Anda di halaman 1dari 23

PASAR KELOMPOK 1 :

DESMA RIA (1951020049)


DIAH FEBRINA AURELA (1951020055)
MODAL DINDA ADHELIA ASHIFA (1951020060)
SITI KHOTIJAH (1951020452)
SYARI’AH

Dosen Pengampu :
Oza Restianita, M.E
MATERI PEMBAHASAN
01 Konsep Dasar pasar modal
syari’ah

02 Sejarah dan perkembangan industri


pasar modal syariah

03 Prinsip Dasar Fiqh Muamalah

04 Fatwa Terkait Pasar Modal Syari’ah


Konsep Pasar
Konsep Pasar Modal
Modal
Syari’ah
Syari’ah
KONSEP Istilah pasar biasanya digunakan dengan istilah
bursa, exchange dan market. Sementara untuk
PASAR istilah modal sering digunakan dengan istilah
efek, securities, dan stock. Pengetian Pasar
MODAL Modal berdasarkan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dalam Bab I
SYARI’AH Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat (13), yang
didalamnya disebutkan, bahwa Pasar Modal
adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan Efek.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995


Tentang Pasar Modal
Pasar modal secara umum
merupakan suatu tempat
bertemunya para penjual Pasar modal Syari’ah secara
dan pembeli untuk sederhana dapat diartikan
melakukan transaksi dalam sebagai pasar modal yang
rangka memperoleh modal. menerapkan prinsip-prinsip
Penjual dalam pasar modal Syari’ah dalam kegiatan
merupakan perusahaan transaksi ekonomi dan
untuk menjual efek-efek di terlepas dari hal-hal yang
pasar modal yang disebut dilarang seperti: riba,
emiten, sedangkan pembeli perjudian, spekulasi.
disebut investor.
Pasar modal Syari’ah adalah pasar modal yang
seluruh mekanisme kegiatannya terutama
mengenai emiten, jenis efek yang
diperdagangkannya telah sesuai dengan prinsip-
prinsip Syari’ah. Sedangkan efek Syari’ah
adalah efek yang dimaksudkan dalam peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal
yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun
cara penerbitnya memenuhi prinsip-prinsip
Syari’ah yang didasarkan atas ajaran Islam yang
penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI
(Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia) dalam bentuk fatwa.

Fatwa Dewan Syariah Nasional


Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 Tentang
Pasar Modal Syari’ah
Jadi yang dimaksud
dengan Pasar Modal
Syariah adalah Pasar
Modal yang kegiatannya
bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan
perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek
yang diterbitkannya,
serta lembaga dan
profesi yang berkaitan
dengan Efek,
berdasarkan prinsip
syariah
Sejarah dan perkembangan
industri pasar modal syariah
Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan
diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa
Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya,
Bursa Efek indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta)
berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment
Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada
tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor
yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah.
Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan
langsung dengan pasar modal yaitu Fatwa Nomor
20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan
Investasi Untuk reksa Dana Syariah. Selanjutnya,
instrumen investasi syariah di pasar modal terus
bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT.
Indosat Tbk pada awal September 2002.
Perkembangan industri pasar modal
syariah
Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah
baru dengan disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008.
Undang-undang ini diperlukan sebagai landasan hukum untuk
penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk negara.
Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah
Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002.
Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia pada saat ini
sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Terdapat
dua pasar modal syariah di Indonesia yaitu Jakarta Islamic
Index (JII) dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). JII
muncul pada tahun 2000 , sedangkan ISSI pada tahun 2011
setelah diterbitkannya fatwa DSN No: 80/DSN-MUI/III/ 2011.
Perkembangan dalam pasar modal syariah terlihat dari
banyaknya jumlah saham syariah per 30 April 2017 yang telah
meningkat sebesar 49 persen menjadi 354 saham sejak ISSI
diluncurkan pada 2011 yang pada saat itu saham syariah
sebanyak 237.
PRINSIP DASAR FIQH
MUAMALAH
Prinsip mendasar dari muamalah adalah manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi
untuk mengembangkan dan melestarikan bumi. Bumi ditundukkan untuk diambil
manfaatnya oleh manusia. Sebagai sistem kehidupan, Islam memberikan warna dalam
setiap dimensi kehidupan manusia, tak terkecuali dunia ekonomi. Sistem Islam ini
jwhuuwwud
berusaha mendialektikkan nilai-nilai ekonomi dengan nilai akidah atau pun etika. Artinya,
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia dibangun dengan dialektika nilai
materialisme dan spiritualisme. Kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak hanya berbasis
nilai materi, akan tetapi terdapat sandaran transendental di dalamnya, sehingga akan
bernilai ibadah. Your Title Here
Lorem ipsum dolor sit amet,
consectetur adipiscing elit. Cras
nunc mi, sollicitudin quis ipsum a,
mollis mollis ortor. Ut sodales felis id
More.. tellus porttitor sodales.
Prinsip – prinsip dasar fiqh mumalah

a.Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah mubah.

