Anda di halaman 1dari 13

METODE RATE OF RETURN (ROR)

ROR adalah suatu tingkat bunga (i) yang mengakibatkan NPW (net present worth)
sama dengan nol. NPW pada suatu periode tertentu bisa (+) pada tingkat i tertentu dan akan (-
) pada tingkat i lainnya. i dimana NPW = 0 disebut ROR. (NPW = PWR – PWE = 0).

ROR terbagi 2 yaitu IRR (Internal Rate of Return ) bila setiap hasil yang diperoleh langsung
diinvestasikan kembali. Selain IRR ada ERR (External Rate of Return), bila hasil yang
diperoleh digunakan untuk proyek lainnya

1. Perhitungan Rate of Return (ROR)


Sesuai pengertian ROR diatas maka secara matematis pengertian itu dapat ditulis dalam
bentuk :

𝑁𝑃𝑊 = ∑𝑁 ∗ −𝑡
𝑡=0 𝐹𝑡 (1 + 𝑖 ) = 0 ….. ( 4.1)

NPW = Net Present Word = Net Present Value

𝐹𝑡 = aliran kas pada periode t


N = umur proyek, sesuai horison perencana-an

𝑖∗ = nilai ROR dari proyek atau investasi ter-sebut

Rincian Rumus
Ft pada rumus diatas bisa bernilai (+) atau (-) tergantung apakah aliran itu pemasukan
atau pengeluaran, maka rumus diatas dapat diurai lebih lanjut sebagai berikut :

NPW = PWR - PWE = 0 atau : ∑𝑁 𝑁


𝑡=0 𝑅𝑡 (P/F, i%,t ) - ∑𝑡=0 𝐸𝑡 (P/F,i%, t) = 0

PWR = nilai present word dari semua pemasukan


PWE = nilai present word dari semua pengeluaran

𝑅𝑡 = penerimaan netto yang terjadi pada periode ke t

𝐸𝑡 = pengeluaran netto yng terjadi pada periode ke t

Contoh Soal 1
Aliran kas dari suatu kegiatan terlihat seperti gambar dibawah ini. Hitunglah ROR dari aliran
kas tersebut

Penyelesaian Soal
NPW = PWR – PWE = 0
= 150 (P/F, i% , 8) – 50 = 0
(P/F , i% , 8) = 50/150 = 0,333

Dari persamaan diatas kita harus cari di tabel di kolom (P/F , i% , 8 ) yang nilainya sama atau
mendekati 0,333. Untuk itu kita menggunakan metode trial and error.
Untuk I = 12% , nilai (P/F, 12% , 8) = 0,4039

Jika i = 15% , nilai (P/F, 15% , 8) = 0,3269. Untuk mendapat nilai i harus dilakukan interpolasi
dengan bantuan segitiga sebangun seperti gambar berikut ini

Penyelesaian Soal Dengan Metoda Interpolasi

Menggunakan prinsip segitiga sebangun dapat ditulis perbandingan sebagai berikut:


15 − 𝑖 0,333 − 0,3269
=
15 − 12 0,4039 − 0,3269
(15 – i)/3 = 0,0792 , 15- i = 0,2376
i = 15 – 0,2376 = 14,762 %
ROR = 14,762 %

Contoh Soal 2
Sebuah peralatan untuk pekerjaan kontraktor dibeli seharga 18 juta. Umur alat tersebut 5 tahun,
dengan nilai sisa 2 juta. Data pendapatan dan pengeluaran tahunan seperti pada tabel .
a. Hitung ROR dari aliran kas itu
b. Apakah investasi dapat diterima jika MARR = 12 %.

