A.Syariat
1.Pengertian
syariah secara sederhana ialah jalan yang jelas yang ditunjukkan Allah kepada umat
manusia. Jalan ini berupa hukum dan ketentuan dalam agama Islam, yang bersumber dari al-
Quran, hadis Nabi Muhammad SAW, ijma, dan qiyas. Meski dapat dimaknai sebagai jalan
yang berbentuk hukum dan ketentuan dalam agama Islam, arti harfiah syariah sendiri bukan
seperti itu. Syariah dalam bahasa Arab adalah sumber air. Banyak juga orang Arab yang
menggunakan istilah syariah untuk menyebut jalan setapak menuju sumber air.
Sementara menurut para ulama, definisi syariah mencakup hukum dasar yang ditetapkan
Allah yang mengatur hubungan manusia dengan penciptanya, dengan sesama manusia, dan
juga kepada alam. Hal ini sesuai dengan QS. An-Nisa ayat tiga belas.
َ ِت ت َۡج ِري ِمن ت َۡحتِهَا ٱَأۡل ۡن ٰهَ ُر ٰخَ لِ ِدينَ فِيهَ ۚا َو ٰ َذل
ك ۡٱلفَ ۡو ُز ۡٱل َع ِظي ُم ٰ
ٖ َّك ُحدُو ُد ٱهَّلل ۚ ِ َو َمن يُ ِط ِع ٱهَّلل َ َو َرسُولَ ۥهُ ي ُۡد ِخ ۡلهُ َجن
َ تِ ۡل
(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada
Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir
didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang
besar.
Menurut tafsir habib Muhammad Quraish Shihab tentang surat an-nisa ayat 13 Hukum-
hukum yang telah disebutkan tentang warisan itu merupakan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan Allah kepada hamba-Nya agar dikerjakan dan tidak dilanggar. Barangsiapa taat
kepada hukum- hukum Allah dan Rasul-Nya, maka ganjarannya adalah surga yang dialiri
sungai-sungai.
Mereka akan kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.Sistem pembagian warisan
yang telah dijelaskan al-Qur'ân merupakan aturan yang paling adil dalam semua perundang-
undangan di dunia. Hal itu diakui oleh seluruh pakar hukum di Eropa.
Ini merupakan bukti bahwa al-Qur'ân adalah benar-benar datang dari Allah, sebab saat itu
belum ada sistem hukum yang mengatur hal-hal seperti itu, termasuk dalam sistem hukum
Romawi, Persia atau sistem hukum yang ada sebelumnya. Secara garis besar, keadilan sistem
tersebut terdapat dalam beberapa hal.
2.Fungsi
Syariah ditujukan kepada manusia agar dapat menjalankan kehidupan di dunia ini dengan
baik sebagaimana mestinya, untuk kehidupan di akhirat.
Sutisna dalam bukunya Syariah Islamiyah menambahkan bahwa fungsi syariah memiliki dua
garis besar, yakni manusia sebagai hamba yang otomatis harus menghambakan dirinya
kepada penciptanya dan manusia sebagai jenis makhluk hidup yang diciptakan sebagai
makhluk hidup terbaik, yang mengurus dan mengatur tatanan kehidupan di dunia.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa fungsi syariah adalah membantu manusia memiliki
hablum minAllah atau hubungan kepada Pencipta dan hablum minannas atau hubungan
kepada sesamanya, dengan sebaik mungkin.
3.Tujuan
Tujuan dari syariat islam diciptakan karena untuk mengatur kehidupan manusia agar bisa
menjauhi larangan allah SWT dan melaksanakan perintah-perintah allah SWT serta sunnah-
sunnah Rasulullah SAW,apa sih sumber-sumber syariah islam? Syariah diambil daripada
dalil-dali syarak. Terdapat dua jenis dalil: pertama dalil yang disepakati. Iaitulah al-Quran
yang merupakan sumber yang paling utama, kemudian sunnah, ijmak dan qias.
Jenis yang kedua pula dalil yang terdapat perselisihan antara ulama seperti amalan
umat,terdahulu, masaleh mursalah, istihsan, uruf, istishab dan sebagainya (rujuk kitab-kitab
usul fiqh) Semua sumber-sumber ini sudah memadai bagi menyelesaikan setiap permasalahan
manusia.
Syariah islam berisikan aturan-aturan dari allah SWT yang terdapat di al-quran dan dari
Rasulullah SAW dalam dalilnya serta beberapa kesepakatan ulama-ulama besar yang tidak
jauh dari al-quran dan al-hadist.kenapa agama islam ada syariah atau aturan karena manusia
banyak kesalahan serta lalai dalam bertingkah laku serta manusia terlalu banyak maunya
sehingga mampu menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginannya.
Akan tetapi aturan-aturan agama yang terangkum pada syariah diciptakan tidak untuk
memberatkan manusia sebagaimana sesuai dengan prinsip syariah yaitu Tidak
memberatkan,seperti firman allah dalam surah albaqarah ayat 185:
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah
ia berpuasa pada bulan itu,
Barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah
kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-
Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Menurut tafsir habib Muhammad Quraish Shihab yaitu Waktu yang ditetapkan Allah sebagai
hari wajib puasa itu adalah bulan Ramadan yang sangat tinggi kedudukannya dalam
pandangan Allah. Di bulan itu Allah menurunkan al-Qur'ân sebagai petunjuk bagi semua
manusia menuju jalan kebenaran melalui keterangan-keterangan yang jelas sebagai pengantar
menuju kebajikan dan pembatas antara yang benar (haqq) dan yang palsu (bâthil) selamanya,
sepanjang masa dan usia manusia. Maka barangsiapa yang hadir menyaksikan bulan ini
dalam keadaan sehat dan tidak sedang dalam perjalanan, maka ia wajib berpuasa. Tapi
barangsiapa yang sakit, dan puasa akan membahayakan dirinya, atau sedang dalam
perjalanan, ia diperbolehkan tidak berpuasa tapi tetap diwajibkan mengganti puasa yang
ditinggalkan itu pada hari yang lain. Allah tidak ingin memberati hamba- Nya dengan
perintah-perintah, tapi justru Dia menghendaki keringanan bagi mereka. Allah telah
menjelaskan dan memberi petunjuk tentang bulan suci itu agar kalian melengkapi jumlah hari
puasa dan membesarkan nama Allah atas petunjuk dan taufik-Nya. Ini bukti
bahwa allah SWT tidak pernah memberatkan hambanya entah itu dalam memberikan cobaan
atau ujian dan tidak memberatkan dalam bentuk syariah atau aturan beragama.
4.Contoh
Membayar Zakat
Setiap umat Islam yang memenuhi syarat memiliki kewajiban untuk membayar zakat
fitrah setiap tahunnya. Membayar zakat fitrah adalah salah satu cara untuk mencuci harta dari
hal-hal yang buruk.Kewajiban membayar zakat fitrah tercantum dalam surah Al Baqarah ayat
43.
Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan
janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat
kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.
Berbuat Adil kepada Seluruh Manusia
Allah SWT memerintahkan umat Islam selalu berlaku adil kepada seluruh manusia di muka
bumi . Perintah ini tertuang dalam berbagai ayat Al-Qur'an, salah satunya surah An-Nahl ayat
90.
ََٓاي ِذي ۡٱلقُ ۡربَ ٰى َويَ ۡنهَ ٰى َع ِن ۡٱلفَ ۡح َشٓا ِء َو ۡٱل ُمن َك ِر َو ۡٱلبَ ۡغ ۚ ِي يَ ِعظُ ُكمۡ لَ َعلَّ ُكمۡ تَ َذ َّكرُون ٰ ۡ ۡ ۡ ۡ هَّلل
ِٕ ۞ِإ َّن ٱ َ يَأ ُم ُر بِٱل َعد ِل َوٱِإۡل ح َس ِن وَِإيت
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
B.Aqidah
1.Pengertian akidah islam
Akidah berasal dari bahasa Arab aqada-ya’qudu-aqidatan yang artinya mengikat atau
mengadakan perjanjian. Para ulama mendefinisikan akidah sebagai sesuatu yang terikat dari
hati nurani.
Adapun menurut istilah, akidah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus
dipegang oleh orang yang mempercayainya. Sehingga, pengertian akidah Islam adalah
pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap muslim dengan
bersandar pada dalil-dalil naqli dan aqli.
b. Sedang Ibnu Khaldun mengartikan ilmu akidah adalah ilmu yang membahas
kepercayaan-kepercayaan iman dengan dalil-dalil akal dan mengemukakan alasan-alasan
untuk menolak kepercayaan yang bertentangan dengan kepercayaan golongan salaf dan ahlus
sunnah.