‫ إِالَّ َما َد َّل ال َّدلِ ْي ُل َعلَى ِخالَفِ ِه‬،ُ‫احة‬


َ َ‫اإلب‬
ِ )‫ت‬ ْ َ ‫ص ُل فِى اأْل‬
ِ َ‫شيَا ِء (فِى ا ْل ُم َعا َمال‬ ْ َ‫اَأل‬
Pada dasarnya (asalnya) pada segala sesuatu (pada persoalan mu’amalah) itu hukumnya mubah, kecuali
jika ada dalil yang menunjukkan atas makna lainnya.”

b. Mumalalah dilakukan atas dasar sukarela, tanpa mengandung unsur-unsur paksaan.

29:‫لنساء‬++‫ا‬- .‫ َر ِح ْي ًما‬+‫ ُك ْم‬++‫ َان ِب‬+‫ َك‬++‫هللا‬ َ ‫ ْن ُف‬+َ‫ ْق ُتلُ ْوا أ‬++‫ َو َال َت‬+‫ َر ٍضمِ ْن ُك ْم‬++‫ار ًة َعْن َت‬
َ ‫ِ َّن‬+‫ إ‬+‫س ُك ْم‬ َ ‫ َج‬++‫ ُك ْو َن ِت‬++‫ ْن َت‬+َ‫ َّالأ‬+ ِ‫لباطِ ِل إ‬++‫ا‬ َ ‫ ْم َو‬+َ‫أْ ُكلُ ْوا أ‬++‫ َت‬+‫ َم ُن ْوا َال‬+‫ل ِذ ْي َنآ‬+َّ +‫ا ا‬+‫آ ُّي َه‬++‫ي‬:
َ ْ ++‫ ِب‬+‫ ْي َن ُك ْم‬++‫ َب‬+‫ل ُك ْم‬++‫ا‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh diri kamu sekalian,
sesungguhnya Allah adalah maha penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisa’: 29)
Your Title
c. Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan Here dan menghindari mudharat dalam
manfaat
bermasyarakat.

َ ‫ض َر َر َوالَ ضِ َر‬
‫رواه أحمد وابن ماجة‬- .‫ار‬ َ ‫س َّل َم َق‬
َ َ‫ضى أَنْ ال‬ َ ‫ص َّلى هللا ُ َع َل ْي ِه َو‬
َ ‫هللا‬ ُ ‫ت أَنَّ َر‬
ِ َ ‫س ْول‬ َ ‫َعنْ ُعباَدَ َة ا ْب ِن‬
ِ ‫صا ِم‬

“Dari Ubadah bin Shamit; bahwasanya Rasulullah saw menetapkan tidak boleh berbuat kemudharatan
dan tidak boleh pula membalas kemudharatan”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

d. Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai-nilai keadilan, menghindari unsur-unsur penganiayaan


dalam pengambilan kesempatan.

‫البقرة‬- . َ‫س أَ ْم َوالِ ُك ْم الَ َت ْظلِ ُم ْونَ َوالَ ُت ْظ َل ُم ْون‬


ُ ‫س ْولِ ِه َوإِنْ ُت ْب ُت ْم َف َل ُك ْم ُرؤُ ْو‬
ُ ‫هللا َو َر‬ ٍ ‫َفإِنْ َل ْم َت ْف َعلُ ْوا َفأْ َذ ُن ْوا ِب َح ْر‬
ِ َ‫ب مِن‬

“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari mengambil riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan
tidak (pula) dianiaya”. (QS. Al-Baqarah: 279)
 
