Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 3

MUNAWAROH (21108040012)
WAIS AL-QORNI (21108040013)
HANI PRIHATINI (21108040014)
SISKA RAMADHANI PUTRI (21108040015)
1.MEMBANDINGKAN KONSEP BIAYA TETAP PADA METODE FULL
COSTING DAN VARIABLE COSTING

 Metode full costing adalah penetuan harga pokok suatu produk dengan memperhitungkan
semua biaya produksi, seperti biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik tetap. Sedangkan Metode variable costing adalah suatu metode
perhitungan seluruh biaya yang digunakan untuk membuat suatu produk, yang dimana
harganya akan berubah sesuai dengan volume kegiatan bisnis.
 Metode full costing dengan mendasarkan pada seluruh biaya produksi dalam penentuan
harga produksi (biaya tetap), juga biaya per periode akan dianggap sebagai biaya yang
tidak berhubungan dengan biaya produksi. Sedangkan variable costing hanya berdasarkan
biaya produksi variabel saja juga ikut membebankan biaya dalam produksi.
Cara perhitungan harga pokok produksi

FULL COSTING
Biaya bahan baku langsung XXX
Biaya tenaga kerja langsung XXX

Biaya overhead pabrik variable XXX +

Biaya overhead pabrik tetap XXX


Harga pokok produksi xxx
VARIABLE COSTING
Biaya bahan baku XXX
Biaya tenaga kerja lansung XXX
Biaya overhead pabrik variable XXX +
Harga pokok produksi XXX
2.MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN DIRECT
COSTING

Direct costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang
berperilaku variabel kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik variable.
Berikut adalah beberapa jenis biaya langsung (direct cost) yang umum dijumpai:
 Biaya bahan baku
 Biaya tenaga kerja langsung
 Biaya perlengkapan

Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode direct costing (variable costing) terdiri dari unsur
biaya produksi berikut ini :
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik xxx
Harga pokok produksi xxx
3.MEMBEDAKAN METODE ABSORPTION COSTING DAN
VARIABLE COSTING

Full costing Variable costing


va

2
1
1.Lazim digunakan untuk
1.Lazim digunakan untuk kepentingan internal
kepentingan eksternal 2.Hanya biaya produksi yang bersifat
2.Memperhitungkan semua biaya variable yang diperhitungkan sebagai
produksi sebagai harga pokok, tanpa harga pokok produk
memperhatikan apakah biaya tersebut 3.BOP tetap diperlakukan sebagai
bersifat tetap atau variable biaya periodic
3.Harga pokok produk terdiri atas: 4.Harga pokok produk terdiri atas:
biaya bahan baku, biaya tenag kerja, biaya bahan baku, biaya tenaga
dan BOP (tetap dan variable kerja, dan BOP variable
4.FORMAT LAPORAN LABA RUGI DENGAN METODE FULL
CASTING DAN VARIABLE COSTING
Dari ilustrasi Laporan Laba Rugi yang disusun berdasarkan variable costing pada Tabel
diatas menunjukkan bahwa biaya produksi tetap sebesar Rp432.000 akan mengurangi
margin kontribusi sehingga laba operasi yang disusun berdasarkan variable costing lebih
kecil dari laba operasi yang disusun berdasarkan absorption costing.

Selisih sebesar Rp1.080.000 (Rp36.000 × 30 unit) ini merupakan biaya produksi tetap pada
persediaan akhir yang dibebankan pada periode terjadinya di periode terjadinya di
laporan laba rugi pada metode variable costing, namun dicatat sebagai komponen
persediaan akhir di laporan posisi keuangan pada metode absorption costing.
5.MENGETAHUI MANFAAT, KELEMAHAN, DAN
KELEBIHAN DARI FULL COSTING DAN VARIABLE
COSTING
Manfaat yang diperoleh perusahaan apabila
menggunakan metode full costing salah satunya
MANFAAT FULL COSTING adalah pengambilan keputusan jangka panjang.
DAN VARIABLE COSTING Sedangkan, Manfaat yang diperoleh perusahaan
apabila menggunakan metode variable costing
untuk pengambilan keputusan jangka pendek
seperti, pengambilan keputusan pesanan khusus
KELEBIHAN FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING

FULL COSTING VARIABLE COSTING


1.Mampu menampilkan jumlah biaya overhead 1.Sesuai untuk Anda yang hanya ingin
secara komprehensif karena memiliki dua jenis merencanakan untuk memperoleh laba dalam kurun
biaya di dalamnya, yakni biaya overhead tetap waktu yang singkat.
dan variabel. 2.Bisa digunakan untuk mengendalikan biaya,
2.Metode ini bisa melakukan penundaan dalam karena variable costing akan membagi biaya
beban biaya overhead saat produk belum laku tetap menjadi dua bagian, yakni discretionary
dijual di pasaran. fixed cost dan committed fixed cost.
3.Pembebanan biaya overhead atas barang 3.Bisa digunakan sebagai bahan rujukan dalam
yang belum terjual bisa dialihkan untuk mengambil keputusan untuk melakukan order
mengurangi atau menambah harga pokok pesanan yang sifatnya memang khusus, terutama
yang tidak memerlukan banyak pesanan, seperti
yang terdapat dalam metode full costing.
KELEMAHAN FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING

FULL COSTING VARIABLE COSTING


Dalam metode full costing, harga jual Pemisahaan discretionary fixed cost dan committed fixed
kamu akan menjadi lebih tinggi daripada cost sulit untuk dilakukan pada metode variable costing.
menggunakan metode variable costing. Selain itu, metode ini menyebabkan naik turunnya laba
Hal tersebut dikarenakan, metode full karena adanya perubahan dalam hal penjualan suatu
costing menganggap konsumen rela produk.
membayar berapa pun untuk membeli Variable costing tidak cocok diterapkan
barang yang diinginkannya. pada perusahaan yang sifatnya musiman
karena hanya akan menyajikan kerugian
laba yang tidak normal untuk perusahaan .
Metode ini cocok untuk bisnis yang
Dalam metode variable biaya overhead
bergerak dalam bidang produksi
tetap juga tidak dimasukkan, sehingga
bahan pokok masyarakaat umum nilai persediaan menjadi lebih rendah.
REFERENSI

https://accurate.id/akuntansi/full-costing/
https://kledo.com/blog/full-costing/
https://www.harmony.co.id/blog/direct-costing-pahami-jenis-dan-penerapan
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/4854-Full

https://www.dictio.id/t/apakah-bedanya-antara-variable-costing-dan-
absorption-costing-full-costing/3962

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai