Anda di halaman 1dari 16

FIQH MUĀMALAH

PRINSIP DASAR
DAN KAREKTERISTIKNYA

Oleh:
Dr. Fachri Fachrudin, SHI, MEI.

Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah


Bogor
2017-2018
A. Definisi Fiqh

Fiqh secara etimologi (bahasa) berarti‫ا لعل م‬


(mengetahui) dan‫( ا لفهم‬memahami); Lihat surat an
Nisaa (78), Huud (91), Thahaa (27).

Fiqh dipergunakan dalam terminologi syar‟i


dengan makna seluruh hukum agama yang
terkandung dalam syarī‟ah Islam, baik hukum ini
berkaitan dengan aqidah, akhlak, ibadah, maupun
mu‟āmalah.
Abu Hanīfah memberikan definisi fiqh Islam
sebagai; “Pengetahuan seseorang tentang apa
yang menjadi hak dan kewajibannya”.

Ulama Syafi‟iyyah memberikan definisi fiqh yaitu;


‫معرفة األحكام الشرعية العملية المكتسب من أدلتها التفصلية‬
"Mengetahui hukum-hukum syar'i yang bersifat
amaliyah yang di hasilkan dari dalil dalilnya yang
terperinci."
Muamalah berasal dari kata ’amila (‫ ي ع امل– مع املة‬-‫)عامل‬, dengan
wazan; (‫ )ف اعل– ي فاع ل– مفاعلة‬, artinya saling bertindak, saling
berbuat, dan saling mengamalkan.

Muamalah adalah hubungan kepentingan antar sesama


manusia (hablun minannas).

Wahbah Zuhaily: Pembahasan fiqih muamalah sangat luas,


mulai dari hukum pernikahan, transaksi jual beli, hukum
pidana, hukum perdata, hukum perundang-undangan, hukum
kenegaraan, keuangan, ekonomi, hingga akhlak dan etika.
A. Pengertian Muamalah Dalam Arti Sempit

Menurut Hudlari Byk;


‫المعامالت جميع العقود التي بها يتبادل منافعهم‬
“Muamalah adalah semua akad yang membolehkan manusia saling
menukar manfaatnya”.

Menurut Idris Ahmad ”Muamalah adalah aturan aturan Allah yang


mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya
untuk mendapatkan alat-alat keperluan jasmaniyah dengan cara
yang paling baik”.

Menurut Rasyid Ridha, muamalah adalah tukar menukar barang


atau suatu yang bermanfaat dengan cara-cara yang telah ditentukan.
Dari pandangan di atas, kiranya dapat dipahami
bahwa yang dimaksud dengan fiqih muamalah
dalam arti sempit adalah aturan-aturan Allah yang
wajib ditaati yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia dalam kaitannya dengan cara
memperoleh dan mengembangkan harta benda.
B. Pengertian Muamalah Dalam Arti Luas

Menurut al Dimyati;
‫التحصيل الدنيوي ليكون سببا لالخر‬
“Menghasilkan duniawi, supaya menjadi sebab suksesnya masalah
ukhrawi”.

Muhammad Yusuf Musa berpendapat bahwa muamalah adalah


peraturan-peraturan Allah yang harus diikuti dan ditaati dalam
hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia”.

Dari pengertian dalam arti luas di atas, kiranya dapat diketahui


bahwa muamalah adalah aturan-aturan hukum Allah untuk
mengatur manusia dalam kaitannya dengan urusan duniawi dalam
pergaulan sosial.
Persamaan pengertian muamalah dalam arti sempit
dan muamalah dalam arti luas adalah sama-sama
mengatur hubungan manusia dengan manusia
dalam kaitannya dengan pemutaran harta.
C. Sumber dan Asal Hukum

‫اض ِم ْن ُك ْم‬
ٍ ‫ون تِ َج َارةً َع ْن تََر‬ ِ ‫ يا َُّأيها الَِّذين آمُنوا ال تَْأ ُكلُوا َأموالَ ُكم ب ْيَن ُكم بِاْلب‬
ْ ‫اط ِل ِإال‬
َ ‫َأن تَ ُك‬ َ ْ َ ْ َْ َ َ َ َ
‫يما‬ ِ ‫وال تَ ْقتُلُوا َْأنفُس ُكم ِإ َّن اللَّه َكان بِ ُكم ر‬
‫ح‬
ً َ ْ َ َ ْ َ َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu….”. (Q.S An nisa [4]: 29).

