Anda di halaman 1dari 8

Nama : Rafi Dwiatma Ariyono

NIM : 201024018
Mata Kuliah : Agama Islam

1. Hukum Islam atau syariat islam adalah sistem kaidah-kaidah yang didasarkan pada wahyu
Allah SWT dan Sunnah Rasul mengenai tingkah laku mukalaf (orang yang sudah dapat
dibebani kewajiban) yang diakui dan diyakini, yang mengikat bagi semua pemeluknya.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Islam_di_Indonesia diakses tanggal 20 Januari 2021).
Syariah islam berarti segala peraturan agama yang di tetapkan Allah untuk ummat islam,
baik dari Al-Qur’an maupun dari sunnah Rasulullah saw. yang berupa perkataan,perbuatan
ataupun takrir (penetapan atau pengakuan). Ciri-cirinya sebagai berikut :
a. Merupakan bagian dan bersumber dari agama Islam.
b. Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari iman atau akidah
dan kesusilaan atau akhlak Islam.
c. Mempunyai dua istilah kunci yaitu syari'at dan fikih. Syari'at terdiri dari wahyu Allah
dan sunnah Nabi, sedangkan fikih adalah pemahaman dan hasil pemahaman
manusia tentang syari'ah.
d. Terdiri dari dua bidang utama yaitu ibadat dan muamalat dalam arti luas. Ibadat
bersifat tertutup karena telah sempurna. Dan muamalat dalam arti yang luas
bersifat terbuka untuk dikembangkan oleh manusia yang memenuhi syarat dari
masa ke masa.
e. Mendahulukan kewajiban dari hak, amal dari pahala.

2. Tujuan hukum Islam :


a. Maqashid al-Syari’ah berarti maksudmaksud ditetapkannya hukum Islam.
b. Tujuan hukum Islam adalah untuk kemaslahatan umat manusia.
c. Dalam rangka mewujudkan kemaslahatan di dunia dan di akhirat, ada lima unsur
pokok yang harus dipelihara dan diwujudkan (al-kulliyyat al-khamsah), yaitu agama,
jiwa, akal, keturunan, dan harta.
Fungsi hukum Islam meliputi beberapa bagian yaitu :
a. Fungsi Ibadah. Fungsi Utama hukum Islam adalah untuk beribadah kepada Allah
SWT.
b. Fungsi amar Ma’ruf Nahi Mungkar. Hukum Islam mengatur kehidupan manusia
sehingga dapat menjadi kontrol sosial. Dari fungsi inilah dapat dicapai tujuan hukum
islam, yakni mendatangkan kemaslahatan (manfaat) dan menghindarkan
kemadharatan (sia-sia) baik di dunia maupun di akhirat.
c. Fungsi zawajir. Adanya sanksi hukum mencerminkan fungsi hukum islam sebagai
sarana pemaksa yang melindungi umat dari segala perbuatan yang membahayakan.
d. Fungsi tanzim wa islah al-ummah. Sebagai sarana untuk mengatur sebaik mungkin
dan memperlancar interaksi sosial. Keempat fungsi tersebut tidak terpisahkan
melainkan saling berkaitan. (Ibrahim Hosen, 1996:90)
3. Hak asasi manusia adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa
manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia. Hak
asasi manusia berlaku kapanpun, di manapun, dan kepada siapapun, sehingga sifatnya
universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut. Hak asasi manusia juga tidak dapat
dibagi-bagi, saling berhubungan, dan saling bergantung. Hak asasi manusia biasanya
dialamatkan kepada negara, atau dalam kata lain, negaralah yang mengemban kewajiban
untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia, termasuk dengan
mencegah dan menindaklanjuti pelanggaran yang dilakukan oleh swasta.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia diakses pada 20 Januari 2021).

4. konsep HAM dalam Islam dan Barat. HAM dalam Islam didasarkan premis bahwa aktifitas
manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi. Sedangkan dunia Barat percaya bahwa pola
tingkah laku hanya ditentukan oleh Negara untuk mencapai aturan publik yang aman.
5. Kata pernikahan berasal dari bahasa arab, yakni an-nikah. Secara bahasa, kata nikah
memiliki dua makna. Pertama, nikah berarti jimak, atau hubungan seksual. Selain itu, nikah
juga bisa bermakna akad, yaitu ikatan atau kesepakatan. Adapun secara istilah, definisi nikah
berbeda-beda menurut ulama fikih dari empat mazhab. Dalam buku Ensiklopedia Fikih
Indonesia: Pernikahan (2019), karya Ahmad Sarwat, terdapat penjelasan soal definisi nikah
menurut empat mazhab fikih (hlm 4-5). Keempat definisi itu ialah: Mazhab Hanafi: Nikah
adalah akad yang berarti mendapatkan hak milik untuk melakukan hubungan seksual dengan
perempuan yang tidak ada halangan untuk dinikahi secara syari. Mazhab Maliki: Nikah
adalah sebuah akad yang menghalalkan hubungan seksual dengan perempuan yang bukan
mahram, bukan majusi, bukan budak, dan ahli kitab, dengan sighah. Mazhab Syafii: Nikah
adalah akad yang mencakup pembolehan melakukan hubungan seksual dengan lafaz nikah,
tazwij atau lafaz yang maknanya sepadan Mazhab Hambali: Nikah adalah akad perkawinan
atau akad yang diakui di dalamnya lafaz nikah, tazwij dan lafaz yang punya makna sepadan.

Baca selengkapnya di artikel "Hukum Nikah dalam Islam dan Penjelasannya Sesuai Fikih",
https://tirto.id/ekwo

6. Allah SWT dalam Quran surat An-Nur ayat 32 berfirman mengenai keutamaan menikah.
Bahkan, Allah SWT akan memberikan karunia-Nya kepada laki-laki dan perempuan yang
menikah karena-Nya.
Arab: ‫صلِ ِحي َْن مِنْ عِ َبا ِد ُك ْم َو ِا َم ۤا ِِٕٕى ُك ۗ ْم اِنْ َّي ُك ْو ُن ْوا فُ َق َر ۤا َء ي ُْغن ِِه ُم هّٰللا ُ مِنْ َفضْ ل ۗ ِٖه َوهّٰللا ُ َواسِ ٌع َعلِ ْي ٌم‬
ّ ٰ ‫َواَ ْن ِكحُوا ااْل َ َي ٰامى ِم ْن ُك ْم َوال‬

Latin: wa angkiḥul-ayāmā mingkum waṣ-ṣāliḥīna min 'ibādikum wa imā`ikum, iy yakụnụ


fuqarā`a yugnihimullāhu min faḍlih, wallāhu wāsi'un 'alīm

Artinya: Dan nikahkan lah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga
orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan
perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan
karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.

Al-Baqarah ayat 221


َ ‫ت َح َّتى ي ُْؤمِنَّ َوأَل َ َم ٌة م ُْؤ ِم َن ٌة َخ ْي ٌر مِنْ ُم ْش ِر َك ٍة َو َل ْو أَعْ َج َب ْت ُك ْم َواَل ُت ْن ِكحُوا ْال ُم ْش ِرك‬
‫ِين َح َّتى ي ُْؤ ِم ُنوا َولَ َع ْب ٌد‬ ِ ‫َواَل َت ْن ِكحُوا ْال ُم ْش ِر َكا‬
َّ َ َّ ْ ْ ْ َّ ْ َ ‫هَّللا‬ َّ َ َ ُ ُ َ
َ ‫م ُْؤ ِمنٌ َخ ْي ٌر مِنْ ُم ْش ِركٍ َول ْو أعْ َج َبك ْم أولئ‬
َ
‫اس ل َعل ُه ْم‬ ِ ‫ار َو ُ َي ْدعُو إِلى ال َجن ِة َوال َمغف َِر ِة ِبإِذ ِن ِه َو ُي َبيِّنُ آ َيا ِت ِه لِلن‬ ِ ‫ُون إِلى الن‬َ ‫ِك َي ْدع‬
َ ‫َي َت َذ َّكر‬
‫ُون‬

Artinya: Dan janganlah kamu menikahi perempuan musyrik sebelum mereka beriman. Dan
sungguh seorang hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan
musyrik, meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan laki-laki musyrik
(dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, seorang hamba
sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik, meskipun dia menarik
hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan
dengan izin-Nya. (Allah) menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka
mengambil pelajaran.

Al-Baqarah ayat 223


َ ‫ث لَ ُك ْم َفأْ ُتوا َحرْ َث ُك ْم أَ َّنى شِ ْئ ُت ْم َو َق ِّدمُوا أِل َ ْنفُسِ ُك ْم َوا َّتقُوا هَّللا َ َواعْ لَمُوا أَ َّن ُك ْم ُماَل قُوهُ َو َب ِّش ِر ْالم ُْؤ ِمن‬
‫ِين‬ ٌ ْ‫ن َِساؤُ ُك ْم َحر‬

Artinya: Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dan
dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah
kabar gembira kepada orang-orang yang beriman.

An-Nisa ayat 1
‫َكثِيرً ا َو ِن َسا ًء َوا َّتقُوا هَّللا َ الَّذِي‬ ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجااًل‬ ٍ ‫َيا أَ ُّي َها ال َّناسُ ا َّتقُوا َر َّب ُك ُم الَّذِي َخلَ َق ُك ْم مِنْ َن ْف‬
َّ ‫س َواحِدَ ٍة َو َخلَقَ ِم ْن َها َز ْو َج َها َو َب‬
َ ‫َرْ َحا َم إِنَّ هَّللا َ َك‬
‫ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬ ‫ون ِب ِه َواأْل‬
َ ُ‫َت َسا َءل‬

Artinya: Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah
kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (jagalah) hubungan
kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.

An-Nahl 72
‫ت هَّللا ِ ُه ْم‬ َ ‫ت أَ َف ِب ْالبَاطِ ِل ي ُْؤ ِم ُن‬
ِ ‫ون َو ِبنِعْ َم‬ ِ ‫الط ِّي َبا‬ َ ‫َوهَّللا ُ َج َع َل لَ ُك ْم مِنْ أَ ْنفُسِ ُك ْم أَ ْز َواجً ا َو َج َع َل لَ ُك ْم مِنْ أَ ْز َوا ِج ُك ْم َبن‬
َّ ‫ِين َو َح َفدَ ًة َو َر َز َق ُك ْم م َِن‬
َ ‫َي ْكفُر‬
‫ُون‬
Artinya: Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri,
menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang
baik-baik. Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?

Menyempurnakan Agama
Terasa lebih indah bila menjalani kebahagiaan dunia dan akhirat bersama rekan yang tepat
dalam biduk rumah tangga. Tujuan pernikahan dalam Islam selanjutnya untuk
menyempurnakan separuh agama. Separuhnya yang lain melalui berbagai ibadah.
"Barangsiapa menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh ibadahnya (agamanya). Dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah SWT dalam memelihara yang sebagian sisanya." (HR.
Thabrani dan Hakim).

Mendapatkan Keturunan
Demi melestarikan keturunan putra-putra Adam, tujuan pernikahan dalam Islam termasuk
mendapatkan keturunan. Salah satu jalan investasi di akhirat, selain beribadah, termasuk
pula keturunan yang sholeh/sholehah.

"Allah menjadikan kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu isteri-
isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki yang baik. Maka
mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?." (QS. An-
Nahl ayat 72). (https://kumparan.com/berita-hari-ini/deretan-ayat-alquran-tentang-
pernikahan-1tXuCA8mKXt/full diakses pada 20 Januari 2021)

7. Perceraian atau talak menjadi kisah sedih dalam jalinan rumah tangga. Setiap rumah tangga
pasti memiliki masalah. Namun sering disayangkan jika harus terjadi perceraian. Allah SWT
menyarankan agar suami tidak mudah menjatuhkan kata talak pada istrinya walaupun ada
perasaan tidak suka.

Dalam QS. An-Nisa ayat 19, Allah SWT berfirman:

ۚ ‫ِين ِب ٰ َف ِح َش ٍة ُّم َب ِّي َن ٍة‬


َ ‫ض َمٓا َءا َت ْي ُتمُوهُنَّ إِٓاَّل أَن َيأْت‬ ۟ ‫ضلُوهُنَّ لِ َت ْذ َهب‬
ِ ْ‫ُوا ِب َبع‬ ۟ ‫وا اَل َي ِح ُّل لَ ُك ْم أَن َتر ُث‬
ُ ْ‫وا ٱل ِّن َسٓا َء َكرْ هًا ۖ َواَل َتع‬ ِ َ ‫ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذ‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬
‫ا َو َيجْ َع َل ٱهَّلل ُ فِي ِه َخيْرً ا َكثِيرً ا‬Kًٔ‫ُوا َش ْئـ‬۟ ‫َوعَاشِ رُوهُنَّ ِب ْٱل َمعْ رُوفِ ۚ َفإِن َكرهْ ُتمُوهُنَّ َف َع َس ٰ ٓى أَن َت ْك َره‬
ِ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan
jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali
sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan
pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu
tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu,
padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."

Dalam buku 'Merajut Rumah Tangga Bahagia' oleh A. Fatih Syuhud disebutkan sebuah hadits
Rasulullah yang berbunyi:

"Perkara halal yang paling tidak disukai Allah adalah talak." (Hadits riwayat Ibnu Majah,
Hakin, Nasai, Abu Dawud, Baihaqi.)

Sehingga dalam Islam tidak mengharamkan perceraian namun menjadi hal yang paling tidak
disuka Allah SWT. Jika konflik dalam rumah tangga tidak dapat diselesaikan dan justru akan
menimbulkan kesengsaraan tentu dalam situasi ini maka syari'ah membolehkan adanya
perceraian seperti yang disebut dalam QS An-Nisa ayat 130 yang berbunyi:

َ ‫َوإِن َي َت َفرَّ َقا ي ُْغ ِن ٱهَّلل ُ ُكاًّل مِّن َس َع ِتهِۦ ۚ َو َك‬


‫ان ٱهَّلل ُ ٰ َوسِ عًا َحكِيمًا‬
Artinya: "Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-
masingnya dari limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Bijaksana."

Jika mendapatkan kesulitan atau masalah dalam rumah tangga sebaiknya jangan langsung
berpikir untuk cerai. Ust. Ahmad Zacky El-Syafa dan Faizah Ulfah Choiri dalam buku 'Halal
Tapi Dibenci Allah: Seluk Beluk Talak/Cerai Menurut Ajaran Islam' menyebutkan doa menjadi
kunci pembuka pintu rahmat dan alat penolak bala, baik sebelum terjadi maupun sesudah
terjadi. (https://wolipop.detik.com/wedding-news/d-5157711/perceraian-dalam-islam-
bagaimana-hukumnya diakses pada 20 Januari 2021)

8. Berdasarkan Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan (UU 1/1974) dinyatakan
bahwa suatu perkawinan adalah sah bila dilakukan menurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaannya; dan disamping itu tiap-tiap perkawinan harus dicatat
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam hal ini adalah Undang-undang
No.32 tahun 1954 tentang Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk, dan Peraturan Pemerintah
No.9 tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-undang Perkawinan.

Dengan demikian, suatu perkawinan dianggap sah bila telah memenuhi persyaratan dan
ketentuan baik itu berdasarkan peraturan perundang-undangan dan berdasarkan aturan
agama dan kepercayaan dari yang melakukan perkawinan.

Pencatatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan perkawinannya menurut agama


Islam, dilakukan oleh Pegawai Pencatat Nikah dari Kantor Urusan Agama (KUA) atau oleh
pegawai yang ditunjuk oleh Menteri Agama, sedangkan bagi mereka yang melangsungkan
perkawinannya menurut agama dan kepercayaannya itu selain agama Islam, dilakukan oleh
Pegawai Pencatat Perkawinan pada Kantor Catatan Sipil.

Sesaat setelah dilangsungkan perkawinan menurut hukum masing-masing agama dan


kepercayaannya, kedua mempelai menandatangani akta perkawinan yang telah disiapkan
oleh Pegawai Pencatat berdasarkan ketentuan yang berlaku. Akta tersebut juga ditanda-
tangani oleh kedua orang saksi dan Pegawai Pencatat yang menghadiri perkawinan dan bagi
yang yang melangsungkan perkawinan menurut agama Islam, ditandangani oleh Wali Nikah
atau yang mewakilinya. Dengan penandatanganan akta perkawinan tersebut maka
perkawinan itu telah tercatat secara resmi.

9. Untuk mencapai kata SAH dalam suatu pernikahan, kita harus memenuhi beberapa syarat
yaitu sebagai berikut:
a. Beragama Islam
Pengantin pria dan wanita harus beragama Islam. Tidak sah jika seorang muslim
menikahi non muslim dengan menggunakan tata cara ijab dan qabul Islam.
b. Bukan Laki-laki Mahrom bagi Calon Istri
Pernikahan diharamkan jika mempelai perempuan merupakan mahrom mempelai
laki-laki dari pihak ayah. Periksa terlebih dulu riwayat keluargasebelum dilakukan
pernikahan.
c. Wali Akad Nikah
Wali akad nikah mempelai perempuan yakni ayah. Namun jika ayah dari mempelai
perempuan sudah meninggal bisa diwakilkan oleh kakeknya. Pada syariat Islam,
terdapat wali hakim yang bisa menjadi wali dalam sebuah pernikahan. Meski
demikian, penggunaan wali hakim ini juga nggak sembarangan.
d. Tidak Sedang melaksanakan haji

Syarat sah menikah berikutnya yakni tidak sedang berhaji. Seperti dalam hadits
Riwayat Muslim:

"Seorang yang sedang berihram tidak boleh menikahkan, tidak boleh dinikahkan,
dan tidak boleh mengkhitbah." (HR. Muslim no. 3432)
e. Bukan Paksaan
Syarat sah menikah terakhir yakni menikah bukan karena paksaan. Pernikahan
karena keikhlasan dan pilihan kedua mempelai untuk hidup bersama.

Dan Rukun-Rukun Akan Nikah Sebagai Berikut:


