Anda di halaman 1dari 15

TARIKH TASYRI’

‫تاريخ التشريع اإلسالمي‬


Aforisma Mulauddin
SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MATA KULIAH : TARIKH TASYRI’


DOSEN PENGAMPU : AFORISMA MULAUDDIN, M.E
BOBOT KULIAH : 28 SKS (2 SKS/PERTEMUAN)
SEMESTER : III (TIGA)
JURUSAN / PRODI : AKHWAL SYAKHSIYYAH – ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
DEFINISI PERKULIAHAN

Perkuliahan Tarikh Tasyri’ merupakan perkuliahan yang diselenggarakan oleh STAI


Al-Hidayah Bogor bagi mahasiswa jurusan / program studi Akhwal Syakhsiyyah –
Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir seputar pembahasan kodifikasi dan penetapan hukum
islam dari awal masa Rasulullah ‫ ﷻ‬sampai pada masa tersebarnya ilmu
pengetahuan dan hukum islam dalam kehidupan manusia.
TUJUAN PERKULIAHAN

Setelah mengikuti perkuliahan Tarikh Tasyri’


para mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui dan memahami dengan baik
sejarah perkembangan hukum islam sejak
zaman Rasulullah ‫ ﷺ‬hingga saat ini beserta
metode istinbat hukum para fuqoha.
KONTRAK PERKULIAHAN

Jumlah Pertemuan Metode Perkuliahan


• 14 Pertemuan • Ceramah 10 Menit
Tatap Muka (2x50 • Diskusi 60 Menit
Menit) • Presentasi 30 Menit
• 1 Pertemuan UTS
• 1 Pertemuan UAS Media Pembelajaran
• Buku Ajar
Bobot Penilaian • Laptop
• Kehadiran 5% • Google Classroom dan
• Diskusi 15% Meet
• Tugas 20% • Projector dan Screen
• UTS 30% • Papan Tulis dan
• UAS 30% Spidol
• Lembar Diskusi
MATERI INTI PERKULIAHAN
S E J A R A H P E R K E M B A N G A N K O D I F I K A S I D A N P E N E T A P A N H U K U M I S L A M

1 2 3 4 5 6
Pengantar Sumber Ciri Khas Penerapan Penetapan Tersebarnya
Perkuliahan dan ruang Penetapan Hukum pada Penetapan Hukum Fikih pada masa Hukum dan politik Para ulama dan mufti
lingkup Tarikh Tasyri Zaman Rasulullah ‫ﷺ‬ dalam al-Qur’an dan Khulafaur Rasyidin Islam pada Masa Ahlul Hadits di berbagai
Sunnah Shahabat dan Tabbi’in negeri

7 8 9 10 11 12
Tersebarnya Imam Hanafi Imam Malik Imam Syafi’i Imam Ahmad Pengembangan
Para ulama dan mufti Biografi singkat dan Biografi singkat dan Biografi singkat dan Biografi singkat dan Hukum dan Fikih Islam
Ahlul Ra’yu di berbagai Mazhab Mazhab Mazhab Mazhab era Pembaruan
negeri
Pengantar (‫)تمهيد‬

Definisi Tarikh (‫)التاريخ‬

◆ Tarikh (‫ )التاريخ‬berarti ketentuan Waktu (‫)الوقت‬

◆ Sebagaimana disebutkan arakha al-kitaba (‫)أرخ الكتاب‬,


َ arrakhahu
(‫)أرخه‬,
َّ dan arakhahu (‫)آرخه‬, maksudnya adalah waqqatahu (‫)وقَّته‬
yaitu menjelaskan waktunya (‫)بيَّن وقته‬

◆ Pengertian ilmu tarikh adalah ilmu yang mempelajari tentang


kisah-kisah, waktu terjadinya, peristiwa penting yang terjadi
padanya, serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia
Urgensi Tarikh Tasyri’ (‫ )تاريخ التشريع‬dan Fikih Islam (‫)الفقه اإلسالمي‬

• Mempelajari tarikh tasyri’ (‫ )تاريخ التشريع‬meliputi mempelajari latar


belakangnya, problematikanya, tujuannya dan harapan yang ingin
diraih dengan ilmu tersebut, sehingga menjadi ilmu yang benar-benar
memberi manfaat
• Fikih Islam bukan hanya sebatas kumpulan hukum-hukum far’iyah
(‫ )مجموعة األحكام الفرعية‬yang menyangkut ibadah (‫ )العبادات‬dan muamalat
(‫)المعامالت‬, melainkan meliputi aspek akidah (‫)العقيدة‬, ibadah (‫)العبادة‬, sosial
(‫)االجتماع‬, ekonomi (‫)االقتصاد‬, undang-undang (‫ )التشريع‬dan politik (‫)السياسة‬.
• Fikih Islam (‫ )الفقه اإلسالمي‬memainkan peranan penting dalam mengatur
jalannya kehidupan masyarakat islam (‫ )حياة المسلمين‬dalam mengatur
perilaku mereka sebagai tameng untuk menahan serangan yang
digencarkan kaum barat (‫ )المدنية الغريبة‬dan komunis (‫)الشيوعية‬
Kebutuhan Masyarakat terhadap Aturan atas Perilakunya

