Anda di halaman 1dari 75

BASIC SHARIA

BANKING

Deni Agus Kristianto, S.Kom., M.M


Riwayat Pendidikan
• S1 Informatika FMIPA UNS Surakarta
• S2 Magister Manajemen Perbanas Institute About Me
Riwayat Pekerjaan Deni Agus Kristinto, S.Kom., M.M
• Operational Risk Head – Bank Panin Dubai Syariah
• Senior Mgr Financing Analyst – Bank Panin Dubai Syariah deni.ilkomp@gmail.com | +6281296256109
• Commercial Fin. Coordinator – Bank Panin Dubai Syariah IG: @deniaguskristianto
• Corporate Relationship Mgr – Bank Muamalat Indonesia
OUTLINE MATERI

Konsep Dasar Ekonomi Islam

Konsep Dasar Operasional Bank Syariah

Akad-akad dan Produk Perbankan Syariah


KONSEP DASAR EKONOMI ISLAM

1 2 3 4

Konsep Dasar Bank Syariah Islam Way of Life Konsep Harta Dalam Islam Fiqh Muamalah

Definisi Bank Syariah Prinsip Syariah. Ibadah & Penjelasan ringkas Teori Gradasi Hukum Islam.
menurut UU No. 21 Tahun Muamalah. mengenai Konsep Harta Matriks Implementasi
2008 & Prinsip Operasional dalam Islam sebagai Hukum Islam. Penyebab
Bank Syariah Pendahuluan dilarangnya Transaksi.
KONSEP DASAR BANK SYARIAH
Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. (UU No 21 Tahun 2008)

Keadilan Transparansi

berbagi keuntungan atas dasar 2 3 lembaga keuangan Syariah akan


penjualan riil sesuai kontribusi memberikan laporan keuangan
dan resiko masing-masing pihak secara terbuka dan
berkesinambungan agar nasabah
investor dapat mengetahui
Kemitraan kondisi dananya

Posisi nasabah investor


Universal
(penyimpan dana), dan pengguna
dana, serta lembaga keuangan itu
sendiri, sejajar sebagai mitra tidak membedakan suku, agama,
usaha yang saling bersinergi ras, dan golongan dalam
untuk memperoleh keuntungan 1 4 masyarakat sesuai dengan prinsip
Islam sebagai rahmatan lil alamin.
ISLAM WAY OF LIFE

PRINSIP SYARIAH IBADAH & MUAMALAH

Vertical Relationship
Allah SWT

Ibadah
Manusia Manusia

Muamalah
Horizontal Relationship
KONSEP HARTA DALAM ISLAM
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan

1 3
Harta merupakan komponen tersebut terjadilah kemudian proses
pokok dalam kehidupan hubungan kepentingan dan kebutuhan
manusia, aspek dlaruriyat yang antar sesama manusia yang secara
tidak dapat ditinggalakan dan fithrah manusia tidak dapat hidup
sendiri, melainkan saling
dikesampingkan membutuhkan satu sama lainnya.

2 4
Dengan harta tersebut Dalam konteks inilah, harta sebagai
manusia dapat memenuhi objek dalam berbagai transaksi,
seperti jual beli, ijarah, rahn,
kebutuhan dan keinginannya, musyarakah, dan akad-akad
baik yang bersifat materi muamalah lainnya, sampai status
maupun immaterial harta menjadi milik seseorang.

secara etimologis al-maaal diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat mendatangkan ketenangan,
kenyamanan dalam bentuk materi/fisik maupun dalam bentuk manfaat, serta dapat dimiliki oleh manusia
secara penuh dengan cara kasab.
KONSEP UANG DALAM ISLAM

1 2
Uang ≠ Komoditas Alat Tukar
Uang bukan merupakan Uang sebagai Alat Tukar dan
Komoditas Pengukur Nilai Barang atau Jasa

Sistem Ekonomi Islam Prioritas Penggunaan


Wajib: Nafkah Keluarga, Zakat, Nazar Jangka Waktu
Economic Value of Time ---- Sunnah: Sedekah, wakaf, hibah, wasiat
bukan Time Value of Money Mubah: Produksi, Dagang, Pertukaran
Makruh: Membeli Barang Mewah

4 3
FIQH MUAMALAH

TEORI GRADASI HUKUM ISLAM MATRIKS IMPLEMENTASI HUKUM ISLAM

Haram Makruh Halal


Hukum Dikerjakan Tidak Dikerjakan

Haram Berdosa Berpahala


Wajib Berpahala Berdosa
Mubah Sunnah Wajib Makruh Tidak Berdosa Berpahala
Sunnah Berpahala Tidak Berdosa
Mubah Boleh Boleh

Syubhat
Source of Islamic Law :
1. Quran
2. Hadits
3. Ijma
4. Qiyas
Not to do
FIQH MUAMALAH

Transaksi
• Menurut bahasa, kata fiqh Terlarang
mengandung arti faham dan kata
mu’amalah berarti saling HUKUM ASAL
melakukan suatu perbuatan
dalam memenuhi kebutuhannya
masing-masing. IBADAH MU’AMALAT
Semua tidak Semua boleh
• Menurut pengertian istilah, Fiqh
boleh kecuali kecuali ada
Muamalah dalam pengertian
yang telah ada Larangannya
yang luas adalah aturan-aturan
ketentuannya
Allah yang mengatur manusia
sebagai makhluk sosial dalam
semua urusan yang bersifat
duniawi. “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan,
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
FIQH MUAMALAH
Penyebab
Dilarangnya
Transaksi

Haram Selain Tidak Sah


Haram Zat-nya
Zat-nya Akadnya

Taghrir Rukun tidak Syarat Tidak


Tadlis Ikhtikar Bai’ Najasy
(Gharar) terpenuhi Terpenuhi

TRANSAKSI
MAGHRIB NIGHT TERLARANG

Maysir, Gharar, Riba, Batil Najash, Ihtikar, Ghish, Tadlis


FIQH MUAMALAH

Maysir Gharar Riba Bathil


• Semua bentuk perpindahan • Suatu yang tidak jelas dan • Riba dari segi istilah bahasa • Akad jual beli atau kemitraan
harta ataupun barang dari tidak dapat dipastikan sama dengan “Ziyadah” namun barang yang
satu pihak kepada pihak lain wujudnya secara matematis artinya tambahan. Sedangkan diperdagangkan atau proyek
tanpa melalui jalur akad yang dan rasional baik itu menurut istilah teknis, riba yang dikerjakan bertentangan
telah digariskan Syariah, menyangkut barang, harga, berarti pengambilan dengan prinsip syariah. Seperti
namun perpindahan itu ataupun waktu pembayaran tambahan dari harta pokok misalnya kerjasama
melalui permainan pertaruhan dan penyerahannya (modal) secara bathil. memproduksi narkoba

Mengapa Dilarang? Sebab Gharar Riba Al- Qardh


Permainan bukan cara Kuantitas: Tidak sesuai timbangan
Riba dalam bentuk seseorang memberikan Riba An- Nasi’ah / Jahiliyah
mendapatkan harta pinjaman berupa uang kepada pihak lain Adanya tambahan yang dipersyaratkan yang
/ takaran
dengan ketentuan bahwa pihak tersebut melebihi pokok hutang, disebabkan
harus mengembalikan uang pinjaman penangguhan hutang tersebut.
Menimbulkan dendam kebencian Kualitas: Tidak jelas kualitas dengan adanya tambahan sebesar jumlah
barang tertentu atau sebesar kebiasaan yang
berlaku, atau dipersyaratkan adanya Riba An-Nasa’
Tidak sesuai fitrah manusia untuk tambahan yang bersifat bulanan atau Pertukaran dua barang ribawi yang sejenis
bekerja Harga: Ada dua harga dalam tahunan atas dana yang dipinjam. atau tidak sejenis, dalam klasifikasi yang
satu transaksi sama, dengan adanya penangguhan
Riba Al-Fadhl
Waktu: tidak jelas waktu Adanya kelebihan pada pertukaran dua
penyerahan barang ribawi yang sejenis
FIQH MUAMALAH

Najash Ihtikar Ghish Tadlis


• Sekelompok orang bersepakat • Menumpuk barang kebutuhan • Menyembunyikan fakta-fakta • Transaksi yang mengandung
dan bertindak secara berpura- pokok masyarakat kemudian yang seharusnya diketahui suatu hal yang tidak diketahui
pura menawar barang di pasar setelah harga naik baru dijual oleh pihak yang terkait dalam oleh salah satu pihak
dengan tujuan untuk dengan tujuan mendapat akad sehingga mereka dapat unknown to one party.
menjebak orang lain agar ikut untung lebih besar. melakukan kehati-hatian
dalam proses tawar menawar (prudent) dalam melindungi
tersebut sehingga orang ketiga kepentingannya sebelum Kuantitas: Mengurangi Takaran
ini akhirnya membeli dengan transaksi yang mengikat.
harga yang jauh lebih mahal
dari harga sebenarnya.
Kualitas: Menyembunyikan
Cacatnya Barang

Harga: Memanfaatkan
ketidaktahuan pembeli akan
harga Pasar

Waktu: Menyanggupi delivery time


yang didasari tidak akan sanggup
memenuhinya
KONSEP DASAR OPERASIONAL BANK SYARIAH
2
Sistem Operasional
Bank Syariah

1 Regulasi Bank Syariah Teknik Perhitungan 3


Bagi Hasil
REGULASI BANK SYARIAH

Sharia Regulasi Bank Syariah General


Sumber: Al-Quran, Hadits, Ijma, Bank Syariah dalam menjalankan Hukum Positif Seperti UU No. 21
Qiyas. Fatwa Dewan Syariah usahanya diatur oleh 2 Aspek Regulasi Tahun 2008 ttg Perbankan Syariah,
Nasional (DSN) MUI. yakni Regulasi Umum & Regulasi POJK, dan PBI
Syariah
KONSEP DASAR OPERASIONAL BANK SYARIAH

BANK SYARIAH
Bayar Bagi Hasil Menerima Pendapatan

Tergantung Pendapatan Bagi Hasil, Margin, Sewa

SHAHIBUL MAAL

SHAAHIBUL MAAL MUDHARIB MUDHARIB

PENDANAAN PEMBIAYAAN

Nasabah Nasabah

Bayar Bunga Deposito Tetap Bayar Bunga Kredit Tetap

BANK KONVENSIONAL
KONSEP DASAR OPERASIONAL BANK SYARIAH
Konsep & Sistem

BAGI HASIL

Proses
Penghimpunan Dana
Masyarakat Masyarakat
Pemilik Dana Pengguna Dana
Proses
Penyaluran Dana

BAGI HASIL

Konsep Penyaluran Dana :


Konsep Penghimpunan Dana : 1. Bagi Hasil (Mudharabah & Musyarakah)
1. Al Wadiah 2. Jual Beli (Murabahah, Istishna & Salam)
2. Mudharabah 3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah Bitamlik)
KONSEP DASAR OPERASIONAL BANK SYARIAH
Alur Operasional

Penghimpunan Dana Penyaluran Dana


Pendapatan

POOLING DANA
Wadiah yad dhamanah
Prinsip bagi hasil Bagi hasil /
Mudharabah Mutlaqah Laba rugi
(Investasi Tdk Terikat) Prinsip Ujrah

Lainnya (modal dsb) Prinsip jual beli Margin

Sewa
Tabel
Laporan Laba Rugi Bagi Hasil
Pendapatan Mdh Mutlaqah
(Investasi Tidak Terikat)
Agen : Mudharabah Muqayyadah / investasi terikat
Pendapatan berbasis
imbalan (fee base income) Jasa keuangan : wakalah, kafalah, sharf

Penyaluran
Dana Mudharabah Muqayyadah /
Dana Mudharabah Muqayyadah /
Investasi Terikat (Executing)
Investasi Terikat (Executing)
KONSEP DASAR OPERASIONAL BANK SYARIAH
Fungsi & Peran Bank Syariah

Fungsi Aplikasi produk

Penghimpunan dana :
MANAGER
1. Prinsip wadiah
INVESTASI 2. Prinsip mudharabah

Penyaluran dana
TAMWIL

INVESTOR 1. Prinsip jual beli (murabahah, salam, istishna)


2. Prinsip bagi hasil (mudharabah, musyarakah)

Produk jasa
JASA LAYANAN 1. Wakalah, Kafalah, Sharf, Qardh
2. Hawalah, Rahn

Dana kebajikan
MAAL

SOSIAL 1. Penghimpunan dan penyaluran Qardhul Hasan


2. Penghimpunan dan penyaluran ZIS
TEKNIK PERHITUNGAN BAGI HASIL
Sistem Bagi Hasil
Lap L/R Pengelolaan Dana
Lap Laba Rugi Bank (sbg mudharib + LKS)
Mudharabah (Bank sbg
Pendapatan:
mudharib)
Pendapatan penyaluran
 Pengelolaan dana = Mudharabah
(-/-) Net Revenue sharing  Bagi hasil (prinsip bagi hasil)
Hak Shahibul maal atas bagi
 Margin (prinsip jual beli)
hasil Investasi Tidak Terikat  Lainnya (SWBI, IMA dsb)
(+/+) Tabel
Pendapatan : (-/-)
 Fee base income Beban Pengelolaan Mudharabah

Porsi shahibul maal


(-/-)  Beban tenaga kerja mudharabah
 Beban administrasi mudharabah
Beban mudharib:

Profit sharing
 Beban Tenaga kerja Beban penyusutan mudharabah
 Beban opr mudharabah lainnya
 Beban Administrasi
 Beban Opr Lainnya
=
Laba / rugi Bank Shahibul
Laba/Rugi Mudharabah
maal
=
TEKNIK PERHITUNGAN BAGI HASIL
Langkah – langkah perhitungan distribusi pendapatan (Revenue Sharing)

Alokasi sumber
dana & pendpt
Perhitungan Distribusi

1. Menentukan pendapatan yang akan dibagi


hasilkan
Hasil Usaha

1. Menentukan porsi pendapatan untuk


kelompok jenis dana
Tabel profit

2. Menentukan porsi pendapatan untuk shahibul


distribusi

maal kelompok jenis dana


3. Menentukan bagi hasil untuk individu
rekening pemilik dana
TEKNIK PERHITUNGAN
Prinsip Bagi Hasil
BAGI HASIL

DANA MUDHARABAH
• Semua pendapatan dari hasil penyaluran dana (bagi hasil, keuntungan jual beli, dan
pendapatan sewa) yang dananya bersumbersumber dari “mudharabah mutlaqah” =>
merupakan unsur pendapatan yang dibagikan kepada shahibul maal)
• APABILA DANA YANG DIHIMPUNAN > DANA YANG DISALURKAN
· Pendapatan yang dibagikan adalah seluruh pendapatan dari hasil penyaluran dana ( yang
dananya bersumber dari Mudharabah)
• APABILA PENGHIMPUNAN < PENYALURAN (PEMBIAYAAN)
· Pendapatan yang dibagikan hanya sebesar porsi dana mudharabah yang dihimpun saja
Konsep Perhitungan Bagi Hasil
Porsi Pendapatan Pada Unsur Distribusi Bagi Hasil

Pendapatan
Penghimpunan Pendapatan
No Dana Penyaluran Dana Penyaluran yg Keterangan
Dibagikan
1 150.000 150.000 325 325 Semua pendapatan penyaluran dibagikan
2 150.000 175.000 350 312  150.000 / 175.000 x 350
 Sebesar porsi penghimpunan dana
3 150.000 125.000 275 275  Semua pendapatan dibagikan
 Ada dana yang belum tersalurkan
Konsep Perhitungan Bagi Hasil
Contoh Tabel Distribusi Bagi Hasil

Jenis Saldo Porsi Porsi Pemilik Dana Porsi Pengelola Dana


Penghimpunan Rata-rata Pendapatan (Shahibul Maal) (Mudharib)
Mudharabah
Nisbah Jumlah Nisbah Jumlah
(A) (B) (C) (D) (E) (F)
Giro Wadiah A1 B1 0,00 D1 1,00 F1
Tabungan A2 B2 0,55 D2 0,45 F2
Mudharabah
Deposito
Mudharabah
1 Bulan A3 B3 0,60 D3 0,40 F3
3 Bulan A4 B4 0,65 D4 0,35 F4
6 Bulan A5 B5 0,67 D5 0,33 F5
12 Bulan A6 B6 0,70 D6 0,30 F6
TOTAL (A) (B) (C) (D) (E) (F)
Konsep Perhitungan Bagi Hasil
Contoh Tabel Distribusi Bagi Hasil

