Kelenjar endokrin dalam tubuh terdiri dari kelenjar hipofisis, kelenjar adrenal,
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pineal, dan pulau langerhans pada
pankreas. Kelenjar tersebut memiliki struktur yang berbeda satu sama lain. Selain
struktur, yang membedakan setiap kelenjar adalah sekresi yang dihasilkan dan
fungsinya. Untuk mengetahui tentang struktur histologis dan fungsi kelenjar endokrin
dari sistem endokrin, maka disusun makalah yang berjudul “Sistem Endokrin”.
Kelenjar endokrin yang terdapat pada vertebrata (termasuk manusia) antara lain,
hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, pineal, dan organ-organ tubuh yang mengandung
kelenjar endokrin misalnya, pankreas, gonad, ginjal, lambung, dan usus halus
(Tenzer, 1998).
Sistem endokrin. Kelenjar endokrin dan hormon utama yang disekresikan
disebutkan beserta lokasinya. Organ lain diperlihatkan dalam tanda kurung, termasuk
jantung, ginjal, timus, usus, dan gonad yang mengandung sel endokrin dan memiliki
fungsi endokrin penting.
Selain itu, sejumlah besar jaringan yang tersebar luas dan sel di seluruh tubuh
memilki fungsi endokrin tetapi tidak diperlihatkan pada gambar ini. Sel tersebut
mencakup sel adiposa yang menyekresi hormon leptin dan sel endotel vascular yang
menghasilkan polipeptida yang disebut endotelin yang meningkatkan vasokontriksi.
Sumber: Junqueira et al, 2012.
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara
kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua
perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah
sebagai berikut.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormin dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa
kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel
lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-
masing tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel
tertentu.
1. Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi
sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada
hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga
disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat
menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf
seperti yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2. Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang
benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk
seperti sel saraf. Kelenjat endokrin sejati melepaskan hormon yang
dihasilkannya secara langsung ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar
endokrin sejati dapat ditemukan pada hewan yang memepunyai sistem
sirkulasi,
Hormon Hipotalamus
Angiotensin
Katekolamin, meliputi :
Testosteron Somatostatin Noradrenalin
Hormon Pertumbuhan
Gastrin Prolaktin Adrenalin
Esterogen
Sekretin LH Hormon Tiroid, meliputi
Progesteron
Glukagon FSH :
Kortikosteroid
Kalsitonin TSH Tiroksin (T4)
Vitamin D-3
Insulin Triiodotironin (T3)
Parathormon
Selain berbagai hormon yang telah disebutkan di atas, terdapat sejumlah zat kimia
yang menyerupai hormon, antara lain :
Hormon Brakidin : Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar yang sedang aktif, bekerja
sebagai vasodilator (yang menyebabkan pembuluh darah membesar) sehingga dapat
meningkatkan aliran darah dan merangsang pengeluaran keringat dan air ludah dalam
jumlah lebih banyak.
Hormon Prostaglin, Eritropuitin, Histamin, Kinin, dan Renin dapat disintesis secara
luas oleh berbagai jaringan tau organ yang sebenarnya tidak berfungsi sebagai organ
endokrin.
Hormon Feromon : suatu senyawa kimia spesifik yang dilepaskan oleh hewan ke
lingkunganya.dan dpapat menimbulkan respons prilaku, perkembangan, reproduktif.
Dan untuk membereikan daya tarik seksual, menandai daerah kekuasaan, mengenali
individu lain dalam spesies yang sama dan berperan penting dalam sinkronisasi siklus
seksual.
Adapun hormon hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis berserta fungsinya
dalah sebagai berikut:
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia.
Kelenjar ini dapat ditemui di leher. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan
tubuh membakar energi, membuat protein dan mengatur kesensitifan tubuh terhadap
hormon lainnya.
Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol. Fungsi
tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis, dibawah kendali hormon
pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus melalui sistem umpan balik hipofisis-
hipotalamus. Faktor utama yang mempengaruhi laju sekresi TRH dan TSH adalah
kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh.