◆ Pada dasarnya, masyarakat manapun membutuhkan organisasi (‫)جماعة‬


dan aturan-aturan, untuk mengatur hubungan antar mereka (‫)عالقاتها‬
dan memenuhi hak masing-masing agar tatanan kehidupan tidak
kacau
◆ Dan inilah yang dimaksud dengan :
‫اإلنسان مدني بالطبع‬
“secara tabiat, manusia adalah makhluk sosial”
◆ Manusia perlu bersosialisasi untuk mewujudkan kemajuan bersama.
◆ Sebagai makhluk sosial, masyarakat perlu bersosialisasi.
‫إن االجتماع اإلنساني ضروري‬
“sesungguhnya perkumpulan manusia adalah perkara yang penting”
(Ibnu Khaldun)
Terminologi Undang-undang (‫)القانون‬
• Qanun (‫ )القانون‬diartikan dengan sekumpulan prinsip (‫)القواعد‬, asas
(‫ )المبادئ‬dan aturan (‫ )األنظمة‬yang diciptakan manusia untuk mengatur
semua individu dalam sebuah masyarakat supaya tercipta kehidupan
yang baik dari segi sosial maupun ekonomi, terbentuknya kemakmuran
masyarakat, serta terpenuhinya hak-hak mereka.
• Kata Qanun (‫ )القانون‬berasal dari bahasa Yunani yang berarti prinsip
(‫)القاعدة‬. Kemudian diserap menjadi bahasa Arab yang berarti ukuran
segala sesuatu (‫)داللة على مقياس كل شيء‬.
• Kata Qanun baru digunakan oleh ulama-ulama terkini (‫ )المتأخرون‬setelah
ada pengkajian tentang undang-undang positif (‫)القوانين الوضعية‬
Makna Syariat dan Tasyri’ (‫)الشريعة والتشريع‬

• Secara bahasa Asy-Syar’u (‫ )الشرع‬masdar dari kata kerja Syara’a (‫)شرع‬. َ


Sedangkan Tasyri’ (‫ )التشريع‬masdar dari kata kerja Syarra’a (‫)شرع‬. َّ
• Adapun kata Syari’ah (‫ )الشريعة‬secara bahasa berarti “sumber air yang
digunakan untuk minum” (‫)مورد الماء الذي يقصد للشرب‬, kemudian orang arab
menggunakan istilah tersebut untuk jalan yang lurus (‫)الطريقة المستقيمة‬.
• Allah SWT berfirman :
َ ‫ث ُ َّم َجعَ ۡل َٰنَ َك‬
‫علَ َٰى ش َِريعَ ٖة ِم َن ۡٱۡل َ ۡم ِر فَٱت َّ ِبعۡ َها‬
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari
urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu” (QS. Al-Jatsiyah :18)
Makna Syariat dan Tasyri’ (lanjutan..)
• Pengarang kitab Al-Qamus (‫ )القاموس‬berkata : “Syariat adalah apa saja yang Allah
tetapkan bagi hamba-hamba-Nya”
• Ar-Raghib berkata : “Asy-Syar’u (‫ )الشرع‬adalah jalan yang terang”
• Sebagian ulama mengatakan : “Syariah (‫ )الشريعة‬diibaratkan seperti aliran air,
barangsiapa mengikutinya maka ia akan puas meminum dan bersuci dengannya”
• Syariat Islam (‫ )الشريعة اإلسالمية‬secara istilah adalah apa saja yang Allah tetapkan
bagi hamba-hamba-Nya yang berupa akidah (‫)العقائد‬, ibadah (‫)العبادات‬, akhlak
(‫)األخالق‬, muamalah (‫)المعامالت‬, dan aturan segala aspek kehidupan, guna
mewujudkan kebahagiaan di dunia maupun di Akhirat. Allah SWT berfirman :
ِّ ۡ ِّ ِّ ِّ ۡ ۡ ِّ ۡ ۡ ِّ َّ ِّ ِّ ِّ ِّ ِّ
‫صي نَا بهۦ إب َٰره َيم َوُمو َس ٰى‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫م‬‫و‬ ‫ك‬‫ي‬ ‫ل‬‫إ‬
َّ َ َ َ َ َ َ َ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ح‬‫َو‬ ‫أ‬ ‫ي‬ ‫ذ‬ ‫ل‬ ‫ٱ‬‫و‬ ‫ا‬ ‫وح‬ ‫ن‬ ‫ۦ‬ ‫ه‬ ‫ب‬
َ ِِّۚ ًِّ ُ ٰ َ َِّ ‫ى‬ ‫ص‬
َّ ‫و‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ين‬ ‫ٱلد‬ ‫ن‬ َ ‫َشَِّر‬
َِّ ۡ ‫ع لَ ُٰۖٓكم‬
‫م‬
‫ين َوََل تَتَ َفَّرقُواْ فيه‬
َ ‫يمواْ ٱلد‬ُ ‫يس ٰى أَن أَق‬ َ ‫َوع‬
“Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-
Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah
Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan
janganlah kamu berpecah belah tentangnya.” (QS. Asy-Syura : 13)
Kedudukan Syariat Islam
• Fitrahۡ Manusia berada diatas Syariat
ِّ ِّ ٰ ِۚ
ِّ ۡ ِّ ِّ ۡ ِۚ ۡ ِّ ۡ ِّ ِۚ ِّ ِّ ِّ ۡ ۡ ِّ
‫ين ٱلَيِّ ُم‬
ُ ‫ٱلد‬ ‫ك‬
َ ‫ل‬ ‫ذ‬
َ ‫ٱَّلل‬
َّ ِّ ‫ٱَّلل ٱلَِِّّت فَطَر ٱلنَّاَ َعلَي َها ََل تَۡديَ َِل‬
ِ َ َ َ َّ ‫ت‬
َ ‫ر‬
َ ‫ط‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫ف‬
ً ‫ي‬‫ن‬‫ح‬ ِّ
َ ‫ك للد‬
‫ين‬ َ ‫فَأَقم َوج َه‬
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu” (QS. Ar-Rum : 30)
• Syariat masing-masing Rasul dikhususkan untuk meluruskan akidah dan akhlak
yang buruk, serta mengajak jiwa dan hati untuk bertauhid
ِّ ‫اعۡ ُد‬
‫ون‬ ‫ف‬ ‫َ ا‬
‫أ‬ َّ
‫َل‬ ِّ
‫إ‬ ‫ه‬‫ل‬ِّ
‫إ‬ ‫َل‬ ‫ه‬َّ
‫ن‬َ‫أ‬ ِّ
‫ه‬ ‫ي‬‫ل‬ِّ
‫إ‬ ‫ي‬ ِّ
‫وح‬ ‫ن‬ َّ
‫َل‬ ِّ
‫إ‬ ٍ
‫ول‬ ‫س‬ ِّ ِّ ِّ
ُْ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ ُ َ ْ َ ْ َ ْ ‫َوَما أ َْر َس ْلنَا‬
‫ر‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ك‬‫ل‬ ۡ ‫ق‬ ‫ن‬‫م‬
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku,
maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku” (QS. Al-Anbiya : 107)
• Syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW menyeluruh pada segala
aspek kehidupan yakni sosial, ekonomi dan politik meliputi akidah, ibadah,
ِۚ ِّ ٰ ۡ ِّ ۡ
moral, hukum, undang-undang bahkan jual beli.
ِّ ۡ ِّ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ِّ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ
ُ ِ‫ت َعلَي ُكم نع َم ِِّت َوَر‬
‫يت لَ ُك ُم ٱۡسلَ َم دينًا‬ ُ ‫ٱليَ وَم أَك َمل‬
ُ ‫ت لَ ُكم دينَ ُكم َوأَۡتَم‬
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-
Maidah : 3)
Perbedaan Syariat Samawi dan Undang-undang
Positif buatan Manusia
1. Undang-undang positif adalah aturan bagi manusia yang merupakan karangan
sendiri. (tidak layak dibandingkan dengan Syariat Samawi dari Allah SWT)
2. Manusia adalah yang membuat undang-undang positif. (kecenderungan diikuti
oleh hawa nafsu)
3. Undang-undang positif merupakan aturan kode etik terbatas, syariat samawi
diturunkan untuk menjawab kebutuhan hidup
4. Kode etik undang-undang positif bersifat sementara dan khusus, syariat islam
bersifat paten, menyeluruh dan tidak berubah-ubah
5. Undang-undang positif terbatas mencakup sosial dan ekonomi pondasi negara,
syariat islam membahas pondasi kehidupan dan Rabbaniyah
6. Undang-undang positif tidak memperhatikan permasalahan akhlak, syariat islam
menanamkan akhlak pada diri penganutnya
7. Undang-undang positif tidak mampu mengendalikan jiwa manusia, syariat islam
datang dengan hukum halal-haram dan permasalahan iman kepada hari akhir
‫‪SEKIAN‬‬
‫و هللا تعالي أعلم بالصواب‬

Anda mungkin juga menyukai