Anda di halaman 1dari 29

Hukum Islam

Kelompok 5 :
1)Violin Margaretha (1130020015)
2)Anggun Rahmawati (1130020026)
3)Dayu Dwi Laksono (1130020020)
Ke

Ko kum
sa

Hu
nt
da

ri b N a
ra
n

us sio
Ad

i P na
an

er l
ya

um
Tuj H

us
uan uk

an
Hu um
kum
Isla
m
Sumb
er Hu
kum I
s lam

Konsep Hukum Islam


Konsep Hukum

Hukum Secara Umum

Hukum Islam
Hukum Secara Umum

Hukum (peraturan/norma) adalah


suatu hal yang mengatur tingkah
laku manusia dalam suatu
masyarakat, yang dibuat dengan
cara tertentu dan ditegakkan oleh
penguasa.
Hukum Islam
Hukum Islam adalah hukum-hukum yang
diadakan oleh Allah untuk umat-Nya
yang dibawa oleh seorang Nabi, baik
hukum yang berhubungan dengan
kepercayaan (aqidah) maupun hukum-
hukum yang berhubungan dengan
amaliyah (perbuatan).
Dengan adanya Hukum dalam
Islam berarti ada batasan-batasan
yang harus dipatuhi dalam
kehidupan. Kerena tidak bisa
dibayangkan jika hukum, seseorang
akan semaunya melakukan sesuatu
perbuatan termasuk perbuatan
maksiat.
Hukum Islam dibagi
Menjadi 2 :

Bidang Ibadah

Bidang Mu’amalah
Bidang Ibadah [Mahdah]

Ibadah mahdah adalah tata


cara beribadah yang wajib
dilakukan seorang muslim
dalam berhubungan dengan
Allah seperti shalat, puasa,
zakat, dan haji.
Bidang Muamalah (Ghairu
Mahda)
Mu’amalah adalah ketetapan Allah
yang langsung berhubungan dengan
kehidupan sosial manusia, yang
sifatnya terbuka untuk dikembangkan
melalui ijtiad manusia yang
memenuhi syarat untuk melakukan
usaha itu.
Dengan adanya hukum ibadah mahdah
dan muamalah ini jika diamalkan oleh
manusia akan dapat terpelihara Agama,
jiwa, dan akalnya.
1. Al-qur’an

Sumber
Hukum
Islam

2. Hadits 3. Ijtihad
Al-qur’an
kalam Allah yang diturunkan melalui perantaraan
malaikat Jibril kepada Rasulullah saw dengan
menggunakan bahasa Arab disertai kebenaran
agar dijadikan hujjah(argumentasi) dalam hal
pengakuannya sebagai rasul dan agar dijadikan
sebagai pedoman hukum bagi seluruh ummat
manusia, di samping merupakan amal ibadah
bagi yang membacanya
. Sebagaimana dalam ayat
105 surat An-Nisa :
َ ِ‫ك ٱهَّلل ُ ۚ َواَل تَ ُكن لِّ ْل َخٓاِئن‬
ِ ‫ين َخ‬
‫صي ًما‬ َ ‫اس بِ َمٓا َأ َر ٰى‬
ِ َّ‫ق لِتَحْ ُك َم بَي َْن ٱلن‬ َ َ‫ ٰت‬C‫ك ْٱل ِك‬
ِّ ‫ب بِ ْٱل َح‬ َ ‫ِإنَّٓا َأن َز ْلنَٓا ِإلَ ْي‬

Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab


kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya
kamu mengadili antara manusia dengan apa yang
telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah
kamu menjadi penantang (orang yang tidak
bersalah), karena (membela) orang-orang yang
khianat,
Hadits
Sunnah adalah perkataan,
perbuatan dan taqrir (ketetapan
/ persetujuan / diamnya)
Rasulullah saw terhadap
sesuatu hal/perbuatan seorang
sahabat yang diketahuinya.
Berikut ini sebagaimana yang terdapat
pada surat Al-hasyr ayat 7 :

۟ ‫ ُم ٱل َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َوما نَهَ ٰى ُك ْم َع ْنهُ فَٱنتَه‬C‫ۚ َومٓا َءاتَ ٰى ُك‬


‫ُوا‬ َ َ

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu,


maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah”.
Ijtihad
Al-Ijtihad yaitu berusaha dengan keras untuk
menetapkan hukum suatu persoalan yang
tidak ditegaskan secara langsung oleh Al-
Qur’an dan atau Hadits dengan cara istinbath
(menggali kesesuaiannya pada AlQur’an dan
ataupun Hadits) oleh ulama-ulama yang ahli
setelah wafatnya Rasulullah.Ijtihad dapat
dilakukan dengan menggunakan Ijma’, Qiyas,
Istihsan, Istishab, Mashalah Mursalah, ‘Urf
(tradisi).
Quran Surat An-Nisa Ayat 59