Kelenjar tiroid berada pada regio servikal di sebelah anterior laring yang terdiri dari
dua lobus yang disatukan oleh isthmus (gambar 6). Pada masa awal embrionik, tiroid
berkembang dari endoderm saluran cerna di dekat dasar bakal lidah. Kelenjar tiroid
berfungsi untuk membuat hormon tiroid yaitu tiroksin (tetraiodotironin atau T4) dan
triiodotironin (T3) yang penting untuk pertumbuhan, diferensiasi sel, pengaturan laju
metabolisme basal dan konsumsi oksigen sel di seluruh tubuh.
Junqueira et al, et al (2012) menjelaskan bahwa parenkim tiroid terdiri dari jutaan
epitel kubus yang disebut folikel tiroid. Folikel tiroid ini dilapisi oleh selapis epitel
kubus dengan lumen sentral yang terisi dengan suatu substansi gelatinosa yang
disebut koloid (gambar 7) yang mengandung glikoprotein besar yaitu tiroglobulin.
Tiroid adalah satu-satunya kelenjar dengan jumlah besar simpanan produk
sekretorisnya.
Kelenjar tiroid dilapisi oleh suatu capsula fibrosa, dari capsula ini septa terjulur ke
dalam parenkim dan membaginya menjadi lobulus dan membawa pembuluh darah,
saraf, dan pembuluh limfe. Folikel terkemas secara rapat yang terpisah satu sama lain
dan tersebar pada jaringan ikat retikuler. Sel folikel memiliki bentuk yang berfariasi
sesuai aktivitas fungsional, yaitu kerika kelenjar aktif memiliki lebih banyak folikel
yang terdiri atas epitel kolumnar rendah sedangkan kelenjar dengan sebagian besar
sel folikular skuamosa dianggap hipoaktif.
Jenis sel lain yaitu sel parafolikel atau sel C yang juga terdapat pada lamina basal
epitel folikel membentuk kelompok sendiri diantara folikel-folikel (gambar 8). Sel C
ini menyintesis dan mensekresi kalsitonin yang berfungsi menekan reabsopsi tulang
oleh osteoklas (Junqueira et al 2012).
Hampir semua kedua hormon tiroid dibawa dalam darah dengan berikatan erat
dengan protein plasma. Tiroksin (tetraiodotironin atau T4) adalah senyawa yang lebih
banyak dijumpai, dan membentuk 90% hormon tiroid yang beredar.
3. Kelenjar Paratiroid
Ada 2 jenis sel dalam kelejar paratiroid, ada sel utama yang mensekresi hormon
paratiroid (PTH) yang berfungsi sebagai pengendali keseimbangan kalsium dan fosfat
dalam tubuh melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penuurunan kadar fosfat
darah dan sel oksifilik yang merupakan tahap perkembangan sel chief.
Sruktur Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid terdiri atas empat massa oval kecil, terletak di belakang kelenjar
tiroid, satu pada masing-masing kutub atas dan bawah, umumnya terbenam dalam
simpai kelenjar yang besar. Setiap kelenjar terdapat dalam simpai yang menjulurkan
septa ke dalam kelenjar yang berbaur dengan serat retikular yang menyangga
kelompok sel sekretoris yang berderet memanjang.
Kelenjar ini memiliki jenis sel prinsipal (utama/chief cell) dan sel oksifil. Sel utama
merupakan sel poligonal kecil dengan inti bulat dan sitoplasma sedikit asidofilik dan
bergranula sekretoris yang di dalamnya terdapat polipeptida hormon paratiroid (PTH)
yaitu suatu regulator utama kadar kalsium darah. Sel oksifil berukuran lebih besar dan
berjumlah lebih sedikit daripada sel utama. Sel ini merupakan derivat transisional dari
sel utama.
Hal ini meningkatkan resorpsi matriks tulang berkapur dan pelepasan Ca 2+ sehingga
meningkatkan kadar Ca2+ dalam darah yang mengakibatkan produksi hormon
paratiroid menurun. Kalsitonin dari kelenjar tiroid menghambat aktivitas osteoklas
sehingga menurunkan kadar Ca2+ darah dan meningkatkan osteogenesis.
