Anda di halaman 1dari 6

Nama : Eliza

NIM : 126403202125
Kelas : AKS 6C

JAWABAN UAS TEORI AKUNTANSI SYARIAH


1. Kerangka teori akuntansi syariah meliputi beberapa hal:
a. Sumber hukumnya adalah Allah melalui instrumen Alquran dan Sunnah.
Sumber hukum ini harus menjadi pagar pengamatan dari setiap postulat,
konsep, prinsip, dan teknik akuntansi.
b. Penekanan pada “accountability”, kejujuran, kebenaran, dan keadilan.
c. Permasalahan diluar “core” ibadah itu diserahkan sepenuhnya kepada akal
pikiran manusia termasuk untuk kepentingan “decision usefulness”.

Sumber: Harahap, “akuntansi islam” hlm 203


2. Menurut Islam harta hakikatnya adalah hak milik Allah. Namun karena Allah telah
menyerahkan kekuasaannya atas harta tersebut kepada manusia, maka perolehan
seseorang terhadap harta itu sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
untuk memanfaatkan serta mengembangkan harta. Sebab, ketika seseorang memiliki
harta, maka esensinya dia memiliki harta tersebut hanya untuk dimanfaatkan dan
terikat dengan hukum-hukum syara’, bukan bebas mengelola secara mutlak.
Kepemilikan (al-milkiyyah) adalah istilah hukum Islam yang menandakan hubungan
antara manusia dan harta yang menjadikan harta itu secara khusus melekat padanya.
Konsep kepemilikan harta perspektif ekonomi syari’ah adalah diakuinya hak milik
individu dan hak milik umum. Dimana kedua hak tersebut tidaklah bersifat mutlak.
Hal ini menunjukkan bahwa hak milik terkait erat dengan prinsip bahwa manusia
adalah pemegang amanah Allah SWT. Islam mengakui kepemilikan individu asal
didapatkan dan dibelanjakan dengan cara yang syar’i. harta pribadi dalam
penggunaanya tidak boleh memiliki dampak negatif terhadap pihak lain. Dalam hal
ini dilarang adanya penindasan terhadap hak orang lain, melalui harta yang
dimilikinya, karena didalam harta tersebut terdapat sebagian hak orang lain yang
harus dipenuhi. Islam membolehkan setiap individu untuk memiliki hak milik pribadi
tapi harus sesuai dengan ketentuan syari’at, sehingga hak milik pribadi dapat
bermanfaat bagi orang lain. Selain itu, individu bebas dalam pemanfaatan harta
miliknya secara produktif, melindungi harta tersebut dan memindahkannya dengan
dibatasi oleh syariat yang ada. hal ini untuk mengurangi kesia-siaan dalam
kepemilikan harta.

3. Shariah Enterprise Theory (SET) merupakan enterprise theory yang telah


diinternalisasi dengan nilai-nilai islam guna menghasilkan teori yang
transendental dan lebih humanis. Shariah enterprise theory merupakan teori yang
mengakui adanya pertanggungjawaban tidak hanya kepada pemilik perusahaan saja
melainkan kepada kelompok stakeholders yang lebih luas. Konsep enterprise theory
menunjukkan bahwa kekuasaan ekonomi tidak lagi berada di satu tangan
(shareholder), melainkan berada pada banyak tangan, yaitu stakeholders. Enterprise
theory mengandung nilai keadilan, kebenaran, kejujuran, amanah, dan pertanggung
jawaban, bentuk pertanggung jawaban utamanya kepada Allah SWT. Syariah
Enterprise Theory menjelaskan bahwa aksioma terpenting yang harus mendasari
dalam setiap penetapan konsepnya adalah Allah sebagai Pencipta dan Pemilik
Tunggal dari seluruh sumber daya yang ada di dunia ini. Sedangkan sumber daya
yang dimiliki oleh para stakeholders pada prinsipnya adalah amanah dari Allah SWT
yang di dalamnya melekat tanggung jawab untuk digunakan dengan cara dan tujuan
yang ditetapkan oleh Sang Pemberi Amanah. Syariah enterprise theory akan
membawa kemashalatan bagi stockholders, stakeholders, masyarakat dan lingkungan
alam tanpa meninggalkan kewajiban penting menunaikan zakat sebagai manifestasi
ibadah kepada Allah.
Penerapan sharia enterprise theory dalam perusahaan antara lain:
a. Pimpinan dan karyawan dalam perusahaan menjunjung tinggi prinsip amanah
sehingga tujuan manusia untuk mencapai kesuksesan dapat terwujud.
b. Penerapan SET dalam perusahaan manufaktur yaitu dalam proses produksi
yang dilakukan perusahaan maka, menentukan halal dan baiknya bahan baku
merupakan hal yang paling utama sehingga pertanggungjawaban kepada Allah
sebagai stakeholder vertikal dapat berjalan dengan baik.
c. Perusahaan menjalankan program-program sosial dengan menjadikan Allah
sebagai tujuan utama pertanggungjawaban secara vertikal dengan
menyalurkan dana yang ada sebagai bentuk pertanggungjawaban horizontal
kepada masyarakat.
d. Penerapan SET dalam bank umum syariah meliputi penerapan islamic
corporate governance, serta memberikan informasi yang akurat dan
transparan.

4. Konsep laba dalam teori akuntansi islam dan laba akuntansi konvensional tidak sama.
Laba dalam akuntansi syariah harus memerhatikan kriteria dan batasan yang sesuai
dengan nilai syariah, yaitu kelayakan dalam penetapan laba, keseimbangan antara
tigkat kesulitan dan laba, masa perputaran modal, dan cara menutupi harga penjualan.
Posisi laba berkaitan erat dengan sistem pembayaran zakat dan tanpa bunga
memberikan gambaran bahwa laba bukan tujuan akhir pencapaian usaha, tetapi laba
sebagai sarana untuk mensejahterakan masyarakat. Pencatatan laba dalam akuntansi
syariah menggunakan harga saat ini atau current cost, yang bersifat objektif.
Sedangkan dalam laba akuntansi konvensional tidak ada batasan perolehan laba dan
memberikan kebebasan pada aktivitas ekonomi yang mengandung halal maupun
haram demi perolehan laba, serta mengutamakan tingkat kepuasan dan kebutuhan
yang tanpa batas. Laba menjadi tujuan akhir dari pencapaian usaha sehingga posisi
laba hanya ditekankan pada nilai materi saja. Pencatatan laba dalam akuntansi
konvensional menggunakan metode history cost yang didasarkan pada pendekatan
transaksi.

5. Format laporan keuangan syariah perkomponen


a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
PT Bank Syariah “X”
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Periode 31 Desember 20XI
ASET
Kas xxx
Piutang xxx
Pemby mudharabah xxx
Pemby musyarakah xxx
Persediaan xxx
Tagihan dan kewajiban xxx
Aset Ijarah xxx
Aset Istishna xxx
Penyertaan pd entitas lain xxx
Aset tetap dan akm penyusutan xxx
Aset lainnya xxx
Jumlah aset xxx

KEWAJIBAN
Kewajiban segera xxx
Bagi hasil yg belum dibagikan xxx
Simpanan xxx
Hutang xxx
Jumlah kewajiban xxx
DANA SYIRKAH TEMPORER
DST bukan bank xxx
DST dari bank xxx
Jumlah DST xxx
EKUITAS xxx
Jumlah ekuitas xxx
Jumlah kewajiban, dst dan ekuitas xxx

b. Laporan Laba Rugi


PT Bank Syariah “X”
Laporan Laba Rugi
Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 20XI
Pendapatan pengelola dana oleh bank sbg Mudhorib
Pendapatan dari jual beli xxx
Pendapatan dari sewa xxx
Pendapatan dari bagi hasil xxx
Jumlah pendapatan pgelola dana oleh bank sbg Mudhorib xxx
Hak pihak ketiga atas bagi hasil xxx
Hak bagi hasil milik bank (xxx)
Pendapatan usaha lainnya xxx
Jumlah pendapatan usaha lainnya xxx
Jumlah beban usaha (xxx)
Laba rugi usaha xxx
Laba rugi sebelum pajak xxx
Beban pajak (xxx)
Laba rugi bersih periode berjalan xxx