Dari beberapa pengertian aqidah di atas mulai pengertian menurut bahasa dan pendapat
ulama ilmu akidah adalah ilmu yang membicarakan segala hal yang berhubungan dengan
rukun iman dalam Islam dengan dalil-dalil dan bukti-bukti yang meyakinkan. Semua yang
terkait dengan rukun iman tersebut sudah disebutkan dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat
285:
ٓ
ْ ُالhَلِ ِۚۦه َوقhد ِّمن رُّ ُسhٖ ق بَ ۡينَ َأ َح
وا ُ ٌّل َءا َمنَ بِٱهَّلل ِ َو َم ٰلَِئ َكتِ ِهۦ َو ُكتُبِ ِهۦ َورhونَ ُكh
ُ ِّرhَلِِۦه اَل نُفhُس ۚ ُ ِه ِمن َّربِّ ِهۦ َو ۡٱل ُم ۡؤ ِمنhز َل ِإلَ ۡيhن ُأ
ِ ٓاhَءا َمنَ ٱل َّرسُو ُل بِ َم
صي ُر ِ ك ۡٱل َم َ ك َربَّنَا وَِإلَ ۡيَ ََس ِم ۡعنَا َوَأطَ ۡعن َۖا ُغ ۡف َران
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan
antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan:
"Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada
."Engkaulah tempat kembali
Dalam suatu hadis Nabi Saw. menjawab pertanyaan Malaikat Jibril mengenai iman dengan
mengatakan:“Bahwa engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kitab-kitab Nya,
rasul-rasul-Nya dan hari akhirat. Dan juga engkau beriman kepada qadar, yang baik dan yang
buruk.” (HR. Bukhari )
Berdasarkan hadis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa rukun iman itu ada enam:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah
4. Iman kepada Rasul-Rasul Allah
5. Iman kepada hari akhir,
6. Iman kepada qada’ dan qadar.
Sebagaimana telah kita diketahui bahwa agama Islam itu berasal dari empat sumber:
al-Qur’an, hadis/sunnah Nabi, ijma’ (kesepakatan) dan qiyas. Akan tetapi untuk akidah Islam
sumbernya hanya dua saja, yaitu al-Qur’an dan hadis sahih, Hal itu berarti akidah mempunyai
sifat keyakinan dan kepastian sehingga tidak mungkin ada peluang bagi seseorang untuk
meragukannya. Untuk sampai pada tingkat keyakinan dan kepastian ini, akidah Islam harus
bersumber pada dua warisan tersebut yang tidak ada keraguan sedikitpun bahwa ia diketahui
dengan pasti berasal dari Nabi. Tanpa informasi dari dua sumber utama al-Qur’an dan hadis,
maka sulit bagi manusia untuk mengetahui sesuatu yang bersifat gaib tersebut.
a. Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yaitu: Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah
hanya kepada Allah. Karena Allah adalah Pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya,
maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan hanya kepada-Nya .
b. Membebaskan akal dan pikiran dari kegelisahan yang timbul dari lemahnya akidah.
Karena orang yang lemah akidahnya, adakalanya kosong hatinya dan adakalanya
terjerumus pada berbagai kesesatan dan khurafat.
c. Ketenangan jiwa dan pikiran tidak cemas. Karena akidah ini akan memperkuat hubungan
antara orang mukmin dengan Allah, sehingga ia menjadi orang yang tegar menghadapi
segala persoalan dan sabar dalam menyikapi berbagai cobaan.
d. Meluruskan tujuan dan perbuatan yang menyimpang dalam beribadah kepada Allah serta
berhubungan dengan orang lain berdasarkan ajaran al-Qur’an dan tuntunan Rasulullah
saw.
e. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan
yang baik untuk beramal baik. Sebab setiap amal baik pasti ada balasannya. begitu
sebaliknya, setiap amal buruk pasti juga ada balasannya. Di antara dasar akidah ini
adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan. Q.S. al-
An’am[6]:132
ْ ۚ ُت ِّم َّما َع ِملٞ َولِ ُك ٖ ّل َد َر ٰ َج
َوا َو َما َربُّكَ بِ ٰ َغفِ ٍل َع َّما يَ ۡع َملُون
Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang
dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa akhlak adalah salah satu sifat yang tertanam di dalam
jiwa manusia yang dapat menimbulkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan tanpa adanya
pertimbangan pemikiran lagi.
