dana yang Amanah
Saat berbisnis, hargai kejujuran dan kepercayaan saat mengelola uang merupakan sifat yang harus
dimanifestasikan, sebagaimana sifat nabi dan rasul dalam kehidupan sehari-hari. Rasullullah berkata: :
pedagang yang jujur danamanah berada bersama para nabi dan para suhada.
Prinsip-prinsip Fiqh Muamalah

2. Prinsip Khusus Muamalah

b. hal-hal yang dilarang untuk dilakukan

Hal-hal yang dilarang dalam kegiatan muamalah adalah dalam bentuk


aktivitas perdagangan yang berbasis riba, gharar atau taghrir, tadlis,
tahkir atau ihtikar, bai, al-najasy, maysir dan risywah.
1. Ruang Lingkup Fiqh
Muamalah
a. Ruang lingkup mualamah madiyah :
1. Jual beli (Al-bai’ at-Tijarah) 16. Beberapa masalah mu’ashirah
(mukhadisah)
2. Gadai (rahn) 17. Pembagian hasil pertanian (musaqah)
21,8%(kafalah)
3. Jaminan/tanggungan 18. kerjasama perdagangan (muzara’ah)
4. 35,5%
Pemindahan hutang (hiwalah) 19. Pembelian barang lewat pemesanan
(salam/salaf)
5. Jatuh bangkit (tafjis) 20. Pihak penyandang dana
meminjamkan uang kepada nasabah (qiradh)
6. Batas bertindak (al-hajru) 21 Pinjaman barang (‘ariyah)
7. Perseroan/perkongsian 22. Sewa menyewa (al-ijarah)
8. Perseroan harta dan tenaga (al-mudharabah) 23. Penitipan barang (wadi’ah)
9. Sewa menyewa tanah (al-musaqah al-mukhabarah)
10,9%
10. Upah (ujral al-amah)
11. Gugatan (asy-syuf’ah)
12. Sayembara (al-ji’alah)
13. Pembagian kekayaan bersama (al-qisamah)
14. Pemberian (al-hibbah)
15. Pembebasan (al-ibra’)
1. Ruang Lingkup Fiqh
Muamalah
b. Ruang lingkup muamalah adabiyah :
1. Ijab Kabul
2. Saling meridhai
21,8%
3. Tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak
4. 35,5%
Hak dan kewajiban
5. Kejujuran pedagang
6. Penipuan
7. Pemalsuan
8. Dan segala sesuatu yang bersumber dari indera manusia yang ada
kaitannya dengan peredaran harta
10,9%
2. Pembagian Fiqh
Muamalah
Menurut Ibn Abidin, fiqih muamalah dalam arti luas dibagi menjadi
lima bagian :

a) Muawadhah21,8%
Maliyah (Hukum Perbendaan)
b)35,5%
Munakahat (Hukum Perkawinan)
c) Muhasanat (Hukum Acara)
d) Amanat dan ‘Aryah (Hukum Pinjaman)
e) Tirkah (Hukum Peninggalan)

10,9%
Sistematika Fiqh Muamalah

1. Imam Alauddin Al-Kasani Inilah ulama' dari golongan Hanafi, dalam


kitabnya "Bada'ius Shanai", fiqh mu'amalah dimulai dengan "Kitabul
Ijarah" (bab tenaga kerja atau sewa) dan diakhiri dengan "Kitabul Qardli"
(utang atau pemberian
21,8% modal) akhir).
2. 35,5%
Golongan Syafi'i Memiliki sistematika sebagai berikut : jual beli, hutang
piutang, informasi pemesanan, gadai, perjanjian yang berkaitan dengan
materi lain, diakhiri dengan bab “Penemuan Barang” serta sayembara.
3. Golongan Maliki Setelah membahas ibadah, mereka secara sistematis
membahas jihad, pernikahan, jual beli, keadilan, kesaksian, kejahatan,
wasiat, dan warisan.
4. Golongan
10,9% Ahmad Sistematikanya sebagai berikut: jual beli, informasi
pemesanan, hutang piutang, perjanjian yang berkaitan dengan barang-
barang lainnya, wasiat, warisan, kemudian membebaskan budak
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by ​Slidesgo​,
including icons by Flaticon​, infographics & images by ​Freepik

Anda mungkin juga menyukai