 ‫ األصل فى المعاملة اإلباحة إال أن يدل دليل على تحريمها‬


Artinya: “Hukum asal semua bentuk muamalah adalah
mubah (boleh), kecuali ada dali yang mengharamkannya
(melarang)”
D. Cakupan Fiqh Muamalah

Yang mendefinisikan fiqih muamalah dalam arti


luas, lalu membaginya menjadi lima bagian, yaitu
sebagai berikut:
1. Hukum Kebendaan (Mua’wadhoh Maliyah)
2. Hukum perkawainan (munakahat)
3. Hukum Acara (muhasanat)
4. Pinjaman (amanah dan ariyyah)
5. Harta peninggalan (tirkah)
al fikri dalam kitab al mu’amalah wal adabiyyah,
membagi fiqh muamalah menjadi dua bagian yaitu
sebagai berikut;

1. Al Muamalah Al Madiyyah
adalah muamalah yang mengkaji segi objeknya, yaitu
benda. Sebagian ulama berpendapat muamalah al
madiyyah bersifat kebendaan yakni benda yang halal,
haram dan syubhat untuk dimiliki, diperjualbelikan atau
diusahakan, benda yang menimbulkan kemudharatan dan
mendatangkan kemashlahatan bagi manusia dan lainnya.
Cakupan al Muamalah al Madaniyah

1. Jual beli (al Ba’I wa al Ijarah)


2. Gadai (al Rahn)
3. Jaminan dan tanggungan (al Dhamman)
4. Pemindahan hutang (al Hiwalah)
5. Jatuh bangkit (taflis)
6. Batas bertindak (al hajru)
7. Perseroan atau perkongsian (al Syirkah)
8. Sewa-menyewa tanah (al Musaqoh al mukharabah
9. Upah (al Ujrah)
10. Gugatan (al Syuf’ah)
11. Sayembara (Jua’lah)
12. Pembagian kekayaan bersama (al Qishmah)
13. Pemberian (Hibah)
14. Pembebasan (al Ibra’)
15. Damai (al sulhu)
2. Al Muamalah Al Adabiyyah
Adalah muamalah yang ditinjau dari cara tukar
menukar benda yang sumbernya dari panca indera
manusia, sedangkan unsur-unsur penegaknya adalah
hak dan kewajiban, seperti jujur, hasud, iri, dendam,
dan lain-lain.
E. Prinsip-prinsip Fiqh Muamalah

• Prinsip Dasar;
1. Hukum Asal dalam Muamalah adalah Mubah
(diperbolehkan).
2. Konsep Fiqih Muamalah untuk Mewujudkan
Kemaslahatan.
3. Menetapkan Harga yang Kompetitif.
4. Meninggalkan Intervensi yang Dilarang.
5. Menghindari Eksploitasi.
6. Memberikan Kelenturan dan Toleransi.
7. Jujur dan Amanah.
Prinsip Umum
1. Ta’awun (tolong-menolong).
2. Niat / itikad baik.
3. Al-muawanah / kemitraan.
4. Adanya kepastian hukum.

Karakteristik transaksi terbebas dari unsur


MAGHRIB (Maysir, Gharar, Haram, Riba, dan
Batil)
Secara global ruang lingkup pembahasan fikih
muamalah, adalah sebagai berikut:

1. Hukum benda: konsep harta, konsep hak, dan


konsep tentang hak milik;
2. Konsep umum akad: pengertian akad, unsur-unsur
akad, macam-macam akad;
3. Aneka macam akad transaksi muamalah: jual-beli,
sewa-menyewa, utung-piutang, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai