Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN EKONOMI HIJAU DI

INDONESIA SAAT INI


NINDYA EKA SOBITA, M.SI
PRINSIP SDGS
1. PEOPLE
2. PLANET
3. PROPERSITY
4. PEACE
5. PATNERSHIP

“NO ONE LEFT BEHIND”


SIAPA SAJA YANG BERPARTISIPASI?
1. PEMERINTAH DAN PARLEMEN
2. AKADEMISI DAN PAKAR
3. ORMAS DAN MEDIA
4. FILANTROPIS DAN BISNIS

PERATURAN PRESIDEN NO 59 TAHUN 2017


KOORDINATOR MENTRI BAPENNAS
KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT (SDGs)
Pilar Pembangunan Sosial .
Tujuan : tercapainya pemenuhan hak dasar manusia yang berkualitas secara adil
dan setara untuk meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat
yang meliputi antara lain TANPA KEMISKINAN, TANPA KELAPARAN, KEHIDUPAN
SEHAT DAN SEJAHTERA, PENDIDIKAN BERKUALITAS DAN KESETARAAN
GENDER

• Penurunan tingkat kemiskinan telah terlihat dari tahun 2015 jumlah penduduk
miskin indonesia adalah 28.513 kk menurun sebesar 24.785 kk di tahun 2019,
• perumahan yang layak sudah di dukung dari program pemerintah yaitu “
program sejuta rumah untuk rakyat”
• Kemudian dari segi pendidikan dilihat dari indeks pembangunan manusia tahun
2015 69,55 sudah meningkat sebesar 71,98 pada tahun 2019
• Dari segi kesehatan dilihat dari peningkatan fasilitas kesehatan seperti adanya
BPJS kesehatan kemudian adanya penerapan kawasan tanpa rokok (KTR) serta
pengadaan instalasi gawat darurat di tingkat fasilitas kesehatan kecamatan.
KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Pilar Pembangunan Ekonomi


Tujuan: tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas melalui
keberlanjutan peluang kerja dan usaha , inovasim industri inklusif,
infrastruktur memadai, energi bersih yg terjangkau dan mendukung
kemitraaan.
Ya ng meliputi antara lain: ENERGI BERSIH DAN TERJANGKAU,
PEKERJAAN YG LAYAK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI, INDUSTRI,
INOVASI DAN INFRASTRUKTUR, BERKURANGNYA KESENJANGAN,
KEMITRAAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN
- Pertumbuhan ekonomi indonesia pastinya mengalami naik dan turun ,
pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi indonesia adalah sebesar
4,79 meningkat di tahun 2019 yaitu sebesar 5,2%
- Peningkatan infrastruktur jalan dengan di buatnya jalan tol pada setiap
provinsi dan pembuatan tol laut
KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Pilar pembangunan Lingkungan


Tujuan: tercapainya pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang
berkelanjutan sebagai penyangga seluruh kehidupan
Yang meliputi antara lain: AIR BERSIH DAN SANITASI LAYAK, KOTA DAN
PEMUKIMAN YANG BERKELANJUTAN, KONSUMSI DAN PRODUKSI YANG
BERTANGGUNG JAWAB, PENANGAN PERUBAHAN IKLIM, EKOSISTEM
LAUTAN, EKOSISTEM DARATAN.
Memiliki beberapa kelemahan
• Kelemahan/kekurangan pertama adalah: belum dilaksanakannya
pengaturan dan penegakan pencemaran lingkungan dengan baik.
• Kelemahan/kekurangan kedua adalah, penerapan berdasar peraturan dan
standar saja tidak cukup untuk dapat memaksa pelaku ekonomi untuk
mematuhi dan menginternalisasikan urusan lingkungan hidup ke dalam
kegiatan mereka.
KONSEP SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Pilar pembangunan hukum dan tata kelola


Tujuan: terwujudnya kepastian hukum dan tata
kelola yang efektif, transparan, akuntabel dan
partisipatif untuk menciptakan stabilitas
keamanan dan mencapai negara berdasarkan
hukum
Yang meliputi antara lain: PERDAMAIAN DAN
KEADILAN DAN KELEMBAGAAN YANG TANGGUH
- Penggunaan IT dalam intitusi keamanan negara
TAHAP EKONOMI HIJAU DALAM KERANGKA EKONOMI BERKELANJUTAN
PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA
• Bagi Indonesia, penerapan prinsip hijau/ramah lingkungan/berkelanjutanyang
disusunsecara sistematis adalah langkah penurunan emisi GRK.
• Berdasarkan komitmen Presiden untuk menurunkan emisi GRK sebesar 26
persen(pada tahun 2020) yang disampaikan pada tahun 2009, sudah
dijabarkan ke dalam kerangka pelaksanaan.
• Untuk pelaksanaan di tingkat nasional, pada tahun 2011 telah berhasil
dirumuskan penjabaran komitmen penurunan emisi dalam bentuk
1. Peraturan Presiden Nomor 61/2011 tentang Rencana Aksi Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca (RAN GRK).
2. Peraturan Presiden Nomor 71/2011 tentang Inventarisasi Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca.Kerangka penerapan pembangunan rendah emisi GRK
terutama identifikasi kegiatan dan langkah pengukuran penurunannya juga
sudah disusun untuk tingkat provinsi.
PENURUNAN POLUSI AIR DAN LAHAN
• Pengendalian pencemaran lahan dan air juga perlu dilakukan dan melakukannya secara
sistematis sebagaimana langkah penurunan emisi GRK.

• Pada saat ini pencemaran air dan lahan memiliki berbagai substansi pencemar untuk dapat
dimonitor. Dengan banyaknya substansipencemaran, sampai saat ini belum ada alat dan
cara pengukuran terpadu serta mewakili/representatifdari seluruh wilayah Indonesia.

• Pemantauan pencemaran lingkungan dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup


dengan Kantor Ekoregion yang ada di 6 wilayah dan bertempat di Sumatra, Kalimantan,
Sulawesi, Papua, Maluku, Bali+Nusa Tenggara. Sementara itu, pengendalian pencemaran
dan peningkatan kualitas di daerah dilakukan oleh BPLH di provinsi dan BPLHD di tingkat
kabupaten/kota.

• Sehubungan dengan itu, BPLH/D inilah yang bertanggungjawab untuk memantau


pencemaran lingkungan di wilayahnya, apalagi dengan adanya desentralisasi, ijin investasi
juga dikeluarkan oleh Pemda. Dengan demikian, diperlukan satu kesatuan sistem
pemantauan pencemaran dan pengawasan kualitas lingkungan dan kapasitas yang
memadai di daerah-daerah, agar pengendalian pencemaran termasuk penegakan hukum
bagi pelanggar dapat ditegakkan.
Tugas presentasi kelompok
1. Penerapan ekonomi hijau di sektor pertanian
2. Penerapan ekonomi hijau di sektor kehutanan
3. penerapan ekonomi hijau di sektor perikanan
4. penerapan ekonomi hijau di sektor energi dan
pertambangan
5. penerapan ekonomi hijau di sektor Industri
6. Penerapan ekonomi hijau di Green jobs: pekerjaan
ramah lingkungan
7. penerapan ekonomi hijau di perkotaan
Buatlah makalah yang berisi mengenai
1. Konsep ekonomi hijau dalam sektor
2. Kebijakan dan penerapan ekonomi hijau dalam sektor
3. Permasalahan dan tantangan penerapan ekonomi
hijau dalam sektor

Presentasi di mulai setelah UTS, siapkan PPT


Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. 2014.
Prakarsa Strategis Pengembangan Konsep Green
Economy. Bappenas. Jakarta(dapat diakses online)

Anda mungkin juga menyukai