FATWA
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
Nomor 40/DSN-MUI/X/2002
Tentang
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal
;;ْ ‫ح َ;;م ِ ;ن ٱهَّللِ; ِ;م ِب‬
‫;س‬ ٰ ; ْ ‫ٱلر‬
َّ ‫;يم‬
;ِ ‫ٱلر ِ;ح‬
َّ
Dewan Syari’ah Nasional setelah
Menimbang:
a. bahwa perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari perkembangan pasar modal;
b. bahwa pasar modal berdasarkan prinsip syariah telah dikembangkan di berbagai negara;
c. bahwa umat Islam Indonesia memerlukan Pasar Modal yang aktivitasnya sejalan dengan prinsip
syariah;
d. bahwa oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Dewan Syariah Nasional MUI
memandang perlu menetapkan fatwa tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syariah di Bidang Pasar Modal.
Mengingat : 1. Firman Allah SWT., antara lain:
; َ ‫هللا; َأ‬
… ‫;ح َّل َ;و‬ ;َ ‫الر َب;ا َ;و َ ;ح َّر َ;م ْال َ;ب;ي‬
ُ ‫ْ;ع‬ ;;ِّ … (‫ال;;ب;;;ق;;رة‬: 275)
"… dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba ..." (QS. al-Baqarah [2]: 275)
‫ْ;ن َأ;ي َُّ;ه;ا َي;ا‬ ْ ُ ‫هللا ات ُ َّْق;;وا َآم‬
; َ ‫;ن;;وا الَّذِ;ي‬ ْ ; ُ ‫;قِ;ي َم;ا َ;و َ;ذ‬
;َ ‫ر;وا‬ ; َ ‫ِ;ن َب‬
; َ ‫الر َب;ا م‬
;;ِّ ‫;ن‬ ;ْ ‫ْ;ن ُك ْ;ن ُ;ت‬
; ْ ‫;م ِإ‬ ْ ‫ف‬
; َ ‫م;ُ;ؤمِ;نِ;ي‬. ;َ ْ ‫;م ِإ‬
;;‫;ن‬ ;َ ‫ب َف ْ;أ َ;;ذ ُ ْن;;وا َت ْ;ف‬
;ْ ‫;ع ُ ْل;;وا َل‬ ;;ٍ ‫;ح ْ ;ر‬
; َ ‫ِ;ن ِب‬
; َ ‫هللا م‬
;ِ ‫لِ;ه‬ ْ ;ُ ‫;ن َ;و َ ;ر‬
;ِ ‫;و‬
;‫س‬ ;ْ ‫;م ُت;ب ُْ;ت‬
; ْ ‫;م َ;و ِإ‬ ;ْ ‫س َف َ;ل ُ;ك‬
;;;ُ ‫;م ُ ;ر ُ; ْء;;و‬
;ْ ‫الِ;ك‬ َ ;ْ ‫َأ‬
ُ ‫;م;و‬
ْ ‫;ظ‬
‫لِ;م;ُ;و َ ;ن‬ ; ْ ‫ال َال َ;ت‬;َ ‫;م;ُ;و َ ;ن َ;و‬ ;;ْ ‫ال;;ب;;;ق;;رة( ُت‬: 278- 279)
ْ ‫;ظ َل‬
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut)
jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka
ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan
riba) maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak (boleh) menganiaya dan tidak (pula) dianiaya." (QS. al-
Baqarah [2]: 278-279)
‫ْ;ن َأ;ي َُّ;ه;ا َي;ا‬
; َ ‫;ن;;وا الَّذِ;ي‬ ;ُ ‫;م َال َ;ت ْ;أ‬
ْ ُ ‫;ك ُ ْل;;وا َآم‬ َ ;ْ ‫;م َأ‬
;ْ ‫;م;و َال ُ;ك‬ ;ْ ‫;اط ِ ;ل َب;ي َْ;ن ُ;ك‬
;;ِ ‫;ال َ;ب‬ ; ْ ‫;ك;;و َ ;ن َأ‬
ْ ‫;ن ِإ;الَّ ِب‬ ْ ُ ‫ار ً;ة َت‬ ; َ ‫اض َ ;ع ْ ;ن‬
; َ ‫تِ;ج‬ ;ْ ‫ال;;ن;;س;;اء( … م ِْ;ن ُ;ك‬: 29)
; َ ‫;م َت‬
;;;ٍ ‫;ر‬
"Hai orang yavng beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu, …" (QS. al-
Nisa' [4]: 29)
‫;ت َف ِ;إ َ;;ذا‬ ;;;ِ ‫َّال ُ;ة; ُق‬
;;ِ ‫;ض َي‬ َ ‫ر;وا الص‬ ْ ; ُ ‫;ش‬ ْ ‫ض فِ;ى َف‬