۟ ‫ُوا ٱهَّلل َ َوَأ ِطيع‬


‫ ِمن ُك ْم‬C‫ُوا ٱل َّرسُو َل َوُأ ۟ولِى ٱَأْل ْم ِر‬ ۟ ‫ين َءامنُ ٓو ۟ا َأ ِطيع‬ َّ ‫َأ‬ٓ
َ َ ِ َ َ‫ۖ ٰي‬
‫ذ‬ ‫ٱل‬ ‫ا‬ ‫ه‬ُّ ‫ي‬

‫اخ ِر‬‫ء‬ ْ‫ٱل‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ي‬ ْ


‫ٱل‬ ‫و‬ ‫هَّلل‬‫ٱ‬‫ب‬ ‫ون‬ُ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ْؤ‬ُ ‫ت‬ ‫م‬ ُ ‫ت‬ ‫ن‬‫ك‬ُ ‫ن‬ ‫ُول‬
‫س‬ َّ
‫ر‬ ‫ٱل‬‫و‬ ‫هَّلل‬‫ۚ ٱ‬ ‫ل‬ ‫ه‬‫و‬ ُّ
‫د‬ ‫ر‬ُ َ ‫ف‬ ‫ء‬ ‫ى‬ َ
‫ش‬ ‫ى‬ ‫ف‬ ‫م‬ ُ ‫ت‬ ْ
‫ع‬ َ
‫ز‬ َ ٰ َ‫فَِإن ت‬
‫ن‬
ْ
ِ َ ِ َ ِ ِ َ َ ِ ْ ‫ِ ِإ‬ َ ِ َ ‫ِإ‬ ُ ٍ ْ ِ ْ
‫ك َخ ْي ٌر َوَأحْ َس ُن تَْأ ِوياًل‬ َ ‫ٰ َذ ِل‬
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Tujuan Hukum Islam
1.) Menjaga agama.
2.) Menjaga jiwa.

3.) Menjaga akal.


4.) Menjaga keturunan.

5.) Menjaga harta.


Menjaga agama
Agama wahyu diturunkan Allah SWT melalui
malaikat sejak Nabi Adam As sampai kepada Nabi
Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat
manusia. Namun demikian, dalam
penyampaiannya tidak boleh ada paksaan. Sebab
merupakan hak manusia untuk memilih atau tidak
memilik agama dan keyakinannya itu.
Menjaga jiwa
Hak hidup sangat dijamin dan dijunjung tinggi
dalam Islam. Karenanya, ada hukum qishos yang
membunuh orang yang telah membunuh orang
lain, kecuali keluarganya memaafkan dan
membayar denda. Untuk bisa hidup, maka manusia
harus mampu mencukupi sandang, pangan dan
papan, sehingga dapat hidup layak dan
berkesinambungan.
Menjaga akal
Hal yang membedakan manusia dengan binatang
adalah akalnya. Tanpa akal maka manusia sama saja
dengan binatang. Akal harus dijaga dengan sebaik-
baiknya supaya tetap sehat dan kuat. Akal yang
sehat terletak pada jiwa sehat. Karena itu, hal-hal
yang dapat merusak dan menghilangkan akal wajib
dihindari, seperti minuman keras, narkoba,
perjudian, dan lain-lain.
Menjaga keturunan

Sebab ia akan menjadi generasi


penerus, dan yang akan mendoakan
kedua orang tuanya setelah wafat.
Menjaga harta

wajib bagi kita untuk memperhatikan dari


mana harta itu diperoleh dan
menggunakannya dengan baik dan benar
sehingga memberikan manfaat bagi orang
lain.
Tujuan hukum Islam secara umum
adalah untuk mencegah kerusakan pada
manusia dan mendatangkan maslahah bagi
mereka, mengarahkan kepada kebenaran
untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia
dan akhirat, dengan perantara segala yang
bermanfaat serta menolak yang medarat
atau tidak berguna bagi kehidupan manusia.
Langkah-langkah untuk menyadarkan tentang
adanya hukum agama islam

1. Tindakan.

2. Pendidikan
Tindakan
Tindakan bisa dalam bentuk hukuman jika
melanggar hukum, dan penghargaan bagi
yang menaati hukum. Jadi hukum harus
ditegakkan sebagaimana mestinya jika
ingin terwujud kesadaran hukum
masyarakat.
Pendidikan
Segala hal tentang pengetahuan, pemahaman,
kesadaran hukum orang lain, dan menerima
hukum, harus disampaikan dengan cara yang
tepat. Pendidikan adalah salah satu cara yang
tepat untuk menyampaikannya. Hal ini tentunya
bisa dimulai dari lingkaran keluarga, lalu ke
sekolah dan baru kemudian ke masyarakat secara
luas.
Konstribusi Umat Islam dalam
Perumusan Hukum
Terwujudnya masyrakat yang agamis,
berperadaban luhur, berbasis hati nurani yang
diilhami dan disinari firman ajaran agama Allah.

Terhindarnya perilaku radikal , ekstrim,


tidak toleran, dan eksklusif dalam
kehidupan beragama.

menghargai HAM dan menghormati


perbedaan melalui internalisasi ajaran
agama.
Terima Kasih

Semoga Bermanfaat
Penjelasan dari kami

Anda mungkin juga menyukai