Tabel Aliran Kas (dalam Juta Rp)

Thn Penerimaan Nilai Pengeluaran Aliran


ke Sisa Kas Netto

0 -18 -18
1 10,0 6,2 3,8

2 11,5 6,0 5,5

3 11,5 5,9 5,6

4 10,5 6,0 4,5

5 9,5 2,0 6,5 5,0

Penyelesaian Soal No 2
Rumus yang digunakan adalah :
NPW = PWR – PWE = 0 …….. (1)
Sesuai tabel aliran kas dapat ditentukan :
PWR = 3,8 (P/F , i% , 1) + 5,5 ( P/F , i%,2) + 5,6 (P/F,i%,3) + 4,5 (P/F , i% , 4) + 5(P?F , i%,5)
PWE = 18
Untuk bisa disubstitusi harus diberikan nilai i% , dan itu dilakukan secara trial and error.
Hitung npw dengan i = 10%

HITUNGAN NPW UNTUK I = 10%


THN (N) (P/F , 10% , N) ALIRAN KAS NETTO NPW
0 1 -18 -18
1 0.90909091 3.8 3.454545455
2 0.82644628 5.5 4.545454545
3 0.7513148 5.6 4.207362885
4 0.68301346 4.5 3.073560549
5 0.62092132 5 3.104606615
NPW = 0.385530049

Hitung npw dengan i = 11%

HITUNGAN NPW UNTUK I = 11%


THN (N) (P/F , 11% , N) ALIRAN KAS NETTO NPW
0 1 -18 -18
1 0.900900901 3.8 3.423423423
2 0.811622433 5.5 4.463923383
3 0.731191381 5.6 4.094671735
4 0.658730974 4.5 2.964289384
5 0.593451328 5 2.96725664
NPW = -0.086435435
Hitung ROR

Untuk i = 10% diperoleh NPW = 0,3855 dan untuk i = 11% sudah dihitung NPW = - 0,0864.
Penentuan ROR untuk NPW = 0 harus dilakukan dengan metode interpolasi :

𝐴𝐵 0,3855
= 0,0864
𝐵𝐶

𝐴𝐵
= 4,46 ; AB = 4,46 – 4,46AB
1−𝐴𝐵

5,46 AB = 4,46
AB = 0,816 = 0,82
jadi i = 10,82 % atau ROR = 10,82%
Bila dibandingkan dengan MARR yang ditentukan 12% , dapat disimpulkan bahwa :
Investasi tidak dapat diterima karena ROR < MARR.

ANALISA TITIK IMPAS


Analisa Teknik dan Biaya dilakukan untuk periode waktu yang panjang. Estimasi Investasi,
Pendapatan dan Biaya dalam jangka waktu yang panjang itu mengandung ketidak pastian.
Ada 4 faktor yang dianggap menjadi sumber ketidakpastian :
 Cara estimasi yang dilakukan : Jika dilakukan dengan prosedur ilmiah akan lebih baik
dari perkiraan.
 Tipe bisnis dan kondisi ekonomi masa depan: bisnis dibidang hiburan mengandung
ketidak pastian lebih besar dibanding grosir.
 Tipe pabrik dan peralatan yang digunakan : Fasilitas produksi dengan fungsi khusus
lebih tinggi risikonya dari fasilitas untuk fungsi umum.
 Panjang horison perencanaan : makin panjang makin tinggi ketidak pastiannya
Cara menangani ketidakpastian:
1. Analisis Titik Impas (Break Even Point) : Teknik ini dipakai jika pemilihan alternatif
sangat ditentukan oleh satu faktor tunggal yang tidak pasti.
2. Analisis Sensitivitas : Cocok digunakan bila permasalahan mengandung satu atau lebih
faktor ketidak pastian.
3. Analisis Risiko : Jika nilai-nilai suatu faktor mengikuti suatu distribusi probabilitas
yang merupakan fungsi dari variabel random
A. ANALISA TITIK IMPAS
Analisa titik impas merupakan analisis yang populer. Berfungsi untuk keputusan
pemilihan alternatif yang cukup sensitif terhadap variabel / para-meter yang sulit diestimasi.
Melalui analisis ini bisa ditentukan nilai dari parameter tersebut dan dengan nilai itu bisa dipilih
salah satu.
Penggunaan metode titik impas:
a) Menentukan nilai ROR
b) Menentukan tingkat produksi dari 2 atau lebih fasilitas produksi.
c) Melakukan analisis untuk membuat suatu komponen atau sebaik membeli aja.
d) Menentukan jumlah tahun atau jumlah produksi agar perusahaan berada pada titik
impas
Analisa titik impas pada masalah produksi
• Titik impas pada kasus ini adalah perpotongan curva biaya total (TC) dengan kurva
penerimaan total (TR).
TC = FC + VC
TC = FC + c.X , c = biaya pembuatan/unit, X = jumlah produksi
TR = p.X ; p = harga jual / unit ; X = jumlah produksi terjual.
• Titik Impas (BEP) terjadi bila TR = TC. Waktu tercapai BEP ; TR = TC.
TR = TC
p.X = FC + c.X , maka dapat dihitung X sbb:
(p – c ) X = FC
X = FC / (p-c)
X adalah jumlah produksi ketika terjadi BEP.
X adalah absis dari titik BEP