c. Laporan Arus Kas


PT Bank Syariah “X”
Laporan Arus Kas
Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 20XI
Arus kas dari aktivitas operasi xxx
Perubahan dalam aktiva dan kewajiban operasi xxx
Kas bersih dari aktivitas operasi xxx
Arus kas dari aktivitas investasi xxx
Kas bersih dari aktivitas investasi xxx
Arus kas dari aktivitas pendanaan xxx
Kas dan setara kas akhir tahun xxx

d. Laporan Perubahan Ekuitas


- Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan
- Pendapatan dan beban
- Pengaruh kumulatif perubahan kebijakan
- Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik
- Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya
- Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis saham.

e. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat


PT Bank Syariah “X”
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
Periode yang berakhir pada 31 Desember 20XI
Sumber Dana Zakat
Zakat dari dalam bank syariah xxx
Zakat dari pihak luar bank syariah xxx
Jumlah sumber dana zakat xxx
Penggunaan dana zakat
(Fakir, miskin, amil, muallaf, gharim
Riqab, fisabilillah, ibnu sabil) (xxx)
Jumlah Penggunaan Dana Zakat (xxx)

Kenaikan/Penurunan Dana Zakat xxx


Saldo awal dana zakat xxx
Saldo akhir dana zakat xxx

f. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan


PT Bank Syariah “X”
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Periode yang berakhir pada 31 Desember 20XI
Sumber Dana Kebajikan
Infak Zakat dari dalam bank syariah xxx
Sedekah xxx
Hasil pengelolaan wakaf xxx
Pengembalian dana kebajikan produktif xxx
Denda xxx
Pendapatan nonhalal xxx
Jumlah sumber dana kebajikan xxx

Penggunaan Dana Kebajikan


Dana kebajikan produktif (xxx)
Penggunaan lainnya untuk kepentingan umum (xxx)
Jumlah Penggunaan Dana Kebajikan (xxx)

Dana Kebajikan xxx


Saldo awal dana kebajikan xxx
Saldo akhir dana kebajikan xxx
g. Catatan atas Laporan Keuangan
Penejelasan mengenai rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba
rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dan
penggunaan dana zakat, dan laporan penggunaan dana kebajikan, serta
informasi tambahan lain.

Tujuan laporan keuangan syariah antara lain:


a. Laporan keuangan syariah diperuntukkan untuk meningkatkan kepatuhan
terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi & kegiatan usaha.
b. Memberikan informasi akan kepatuhan entitas syariah. Laporan ini menjadi
tolak ukur apakah perusahaan sudah melaksanakan sesuai prinsip syariah
dengan benar, selain itu, juga mempermudah Dewan Pengawas Syariah
menjalankan pengawasan terhadap operasional perusahaan.
c. Memberikan informasi soal keuangan. Kinerja perusahaan bisa terpapar
dengan jelas sehingga mudah untuk mengambil keputusan soal keuangan di
masa mendatang.
d. Memberikan informasi pemenuhan akan CSR. Sebagai wujud tanggung
jawab perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat
hingga stakeholder adalah lingkungan sosial yang membutuhkan
pertanggungjawaban perusahaan dalam wujud laporan keuangan.
Tujuan dari laporan konvensional diantaranya yaitu:
a. Memberikan informasi kekayaan perusahaan, baik itu kekayaan yang
didapatkan dari kegiatan utama perusahaan atau bukan semua harus tercatat
secara reliabel.
b. Memberikan informasi tentang laba dan rugi, yang harus dijelaskan dengan
tepat karena penting bagi pengelolaan perusahaan dan pemilik. Tujuannya
untuk mempermudah proyeksi kemampuan perusahaan dalam jangka waktu
tertentu.
c. Memberikan informasi lain yang relevan, informasi tambahan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pemilik atau pengelola perusahaan sehingga
dapat melakukan analisis laporan keuangan lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai