Mu'amalah menurut bahasa berasal dari kata 'aamala, yu-'amilu, mu'amalatan yang
berarti hubungan kepentingan antara seseorang dengan orang lain perlakuan atau tindakan
terhadap orang lain, hubungan kepentingan.
Pengertian muamalah menurut istilah syariat islam ialah suatu kegiatan yang
mengatur hala-hal yang berhubungan dengan tata cara hidup sesama umat manusia untuk
memenuhi keperluan hidup sehari-hari.
❖ Ruang Lingkup
Penetapan pembagian fiqh mu’amalah yang dikemukakan ulama fiqh sangat berkaitan
dengan definisi fiqh mu’amalah yang mereka buat yaitu dalam arti luas dan arti sempit.
Menurut Ibn Abidin, fiqih muamalah dalam arti luas dibagi menjadi lima bagian:
✓ Al-Muamalah Al-Madiyah
✓ Al-Muamalah Al-Adabiyah
MUAMALAH AULIA I
Al-Muamalah Al-Adabiyah adalah muamalah ditinjau dari segi cara tukar-
menukar benda, yang sumbernya dari pancaindra manusia, sedangkan unsur-unsur
penegaknya adalah hak dan kewajiban, seperti jujur, hasut, iri, dendam, dll. Al-
Muamalah Al-Adabiyah adalah aturan-aturan Allah yang ditinjau dari segi subjeknya
(pelakunya) yang berkisar pada keridhaan kedua pihak yang melangsungkan akad,
ijab kabul, dusta, dll.
Secara garis besar ruang lingkup fiqih muamalah adalah seluruh kegiatan muamalah
manusia berdasarkan hukum-hukum islam yang berupa peraturan peraturan yang berisi
perintah atau larangan seperti wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. hukum-hukum fiqih
terdiri dari hukum-hukum yang menyangkut urusan ibadah dalam kaitannya dengan
hubungan vertikal antara manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia
lainnya.
antara kaidah dasar fiqh muamalah adalah sebagai berikut : Hukum asal dalam
muamalat adalah mubah, Konsentrasi Fiqih Muamalah untuk mewujudkan kemaslahatan,
Menetapkan harga yang kompetitif, Meninggalkan intervensi yang dilarang, Menghindari
eksploitasi, Memberikan toleransi, Tabligh, siddhiq, fathonah amanah sesuai sifat
Rasulullah.
✓ Fiqh mu'amalat dibangun di atas dasar-dasar umum yang dikandung oleh beberapa
nash (QS. An-Nisa`: 29), (QS. Al-Baqarah: 188, 275)
✓ Pada asalnya, hukum segala jenis muamalah adalah boleh. Tidak ada satu model/jenis
muamalah pun yang tidak diperbolehkan, kecuali jika didapati adanya nash shahih
yang melarangnya, atau model/jenis muamalah itu bertentangan dengan prinsip
muamalah Islam. Dasarnya adalah firman Allah dalam (QS. Yunus: 59).
✓ Fiqh mu'amalah mengompromikan karakter tsabat dan murunah. Tsubut artinya tetap,
konsisten, dan tidak berubah-ubah. Murunah artinya lentur, menerima perubahan dan
adaptasi sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, selama tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip yang tsubut.
MUAMALAH AULIA I
✓ Fiqh muamalah dibangun di atas prinsip menjaga kemaslahatan dan 'illah (alasan
disyariatkannya suatu hukum). Tujuan dari disyariatkannya muamalah adalah
menjaga dharuriyat, hajiyat, dan tahsiniyat.
❖ Transaksi dalam Muamalah Islam
Transaksi diartikan sebagai peralihan hak dan pemilikan dari satu tangan ke tangan
lain. Kriteria dari transaksi yang hak dan sah adalah adanya unsur suka sama suka
didalamnya.
“Hai orang-orang beriman janganlah kamu memakan harta sesamamu secara batil,
kecuali bilaberlaku dalam tijarah atas dasar suka sama suka diantara kamu.” (Q.S An-Nisa
: 29)
Bentuk transaksi secara garis besar terbagi dua, yaitu: berlangsung dengan sendirinya
tanpa adanya kehendak dari pihak-pihak yang terlibat, yang disebut ijbari. (hanya terdapat
dalam kewarisan). Peralihan secara ikhtiyari , peralihan hak kepada orang lain berlaku atas
kehendak dari salah satu atau kedua belah pihak.
✓ Jual Beli
Sabiq dalam bukunya Fikih as-Sunnah (1997 : 44) menyatakan bahwa jual beli
menurut bahasa ialah saling menukar, sedangkan menurut syara adalah pertukaran
harta atas dasar saling sukarela atau memindahkan hak kepemilikan harta terhadap
suatu benda atau harta dengan ganti yang dapat dibenarkan oleh hukum.
"Padahal Allah telah mengahalalkan jual beli dan mengharamkan riba..." (Q.S. Al-
Baqarah: 275)
Rukun dan syarat jual beli yang harus diperhatikan meliputi : adanya penjual
dan pembeli, uang dan barang, serta ikrar jual beli.
Penjual dan Pembeli
Kedua belah pihak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : orang yang berakal
sehat agar tidak terkecoh. Antara penjual dan pembeli sama-sama rela, dan tidak
terpaksa, sudah baligh atau dewasa.
Uang dan Barang yang Diperjualbelikan
Adapun syarat uang dan barang dalam jual beli yang sah adalah sebagai berikut: ada
manfaat dari jual beli, barang yang dijual oleh penjual pada jual beli dapat dikuasai
oleh pihak pembeli, barang itu diketahui secara jelas oleh pembeli, baik bentuk
MUAMALAH AULIA I
ukuran, maupun sifat-sifatnya, barang itu milik penjual sendiri atau milik orang lain
yang sudah dikuasakan kepadanya untuk dijual, Barang yang diperjualbelikan suci
dari najis.
Ikrar atau Pernyataan Jual Beli
Ikrar jual beli terdiri atas ijab dan kabul. Ijab merupakan ikrar penjual dan kabul
merupakan ikrar pembeli.
✓ Sewa-menyewa dan upah mengupah atau ijarah
Menurut etimologi, ijarah adalah : menjual manfaat . demikian pula artinya menurut
etimologi syarat . Ada yang menerjemahkan sebagai upah mengupah.
✓ Pinjam-meminjam
✓ Utang-piutang
✓ Agunan
✓ Pemberian
✓ Waqaf
✓ Wasiat
Pada perusahaan MLM sistem pemasaran yang dilakukan adalah dengan sistem
berjenjang yang melibatkan anggota-anggotanya, sehingga jalur distribusi diperpendek.
Dengan jalur distribusi diperpendek, maka diharapkan sebagian keuntungan dari produk / jasa
dapat masuk ke anggotanya.
Sebenarnya tidak ada yang salah dalam urusan transaksi, selama MLM itu bersih dari
unsur terlarang seperti riba, gharar, dharar dan jahalah. MLM sendiri masuk dalam bab
Muamalat, yang pada dasarnya mubah atau boleh. Merujuk kepada kaidah Qowaid fiqh yaitu
Al-Aslu fil Asy-yai Al-Ibahah (Syarwat, 2009). Hukum segala sesuatu itu pada asalnya
adalah boleh. Dalam hal ini maksudnya adalah dalam masalah muamalat. Sampai nanti ada
hal-hal yang ternyata dilarang atau diharamkan dalam syariah Islam.
Misalnya bila di dalam sebuah MLM itu ternyata terdapat indikasi riba`, misalnya
dalam memutar dana yang terkumpul. Atau ada indikasi terjadinya gharar atau penipuan baik
kepada down line ataupun kepada upline. Atau mungkin juga terjadi dharar yaitu hal-hal yang
membahayakan, merugikan atau menzhalimi pihak lain, entah dengan mencelakakan dan
menyusahkan. Dan tidak tertutup kemungkinan ternyata ada unsur jahalah atau ketidak-
transparanan dalam sistem dan aturan. Oleh karena itu menurut penulis, seseorang tidak
Syarifuddin, Amir. 2003. Garis - Garis Besar Fiqh. Jakarta : Prenada Media
MUAMALAH AULIA I
Yenni, Roma. 2011. Masalah Fiqh Muamalah. Artikel Online :
http://sangirdencinto.blogspot.co.id/2011/05/masalah-sosial-dalam-fiqih-muamalah.html
MUAMALAH AULIA I