2.Macam-macam akhlak
Seorang muslim yang memiliki akhlakul mahmudah, dalam kehidupan sehari-hari akan
menjaga tutur kata dan perbuatannya. Sebagai seorang muslim, sudah menjadi sebuah
keharusan untuk menjaga akhlakul mahmudah dalam kehidupan sehari-hari.
Akhlak tercela atau akhlakul mazmumah yaitu golongan akhlak atau tindakan buruk yang
harus dihindari oleh setiap manusia. Akhlak mazmumah ini harus dijauhi karena dapat
mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain.
Beberapa contoh akhlakul mazmumah yaitu sifat sombong, iri, dengki, tamak, hasad, takabur,
ghibah, dan lain sebagainya. Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita menjauhi
akhlakul mazmumah. Hal ini karena akhlak ini sangat dibenci oleh Allah SWT.
“Orang yang paling saya cintai dan paling dekat dengan tempat saya kelak di hari kiamat
adalah mereka yang memiliki akhlak mulia. Sementara orang yang paling saya benci dan
tempatnya paling jauh dari saya kelak di hari kiamat adalah mereka yang keras dan rakus,
suka menghina dan sombong." (HR. Tirmizi).
Keutamaan memiliki sifat terpuji (akhlakul mahmudah) yang kedua yaitu berat
timbangan di hari kiamat. Seorang muslim yang memiliki sifat terpuji (akhlakul mahmudah)
akan diselamatkan oleh Allah SWT di hari akhir.
Tak hanya itu, seorang muslim yang memiliki akhlak terpuji juga dapat menggapai derajat
seperti orang yang berpuasa atau salat. Sebagaimana dalam hadist berikut ini, Rasulullah
SAW bersabda. "Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat
dari akhlak yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia bisa menggapai derajat
orang yang rajin puasa dan rajin shalat." (HR. Tirmidzi).
4.contoh perbuatan berakhlak mahmudah
a. Berbicara sopan dengan orang yang lebih tua.
Salah satu perbuatan akhlak mahmudah atau akhlak yang baik yang harus di lakukan dan
mudah dilakukan yaitu berbicara sopan dengan orang yang lebih tua entah itu orang
tua,saudara,tetangga,dst.Sebagaimana firman allah SWT dalam al-quran surat al-baqarah ayat
83 yang bebunyi:
ۡطَ َأ ۡع ٰ َملُ ُكمۡ َوَأنتُمh َض َأن ت َۡحب ِ ِر بَ ۡعhُوا لَ ۥهُ بِ ۡٱلقَ ۡو ِل َك َج ۡه
ٍ ُكمۡ لِبَ ۡعh ض ْ ت ٱلنَّبِ ِّي َواَل ت َۡجهَر
ِ ص ۡو
َ ق ْ ُٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن
ۡ وا اَل ت َۡرفَع ُٓو ْا َأ
َ ص ٰ َوتَ ُكمۡ فَ ۡو
َاَل ت َۡش ُعرُون
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi,
dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya
suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu,
sedangkan kamu tidak menyadari.
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan
melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya,
dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan
apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-
kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya.Dijelaskan pad hadist Nabi SAW
"Barang siapa melapangkan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, Allah akan
melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa meringankan
penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat.
Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan
akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itu mau menolong saudaranya."
(HR. Muslim).
D.Kesimpulan
Kaitan antara aqidah, syariat dan akhlak ialah bagaikan sebuah pohon, terdapat akar,
batang dan daun, yang saling menyatu bila satu hilang atau rusak maka akan terjadi
kehancuran untuk pohon tersebut.
Aqidah merupakan pilar utama untuk menumbuhkan syariat dan akhlak. Tanpa
aqidah, syariat dan akhlak yang baik akan menjadi percuma, atau pun sebaliknya. Rasulullah
pernah menjelaskan tentang pegertian ketiganya ketika Jibril datang kepadanya sebagai
seorang manusia.
Rasulullah sangat menekankan hubungan antara ketiganya. Tidak boleh dilepas satu
sama lain. Rasulullah menegaskan barang siapa meninggalkan syariat dan akhlak akan
kehilangan keimanannya, ataupun sebaliknya. Dan Rasulullah menegaskan untuk memelihara
ketiganya dalam tubuh seorang mukmin dan muslim.
Daftar Pustaka
https://islamiccenter.upi.edu/aqidah-syariah-dan-akhlak/
https://mahasiswa.ung.ac.id/411422016/home/2022/10/11/kerangka-dasar-agama-islam-
tentang-aqidah-syariah-dan-akhlak.html