Gambar grafik TR, TC, dan BEP


Contoh soal:
1. Suatu perusahaan pembuat sabun mandi, mempunyai ongkos total sebagai berikut : Bila
dibuat 10.000 unit biayanya 25 juta, dan jika produksi 15.000 biayanya mencapai 30
juta. Bila diasumsikan biaya variabel berhubungan secara proporsional dengan jumlah
produksi, hitung
a. Ongkos variabel / unit
b. Bila harga jual ditetapkan Rp 6000/unit, berapa yang harus diproduksi /bulan agar
berada pada titik impas.
c. Bila jumlah produksi 12.000 /bulan apakah perusahaan untung atau rugi dan berapa
besar keuntungan / kerugiannya.
Penyelesaian
a) Untuk produksi 10.000 unit :
TC = FC + c X ; 25.000.000 = FC + c .10.000 …..(1)
Untuk produksi 15.000 unit
TC = FC + c X ; 30.000.000 = FC + c. 15.000 …..(2)
(2) – (1) : 5.000.000 = 5000 c
c = 5.000.000 / 5000 = 1000/ unit
Substitusi nilai c ke pers.(1)
25.000.000 = FC + 1000 x 10.000
FC = 25.000.000 – 10.000.000
FC = 15.000.000
b) Bila p = 6000
𝐹𝐶 15.000.000
𝑋= = 6000 −1000 = 3.000 unit /bulan
𝑝 −𝑐

untuk mencapai titik impas jumlah produksi harus 3.000 unit / bulan
c) Karena titik impas 3000 maka produksi 12.000 unit / bulan akan memperoleh
keuntungan.
Besar keuntungan TR – TC = 12.000 x 6000 – (15.000.000 + 12.000 x 1000) =
45.000.000
2. Suatu perusahaan akan memproduksi produk baru yang memerlukan ongkos awal 150
juta. Ongkos operasional dan perawatan 35.000 / jam, dan untuk produksi 1000 unit
dibutuhkan waktu 150 jam. Perusahaan juga butuh ongkos lain 75 juta /tahun.
Diestimasi harga jual produk 15.000/unit dan investasi diasumsi berumur 10 tahun
dengan nilai sisa 0. Dengan MARR 20% hitung berapa unit yang harus diproduksi agar
mencapai titik impas.
Penyelesaian
Misal jumlah produksi untuk mencapai titik impas X. Untuk kasus ini Titik Impas
akan tercapai bila :
Annual Cost (AC) = Annual Revenue (AR)
AC = 150.000.000 (A/P; 20% ; 10) + 75.000.000 + 0,150(35.000)X
= 150.000.000 (0,2385) + 75.000.000 + 5.250X
= 110.775.000 + 5.250X
AR = 15.000 X , jadi persamaaan titik impas :
110.775.000 + 5.250 X = 15.000X
X = 11.362 unit pertahun

B. ANALISA TITIK IMPAS PADA PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI


Dalam pemilihan fasilitas produksi ada investor yang membeli mesin dengan biaya
rendah namun biaya variabelnya lebih tinggi (Alt B), namun tingkat produksi cukup tinggi
biasanya investor memilih membeli mesin yang mahal tetapi biaya variabelnya lebih
murah (Alt A). Kapan kita harus memilih Alt A atau kapan harus memilih B, perlu
ditentukan lebih dahulu titik impasnya

Gambar Grafik Titik Impas Pada pemilihan Alternatif Investasi


Contoh Soal 1
1. Sebuah perusahaan pelat baja sedang mem-pertimbangkan 2 alternatif mesin pemotong
pelat untuk sistem produksinya.
Alternatif 1 mesin otomatis , Harga awal 23 juta nilai sisa 4 juta sesudah 10 tahun.
Untuk mesin ini biaya operator per jam 12.000, out put 8 ton/jam ongkos operasi dan
perawatan tahunan 3,5 juta.
Alternatif 2 mesin semi otomatis, harga awal 8juta masa pakai 5 tahun tanpa nilai sisa.
Biaya operator per jam 24.000, ongkos operational dan perawatan 1,5 juta/tahun, 6 ton
/jam; MARR 10%.
a) Berapa ton pelat harus diproduksi /tahun agar mesin otomatis lebih ekonomis
dibanding mesin semi otomatis.

b) Jika ditetapkan tingkat produksi 2000 ton/tahun mesin mana yang sebaiknya dipilih.

Penyelesaian Soal 1
a) Tentukan titik impas
 Misal X adalah jumlah ton yang diproduksi selama setahun.

 Ongkos variabel tahunan untuk mesin otoma-tis :


12.000 1𝑗𝑎𝑚 𝑋 𝑡𝑜𝑛 12.000
AC1 = 𝑥 x 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = X
𝑗𝑎𝑚 8 8

 Ongkos ekuivalen tahunan (EUAAC1) dihitung sbb:

EUAAC1= 23(A/P;10%;10) – 4 (A/F;10%;10) + 3,5 + 12.000X/8

EUAAC1 = 23(0,16275) – 4 (0,06275) + 3,5 + 12.000X /8

EUAAC1 = 6,992juta + 1500 X

Untuk mesin semi otomatis :


24.000 1𝑗𝑎𝑚 𝑋 𝑡𝑜𝑛
𝐴𝐶2 = x 6 𝑡𝑜𝑛 x 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 4000 X
𝑗𝑎𝑚

EUAAC2 = 8( A/P ; 10%;5) + 1,5 + 4000 X


= 8 ( 0,26380) +1,5 + 4000 X
= 3,610 juta+ 4000 X
Titik Impas terjadi jika EUAAC1 = EUAAC2
6,992 + 1500 X = 3,610 + 4000X
X = 1352,8 Ton
Karena titik impasnya pada 1352,8 ton, sesuai grafik titik impas maka mesin otomatis
lebih ekonomis digunakan jika tingkat produksinya lebih besar dari 1352,8 ton.

b) Bila menejemen menentukan tingkat produksi per tahun 2000 ton ( > 1352,8 ton) maka
mesin otomatis yang harus dipilih

C. ANALISIS TITIK IMPAS PADA KEPUTUSAN BUAT-BELI


Suatu produk terdiri dari beberapa komponen. Tidak setiap komponen harus
dibuat di pabrik yang sama. Untuk menentukan suatu komponen harus dibuat atau
sebaiknya dibeli saja, digunakan analisa titik impas. Bila suatu komponen dibuat maka
ada perhitungan investasi, biaya bahan baku , biaya bahan baku serta nilai sisa dari
fasilitas. Namun bila komponen dibeli biayanya hanya Harga / unit dikalikan jumlah unit
yang dibeli