4. Kelenjar Adrenalin
Kelenjar adrenal merupakan sepasang organ yang terletak dekat kutub atas ginjal
(gambar 1), dan terbenam dalam dalam jaringan adiposa perirenal. Kelenjar adrenal
dibungkus oleh simpai jaringan ikat padat yang mengirimkan septa tipis ke bagian
dalam kelenjar sebagai trabekula. Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapisan konsentris,
yaitu korteks adrenal dan medula adrenalis
Adapun hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenalin dan tugasnya adalah sebagai
berikut:
Korteks dan medula dapat dibedakan berdasarkan asal, fungsi, dan ciri morfologi
selama masa perkembangan embrional. Kedua struktur tersebut berasal dari lapisan
germinal yang berbeda, korteks berasal dari mesoderm dan medula terdiri dari sel-sel
yang berasal dari krista neuralis. Secara morfologi korteks adrenal berada pada
lapisan perifer dan berwarna kekuningan, sedangkan medula adrenalis berada di
tengah dan berwarna coklat-kemerahan (Junqueira et al 2012).
Pada korteks adrenal, memiliki sel-sel khas yaitu sel penyekresi steroid. Sel
penyekresi hormon tersebut tidak menyimpan produknya di dalam granul, namun
steroid berdifusi bebas melalui membran plasma dan tidak memerlukan eksositosis
yang akan dilepaskan dari sel. Korteks adrenal memiliki tiga zona konsentris dengan
seretan sel epitel yang tersusun agak berbeda.
Zona glomerulosa
Lapisan ini berada tepat di dalam simpai jaringan ikat dengan deretan sel-sel
kolumnar atau piramidal yang berhimpitan dan membentuk deretan bundar atau
melengkung, yang dikelilingi kapiler. Sel-sel zona glomerulosa
mensekresikan mineralocorticoids, senyawa yang berfungsi dalam pengaturan
natrium, kalium, dan air. Produk utama adalah aldosteron, bekerja pada tubulus
kontortus distal nefron dalam ginjal, mukosa lambung, dan ludah dan kelenjar
keringat untuk merangsang reabsorpsi natrium (Ross, 2011).
Zona fasciculata
Zona ini terdiri dari deretan panjang setebal satu atau dua sel polihedral panjang yang
dipisahkan oleh kapiler sinusoid. Sel pada zona ini mensekresikan glukokortilois,
terutama kortisol yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat. Kortisol
menginduksi mobilisasi lemak di jaringan adiposa subkutan dan pemecahan protein
di otot.
Zona retikularis
Lapisan ini merupakan lapisan yang berbatasan dengan medula dan terdiri dari sel
kecil yang tersebar disuatu jalinan korda irregular dengan kapiler yang lebar. Sel zona
ini juga mensekresi kortisol, tetapi yang utama adalah mensekresi androgen lemah
yaitu dehidroepiandrosteron (DHEA) yang diubah menjadi testosteron pada
beberapa jaringan lain
Medula adrenalis terdiri dari sel-sel polihedral besar, tersusun berupa deretan atau
kelompok dan ditunjang oleh serabut retikuler. Sebagian besar kapiler sinusoid
berada bersebelahan dan terdapat juga sejumlah sel ganglion parasimpatis. Sel
parenkim medula yang dikenal sebagai sel kromafin memiliki banyak granula untuk
sekresi dan penyimpanan hormon. Granula tersebut mengandung salah satu dari dua
katekolamin, epinefrin atau norepinefrin.
Sel kromafin medula dipersyarafi oleh ujung syaraf kolinergik dari neuron simpatis
praganglionik yang memicu pelepasan hormon melalui eksositosis. Epinefrin dan
norepinefrin dilepaskan ke darah dalam jumlah besar selama reaksi emosional yang
intens (Junqueira et al 2012).
5. Kelenjar Pineal
Ross (2011) menjelaskan bahwa kelenjar pineal merupakan kelenjar endokrin
atau neuroendokrin yang mengatur irama harian aktivitas tubuh. Pada manusia,
kelenjar ini terletak di dinding posterior ventrikel ketiga yang melekat pada otak dan
berbentuk kerucut yang sangat kecil.
Fungsi
Kelenjar pineal dibungkus oleh jaringan ikat pia meter dan terjulur septa yang
mengandung pembuluh darah kecil membagi berbagai kelompok sel sekretoris yang
mencolok dan berjumlah banyak yaitu pinealosit. Sel-sel ini menghasilkan melatonin
yang merupakan suatu derivat triptofan.
Serabut saraf simpatis tidak bermielin memasuki kelenjar pineal dan berakhir di
antara pinealosit. Selain sel pinealosit juga terdapat sel glia interstisial yang
menyerupai astrosit. Sel tersebut memiliki inti panjang yang terpulas lebih kuat
daripada inti pinealosit. Jumlah atrosit pineal ini hanya sekitar 5% (Junqueira, et al,
2012).
Melatonin yang dilepaskan dari pinealosit bertambah pada kegelapan dan menurun
selama terang. Pada manusia perubahan jumlah sekresi melatonin ini berperan
penting dalam pengaturan irama harian aktivitas tubuh. Melatonin yang dilepaskan
saat kegelapan mengatur fungsi reproduksi untuk menghalangi aktivitas steroidogenik
pada gonad (Ross, 2011).
6. Pankreas
Kelenjar pankreas dalam tubuh memiliki tugas untuk menghasilkan insulin
yang bertugas untuk mengatur tingkat glukosa dalam darah. Apabila seseorang
mengalami kekurangan insulin, maka akan menyebabkan individu tersebut menjadi
rentan terserang penyakit diabetes. Fungsi pankreas adalah :
1. Sebagai Organ Eksokrin
Saat makanan telah berhasil dicerna di lambung dan secara bertahap menuju
duodenum, duodenum akan menghasilkan sebuah hormon yang disebut hormon
kolesistokinin. Hormon tersebut berfungsi untuk memberikan rangsangan pada
pankreas untuk menghasilkan berbagai enzim dan cairan yang terkandung dalam
bentuk getah pankreas yang membantu proses pencernaan.
Berbagai jenis jenis enzim dan cairan yang dihasilkan tersebut meliputi enzim
lipase, enzim tripsinogen, enzim amilase, enzim karbohidrase pankreas, dan cairan
NaCHO3.
Fungsi enzim lipase memiliki peranan untuk memecah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol. Lipase juga akan menyimpan lemak jika lemak yang masuk ke
tubuh melebihi batas.
Enzim trisinogen berperan memecah komponen protein, sifatnya belum aktif.
Ketika sudah aktif, enzim ini berubah menjadi enzim tripsin yang berfungsi memecah
pepton menjadi asam amino.
Enzim amilase memiliki peran mengubah amilum (berupa polisakarida)
menjadi berbentuk monosakarida. Polisakarida tidak dapat diserap oleh tubuh. Tubuh
hanya bisa menyerap gula dalam bentuk monosakarida.
Enzim karbohidrase pankreas berperan untuk memcah disakarida menjadi
monosakarida. Enzim karbohidrase pankreas meliputi enzim maltase, laktase, dan
sukrose.
Cairan NaCHO3 memiliki sifat basa. Makanan yang berasal dari lambung
bersifat asam. Makanan yang akan menuju duodenum harus bersifat netral agar tidak
melukai dinding lambung. Cairan NaCHO3 menetralkan makanan dari lambung
karena bersifat basa.
Dari berbagai penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa pankreas sebagai
fungsi organ eksokrin memiliki peran dalam proses pencernaan untuk memecah
molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana. Selain itu pankreas juga
berfungsi untuk menetralkan pH makanan yang berasal dari lambung untuk kemudian
menuju ke duodenum.
7. Kelamin
Kelenjar kelamin atau disebut sebagai kelenjar gonad merupakan kelenjar yang
bertanggung jawab atas pertumbuhan pada manusia. Secara umum, kelenjar ini
menghasilkan beberapa hormon yang dibagi menjadi 2, yaitu pada laki laki dan
perempuan. Pada laki laki, kelenjar ini menghasilkan hormon testosteron, sedangkan
pada perempuan menghasilkan hormon progresteron dan estrogen.
Fungsi Kelenjar kelamin/ kelenjar gonad:
Fungsi dari hormon testosteron pria adalah menjaga metabolisme pria, selain
itu memiliki pengaruh besar dalam penentu jenis kelamin dalam janin dan
mempengaruhi masa pubertasnya pada pria.
Sementara fungsi hormon progresteron ialah untuk mematangkan sel induk
wanita, lalu mempertahankan status kehamilan dan juga meningkatkan fungsi
kelenjar tiroid.
Fungsi dari estrogen sebagai pencegah nyeri payudara, memberikan
karakteristik generatif pada wanita, meningkatkan anabolisme protein dalam
tubuh dan membantu dalam membentuk tulang.
8. Ovum
Ovarium atau yang sering disebut juga dengan dinding telur adalah satu dari
organ reproduksi pada wanita yang fungsinya memproduksi sel telur dan hormon.
Manusia mempunyai sepasang atau dua buah ovarium, yang berada terletak di
sebelah kanan dan kiri pinggul. Bentuk ovarium oval dengan ukuran panjang yaitu 4
cm, lebar 3 cm serta diameter sekitar 2 cm. Warna ovarium pada umumnya yaitu abu
kemerahan dengan struktur permukaan yang tidak rata.
Fungsi Ovarium
Ovarium mempunyai dua fungsi yakni fungsi reproduksi dan fungsi endrokrin.
Sesudah mulai memasuki masa pubertas, ovum yang telah matang akan dilepas sel
folikel dan dikeluarkan ovarium ke uterus (rahim). Sel ovum atau sel telur siap
dibuathi sel sperma pria.
Apabila sel telur tersebut tidak dibuahi, maka seorang wanita akan mengalami masa
menstruasi, yakni luruhnya dinding endometrium bersama dengan sel ovum yang
tidak dibuahi.
Namun apabila sel telur/ovum berhasil dibuahi sel sperma, maka hasil dari permuan
keduanya atau hasil pembuahan akan tumbuh dan berkembang pada uterus (rahim)
menjadi embrio.
Menghasilkan Thymosin
Kelenjar timus memiliki tugas penting dalam sistem imun kita, kelenjar timus akan
memproduksi hormon thymosin yang fungsinya yaitu untuk mengolah sel-sel darah
putih yang diproduksi disum-sum tulang dan mengubahnya menjadi sel limfosit-T.
Sel ini sangat berperan penting pada pertahanan tubuh dalam melawan infeksi,
caranya dengan merangsang produksi antibodi pada limfosit lainnya.
Selain itu juga limfosit-T membantu pertumbuhan dan aktivitas vagosit (sel darah
putih besar yang berkontribusi dalam pertahanan kekebalan tubuh dengan menelan
mikroba, partikel asing, dan sel lainnya). Limfosit biasanya menyerang sel asing ( sel
pembunuh ) sendiri, atau sinyal lain pertahanan tubuh, melalui sinyal serangan. Ini
merupakan pengambilan besar selbreak down yang mengidentifikasi sel-sel asing
yang tersembunyi atau sel berkembang biak tak terkendali dalam sistem kekebalan
tubuh utuh dan menghilangkan mereka atau membut mereka tidak berbahaya.
Kekebalan tubuh terbagi dua, Kekebalan seluler diberikan pada saat kita dalam
kandungan ibu. Ibu makan protein atau disuntik kemudian akan terbentuk antibodi
yang akan diberikan ke anak sehingga anak menjadi kebal. Kekebalan humoral
diberikan setelah anak dilahirkan atau melalui vaksinasi / imunisasi mulai dari BCG,
polio, hepatitis dan lain-lain.
Korteks
Korteks kelenjar timus merupakan bagian luar yang disusun oleh limfosit dan sel
epitel retikular yang akan berhubungan dengan bagian redulla. Korteks merupakan
tempat awal terbentuknya sel T.
Medulla
Medulla merupakan tempat terbentuknya sel T lanjutan, sel epitel retikullar pada
medulla bagian ini lebih kasar, juga sel limfositnya lebih sedikit. Pada bagian medulla
juga terdapat hassall’s corpus yaitu struktur yang menyerupai sarang yang merupakan
tempat berkumpulnya sel epitel retikular. Medulla merupakan tempat terbentuknya
sel T lanjutan.
Selain itu, Myasthenia gravis juga dapat menghancurkan sinyal atau komunikasi antar
saraf dan otot sehingga otot-otot menjadi lemah dan mudah lelah. Salah satu
penyebab mengapa kelenjar timus menyerang sel yang sehat yaitu karena ukuran
kelenjar timus yang tidak mengecil setelah masa pubertas (menurut para ahli,
meskipun penyebabnya belum diketahui secara pasti).
Suplai darah hipofisis berasal dari dua kelompok pembuluh darah yang berasal dari
arteri carotis interna. arteri hypophysealis superior mendarahi eminentia mediana dan
tangkai infundibulum. Arteri hypophysealis inferior mendarahi neurohypofisis
dengan sejumlah kecil mendarahi tangkai. Arteri hypophysealis superior membentuk
jalinan kapiler primer. Kapiler ini kemudian bergabung menjadi venula yang
bercabang lagi menjadi jalinan kapiler sekunder di adenohipofisis.
Kapiler kedua jalinan bertingkap. Sistem ini sangat penting karena sistem tersebut
membawa neuropeptida dari eminentia mediana dalam jarak tertentu ke
adenohipofisis tempat peptida tersebut menstimulasi atau menghambat pelepasan
hormon oleh sel endokrin (Junqueira et al, 2012).
sistem portal hipotalamo-hipofisis dan pelepasan hormon di hipofisis. Sistem
portal hipotalamo-hipofisis dengan darah dari a. Hypophysealis superior dan inferior
terdiri dari dua jalinan kapiler yang berurutan: satu di pars nervosa di sekitar
infundibulum dan eminentia mediana dan yang kedua ujung di seluruh pars distalis
yang bermuara ke dalam v.
Adenohipofisis
Adenohipofisis memiliki tiga bagian, yaitu pars distalis, pars tuberalis, pars
intermedia. Pars tuberalis merupakan daerah berbentuk corong yang mengelilingi
infundibulum neurohipofisis (kelenjar posterior). Pars tuberalis berfungsi untuk
menyekresikan follikel stymulating hormon (FSH) dan hormon luteinisasi (LH). Pars
intermedia merupakan suatu zona tipis sel basofilik di antara pars distalis dan pars
nervosa neurohipofisis yang berperan untuk menyekresikan hormon penstimulasi
melanin (MSH), γ- LPH dan β- endorfin.
MSH meningkatkan aktivitas melanosit dan sel pars intermedia dianggap sebagai sel
melanotropik. Pars distalis merupakan bagian yang membentuk 75% adenohipofisis
dan dilapisi oleh capsula fibrosa tipis. Komponen utamanya terdiri dari deretan sel
epitel yang saling berselingan dengan kapiler bertingkap, terdapat fibroblas yang
menghasilkan serat retikular yang menopang deretan sel yang menyekresikan
hormon.
Bagian ini bertugas mengatur hampir seluruh kelenjar endokrin lain, sekresi air susu,
aktivitas melanosit, dan metabolisme otot, tulang, dan jaringan adiposa (Junqueira et
al, 2012).
Hormon
Jenis Sel yang Aktivitas Fisiologis Utama
Dihasilkan
Sel Somatotropin
Pertumbuhan tulang panjang mealui faktor pertumbuhan.
somatotrop (GH)
Sel
mammatropi Prolaktin
Membantu sekresi air susu
k (sel (PRL)
akrotropik)
Tirotropin
Sel tirotropik Menstimulus sintesis, penyimpanan, sekresi hormon tiroid
(TSH)
Kortikotropin
Sel adrenal
kortikotropik (ACTH) Menstimulus sekresi hormon korteks adrenal. Pengaturan
metabolisme lipid.
Lipotrofin
Aktivitas adenohipofisis diatur oleh hormon peptida yang dihasilkan oleh neuron
khusus di nukleus hypothalami tertentu di akson yang berjalan ke eminentia mediana.
Hormon ini merupakan hormon pelepas hipotalamik, setelah dilepaskan dari akson
hormon diangkut kapiler menuju pars distalis tempat hormon ini merangsang sintesis
dan atau pelepasan hormon (Junqueira et al, 2012).
Polipeptida dengan
Hormon pelepas hormon Menstimulasi sintesis dan sekresi
40 sampai 44 asam
pertumbuhan (GHRH) somatotropin (GH)
amino (2 bentuk)
Menstimulasi sintesis
Hormon pelepas Polipeptida dengan proopiomelanokortin (POMC) dan
kortikotropin (CRH) 41 asam amino adrenokortikotropin (ACTH) dan β-
lipotropin (β-LPH)
Neurohipofisis terdiri dari pars nervosa dan tangkai infundibulum. Pars nervosa tidak
memiliki sel sekretori, bagian ini hanya terdiri dari jaringan saraf yang mengandung
sekitar 100.000 akson tak bermielin dari neuron sekretori di nucleus supraopticus dan
nucleus paraventricularis hypothalami. Pars nervosa terdiri dari jaringan saraf
termodifikasi yang mengandung akson tak bermielin yang diselubungi sel glia yang
disebut pituisit.
Hormon Fungsi
Vassopresin (antidiuretik
Meningkatkan permeabilitas ductus colligentes renis
hormon/ADH)
Sistem endokrin ini berfungsi untuk membantu mengatur dan menjaga berbagai
fungsi tubuh dengan melepaskan hormon yang sering disebut sebagai pesan kimia.
Hormon-hormon ini diproduksi dan disekresi oleh apa yang dikenal sebagai kelenjar
endokrin.
Kelenjar endokrin ini membentuk sistem endokrin. Hormon yang mereka hasilkan
dan membantu mensekresikan untuk mengatur perkembangan generatif, pencernaan,
pertumbuhan, reproduksi dan fungsi jaringan. Kelenjar ini termasuk tiroid, pankreas,
kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal, badan pineal dan kelenjar reproduksi.
Sistem endokrin tidak bekerja sendiri, bekerja sama dengan sistem saraf dan sistem
kekebalan tubuh untuk dapat membentu fungsi tubuh dengan cara yang benar.
Kelenjar ialah sekelompok sel yang memproduksi dan mengeluarkan atau
melepaskan bahan kimia. Menyeleksi kelenjar dan menghilangkan bahan dari darah
ialah proses yang mereka lakukan dan mengeluarkan produk kimia untuk digunakan
di suatu tempat di tubuh.
HIPOFUNGSI
Destruksi Kelenjar
Penyebab yang paling lazim dari destruksi kelenjar endokrin adalah penyakit
autoimun. Hal ini ditemukan pada sebagian besar dari diabetes mellitus dependen-
insulin, hipotiroidisme, insufisiensi adrenal, dan kegagalan gonad. Pada kelenjar
hipofisis, suatu gangguan seperti tumor atau hipotensi sebagai akibat syok atau
perdarahan merupakan penyebab yang lebih khas.
Setiap kelenjar endokrin dapat mengalami kerusakan, dengan akibat hipofungsi, oleh
karena neoplasma, infeksi, atau perdarahan.
Gangguan Ekstraglanduler
HIPERFUNGSI
Hiperrfungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin biasanya timbul sebagai akibat
tupmor. Adanya tumor menghasilkan kelebihan hormon. Contoh tumor pada hipofisis
dapat menyebabkan produksi kelebihan dari sebagian besar hormone (ACTH, GH,
PRL, TSH, LH, FSH, dll).
Resistensi primer terhadap sejumlah hormone telah diketahui; hal ini dapat
disebabkan oleh sejumlah tipe yangberbeda dari cacat pada reseptor hormone ataupun
akibat fungsi di distal reseptor. Cacat genetic pada reseptor yang menimbulkan
sindroma resistensi telah dilaporkan untuk glukokortikoid, hormone tiroid, androgen,
vitamin D, PTH, ADH, GH, insulin, dan TSH. Cacat pascareseptor diketahui terjadi
pada beberapa kasus pseudohipoparatiroidisme dan juga pada diabetes mellitus non
dependen-insulin.
https://www.gurupendidikan.co.id/sistem-endokrin/