Anda di halaman 1dari 33

Ijtihad

sebagai Sumber dan


Metodologi Hukum
Islam
Etimologi
mengerahkan/mencurahkan segala
kemampuan
Terminologi:
mengerahkan segala kemampuan dengan
semaksimal mungkin dalam
mengungkapkan kejelasan atau maksud
hukum islam untuk menjawab dan
menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang muncul.
Ijtihad:
Usaha sungguh-sungguh yang
dilakukan seorang mujtahid untuk
mencapai suatu putusan hukum
Islam tentang kasus yang
penyelesaikanya belum tertapat
dalam Quran dan hadits.
Upaya maksimal seorang mujtahid dalam
mendapatkan pengetahuan tentang hukum-hukum
syara. Imam Al Ghazali.
Dasar hukum al Quran Ijtihad
ْ ‫سو َل َوأُو ِلي‬
‫اﻷم ِر ِم ْن ُك ْم‬ ُ ‫الر‬‫ين آ َمنُوا أَ ِطيعُوا ﱠ َ َوأَ ِطيعُوا ﱠ‬ َ ‫يَا أَيﱡ َها الﱠ ِذ‬
َ ُ‫سو ِل ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم تُؤْ ِمن‬
‫ون‬ ‫ش ْي ٍء فَ ُر ﱡدوهُ ِإلَى ﱠ ِ َو ﱠ‬
ُ ‫الر‬ َ ‫فَإِ ْن تَنَازَ ْعت ُ ْم فِي‬
‫س ُن تَأ ْ ِويﻼ‬ ِ ‫ِبا ﱠ ِ َو ْاليَ ْو ِم‬
َ ‫اﻵخ ِر ذَ ِل َك َخي ٌْر َوأَ ْح‬
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya. (Qs. An Nisa: 59).
‫ورى بَ ْينَ ُه ْم‬
َ ‫ش‬ُ ‫صﻼةَ َوأ َ ْم ُرهُ ْم‬ ‫ين ا ْستَ َجابُوا ِل َر ِّب ِه ْم َوأَقَا ُموا ال ﱠ‬
َ ‫َوالﱠ ِذ‬
َ ُ‫َو ِم ﱠما َرزَ ْقنَا ُه ْم يُ ْن ِفق‬
‫ون‬
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki
yang Kami berikan kepada mereka. (Qs. Asy Syuraa: 38)
Dasar hukum Hadits Ijtihad
ِ ‫سو َل ﱠ‬ ُ ‫س ِم َع َر‬ َ ُ ‫ه‬‫ﱠ‬ ‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫اص‬ ْ
ِ َ ‫ع ْم ِرو ب ِْن‬
‫ع‬ ‫ال‬ َ ‫َع ْن‬
‫سلﱠ َم يَقُو ُل‬ َ َ ِ َ ُ ‫صل ﱠ‬
‫و‬ ‫ه‬‫ي‬ْ َ ‫ل‬‫ع‬ ‫ى‬ ‫ﱠ‬ َ
‫ان‬
ِ َ ‫ر‬ ‫ج‬
ْ َ ‫أ‬ ُ ‫ه‬ َ ‫ل‬َ ‫ف‬ ‫اب‬ ‫ص‬
َ َ ‫ََ ﱠ‬ َ ‫أ‬ ‫م‬ ُ ‫ث‬ ‫د‬ ‫ه‬ َ ‫ت‬‫اج‬
ْ َ ‫ف‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫ح‬ ْ
ُ ِ َ ‫ِإذَا َح َك َم‬
‫ال‬
‫طأ َ فَلَهُ أ َ ْج ٌر‬ َ ‫اجت َ َه َد ث ُ ﱠم أ َ ْخ‬ ْ َ‫َو ِإذَا َح َك َم ف‬
dari 'Amru bin 'ash ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Jika seorang hakim mengadili dan
berijtihad, kemudian ijtihadnya benar, maka ia mendapat dua
pahala, dan jika seorang hakim berijtihad, lantas ijtihadnya
salah (meleset), baginya dua pahala
(Hr. Bukhari dan Muslim)
Kedudukan Ijtihad
sebagai ilmu dzanni
1. ijtihad tidak mutlak tetapi relatif
2. belaku sebagian
3. ijtihad tidak belaku pada ibadah mahdah
4. ijtihad tidak bertentangan dengan Qurdis
5. proses ijtihad hendaknya dipertimbangan faktor-
faktor motivasi, akibat, mamfaat, kemaslahatan bagi
umat
6. berijtihad harus diperhatikan faktor-faktormotivasi,
akibat, kemaslahatan umum, dan nilai-nilai yang
menjadi ciri jiwa ajaran islam
Kehujahan Ijtihad
Hasil ijtihad wajib
diterapkan tetapi
tidak wajib diikuti
oleh mujtahid lain.
Ensiklopedi Hukum Islam, Pt. Ichtiar Baru Hoeva, Jakarta,
1997, V. 2, Hal. 669-673.
Sejarah Ijtihad
a. Ijtihad sudah dimulai sejak masa
awal Islam Atau zaman
Rasulullah diteruskan oleh para
tabi’in sampai sekarang.
b. Hasil Ijtihad seseorang apabila
dilakukan secara maksimal tetap
mendapatkan pahala dari Allah.
Tokoh-Tokoh Mujtahid
a. Sahabat: Khalafah Rasyidin, Ibnu Abbas,
Ibnu Mas’ud, Muadz bin Jabal, Ibnu Umar.
B. Tabi’in: Madinah; Said bin Musayyaf,
Urwah bin Zubair.
Mekar: Ikrimah bin Abu Jahal,Atha bin Abi
Rabah.
C. Masa Abbasyiah : Masa keemasan Islam:
Abu hanifah, Malik, syafi’i, Ahmad bin
Hambal, Imam Zaid bin Alin Abi Husain
abidin, Jafar As Shidiq.
Abab 13 Pintu ijtihad telah tertutup
dan taklid.
Ibnu Taymiah, Ibnu Qayyim, M.
Abduh, M. Abduh dll: Pintu ijtihad
tidak pernah tertutup, ijtihad sesuai
dengan perkembangan dalam
persoalan-persoalan muamalat.
Rukun Berijtihad
O Adanya kasus yang terjadi atau diduga yang
tidak dijelaskan didalam al Quran dan al
Hadits
O Adanya Mujtahid yang mempunyai keahlian
dan syarat-syarat dibidang tersebut
O Hukum-hukum syariah yang bersifat
amaliyah (pengamalan Rasul)
O Adanya dalil syara untuk mengambil suatu
hukum
Syarat-syarat berijtihad
1. memiliki ilmu pengetahuan
tentang Quran, hadits, B. Arab dll
2. mengetahui fiqih dan ushul
fiqih
3. megetahui masalah-masalah
ijma
4. pemahaman baik
5. mempunyai niat yang ikhlas
Persoalan ijtihad
harus dikembangkan
baik secara kolektif
atau secara pribadi.
Syarat-syarat berijtihad:
1. Pengetahuan yang mantap tentang b. Arab
2. Menguasai Quran dan memahaminya secara baik
dan Asbabul nuzul
3. Pengetahuanan tentang hadits-hadit nabi
khususnya yang berkaitan dengan hukum
4. Penetahuan tentang sunnah amaliah (pengamalan
rasul)baik di Mekah mauun di Madinah
5. Pengetahuan yang jelas tentang sirah ( sejarah
hidup) Rasul.

Ulama kontemporer Al marhum syeikh Abdul Halim Mahmud. Pempinan


tertinggi lembaga-lembaga al Azah (Mesir)
Syarat-syarat Berijtihad
1. Memahmi Quran beserta asbabul nuzul
dan nasikh wa mansukh.
2. Memahami hadits riwayat dan dirayat
3. Mengetahui masalah-masalah yang telah
menjadi ijma ulama
4. Mengetahui Ushul fiqih
5. Maqashid asy-syariah
6. Memahami masyarakat dan adat istiadat
8. Bersifat adil dan takwa
Yusuf Qordawi “Al ijtihad fi as syariat al islamiyyah ”
Fatwa: Petuah, nasihad atau jawaban
pertanyaan hukum.
Empat fase fatwa:
1. Pemahaman atas pertanyaannya:
harus diperhatikan waktu, tempat,
pelaku serta situasi dan kondisi.
2. Penyesuaian
3. Jawaban
4. Pemberi fatwa.
Prinsip-prinsip
berijtihad
1. keputusan atau hukum ijtihad tidak bersifat multaq
absolut
2. keputusan bagi seseorang tidak berlaku bagi orang
lain secara umum, mungkin berlaku suatu tempat,
dan kemamfaatn waktu.
3. Ijtihad tidak berlaku yang sudah ditetapkan oleh
Quran dan hadits.
4. dalam berijtihad hendaknya diperhatikan faktor-
faktor motivasi, kemaslahatan umum.
5. Keputusan tidak bertentangan dengan Qurdis.
Metodologi Hukum Islam
Macam-Macam Ijtihad
1. Qiyas: membandingkan
2. Istihsan:yang berkaitan dengan
kebaikan, keadilan , kasih sayang.
3. Maslahat al mursalat:
menetapkan hukum terhadap suatu
persoalan ijtihadiyah atas dasar
pertimbangan kegunaan dan
pemanfaatan.
Cara Berijtihad
1. Qiyas: menetapkan sesuatu hukum terhadap
sesuatu hal yang tidak diterangkan oleh Quran dan
hadits, dengan dianalogikan kepada hukum sesuatu
yang sudah diterangkan hukumnya oleh Qurdis,
karena ada sebab yang sama.

‫ضى َرب َﱡك أَﻻ تَ ْعبُدُوا ِإﻻ ِإيﱠاهُ َو ِب ْال َوا ِل َدي ِْن ِإ ْح َسانًا ِإ ﱠما َي ْبلُغ ﱠَن ِع ْن َد َك‬ َ َ‫َوق‬
‫ف َوﻻ تَ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَ ُه َما‬ ٍ ّ ُ ‫ْال ِكبَ َر أَ َح ُد ُه َما أَ ْو ِكﻼ ُه َما فَﻼ تَقُ ْل لَ ُه َما أ‬
‫قَ ْوﻻ َك ِري ًما‬
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah
kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya
atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. (Qs. Isro:23)

Seseorang tidak boleh Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi
mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu seperti
memukul, menyakiti dan lain-lain juga
Dilarang, atas dasa analogi terhadap hukum ah tadi, karena sama-sama menyakiti orang tua.
2. Ijma: Ijtihad kolektif

kesepakatan ulama-
ulama Islam dalam
menentukan suatu
masalah ijtihadiyah.
3. Istihsan (Qiyas khafi (analogi samar-
samar):

Menetapkan hukum terhadap sesuatu persoalan


ijtihadiyah atas dasar prinsip-prinsip umum ajaran
islam seperti keadilan, kasih sayang dll. Prinsip
apabila kita dihadapkan dengan keharusan memilih
salah satu diantara dua persoalan yang sama-sama
jelek maka kita harus mengambil yang lebih ringan
kejelekanya atas dasat ihtisan.
َ ‫سنَهُ أُولَئِ َك الﱠ ِذ‬
ُ ‫ين َه َدا‬
O ُ ‫ه ُم ﱠ‬ َ ُ‫ون ْالقَ ْو َل فَيَت ﱠ ِبع‬
َ ‫ون أَ ْح‬ َ ‫الﱠ ِذ‬
َ ُ‫ين يَ ْست َ ِمع‬
‫ب‬ ْ ‫َوأُولَئِ َك ُه ْم أُولُو‬
ِ ‫اﻷل َبا‬
O Yang mendengarkan Perkataan lalu
mengikuti apa yang paling baik di
antaranya. mereka Itulah orang-orang
yang telah diberi Allah petunjuk dan
mereka Itulah orang-orang yang
mempunyai akal. (Qs. Az zumar: 18)
4. Mashalihul mursalah:
menetapkan hukum terhadap
sesuatu persoalan ijtihadiyah atas
pertimbangan kegunaan dan
kemamfaatan yang sesuai dengan
tujuan syariat.
Istihsan Mashalihul mursalah

Mempertimbangankan dasar Mempertimbangkan dasar kepentingan


kemaslahatan (kebaikan)itu dengan dan kegunaan dengan tanpa adanya
disertai dalil Qurdis yang umum. dalil yang secara tertulis eksplisit dalam
Qurdis.
Siapa yang berhak berijtihad
terhadap masalah-masalah
kontemporer?
Mereka yang sedang hidup di
tengah-tengah masyarakat.Karena
Quran berdialog dengan seluruh
umat manusia. Sebagaimana
generasi terdahulu dituntut untuk
memahaminya, generasi masa kini
dan masa datang pun dituntut pula
Hasil pemikiran seseorang
dipegaruhi banyak hal:
1. kondisi sosial
2. perkembangan iptek
3. tingkat kecerdasan
Hasil ijtihad akan berbeda-
beda.
Macam kelompok dalam menilai ijitihad:
1. melihat persoalan-persoalan lama dengan
pandangan lama
2. melihat persoalan-persoalan baru dengan
pandangan lama
3. melihat problem-problem baru dengan
pandangan baru, tetapi dengan memperhatikan
jiwa/cara berpikir para pendahulu.
4. melihat problem-probel baru dengan pandangan
baru, tetapi terputus hubungan dengan pemikiran
masa lalu. Zaki Najib Mahmud filosof Muslim Mesir
kontemporer, Mujtama’ Jadid aw al karitsah
(masyarakat baru atau bencana).
Fardu ‘Ain: Mendesak sendiri/Masyarakat

Jenis hukum

Fardu Kifayah: Masalah yang di ajukan kepada
ijtihad ulama

Mahdup (sunah): Belum mendesak atau belum terjadi


dimasyarakat
Apakah Nabi berijtihad
pernah salah?

Keputusan Rasul tentang pemberian


ijin orang-orang munafik untuk tidak
ikut perang dalam peperangan. (
Ensiklopedi Islam, V, 2. Hal. 185.
َ ‫ت لَ ُه ْم َحتﱠى يَتَبَي َﱠن لَ َك الﱠ ِذي َن‬
‫ص َدقُوا َوت َ ْعلَ َم‬ َ ‫ َعفَا ﱠ ُ َع ْن َك ِل َم أَ ِذ ْن‬O
َ ‫ْال َكا ِذ ِب‬
‫ين‬
O Semoga Allah mema'afkanmu. mengapa
kamu memberi izin kepada mereka (untuk
tidak pergi berperang), sebelum jelas
bagimu orang-orang yang benar (dalam
keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui
orang-orang yang berdusta? (Qs. At Taubah:
43)
Masa Terbaik
‫علَ ْي ِه‬
َ ُ ‫صلﱠى ﱠ‬ ُ ‫ أ َ ﱠن َر‬:‫ص ْي ٍن‬
َ ِ ‫سو َل ﱠ‬ َ ‫عن ِع ْم َران ْبن ُح‬
‫سلﱠ َم قَا َل‬
َ ‫َو‬

َ ‫ِإ ﱠن َخ ْي َر ُك ْم قَ ْر ِني ث ُ ﱠم الﱠ ِذ‬


‫ين يَلُونَ ُه ْم‬
.‫ه ْم‬ُ َ‫ين يَلُونَ ُه ْم ث ُ ﱠم الﱠ ِذي َن يَلُون‬
َ ‫ث ُ ﱠم الﱠ ِذ‬
Dari Imran bin Hushain RA, bahwasanya Rasulullah SAW telah -
bersabda, "Sebaik-baik generasi adalah orang yang hidup pada
masaku. Kemudian orang-orang pada masa berikutnya.
Kemudian orang-orang pada masa berikutnya. Kemudian orang-
orang pada masa berikutnya." Imran berkata,. {Muslim 7/186
Beramal dengan ilmu
ْ‫ْس لَ َك ِب ِه ِعل ٌم‬ َ ‫ي‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬
َ ‫ف‬
ُ ْ
‫ق‬ َ ‫َوﻻ ت‬
ُ ْ
‫ص َر َوالف َؤا َد‬ ْ
َ َ‫س ْم َع َوالب‬ ‫ِإ ﱠن ال ﱠ‬
ُ
‫ان َعنهُ َم ْسئوﻻ‬ ْ َ
َ ‫ُك ﱡل أول ِئ َك َك‬ُ
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu
akan diminta pertanggungan jawabnya. (Qs. Isra: 36)
Fungsi dan urgensi Ijtihad
O 1. Ar ruju (kembali). O 2. Al Ihya (menghidupkan),
mengembalikan ajaran Islam bahwa menghidupkan
kepada sumber pokok, al kembali bagian-bagian dari
Quran dan al Hadits yang nilai atau semangat ajaran
shahih, dari segala bentuk
interpretasi yang Islam agar mampu
dimungkinkan kurang menjawab dan menghadapi
relevan.sebagai furqan, tantangan zaman.
hudan, dan rahmatin alamin.
O 3. Al Inabah (membenahi)
membenahi ajaran-ajaran Islam
yang telah diijtihadi oleh para O Berdasakan fungsi diatas,
ulama terdahulu dan hasil ijtihad pada akhirnya
dimungkinkan adanya dalam kerangka tajdid
kekurangan dalam koteks (pembaharuan), yakni
zaman, keadaan dan tempat
yang kini dihadapi. (Jain. 2006: mengadakan pembaharuan
138) dalam ajaran-ajaran Islam.
Bagaimana menghadapi
persoalan kontemporer?
1. Bersifat arif dalam menghadapi
permasalahan.
2. Berkerjasama semua pihak
dalam menetapkan solusi bagi
persoalan yang muncul (ijtihad
jama’i)

Anda mungkin juga menyukai