; ِ ‫;ان َ;ت‬ َ ‫;وا ْا‬
; ْ ‫;أل‬
;;;ِ‫;ر‬ ْ ُ ‫ِ;ن َ;واب َْ;ت‬
;‫;غ‬ ;;;ْ ‫هللا َف‬
; ْ ‫;ض ِ ;ل م‬ ;ِ ... (‫ال ;ج;مع;ة‬: 10)
"… Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah …"
(QS. Al Jumu'ah [62]: 10)
‫ْ;ن َأ;ي َُّ;ه;ا َي;ا‬ ْ ُ ‫ُ;ق;;و ِ;د َ ْأ;;و ُ ْف;;وا َآم‬
; َ ‫;ن;;وا الَّذِ;ي‬ ْ ‫ال;;مائ;;دة( … ِب‬: 1)
ْ ُ ‫;ال;ع‬
"Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu …" (QS. al-Ma'idah [5]: 1)
2. Hadis Nabi SAW, antara lain:
;‫ض َ ;ر َ ;ر َال‬
;;;َ ;‫ار َ;و َال‬
; َ ‫ض َ ;ر‬
;;;ِ (‫)ي;;ح;ي; ع;ن ومال;;ك ال;;ع;ب;;;اس اب;;;ن ع;ن وأح;مد ال;;ص;;امت ب;;;ن ع;ب;;;ادة ع;ن ماج;ه اب;;;ن رواه‬
"Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula
Your membahayakan
Title Here orang lain." (HR. Ibn Majah
dari 'Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn 'Abbas, dan Malik dari Yahya)
;‫;ع َال‬ ;;َ ‫ك َل;ي‬
;ْ ‫ْ;س َم;ا َت ِ;ب‬ ;َ ‫)ح;زام ب;;;ن ح;ك;ي;;م; ع;ن ال;;خ;مس;;ة روا;ه( ِ ;ع ْن‬
;;َ ‫;د‬
"Janganlah kamu menjual sesuatu yang tidak ada padamu." (HR. al-Khamsah dari Hakim bin Hizam)
;‫;ل َال‬
;;ُّ ‫;ح‬ ;;ٌ ‫ْ;ع َ ;س َل‬
;ِ ‫;ف َي‬ ;ٌ ‫و َب;ي‬،
;َ ‫;ن‬ ; َ ‫;ر‬
; ِ ‫طا‬ ;َ ‫فِ;ي َ;و َال‬
; ْ ‫;ش‬ ;ٍ ‫ب;ي‬،َ ;‫ْ;ح َ;و َال‬
;;ْ ‫ْ;ع‬ ;ْ ‫;ن َل‬
; ُ ‫;م َم;ا ِ ;رب‬ ; ْ ‫يُ;ض َم‬ ;َ ‫ْ;ع َ;و‬
;;;ْ ، ‫ال‬ ;;َ ‫ك َل;ي‬
;ُ ‫ْ;س َم;ا َب;ي‬ ;َ ‫ع;ن أب;;;ي;;ه ع;ن ش;;ع;ي;;ب ب;;;ن ع;مرو ع;ن ال;;خ;مس;;ة رواه( ِ ;ع ْن‬
;;َ ‫;د‬
‫ج;ده‬، ‫)وال;;ح;اك;م خ;زي;;مة واب;;;ن ال;;ت;;;رمذي وص ;ح;ح;ه‬
"Tidak halal (memberikan) pinjaman dan penjualan, tidak halal (menetapkan) dua syarat dalam suatu jual
beli, tidak halal keuntungan sesuatu yang tidak ditanggung resikonya, dan tidak halal (melakukan)
penjualan sesuatu yang tidak ada padamu" (HR. al-Khamsah dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari
kakeknya).
‫;ه‬ َ ‫ل‬
;َ ‫ىن‬ ْ ;ُ ‫هللا َ ;ر‬
; ُ ‫;و‬
;‫س‬ ;ِ ‫صلَّى‬
;;;َ ;‫هللا‬ ;ِ ‫ْ;ع َ ;ع ْ ;ن َ;و َ ;سل َ;َّم َ ;ع َل;ي‬
ُ ‫ْ;ه‬ ;َ ‫)ع;مر ا;ب;;;ن ع;ن ال;;ب;;;ي;;هق;;ي; رواه( ْال‬
;ِ ‫;غ َ ;ر ِ ;ر َب;ي‬
"Rasulullah SAW melarang jual beli (yang mengandung) gharar" (HR. al-Baihaqi dari Ibnu Umar)
‫إن‬
َّ ‫ل‬ ْ ;ُ ‫هللا َ ;ر‬
; َ ‫;و‬
;‫س‬ ;ِ ‫صلَّى‬
;;;َ ;‫هللا‬ ;ِ ‫ن َن َ;ه;ى َ;و َ ;سل َ;َّم َ ;ع َل;ي‬
ُ ‫ْ;ه‬ ; ِ ‫شال َ ;ع‬ ; ْ ‫)ع;ل;;ي;;ه مت;;;ف;;;ق( ن‬
;;ِ ‫َّج‬
"Rasulullah SAW melarang (untuk) melakukan penawaran palsu." (Muttafaq 'alaih)
‫;ن‬
َّ ‫;ي ِإ‬
َّ ‫صلَّى الن َِّب‬
;;;َ ;‫هللا‬ ;ِ ‫ْ;ن َ ;ع ْ ;ن َن َ;ه;ى َ;و َ ;سل َ;َّم َ ;ع َل;ي‬
ُ ‫ْ;ه‬ ; ِ ‫ْ;ع َت;ي‬ ; ْ ‫ْ;ع ٍ;ة‬
;َ ‫فِ;ي َب;ي‬ ;َ ‫)وال;;ن;;س;;ـائ;;ى; وال;;ت;;;رمذي دا;ود أب;;;و رواه( َب;ي‬
"Nabi SAW melarang pembelian ganda pada satu transaksi pembelian." (HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan
al-Nasa`i)
;َ ‫;ض ُ;ه َ ;حتَّى َ;ش;ي ًْ;ئ;ا َت ِ;ب‬
;‫;عَّن َال‬ ;;;َ ‫)ح;زام ب;;;ن ح;ك;ي;;م ع;ن ال;;ب;;;ي;;هق;;ى; رواه( َت ْ;ق ِ;ب‬
"Tidak boleh menjual sesuatu hingga kamu memilikinya" Your
(HR Title Here dari Hakim bin Hizam)
Baihaqi
‫;ح‬ ْ ‫ائِ;ز الص‬
; ُ ‫ُّ;;;ل‬ ; ٌ ‫;ي َ ;ج‬
; ْ ‫ِ;ين َ َ;بن‬ ; ْ ‫;حا ِإ;الَّ ْال;م‬
; َ ‫ُ;سلِ;م‬ ; ً ‫ُ;;;ل‬ ً ‫ل َ ْأ;;و َ ;ح َال‬
ْ ‫;ال; َ ;ح َّر َ;م ص‬ ; َ ‫ُ;ون َ ;ح َ ;رامً;ا َأ‬
َّ ‫;ح‬ ; ْ ‫;م َ ;ع َل;ى َ;و ْال;م‬
; َ ‫ُ;سلِ;م‬ ;ْ ‫وط ِه‬
; ِ ‫;ر‬
;ُ ‫ش‬ ; ً ‫;ر‬
;ُ َّ‫طا ِإ;ال‬ ً ‫ل َ ْأ;;و َ ;ح َال‬
; ْ ‫;ال; َ ;ح َّر َ;م َ;ش‬ ; َ ‫ال;;ت;;;رمذي رواه( َ ;ح َ ;رامً;ا َأ‬
َّ ‫;ح‬
‫)ع;وف ب;;;ن ع;مرو ع;ن‬
"Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal
atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram." (HR. al-Tirmidzi dari 'Amr bin 'Auf)
‫إن‬
َّ ‫ل‬ ْ ;ُ ‫هللا َ ;ر‬
; َ ‫;و‬
;‫س‬ ;ِ ‫صلَّى‬
;;;َ ;‫هللا‬ ;ِ ‫;ال َ;و َ ;سل َ;َّم َ ;ع َل;ي‬
ُ ‫ْ;ه‬ ; َ ‫ق‬:َ ‫ل‬ ْ ُ ‫هللا; َي‬
; ُ ‫;ق;;و‬ ;َ ‫ت‬:َ ‫;الِ;ث َأ َ;ن;ا‬
ُ ‫;ع َال;ى‬ ;;ُ ‫ْ;ن َث‬
; ِ ‫َّري َْ;ك;ي‬
; ِ ‫;م الش‬
;ْ ‫;ال‬ ; ُ ‫;ه َ;م;ا َي‬
َ ‫;خ ْ ;ن َم‬ ; َ ‫;ه َأ‬
;ُ ‫;ح ُد‬ ;ُ ‫اح َ;ب‬ ;;;َ ‫ان َف ِ;إ َ;;ذا‬
;ِ ‫ص‬، ; َ ‫;ه َ;م;ا َ ;خ‬ ; َ ‫;ه َأ‬
;ُ ‫;ح ُد‬ ;ُ ‫اح َ;ب‬
;ِ ‫ص‬ ;;ُ ‫ِ;ن َ ;خ َ ;ر ْ ;ج‬
;;;َ ‫ت‬ ; ْ ‫ْ;نِ;ه َ;م;ا م‬
ِ ‫َب;ي‬
(‫)وال;;ب;;;ي;;هق;;ي; وال ;ح;اك;م وال;;دار;ق;;طن ;ي; داود أب;;;و رواه‬
"Rasulullah SAW bersabda, Allah Ta'ala berfirman:"Aku adalah Pihak ketiga dari dua Pihak yang berserikat
selama salah satu Pihak tidak mengkhianati yang lainnya. Maka, apabila salah satu Pihak mengkhianati
yang lain, Aku pun meninggalkan keduanya" (HR Abu Dawud, al-Daraquthni, al-Hakim, dan al-Baihaqi)
‫ق;;ال وس;;ل;;م ع;ل;;ي;;ه هللا;;;; ص;;ل ;ى; هللا;;;; رس;;ول ع;ن هللا;;;; ع;ب;;;د ب;;;ن مع;مر ع;ن‬: ;‫ِ;ر َال‬
; ُ ‫;ح َت;ك‬ َ ‫ئ ِإ‬
; ْ ‫;ال; َي‬ ; ِ ‫)مس;;ل;;م رواه( َ ;خ‬
; ٌ ‫اط‬
"Dari Ma'mar bin Abdullah, dari Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah melakukan ihtikar
(penimbunan/monopoli) kecuali orang yang bersalah" (HR Muslim)
‫ق;;ال وس;;ل;;م ع;ل;;ي;;ه هللا;;;; ص;;ل ;ى; هللا;;;; رس;;ول ع;ن هللا;;;; ع;ب;;;د ب;;;ن مع;مر ع;ن‬: ;‫ِ;ر َال‬
; ُ ‫;ح َت;ك‬ َ ‫ئ ِإ‬
; ْ ‫;ال; َي‬ ; ِ ‫)مس;;ل;;م رواه( َ ;خ‬
; ٌ ‫اط‬
"Dari Ma'mar bin Abdullah, dari Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah melakukan ihtikar
(penimbunan/monopoli) kecuali orang yang bersalah" (HR Muslim)
3. Kaidah Fiqh:
َ ‫;ت فِ;ي‬ ;َ ‫;اح ُ;ة ْال;م‬ ; ْ ‫;ل َأ‬
‫ل‬
; ُ ‫;ص‬
;;;ْ ‫األ‬ َ ‫ُ;ع َام‬
;;ِ ‫;ال‬ ِ ‫;ن ِإ;الَّ ْا‬
; َ ‫;إل َ;ب‬ ; ٌ ‫;ح ِ ;ريْ;م َِ;ه;ا َ ;ع َل;ى َ;دلِ;ي‬
َّ ‫ْ;ل َي ُ;د‬ ; ْ ‫َت‬ Your Title Here
"Pada dasarnya, segala sesuatu dalam muamalah boleh dilakukan sampai ada dalil yang
mengharamkannya."
;‫;ج;و ُ ;ز َال‬ ; َ ‫;ن َأل‬
ْ ; ُ ‫;ح ٍ;دِ َي‬ ; ْ ‫ف َأ‬ ;;;َ ‫فِ;ي َي َ;ت‬
;;َ ‫;ص َّر‬ ;;ِ ‫ْ;ر م ِْ;ل‬
;;ْ ‫;ك‬ ;َ ‫;ال; ْال‬
; ِ ‫;غي‬ ;ِ ‫ِإْ;;ذ‬
َ ‫نِ;ه ِب‬
"Tidak boleh melakukan perbuatan hukum atas milik orang lain tanpa seizinnya."
Memperhatikan : 1. Pendapat ulama, antara lain:
a. Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173, [Beirut: Dar al-Fikr, tanpa thn]:
‫;ن‬ ; َ ‫اش َ;ت‬
; ِ ‫;رى َ;و ِإ‬ ; َ ‫ْ;ن َأ‬
;ْ ‫;ح ُ;د‬ ; ِ ‫;ص َ;ة الش‬
; ِ ‫َّري َْ;ك;ي‬ َّ ‫ح‬
;ِ ‫ِ;ه‬
;ِ ‫;ريْ;ك‬ ;ُ ‫از م ِْ;ن‬
; ِ ‫;ه َ;ش‬ ; َ ‫ج‬،
; َ ‫َّه‬
;ُ ‫ي ألن‬ ; ِ ‫;ش َ;ت‬
;;ْ ‫;ر‬ ;;َ ‫ْ;ر ِ;ه م ِْ;ل‬
;ْ ‫;ك َي‬ ; ِ ‫َ ;غي‬
"Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra serikatnya, hukumnya boleh karena ia
membeli milik pihak lain."
b. Pendapat Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhujuz 3/1841:
َ ‫ائِ;ز ب ْ;ا‬ َّ ‫اب َأل‬ ;;;ْ ‫ُ;م َأ‬ َ ‫;اء ْا‬ ; ْ ‫ َأ‬.
; ُ ‫ُ;م التَّع َا;م‬
‫ُ;ل‬ ; ْ ‫;أل‬
;ِ ‫;سه‬ ِ ; ٌ ‫عا َ ;ج‬ ; ْ ‫;نِ َ;ش‬
; ً ‫;ر‬ ;;َ ‫;ص َ ;ح‬ ; ْ ‫;أل‬
;ِ ‫;سه‬ ;ُ ‫;ر َك‬ ;ُ ‫;ة فِ;ى‬
;َ ‫ش‬ ;ِ ‫;;ر َك‬ ِّ ‫;ة‬
; ْ ‫الش‬ ْ ُ ‫;م‬
; ْ ‫;و َ ;ن َم;ا ِب‬
;ِ ‫;نِ;س َب‬ ;‫لِ;ك‬ ; ْ ‫ُ;م م‬
;ْ ‫ِ;ن َي‬ ;ٍ ‫;سه‬
"Bermuamalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas) saham hukumnya boleh, karena pemilik saham
adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya."
c. Pendapat para ulama yang menyatakan kebolehan jual beli saham pada perusahaan-perusahaan yang
memiliki bisnis yang mubah, antara lain dikemukakan oleh Dr. Muhammad ‘Abdul Ghaffar al-Syarif (al-
Syarif, Buhuts Fiqhiyyah Mu’ashirah, [Beirut: Dar Ibn Hazm, 1999], h.78-79); Dr. Muhammad Yusuf Musa
(Musa, al-Islam wa Musykilatuna al-Hadhirah, [t.t.: Silsilah al-Tsaqafah al-Islamiyah, 1958], h. 58); Dr.
Your Title Here
Muhammad Rawas Qal’ahji, (Qal’ahji, al-Mu’amalat al-Maliyah al-Mu’ashirah fi Dhaw’i al-Fiqh wa al-
Syari’ah, [Beirut: Dar al-Nafa’is, 1999], h.56). Syaikh Dr. ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz al-Matrak (Al-Matrak, al-Riba
wa al-Mu’amalat al-Mashrafiyyah,[Riyadh: Dar al-‘Ashimah, 1417 H], h. 369-375) menyatakan:
(;‫ُ;م )ال;;ث;;;ان ;ي‬ ;ٌ ‫;سه‬; ْ ‫ات فِ;ى َأ‬ ;;ٍ ‫س‬ ;َ ‫س‬
َّ ‫ُ;ؤ‬
;‫;اح ٍ;ة َم‬ ;;ِ ‫;;ر َك‬
; َ ‫;ات م َُ;ب‬ ; ْ ‫;لش‬ِّ ‫َّة ك َا‬ ;ِ ‫اري‬; ِ ‫;ج‬ ِّ ‫;اح ِ;ة‬
; َ ‫الت‬ ;ِ ‫ات َأ‬
; َ ‫;و ْال;م َُ;ب‬ ;;ِ ‫س‬ ;َ ‫س‬
َّ ‫ُ;ؤ‬ َ ‫َّة ْال‬
;‫;م‬ ; ِ ‫الص َن‬
;ِ ‫;اعي‬ ; َ ‫ِ;ه ْال;م َُ;ب‬
;;;ِّ ‫;اح ِ;ة‬ ;ِ ‫ف;هذ‬:َ ‫;ة‬;ُ ‫اه َ;م‬ ; َ ‫ف;;;ي;;ها وال;;مش;;ارك;ة ف;;;ي;;ها َا ْ;ل;م‬
;َ ‫ُ;س‬
;‫أس;;همها وب;;;ي;;ع‬، ‫;ذا‬ ;َ ‫;ت ِإ‬ ;ُ ‫;;ر َك‬
َ ‫;ة َك‬
;;ِ ‫;ان‬ ; ْ ‫الش‬ِّ ‫;ة‬ ;ً ‫ر;و َف‬ ;ْ ‫;ه;ُ;و َ ;ر ً;ة َ ْأ;;و َم‬
ْ ; ُ ‫;ع‬ ;ْ ‫ْ;س َم‬
ْ ‫;ش‬ ;;َ ‫غ َ ;ر ٌ ;ر فِ;ي َْ;ه;ا َ;و َل;ي‬ ;ٌ ‫;ال‬
;َ ‫;ة َ;و‬
; َ ‫ال‬ ;ٌ ‫;ش‬
َ ‫;ة َ ;ج َه‬ ;ِ ‫ائِ;ز ٌة; َف‬
;َ ‫;اح‬ ; َ ‫ج‬، ; َ ِ‫;ن‬ َّ‫ْ;م َأل‬ َّ ‫ج ْ ;ز ٌ;ء‬
;َ ‫السه‬ ; ُ ‫ِ;ن‬ ;;ِ ‫;ال َ ;ر ْأ‬
; ْ ‫;س م‬ ; ِ ‫ُ;و ُ;د ْال َ;م‬
ْ ‫ع َل;ى َي‬
;‫;ع‬ ;َ
‫;ه‬
;ِ ‫اح ِ;ب‬
;ِ ‫ص‬
;;;َ ‫ْ;ح‬
; ٍ ‫;رب‬
; ِ ‫ىء ِب‬
;ٍ ‫;اش‬ ; ِ ‫ِ;ن َن‬;ْ ‫ب م‬;;ِ ‫;س‬; ْ ‫ار ِ;ة َك‬; َ ‫;ج‬ ِّ ‫;اع ِ;ة‬
; َ ‫الت‬ ; َ ‫الص َن‬
;;;ِّ ‫و‬، ;َ ‫ِ;ه‬;ِ ‫;ل َ;وهذ‬ ; ٌ ‫;ال; َ ;ح َال‬ َ ‫;ك ِب‬
;;ٍّ ‫ش‬.;َ
"(Jenis kedua), adalah saham-saham yang terdapat dalam perseroan yang dibolehkan, seperti perusahaan
dagang atau perusahaan manufaktur yang dibolehkan. Ber-musahamah (saling bersaham) dan ber-syarikah
(berkongsi) dalam perusahaan tersebut serta menjualbelikan sahamnya, jika perusahaan itu dikenal serta
tidak mengandung ketidakpastian dan ketidak-jelasan yang signifikan, hukumnya boleh. Hal itu disebabkan
karena saham adalah bagian dari modal yang dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya sebagai
hasil dari usaha perniagaan dan manufaktur. Hal itu hukumnya halal, tanpa diragukan."
d. Pendapat para ulama yang membolehkan pengalihan kepemilikan porsi (‫;صة‬ َّ ‫)ح‬
;ِ suatu surat berharga
selama disepakati dan diizinkan oleh pemilik porsi lain dari suatu surat berharga (bi-idzni syarikihi). Lihat:
Al-Majmu’ Syarh al-Muhazdzab IX/265 dan Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu IV/881.
e. Keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah:

‫;ج;و ُ ;ز‬
ْ ; ُ ‫ْ;ع َي‬
;ُ ‫ْ;م َب;ي‬ َّ ‫;ه َ ْأ;;و‬
;ِ‫السه‬، ;ُ ‫;ع َ ;ر ْ;ه ُـن‬
;َ ‫اة َم‬
;ِ ‫اع‬
; َ ‫ُ;ر‬ ;;;ِ ‫;ه َي ْ;ق َ;ت‬
; َ ‫;ضى َم;ا م‬ ;ِ ‫ام ِب‬ ;;َ ‫;ة ِن‬
;ُ ‫;ظ‬ ;ِ ‫;;ر َك‬ ِّ .
; ْ ‫الش‬
"Boleh menjual atau menjaminkan saham dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku pada
perseroan."
Your Title Here
2. Keputusan dan Rekomendasi Lokakarya Alim Ulama tentang Reksa Dana Syariah tanggal 24-25 Rabi’ul
Awal 1417 H/ 29-30 Juli 1997 M.
3. Undang-Undang RI nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
4. SK DSN - MUI No. 01 Tahun 2001 tentang Pedoman Dasar Dewan Syariah Nasional.
5. Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan Bapepam tanggal 14 Maret 2003 M./ 11 Muharram
1424 H dan Pernyataan Bersama Bapepam, APEI, dan SRO tanggal 14 Maret 2003 tentang Kerjasama
Pengembangan dan Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia.
6. Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan SRO tanggal 10 Juli 2003 M/ 10 Jum. Awal 1424 H
tentang Kerjasama Pengembangan dan Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia.
7. Workshop Pasar Modal Syariah di Jakarta pada 14-15 Maret 2003 M/11-12 Muharram 1424 H.
8. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada hari Sabtu, tanggal 08 Sya’ban 1424
H./04 Oktober 2003 M.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : FATWA TENTANG PASAR MODAL DAN PEDOMAN UMUM PENERAPAN PRINSIP-
PRINSIP SYARIAH DI BIDANG PASAR MODAL

Anda mungkin juga menyukai