Contoh Soal
1. Seorang manajer produksi diberi tugas untuk menganalisis 2 komponen A dan B
apakah harus dibuat atau dibeli saja. Data ongkos untuk tiap komponen terlihat seperti
tabel dibawah ini. Jika asumsi i = 15%

a) Pada kebutuhan berapa komponen / tahun perusahaan sebaiknya membuat sendiri.


b) Bila kebutuhan masing masing komponen 2000 unit per tahun, keputusan apa
yang harus diambil perusahaan

Tabel Data Biaya Dan Harga Komponen

Uraian Komponen A Komponen B

Ongkos Awal Rp 200 juta Rp 350 juta


Ongkos tenaga kerja/unit Rp 2000 Rp 2500
Ongkos bahan baku /unit Rp 3000 Rp 2500
Nilai Sisa Rp 10 juta Rp 15 juta
Biaya Overhead / tahun Rp 18 juta Rp 15 juta

Umur Fasilitas 5 tahun 7 tahun


Harga beli / unit Rp 10.000 Rp 15.000

Penyelesaian Soal 1
a) Misal kebutuhan komponen A dalam setahun XA dan kebutuhan komponen B selama
setahun XB

Untuk Komponen A
 UEAC beli = 10.000 XA
 UEAC buat = 200 juta (A/P;15% ,5) + 18 juta (3000+2000) XA – 10juta(A/F;15%;5)

= 200 juta ( 0,2983) + 18juta + 5000XA – 10juta ( 0,1483)


= 74,49 juta + 5000 XA
 Titik Impas komponen A tercapai bila :

EUAC beli = EUAC buat


10.000 XA = 74,97 juta + 5000 XA
5.000 XA = 74,97juta
XA = 14.994 unit
Untuk Komponen B
 EUAC beli = 15.000 XB
 EUAC buat = 350 juta(A/P;15% ;7)+(2.500 +2.500)XB – 15juta(A/F;15%;7) + 15juta

= 350 juta ( 0,24036) + 5000 XB - 15 juta ( 0,09036) + 15 juta


= 97,7706 juta + 5000 XB
 Titik impas untuk komponen B , bila EUAC beli = EUAC buat
EUAC beli = EUAC buat

15.000 XB = 97,7706 juta + 5000 XB


XB = 9.777 unit
 Untuk komponen A jika kebutuhan diatas 14.997 unit dan komponen B diatas 9.777
unit sebaiknya dibuat aja, Kalau kebutuhan masing masing unit hanya 2000 unit,
sebaiknya dibeli aja

ANALISA SENSITIVITAS
Nilai parameter dalam studi Analisa Teknik dan Biaya diestimasikan, sehingga tidak
luput dari kesalahan. Jika salah satu atau beberapa parameter berubah maka akan mengubah
output/ hasil. Perubahan hasil akan merubah preferensi dari satu alternatif ke alternatif lainnya.
Untuk mengetahui seberapa sensitif suatu keputusan terhadap perubahan parameter-parameter
dilakukan analisa sensitifitas

Contoh Soal
1. Suatu alternatif investasi membutuhkan dana awal 10 juta, dengan nilai sisa 0 di akhir
tahun kelima. Pendapatan tahunan diestimasikan sebesar 3 juta. Perusahaan
menggunakan MARR = 12 %. Buatlah analisa sensitifitas dengan mengubah nilai-nilai:

a. Tingkat bunga.
b. Investasi awal dan
c. Pendapatan tahunan, Pada interval ± 40 %

Gambar Aliran Kas

Penyelesaian Soal
1. Langkah awal harus dihitung dulu NPW

NPW = - 10 + 3 (P/A,12%,5)
= - 10 +3 ( 3,6048 ) = 0,8144 juta
Karena NPW > 0 alternatif layak dilaksanakan
Bila terjadi perubahan pada i, Investasi awal, pendapatan tahunan maka
kemungkinannya bisa berubah jadi tidak layak atau bahkan lebih menguntungkan,
tergantung arah perubahan.

Penyelesaian soal bila i berubah ± 40%


1. i bertambah 40%

i yang baru menjadi 1,4 x 12% = 16,8%


NPW = - 10 + 3(P/A , 16,8% , 5)
= - 10 + 3 ( 3,2139) = - 0,3583
(1+0,168)5 −1 1,1737
Cara hitung (P/A, 16,8% ,5 ) = [0,168(1+0,168)5 ] = [0,3652] = 3,2139

2. Bertambah 25% , i = 1,25 x 12% = 15%


NPW = -10 + 3 (P/A, 15%, 5) = -10 + 3( 3,3522) = 0,0566
3. Berkurang 25% , I = 0,75 x 12% = 9%
NPW = -10 + 3 (P/A,9%,5) = -10 +3( 3,8897) = 1,6691
4. Berkurang 40% , i = 0,6 x 12% = 7,2%
NPW = -10 + 3(P/A, 7,2%,5) = -10 +3(4,0787) = 2,2361
Dari hasil perhitungan diatas bisa dibuat grafik hubungan antara perubahan i dan NPW.
Keputusan akan berubah dari layak menjadi tidak layak jika NPW berubah dari positif
menjadi negatif.

Nilai i pada saat NPW = 0 dapat dihitung sbb:


- 10 + 3 (P/A , i% , 5 ) = 0
(P/A , i% , 5) = 3,333
i = 15,25 %
Jadi keputusan akan berubah jika i menjadi lebih besar dari 15,25% atau bila i
meningkat sekitar 25 % dari nilai i awal

Grafik Hubungan Antara i Dengan NWP


b. Bila Investasi awal berubah ± 40 %
1. Bertambah 40 %

NPW = -10 (1,4) + 3 (P/A, 12% , 5)


= - 14 + 3 ( 3, 6048) = - 3,1856 juta.
2. Bertambah 25 %
NPW = - 12,5 + 3 (3,6048) = - 1,6856 juta
3. Berkurang 25%
NPW = -7,5 + 3 (3,6048) = 3,3144 juta
4. Berkurang 40%
NPW = - 6 + 3( 3,6048) = 4,8144

Gambar hubungan antara perubahan Investasi awal terhadap NPW


Dari grafik terlihat pada perubahan investasi positif ( bertambah) NPW bernilai negatif,
sedangkan pada waktu investasi berkurang, NPW berubah jadi positif.
Pada investasi berapa NPW bernilai 0
NPW = -I + 3 (3,6048)
0 = - I + 10,8144 juta
I = 10,8144 atau bertambah sebesar : (10,8144 −10)/10 x 100% = 8,144 %

c. Perubahan Pendapatan Tahunan ±40%


1. Pendapatan tahunan naik 40%
NPW = - 10 + 3(1,4) (P/A, 12% , 5) = - 10 + 4,2 ( 3,6048 ) = 5,14 juta
2. Pendapatan tahunan naik 25%
NPW = - 10 + 3,75 ( 3, 6048) = 3,518 juta
3. Pendapatan tahunan turun 25%
NPW = -10 + 2,25 ( P/A ; 12%, 5) = -1,8892 juta
4. Pendapatan tahunan turun 40 %
NPW = - 10 + 1,8 (P/A , 12% , 5) = - 3,511
Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa titik krusial adalah pada saat NPW = 0. itu terjadi
pada pendapatan tahunan sebesar :
0 = - 10 + X ( 3,6048)
X = 10/ 3,6048 = 2,774 juta / tahun
Persentasi penurunannya dapat dihitung sebagai :
(3 −2,774)/3 x 100% = 7,53%

Grafik Hubungan Antara Perubahan Pendapatan Tahunan Terhadap NPW

Anda mungkin juga menyukai