• RATA-RATA SEBULAN SALDO HARIAN (KOLOM – A)


• Sumbernya: dari saldo SSL yang bersangkutan
(mis: saldo akhir tgl 1=a1, tgl 2 = a2 dst … tgl 31 = a31)
• Perhitungannya :
a1 + a2 + a3 + ………. a31
Jumlah hari dalam bulan ybs
Konsep Perhitungan Bagi Hasil
Contoh Tabel Distribusi Bagi Hasil

• PENDAPATAN (kolom – B)
• Porsi pendapatan pengelolaan dana mudharabah yang akan didistribusikan (sebagai
unsur pendapatan pada distribusi bagi hasil / pendapatan)
• Pendapatan tersebut berupa :
• Margin (prinsip jual beli – murabahah, istishna, salam dsb)
• Bagi hasil (prinsip bagi hasil – mudharabah, musyarakah)
• Perhitungan:
• Pendapatan per produk (misalnya tabungan mudharabah – kolom B2) adalah :
Saldo rata-rata tabungan mudharabah (A2)
x total porsi pendapatan mudharabah (B)
Total jumlah penghimpunan dana mudharabah (A)
Konsep Perhitungan Bagi Hasil
Contoh Tabel Distribusi Bagi Hasil

• NISBAH NASABAH (PEMILIK DANA/SHAHIBUL MAAL) (Kolom – C)


• Angka pembagian untuk pemilik dana (shahibul maal) yang telah disepakati dari awal

• PENDAPATAN PEMILIK DANA (SHAHIBUL MAAL – kolom D)


• Adalah porsi pendapatan penyimpan dana dalam rupiah (nominal)
• Perhitungan : D2 = B2 x nisbah untuk shahibul maal

• Perhitungan indikasi rate masing-masing produk adalah:


Pendapatan penyimpanan dana 365
x
Rata-rata sebulan saldo harian Y*)

*) umur bulan yang bersangkutan


Konsep Perhitungan Bagi Hasil
Contoh Tabel Distribusi Bagi Hasil

• NISBAH BANK (MUDHARIB) – kolom E


• Angka nisbah untuk pengelola dana / bank (mudharib)

• PENDAPATAN BANK (MUDHARIB) – kolom F


• Adalah porsi pendapatan bank (mudharib) dalam
rupiah (nominal)
• Perhitungan : F2 = B2 x nisbah bank
Konsep Perhitungan Bagi Hasil
Contoh Perhitungan Saldo Rata-rata Harian

Rekening tab Bpk. Cecep


JULI KETERANGAN SALDO HARI HITUNGAN

1 Setor Rp. 1.000,- Rp. 1.000,- 6 6 x Rp. 1.000,- = Rp. 6.000,-

7 Setor Rp. 3.000,- Rp. 4.000,- 9 9 x Rp. 4.000,- = Rp. 36.000,-

16 Setor Rp. 6.000,- Rp. 10.000,- 3 3 x Rp. 10.000,- = Rp. 30.000,-

19 Tarik Rp. 5.000,- Rp. 5.000,- 4 4 x Rp. 5.000,- = Rp. 20.000,-

23 Setor Rp. 15.000,- Rp. 20.000,- 6 6 x Rp. 20.000,- = Rp. 120.000,-

29 Setor Rp. 10.000,- Rp. 30.000,- 3 3 x Rp. 30.000,- = Rp. 90.000,-

TOTAL = Rp. 302.000,-

Saldo Rata-rata Harian = Rp. 302.000,- = Rp. 9.740,-


31
Ket: Jumlah pembagi adalah jumlah hari pada bulan yang bersangkutan
Konsep Perhitungan Bagi Hasil
Contoh Perhitungan Saldo Rata-rata Harian

Rekening Tabungan Sdr. Chotibul


JULI KETERANGAN SALDO HARI HITUNGAN

18 Buka Rek Rp. 10.000,- Rp. 10.000,- 6 6 x Rp. 10.000,- = Rp. 60.000,-

24 Setor Rp. 5.000,- Rp. 15.000,- 3 3 x Rp. 15.000,- = Rp. 45.000,-

27 Setor Rp. 10.000,- Rp. 25.000,- 3 3 x Rp. 25.000,- = Rp. 75.000,-

30 Tarik Rp. 5.000,- Rp. 20.000,- 2 2 x Rp. 20.000,- = Rp. 40.000,-

TOTAL = Rp. 220.000,-

Saldo Rata-rata Harian = Rp. 220.000,- = Rp. 7.100,-


31 dan tanggal jatuh tempo masuk dalam hitungan jumlah hari
Ket: Tanggal akhir bulan
AKAD-AKAD & PRODUK BANK SYARIAH

Skema  Skema  Skema  Skema  Skema Skema

Titipan Pinjaman Bagi Hasil Jual Beli Sewa Jasa


Akad Bank Syariah
Definisi & Rukun Akad
PENGERTIAN
Secara terminology bahasa akad berarti ikatan atau simpul (al-rabth), janji (al-‘ahd).
Menurut istilah, akad adalah keterkaitan antara ijab (pernyataan pemindahan kepemilikan)
dan qabul (pernyataan penerimaan kepemilikan) dalam lingkup yang disyariatkan dan
berpengaruh pada sesuatu.

RUKUN AKAD
1. Al-’Aqidain (para pihak yang berakad)
2. Mahal al-‘Aqd (objek akad)
3. Sighah al-’Aqd (pernyataan ijab dan qabul)

Mustafa Ahmad Zarqa menambahkan satu rukun lagi


Dia menyebut rukun dgn istilah Muqawwimat akad
(unsur penegak akad)

4. Maudhu’ al-aqd (tujuan akad)


Akad Bank Syariah
Akad Menurut Tujuan & Keabsahan

AKAD AKAD
menurut TUJUAN menurut KEABSAHANNYA

Tijari ‫تـــجـاري‬ Fasid ‫فـــاسـد‬


Sahih ‫صــحيح‬
(Voidable)
Dimasudkan untuk (Valid)
Mencari dan Mendapatkan Semua RUKUN
Keuntungan dimana Memenuhi semua terpenuhi, namun
Rukun dan Syarat RUKUN & SYARAT ada SYARAT yang
telah terpenuhi Tidak dipenuhi
Tabarru’ ‫تـــبـرع‬ Batal ‫بــاطل‬
(Void)
Dimasudkan untuk
menolong dan murni Salah satu RUKUN tidak
semata-mata mengharap terpenuhi, otomatis
Ridha dan Pahala SYARAT-nya juga
dari Allah Ta’ala tidak terpenuhi
Akad Bank Syariah
Fatwa DSN-MUI dan Opini
PRINSIP SYARIAH
DPS

Jasa : Wakalah, Kafalah,


Pinjaman Pendanaan Pembiayaan Hawalah, Rahn, Ujr, Sharf

 Mudharabah Mutlaqah
 Wadiah Al Amanah Wadi`ah Mudharabah  Mudharabah Muqayyadah
 Wadiah Yad Dhamanah (Titipan)
 Musyarakah
Musyarakah  Musyarakah
Mudharabah Mutanaqishah (MMQ)
(Bagi Hasil) Berbasis/ pola
Bagi Hasil Murabahah

Salam
Berbasis/ pola
Jual Beli Istishna`

Berbasis/ pola
Sewa Ijarah/IMBT
Skema Pinjaman
Qardhul Hasan

Skema Al-Qardh
Pinjaman yang diberikan kepada Sumber: Fatwa DSN MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2001

nasabah (muqtaridh) yg membutuhkan


Perjanjian Qardh

Nasabah wajib mengembalikan jumlah


Pokok yg diterima pada waktu yg Nasabah Bank Syariah
Pelaku Modal
disepekati bersama. Usaha 100%

Biaya administrasi menjadi beban


nasabah. Usaha

Nasabah dapat memberikan 100% Pengembalian

tambahan (sumbangan) sukarela kpd


LKS selama tidak diperjanjikan dalam
Akad.

Sebagai contoh: Dana Talangan


Keuntungan
Skema Titipan
Wadiah Yad Al Amanah

Penerima titipan tidak boleh Skema Wadiah Yad Al Amanah


memanfaatkan barang titipan

Penerima titipan tidak bertanggung


jawab atas kehilangan dan kerusakan
yang terjadi pada barang titipan,
selama hal ini bukan akibat dari
kelalaian atau kecerobohan penerima
titipan didalam memelihara titipan
tersebut

Penerima titipan boleh menerima


biaya penitipan

Sebagai contoh; Save Deposit Box.


Skema Titipan
Wadiah Yad Dhamanah

Skema Wadiah Yad Dhamanah


Penerima titipan boleh
memanfaatkan barang titipan
tersebut dengan seizin pemiliknya
dan menjamin untuk mengembalikan
titipan tersebut secara utuhsaat
pemiliknya menghendaki

Penerima titipan boleh menerima


biaya penitipan

Penerima titipan dapat memberikan


Bonus kepada penitip tanpa akad
perjanjian yang mengikat sebelumnya.

Sebagai contoh; Giro dan Tabungan


Skema Bagi Hasil
Mudharabah

Adalah suatu akad kerja sama kemitraan antara


penyedia dana usaha (shahibul maal/ rabul maal)
dengan pengelola dana/ manajemen usaha (mudharib)
Mudharabah Mutlaqah 1 untuk memperoleh hasil usaha dengan pembagian hasil
usaha sesuai porsi (nisbah) yang disepakati bersama
pada saat awal.
shahibul maal memberi kuasa
penuh kepada mudharib, untuk
menjalankan proyek tanpa
larangan/ batasan yang shahibul maal memberikan
berkaitan dengan proyek itu dan batasan mengenai dimana,
tidak terikat dengan waktu, bagaimana atau untuk tujuan
tempat, jenis perusahaan dan apa dana tersebut
pelanggan diinvestasikan kepada
pengusaha/ bank (mudharib)
dalam pengelolaan dananya

(Unrestricted Investment/ 2 Mudharabah Muqayyadah


Investasi Tidak Terikat/ Dana (Retricted Investment / Investasi
Syirkah Temporer) Terikat/ IT)
Skema Bagi Hasil
Karakteristik Mudharabah
Skema Bagi Hasil
Bank Syariah Sebagai Pemilik Dana (Shahibul Maal)

PENGHIMPUNAN DANA PENYALURAN DANA

SHAHIBUL MAAL MUDHARIB

Dana Mudharabah Modal mudharabah

Bagi hasil Bagi Hasil

MUDHARIB
H. Sulaiman
Hj. Maemunah
SHAHIBUL MAAL
LKS Amanah Umat
LKS sebagai Mudharib LKS sebagai Shahibul Maal

Dana LKS
Mudharabah SEBAGAI Pola Panyaluran
Muqayyadah AGEN
Produk Penghimpunan Dana
Aplikasi Penggunaan Akad pada Produk Penghimpunan Dana (Funding) di Bank Syariah

Bentuk Produk Pendanaan


Giro Tabungan Deposito/Investasi Obligasi/ Sukuk

- Wadiah - Wadiah - - Mudharabah


- Ijarah
- Mudharabah - Mudharabah Mudharabah - Wakalah
- Musyarakah
- Murabahah, Salam,
Istishna,
- Akad Lain

Fatwa DSN MUI No. Fatwa DSN MUI No. Fatwa DSN MUI No. Fatwa DSN MUI No.
01/DSN-MUI/IV/2000 02/DSN-MUI/IV/2000 03/DSN-MUI/IV/2000 137/DSN-MUI/IX/2020
Produk Penghimpunan Dana
Giro (Fatwa DSN MUI No. 01/DSN-MUI/IV/2000), Tabungan (Fatwa DSN MUI No. 02/DSN-MUI/IV/2000),
Deposito (Fatwa DSN MUI No. 03/DSN-MUI/IV/2000) Mudharabah

4.b. Nisbah y%

1. Mudhrabah 4.a. Nisbah x%

Nasabah Bank Syariah


(Shahibul Maal) (Mudharib)
6. Bank ≠
5. Biaya mengurangi
Operasional -> 2.a. Mengembangkan nisbah nasabah
Bank tanpa persetujuan
3. Tunai / Bukan
(menggunakan
Piutang
nisbah hak-nya)

Modal Usaha Keuntungan


2.b. Mudharabah dgn
Pihak Lainnya

Nasabah Pembiayaan
Produk Penghimpunan Dana
Giro (Fatwa DSN MUI No. 01/DSN-MUI/IV/2000) & Tabungan (Fatwa DSN MUI No. 02/DSN-MUI/IV/2000)  Wadiah

1. Wadiah

Nasabah Bank Syariah


(Penitip) (Penerima Titipan)

Dana
2. Diambil Kapan Saja (on Call)

3. Tidak ada imbalan yang dipersyaratkan


Kecuali Bank memberikan Bonus Sukarela
Skema Bagi Hasil
Mudharabah
Pembiayaan Mudharabah adalah akad
kerjasama antara bank (sebagai penyedia Skema Mudharabah
dana/ Sahibul Maal) dengan pihak lain PERJANJIAN
(Mudharib) yang mempunyai keahlian atau BAGI HASIL
ketrampilan untuk mengelola suatu usaha BANK
yang produktif dan halal. MUDHARIB SYARIAH
KEAHLIAN MODAL
100%
Hasil keuntungan dari penggunaan dana
bank yang dikelola Mudharib dibagi
bersama berdasarkan nisbah yang
disepakati di awal akad PROYEK/USAHA
Nisbah
X% Nisbah
PEMBAGIAN Y%
KEUNTUNGAN
Fatwa DSN No. 7/DSN-MUI/IV/2000 Tentang
Pembiayaan Mudharabah (Qiradh)
Pembayaran
MODAL Kewajiban
Skema Bagi Hasil
Mudharabah
Skema Bagi Hasil
Musyarakah

Skema Musyarakah
Musyarakah  pembiayaan berdasarkan
akad kerjasama antara Bank Syariah dengan
satu pihak atau lebih di mana masing-masing
pihak menyetorkan modal dalam jumlah
tertentu sesuai kesepakatan.

Penempatan dana Syirkah harus ditempatkan


sesuai porsi yang disepakati.

 Sedangkan pembagian keuntungan akan


dibagi hasilkan sesuai nisbah yang
disepakati.

Namun, kerugian akan ditanggung bersama


sesuai dengan porsi modal.
Fatwa DSN No. 8/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Musyarakah
Skema Bagi Hasil
Musyarakah
Skema Bagi Hasil
Mudharabah VS Musyarakah
Skema Bagi Hasil
Musyarakah Mutanaqishah (MMQ)

Skema Musyarakah Mutanaqishah (MMQ)


Musyarakah mutanaqishah (MMQ)  musyarakah
yang kepemilikan aset atau modal salah satu pihak
(syarik) berkurang disebabkan pembelian secara
bertahap oleh pihak lainnya.
Ketentuan dalam Musyarakah Mutanaqishah (MMQ)
1. Akad musyarakah mutanaqishah terdiri dari akad
musyarakah dan jual beli (bay’).
2. Dalam akad musyarakah mutanaqishah, pihak pertama
(salah satu syarik, Bank) berjanji untuk menjual seluruh
bagiannya (hishshah) secara bertahap dan pihak kedua
(syarik lainnya, nasabah) akan membelinya.
3. Aset musyarakah mutanaqishah dapat di sewakan (ija-rah)
kepada syarik atau pihak lain.
4. Antara akad musyarakah, jual beli dan ijarah, masing-
masing merupakan akad yang terpisah.
Skema Jual Beli
Murabahah

Akad jual beli barang dengan harga jual sebesar Skema Murabahah
biaya perolehan ditambah keuntungan
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga perolehan/harga beli dan
keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual
dan pembeli.
Ketentuan Akad Murabahah
1. Akad Murabahah bebas riba
2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan
3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang
4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank
sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba
5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian
6. Bank menjual barang kepada nasabah (pemesan) dengan harga
jual senilai harga beli plus keuntungannya. => bank harus
memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah Fatwa : 04/DSN-MUI/IV/2000
berikut biaya yang diperlukan.
Skema Jual Beli
Murabahah
Skema Jual Beli
Prinsip Akad Murabahah

