Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

STRATEGI DAN FUNGSI PROMOSI KESEHATAN


UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN

DOSEN PEMBIMBING :
Reni Wahyu Triningsih, SST., M.Kes

DISUSUN OLEH :
1. Serina Adiesti (P17311201006)
2. Betha Putri Savina (P17311201015)
3. Avelia Renova A.N (P17311203030)
4. Sonia Merliana F (P17311203031)
5. Alissa Maharani W (P17311203032)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG
KELAS 3A
JANUARI 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Komunitas dengan judul Strategi dan Fungsi Promosi Kesehatan.

Tidak lupa saya meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan
makalah ini, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing kami utamanya kepada Ibu
Reni Wahyu Triningsih, SST., M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah
Promosi kesehatan untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
bentuk penyusunan maupun dari segi materi. Oleh karena itu, Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita semua.

Malang, 27 Januari 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

BAB I PENDAHULUAN 3

Latar Belakang 3

Rumusan Masalah 4

Tujuan Pembahasan 4

BAB II TNJAUAN TEORI 5

2.1 Pengertian Promosi Kesehatan 5

2.2 Strategi Promosi Kesehatan 6

2.3 Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public Policy) 7

BAB III PENUTUP 8

3.1 Kesimpulan 8

3.2 Saran 8

Daftar Pustaka 9

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Promosi kesehatan merupakan suatu proses untuk memandirikan,
memampukan, dan memperdayakan masyarakat agar mampu meningkatkan
tingkat kesehatannya, baik itu kesehatan pribadi maupun kesehatan di
lingkungan. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus
mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi dalam memenuhi kebutuhan,
merubah atau mengendalikan lingkungan.
Dalam meningkatkan kesehatan masyarakat maka diperlukan strategi
promosi kesehatan baik kepada pemerintah dan masyarakat. Health Public
Policy ataau Kebijakan berwawasan Kesehatan adalah suatu strategi yang
ditujukan kepada para penentu kebijakan agar mengeluarkan kebijakan-
kebijakan publik yang mendukung dan menguntungkan kesehatan masyarakat.
Kebijakan berwawasan kesehatan ini lebih mengarahkan untuk lebih menyadari
konsekuensi kesehatan dari keputusan yang mereka ambil serta menerima dan
tanggung jawab dalam upaya kesehatan. Dengan kata lain, agar kebijakan
kebijakan dalam bentuk peraturan perundangan surat keputusan, dan
sebagainya selalu berorientasi kepada kesehatan publik. Kesehatan merupakan
salah satu bidang strategis dalam pembangunan. Maka dari itu, pembangunan
bidang kesehatan harus ditunjang secara sinergis oleh pembangunan bidang-
bidang lainnya. Maka dari itu pemerintah telah menetapkan kebijakan wawasan
kesehatan sebagai asas pokok program dan misi pembangunan nasional. maka,
partisipasi dan kerjasama lintas sektoral mutlak diperlukan untuk mewujudkan
upaya peningkatan kualitas dan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu
perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan,
promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Promosi Kesehatan?
2. Apa Saja Strategi Promosi Kesehatan?
3. Apa Pengertian Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public Policy)?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Promosi Kesehatan
2. Mengetahui Apa Saja Strategi Promosi Kesehatan
3. Mengetahui Pengertian Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public
Policy)

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan menurut Departemen Kesehatan (2004) adalah
upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan. Menolong diri sendiri artinya bahwa
masyarakat mampu berperilaku mencegah timbulnya masalah-masalah dan
gangguan kesehatan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta
mampu berperilaku mengatasi apabila masalah dan gangguan kesehatan itu
terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
No.11114/Menkes/SK/VIII/2005 mengatakan bahwa promosi kesehatan
adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengendalikan faktor kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat agar dapat menolong diri sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat yang sesuai
dengan sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan public yang
berwawasan kesehatan. 
Sedangkan menurut WHO, promosi kesehatan adalah proses atau
upaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Untuk mencapai keadaan yang sehat seseorang perlu
mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan
merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawa, 1986). 