a. Ada Calon Mempelai Laki-laki dan Perempuan
Syarat sah nikah dalam Islam yang pertama adalah ada calon mempelai laki-laki dan
perempuan. Proses akad tidak bisa diwakilkan.
b. Ada Wali untuk Mempelai Perempuan
Wali nikah pihak perempuan antara lain ayah, kakek, dan saudara dari garis
keturunan ayah. Orang-orang yang berhak jadi wali di antaranya ayah, kakek dari
pihak ayah, saudara laki-laki kandung, saudara laki-laki seayah, saudara kandung
ayah, dan anak laki-laki dari saudara kandung ayah.
c. Ada Saksi dari Kedua Belah Pihak
Wali nikah pihak perempuan antara lain ayah, kakek, dan saudara dari garis
keturunan ayah. Orang-orang yang berhak jadi wali di antaranya ayah, kakek dari
pihak ayah, saudara laki-laki kandung, saudara laki-laki seayah, saudara kandung
ayah, dan anak laki-laki dari saudara kandung ayah.
d. Ada Mahar
Mahar atau maskawin sangat penting keberadaannya di altar pernikahan dan
menjadi syarat nikah dalam Islam. Mahar adalah sejumlah harta yang diberikan oleh
pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Mahar dalam agama Islam menggunakan
nilai uang sebagai acuan. Mempelai perempuan bisa meminta harta seperti uang
tunai, emas, tanah, rumah, kendaraan, dan benda berharga lainnya.
e. Ijab dan qabul
Ijab dan qabul dimaknai sebagai janji suci kepada Allah SWT di hadapan penghulu,
wali dan saksi. Pelaksanaan Ijab dan qabul merupakan syarat sah agar pasangan
menikah sah sebagai sepasang suami istri.
10. -Akhlaq menurut bahasa berarti “perbuatan”, sedangkan menurut istilah adalah aturan
tentang perilaku lahir dan batin yang dapat membedakan antara yang terpuji dan tercela.
Akhlak yang benar menurut islam adalah yang dilandasi iman yang benar. Secara garis besar
akhlaq islam mencakup manusia kepada Allah, diri sendiri, sesama manusia, maupun
terhadap flora dan fauna serta alam sekitar kita.

-Moral Adalah pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang
beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik, buruknya perbuatan dan kelakukan. Moralisasi
yaitu uraian “pandangan dan ajaran” tentang perbuatan serta kelakukan yang baik.
Demoralisasi yaitu kerusakan moral.

-Etika Adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan-
perbuatan yang dilakukan oleh manusia untuk dikatakan baik atau buruk, dengan kata lain
aturan ataupun pola-pola dari tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia. Karena adanya
etika pergaulan dalam masyarakat/bermasyarakat akan terlihat baik dan buruknya.

11. akhlak tolok ukurnya adalah Al- Qur’an dan As- Sunnah, etika tolok ukurnya adalah pikiran
atau akal, sedangkan moral tolok ukurnya adalah norma yang hidup dalam masyarakat.
Nabi Muhammad SAW sebagai khatimunnabi diutus oleh Allah untuk menyempurnakan
Akhlak. Betapa pentingnya pembelajaran, penerapan, dan pembiasaan akhlak sejak dini
yang akan mempengaruhi karakter pada diri seseorang, yang mana sesuai dengan etika dan
norma yang berlaku dalam masyarakat. Pembentukan karakter tersebut erat kaitannya
dengan psikologi. Psikologi membicarakan tentang perasaan, sifat, kehendak, pemahaman,
khayal, kemerdekaan, yang keseluruhan dibutuhkan oleh ilmu akhlak.
(http://surahmanbasri.blogspot.com/2015/05/pengertian-akhlak.html diakses pada 20
Januari 2021)

12. Apabila perbuatan-perbuatan itu dipandang baik atau mulia oleh akal dan ajaran islam
(syara’), maka disebut Akhlakul Mahmudah/Karimah (terpuji/mulia). Contohnya : baik, jujur,
sopan, optimis, huznudzon, dll.
Sebaliknya jika perbuatan-perbuatan itu dipandang buruk oleh akal dan syara’, mak disebut
Akhlakul Madzmumah (tercela). Contohnya: berbohong, suuzon/berburuk sangka,
semaunya sendiri, dll

13. Lima karateristik etika yang saya ketahui sebagai berikut:


a. Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan
menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.
b. Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik dan
buruknya perbuatan seseorang didasarkan kepada al-Qur’an dan al-Hadits yang
shohih.
c. Etika Islam bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima dan dijadikan
pedoman oleh seluruh umat manusia kapanpun dan dimanapun mereka berada.
d. Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak yang luhur
dan mulia serta meluruskan perbuatan manusia sebagai upaya memanusiakan
manusia.
e. Etika islam merupakan pedoman mengenai perilaku individu maupun masyarakat di
segala aspek kehidupan yang sesuai dengan ajaran islam.

Anda mungkin juga menyukai