Prinsip Akad Murabahah Unsur Murabahah


(1) Negosiasi jual beli barang
Penyerahan
barang

(2) Barang ada saat akad


harga barang
Pembayaran

BANK NASABAH
MUAMALAT Pembeli
Penjual (3) Tunai atau tangguh/ cicilan/ angsuran
Skema Jual Beli
Murabahah Direct Vs Murabahah Bil Wakalah

MURABAHAH DIRECT MURABAHAH BIL WAKALAH


Skema Jual Beli
Salam

Adalah akad jual beli barang Skema Salam


pesanan (muslam fiih) dengan
penangguhan pengiriman oleh Salam – Bank Syariah sebagai pembuat Salam – Bank Syariah sebagai pembeli

penjual (muslam ilaihi) dan


1a. Pesan barang (akad 1) 2a. Pesan barang (akad 2)
pelunasannya dilakukan segera
sebelum barang pesanan (muslam
fiih) diterima sesuai dengan syarat-
syarat tertentu 1b. Penerimaan modal
(dimuka seluruhnya saat akad)
2b. Penyerahan modal
(dimuka seluruhnya saat akad)

Bulog KUD Berkah


PEMBELI PEMBUAT
BANK
SYARIAH
4. penyerahan barang pesanan 3. penyerahan barang pesanan

Salam Paralel – Bank Syariah sebagai pembeli dan sebagai pembuat (dengan akad terpisah)
Skema Jual Beli
Salam
Skema Jual Beli
Transaksi Salam

(1) Negosiasi jual beli salam

Penyerahan
Barang

(3) Penyerahan barang dilakukan kemudian


Pembayaran

Pemesan (2) Pelunasan pembayaran sebelum penyerahan barang Petani


Barang
Skema Jual Beli
Transaksi Salam

Ketentuan tentang barang Ketentuan tentang salam


1. Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui
sebagai hutang
paralel
2. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya
Dibolehkan melakukan salam paralel
dengan syarat, akad kedua terpisah
3. Penyerahan dilakukan kemudian
dan tidak berkaitan dari akad pertama
4. Waktu dan tempat penyerahan barang harus
ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
5. Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum
menerimanya
6. Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan
barang sejenis sesuai kesepakatan.

(Fatwa DSN No.05/DSN-MUI/IV/2000)


Skema Jual Beli
Transaksi Salam

Penyerahan barang sebelum Penyerahan barang sebelum


atau pada waktunya: atau pada waktunya :
1. Penjual harus menyerahkan barang tepat pada 1. Penjual dapat menyerahkan barang lebih
waktunya dengan kualitas dan jumlah yang telah cepat dari waktu yang disepakati dengan
disepakati. syarat => kualitas dan jumlah barang sesuai
2. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas dengan kesepakatan, dan ia tidak boleh
yang lebih tinggi, penjual tidak boleh meminta menuntut tambahan harga
tambahan harga. 2. Jika semua atau sebagian barang tidak
3. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas tersedia pada waktu penyerahan, atau
yang lebih rendah, dan pembeli rela kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak
menerimanya, maka ia tidak boleh menuntut rela menerimanya, maka ia memiliki dua
pengurangan harga (diskon) pilihan :
(a) Membatalkan kontrak dan meminta kembali uangnya
(Fatwa DSN No.05/DSN-MUI/IV/2000) (b) Menunggu sampai barang tersedia
Skema Jual Beli
Istishna

Adalah jual beli barang dalam Skema


bentuk pemesanan pembuatan Istishna
barang dengan kriteria dan Istishna – Bank Syariah sebagai pembuat Istishna – Bank Syariah sebagai pembeli

persyaratan tertentu yang


disepakati dengan pembayaran 1a. Pesan barang (akad 1) 1b. Pesan barang (akad 2)

sesuai dengan kesepakatan.


Syarat – syarat Jual Beli
2a. Penerimaan modal 2b. Penyerahan modal

H. Syaifulah PT. Anugrah


PEMESAN SUB KONTRAKTOR
BANK
SYARIAH
3a. penyerahan barang pesanan 3b. penyerahan barang pesanan

Istiahna Paralel – Bank Syariah sebagai pemesan dan sebagai pembuat (dengan akad terpisah)
Skema Jual Beli
Istishna
Skema Jual Beli
Transaksi Istishna

(1) Negosiasi jual beli istishna

Penyerahan
Barang
(3) Penyerahan barang dilakukan kemudian

Dalam proses
pembuatan
Pembayaran

Pemesan
Barang

Pembuat

(2) Pembayaran sesuai kesepakatan


Skema Jual Beli
(Fatwa DSN No. 06/DSN-MUI/IV/2000) - Istishna

Pembayaran Istishna Ketentuan tentang barang


1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, (1) Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai
baik berupa uang, barang, atau manfaat hutang
2. Pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan (2) Harus dapat dijelaskan spesifikasinya
3. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan (3) Penyerahannya dilakukan kemudian
hutang. (4) Waktu dan tempat penyerahan barang harus
ditetapkan berdasarkan kesepakatan
(5) Pembeli (mustashni’) tidak boleh menjual barang
Ketentuan lain : sebelum menerimanya.
(1) Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai dengan (6) Tidak boleh menukar barang kecuali dengan
kesepakatan, hukumnya mengikat. barang sejenis sesuai kesepakatan
(2) Semua ketentuan dalam jual beli salam yang tidak (7) Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak
disebutkan diatas berlaku pula pada jual beli sdengan kesepakatan, pemesan memiliki hak
isthisna’ 3 khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan atau
membatalkan akad
Skema Jual Beli
Murabahah Vs Salam Vs Istishna

No Transaksi Syarat Penyerahan Barang Syarat Pembayaran


1 Murabahah Saat Akad barang harus sudah ada a. Tunai
(diserahkan pada saat akad) b. Tangguh
2 Salam Kemudian Seluruhnya saat akad ditandatangani
3 Istishna Kemudian a. Dimuka
b. Selama dalam Progress Pembuatan Barang
c. Setelah Penyerahan Barang
Skema Sewa
Ijarah

Jenis Ijarah
Ijarah SDB
Ijarah adalah akad sewa menyewa Ijarah pemeliharaan Rahn Emas
antara pemilik objek sewa (ma’jur) dan Ijarah Fee Ijarah penyimpanan Rahn Emas
penyewa (musta’jir) untuk dsb
mendapatkan imbalan atas objek sewa
yang disewakannya.

IJARAH
Ijarah Aset berwujud
Adalah manfaat dari penggunaan aset 1. Ijarah
berwujud atau tidak berwujud. 2. Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik
Objek Ijarah (IMBT)
Ijarah Aset 3. Jual – Ijarah
Ijarah Aset tidak berwujud
4. Ijarah Berlanjut
5. Multijasa
Skema Sewa
Ijarah
Skema Sewa
Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik (IMBT)

Adalah akad sewa menyewa antara Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik boleh dilakukan dengan ketentuan sbb:
pemilik objek sewa dan penyewa untuk 1. Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad Ijarah (Fatwa DSN
mendapatkan imbalan atas objek sewa nomor : 09/DSN-MUI/IV/2000) berlaku pula dalam akad Ijarah
yang disewakannya dengan opsi Muntahiyah Bit Tamlik.
perpindahan hak milik objek sewa pada 2. Perjanjian untuk melakukan akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik harus
disepakati ketika akad Ijarah ditandatangani.
saat tertentu sesuai dengan akad sewa.
3. Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan dalam akad
4. Pihak yang melakukan Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik harus
melaksanakan akad Ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan
kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian, hanya dapat
dilakukan setelah masa Ijarah selesai
5. Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad Ijarah
adalah wa’ad yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin
dilaksanakan, maka harus ada akad pemindahan kepemilikan yang
dilakukan setelah masa Ijarah selesai

(Fatwa : 27/DSN-MUI/III/2002 )
Skema Sewa
Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik (IMBT)
Skema Sewa
Perpindahan Kepemilikan Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik (IMBT)

Skema Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik (IMBT)


Dilakukan jika seluruh pembayaran sewa
telah diselesaikan => dengan membuat
akad terpisah secara:
1. hibah;
2. penjualan sebelum akad berakhir;
3. penjualan pada akhir masa akad; atau
4. penjualan secara bertahap.
Skema Sewa
Murabahah VS IMBT
Produk Penyaluran Dana
Aplikasi Penggunaan Akad pada Produk Penyaluran Dana (Financing) di Bank Syariah
No. Produk Pembiayaan Pola - Akad
1 Modal Kerja Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Salam

2 Investasi Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Istishna,


Ijarah, Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik

Pengadaan Barang Investasi, Murabahah, Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik,


3
Aneka Barang Musyarakah Mutanaqishah

4 Perumahan, Properti Murabahah, Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik,


Musyarakah Mutanaqishah
5 Proyek Mudharabah, Musyarakah
6 Expor Mudharabah, Musyarakah, Murabahah
7 Produksi Agribisnis/ Sejenis Salam, Salam Pararel
8 Manufaktur, Konstruksi Istishna, Istishna Pararel
9 Penyertaan Musyarakah
10 Surat Berharga Murabahah, Qard
11 Sewa Beli Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik
12 Akuisi Asset Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik
Produk Jasa (Services)
Aplikasi Penggunaan Akad pada Produk Penyaluran Dana (Financing) di Bank Syariah

Wakalah Skema Wakalah


Biasa disebut perwalian, atau
pelimpahan kekuasaan oleh satu
pihak kepada pihak lain dalam
hal-hal yang boleh diwakilkan.
Atas jasanya, maka penerima
kekuasaan dapat menerima
imbalan tertentu dari pemberi
amanah.
Contoh dalam perbankan, antara
lain L/C (letter of credit), transfer,
kliring, RTGS, inkaso dan
pembayaran gaji
Produk Jasa (Services)
Aplikasi Penggunaan Akad pada Produk Penyaluran Dana (Financing) di Bank Syariah

Hawalah Skema Hawalah


Pengalihan utang/piutang
dari orang yang berutang/
berpiutang kepada orang
lain yang wajib
menanggungnya atau
menerimanya.
Contoh dalam perbankan,
anjak piutang
Produk Jasa (Services)
Aplikasi Penggunaan Akad pada Produk Penyaluran Dana (Financing) di Bank Syariah

Rahn Skema Rahn

Pelimpahan kekuasaan
oleh satu pihak kepada
pihak lain dalam hal-hal
yang boleh diwakilkan.
Penerima kekuasaan dapat
meminta imbalan tertentu
dari pemberi amanah.
Contoh dalam perbankan,
gadai
Produk Jasa (Services)
Aplikasi Penggunaan Akad pada Produk Penyaluran Dana (Financing) di Bank Syariah

Sharf Skema Sharf

Jual beli suatu valuta


dengan valuta lain.

Contoh dalam perbankan,


fasilitas penukaran uang
(money changer)
ThankYou

75

Anda mungkin juga menyukai