2.2 Strategi Promosi Kesehatan


Berdasarkan Piagam Ottawa strategi promosi kesehatan mencakup 5 butir
yaitu :
1. Kebijakan berwawasan kesehatan (Health public policy) 
Merupakan suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada
penentu atau pembatas kebijakan agar mereka mengeluarkan
5
kebijakan kebijakan publik yang mendukung atau menguntungkan
Kesehatan.
2. Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment) 
Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum termasuk
pemerintah kota agar mereka menyediakan sarana prasarana atau
fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat.
3. Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient Health Service)
Maksudnya adalah para penyelenggara pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta harus melibatkan bahkan memberdayakan
masyarakat agar mereka juga dapat berperan bukan hanya sebagai
penerima pelayanan kesehatan tetapi sekaligus sebagai
penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat.
4. Keterampilan individu (Personal Skill) 
Kesehatan masyarakat akan tercapai jika kesehatan individu individu
keluarga-keluarga dan kelompok-kelompok tersebut tercapai. Oleh
sebab itu, strategi untuk meningkatkan keterampilan individu sangatlah
penting. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pemahaman-
pemahaman kepada anggota masyarakat mengenai cara mencegah
penyakit, cara memelihara kesehatan, mengenal penyakit dan lain-lain.
Metode dan teknik pemahaman dilakukan secara individual.
5. Gerakan masyarakat (Community Action) 
Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya maka di dalam
masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau kegiatan kegiatan untuk
kesehatan seperti senam lansia, car free day yang dilakukan setiap
hari minggu, dan sebagainya.

2.3 Fungsi Promosi Kesehatan


Menurut Soekidjo Notoatmodjo, (2007) tujuan promosi kesehatan tidak
terlepas dari Undang-Undang Kesehatan No.23/1992, maupun WHO, yakni
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan, baik fisik mental dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi dan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu upaya-upaya yang
harus dilakukan, upaya-upaya tersebut dapat dirumuskan menjadi 3 butir:
6
1. Advokat (Advocate)
Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan
di berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan.
Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya agar para pembuat
keputusan atau penentu kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini
bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui
kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik.
2. Menjembatani (Mediate)
Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai
program dan sektor yang terkait dengan kesehatan.
3. Memampukan (Enable)
Memberikan keemampuan atau ketrampilan kepada masyarakat
agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri secara mandiri.
2.4 Contoh Penerapan Piagam Ottawa
Dalam jurnal berjudul “Gambaran Mengenai Personal Hygiene Berdasarkan
Ottawa Charter Di UPTD Kampung Anak Negeri Surabaya” dijelaskan mengenai
kesesuaian personal hygiene berdasarkan Piagam Ottawa Charter sebagai
berikut:
1. Build Healthy Public Policy
UPTD Kampung Anak Negeri telah memiliki kebijakan terkait dengan
personal hygiene. Kebijakan tersebut terdapat dalam profil Kampung
Anak Negeri yang terbentuk berlandaskan Perwali No. 55 tahun 2018.
Perwali baru tersebut berisi tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi UPTD Kampung Anak Negeri, sebagai lembaga yang memiliki
tugas pokok melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak-
anak bermasalah secara sosial di Kota Surabaya.
Terdapat kebijakan program yang menunjang personal hygiene untuk
anak asuh seperti program bimbingan kedisiplinan seperti pembiasaan
kebersihan diri dan lingkungan serta bimbingan jasmani seperti apel
kebersihan diri setiap pagi hari setelah PBB serta setiap jumat, sabtu, dan
minggu ada kegiatan mencuci sprei.
7
Adanya monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan personal hygiene
di UPTD Kampung Anak Negeri yang dilakukan setiap 1 bulan sekali
dengan seluruh pegawai serta dapat dilakukan lebih sesuai kebutuhan.

2. Create Supportive Environment


UPTD Kampung Anak Negeri selain menyediakan sarana prasarana
yang menunjang personal hygiene seperti fasilitas cuci tangan seperti
wastafel, fasilitas kamar mandi seperti sabun mandi, sikat gigi, sampo,
pasta gigi, dan adanya kotak P3K yang masih dapat dipakai, dan untuk
bimbingan kedisiplinan terdapat fasilitas aula dan lapangan.
Selain itu, terdapat juga media yang mendukung keberhasilan personal
hygiene seperti media berupa visual yaitu poster cara gosok gigi yang
benar dan langkah- langkah cuci tangan yang berada di tempat makan,
kamar mandi, ruang tidur. Fungsi dari media promosi kesehatan yang ada
di UPTD Kampung Anak Negeri yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
anak asuh secara menyeluruh.

3. Reorient Health Service


Kesesuaian antara reorient health services dengan keadaan di UPTD
Kampung Anak Negeri adalah telah menerapkan upaya promotif yang
dilakukan berupa penyuluhan cuci tangan, pentingnya memakai sandal,
cara gosok gigi yang benar, bekerja sama dengan mahasiswa magang
atau instansi seperti bakti sosial dan penyuluhan dari puskesmas berupa
cara menjaga kesehatan anak seperti cara menjaga diri dari penyakit
kulit.
Terdapat upaya preventif terkait dengan personal hygiene seperti
adanya penyediaan kotak p3k berisi obat untuk penyakit ringan seperti flu,
pusing, dan panas yang berada di dalam almari pendamping. Penyediaan
alat seperti potong kuku, sikat gigi, baju, sabun untuk menjaga kebersihan
diri masing- masing anak.
Terdapat upaya kuratif terkait dengan personal hygiene seperti anak
yang sakit ringan diobati oleh pendamping. Apabila sakit berat maka
segera dibawa ke Puskesmas Medokan Ayu atau Rumah Sakit Haji.

8
Terdapat upaya rehabilitatif terkait dengan personal hygiene yang
dilakukan oleh pendamping seperti mengingatkan dan pengecekan obat
yang diberikan dari puskesmas seperti untuk penyakit kulit harus diberi
salep.

4. Development Personal Skill


Anak asuh mengetahui dan memahami cara untuk meningkatkan
personal hygiene, namun penerapan develop personal skill pada anak
asuh masih belum terlaksana dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan
kemampuan anak asuh dalam mematuhi peraturan jadwal sehari- hari
juga belum maksimal karena masih terdapat anak asuh yang bersikap
malas dan acuh tak acuh terhadap kebersihan diri mereka. Kesadaran
yang dimiliki oleh anak asuh juga masih kurang, sehingga untuk
melaksanakan kegiatan personal hygiene masih menunggu perintah dari
pendamping atau pembina kedisiplinan.

5. Strengthen Community Action


Pada strengthen community action, terdapat kegiatan menjaga
kebersihan pakaian sehari-hari dicuci sendiri oleh masing-masing anak
setelah kegiatan ronda malam, kegiatan penanting yang merupakan
kegiatan untuk menyiapkan kebersihan ruang makan baik sebelum dan
sesudah makan, serta kerja bakti. Namun, beberapa hal di atas belum
memenuhi strengthen community action karena kegiatan di atas
merupakan kegiatan yang berasal dari ketentuan UPTD Kampung Anak
Negeri dan bukan berasal dari keinginan anak asuh.

9
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan
secara efektif atau efisien, maka diperukan cara dan penekatan yang stratefis
yaitu strategi promosi kesehatan. Berdasarkan Piagam Ottawa strategi
promosi kesehatan mencakup 5 butir yaitu Kebijakan berwawasan kesehatan
(Health public policy), Lingkungan yang mendukung (Supportive
Environment), Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient Health Service),
Keterampilan individu (Personal Skill) dan Gerakan masyarakat (Community
Action).
Kebijakan berwawasan Kesehatan adalah suatu strategi yang
ditujukan kepada para penentu kebijakan agar mengeluarkan kebijakan-
kebijakan publik yang mendukung dan menguntungkan kesehatan
masyarakat. Kebijakan berwawasan kesehatan ini lebih mengarahkan untuk
lebih menyadari konsekuensi kesehatan dari keputusan yang mereka ambil
serta menerima dan tanggung jawab dalam upaya kesehatan. Dengan kata
lain, agar kebijakan kebijakan dalam bentuk peraturan perundangan surat
keputusan, dan sebagainya selalu berorientasi kepada kesehatan publik.

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita
sebagai penyuluh kesehatan dapat memehami tentang strategi promosi
kesehatan dalam rangka memajukan kesehatn masyarakat dan dengan
promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan
sekehatan kita sebagai penyuluhan kesehatan dapat menjadi bagian dari
pembangunan kesehatan.

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Indah Sari. 2023. Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Ottawa Charter dalam
mempertahankan kawasan Tanpa Rokok Didesa Bone-Bone Kecamatan
Baraka Kabupaten Enrekang. Journal of muslim Community Health (JMCH).
Vol. 4, No. 2. Page 170-182.
Tvid Dwi Wahyuni. 2019. Modul Pembelajaran Promosi Kesehatan.
Ferman, I. C & Allensworth, D.D. 2010. Health Promotion Program: From Theory to
Practice. San Fransisco: Jossey Bass.
F Midya, Fahmita. 2020. GAMBARAN MENGENAI PERSONAL HYGIENE
BERDASARKAN OTTAWA CHARTER DI UPTD KAMPUNG ANAK NEGERI
SURABAYA. Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh.

12

Anda mungkin juga menyukai