Anda di halaman 1dari 117

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar memerlukan metode-metode khusus yang jelas untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Metode pembelajaran

merupakan cara-cara dalam melakukan aktivitas antara pendidik dan peserta

didik ketika berinteraksi dalam proses belajar. Pendidik perlu mengetahui dan

mempelajari metode pengajaran agar dapat menyampaikan materi dan

dimengerti dengan baik oleh peserta didik. Metode pengajaran dipraktikkan

pada saat mengajar dan dibuat semenarik mungkin agar peserta didik

mendapat pengetahuan dengan efektif dan efisien. Pembelajaran dikatakan

efektif jika pembelajaran tersebut mampu memberikan atau menambah

informasi baru bagi peserta didik. Sedangkan pembelajaran dikatakan efisien

apabila pembelajaran tersebut menyenangkan, menggairahkan dan mampu

memberikan motivasi bagi peserta didik dalam belajar.

Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan

aktivitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.

Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi

keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat

fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang

tidak dapat dipisahkan. Pada kenyataannya, model pembelajaran selama ini

masih belum dilakukan dengan maksimal. Pada dasarnya konsep

1
2

pembelajaran dapat mengarahkan peserta didik agar mendapatkan proses

belajar yang sesuai. Selain itu, pembelajaran juga dapat melihat kondisi

individu dari setiap peserta didik. Apabila menerapkan pembelajaran yang

sesuai dengan kondisi peserta didik, maka akan menghasilkan pembelajaran

yang ideal. Pembelajaran yang ideal merupakan pembelajaran yang mampu

mendorong kreativitas anak secara keseluruhan, membuat siswa aktif,

mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan berlangsung dalam kondisi

menyenangkan. Pembelajaran yang ideal hanya mungkin terjadi jika

didukung oleh guru yang ideal.

Dalam proses pembelajaran sebagai pendidik dan pengajar guru harus

memperhatikan karakteristik peserta didik yang diajarnya. Hal ini sangat

penting untuk membantu guru dalam memilih metode dan media pembelajaran

yang cocok di kelasnya. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang

meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Pembelajaran

menggunakan dua konsep yang terdiri dari: pertama belajar menunjuk pada

apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran

(sasaran didik), dan yang kedua mengajar menunjuk pada apa yang dilakukan

oleh guru sebagai pengajar. Dua konsep pembelajaran tersebut menjadi padu

dari satu kegiatan manakala terjadi interaksi guru dan siswa, siswa dan siswa

pada saat pembelajaran berlangsung (Sabri, 2010:49).

Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah dan

cara yang digunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, dapat


3

dikatakan metode pembelajaran yang difokuskan kepada pencapaian tujuan

(Kusnadi, 2018:13). Pendidik adalah satu hal penting yang harus ada setelah

peserta didik. Agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang maka

pendidik harus memiliki kompetensi, karena pendidik merupakan salah satu

tumpuan negara dalam hal pendidikan. selain itu pendidik yang profesional

akan melahirkan generasi bangsa yang berkualitas juga. Dalam Peraturan

Mentri Pendidikan Nasional tentang standar kualifikasi akademik serta

kompetensi pendidik menyebutkan bahwa guru profesional memiliki 4

kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

profesional, dan kompetensi sosial. Dalam kurikulum 2013 sangat dianjurkan

bagi pendidik profesional untuk menggunakan segala sarana prasaran yang

menjadi penunjang tercapainya pembelajaran.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di SD Negeri 37 Simpang

Hulu pada tanggal 27 November 2020 dan 4 Januari 2021 ada beberapa hal

yang dirasakan oleh peneliti sebagai masalah dalam belajar. Adapun

kenyataannya di lapangan khususnya di kelas V SDN 37 Simpang Hulu yaitu,

peserta didik tampak kurang menunjukkan aktivitas belajar seperti yang

diharapkan. Peserta didik cenderung pasif, tidak mau bertanya, sulit merespon

pertanyaan guru, dan tidak berani maju ke depan kelas untuk ikut

berpartisipasi dalam menyelesaikan contoh soal maupun mendemonstrasikan

kegiatan seperti yang dimintakan guru. Sedangkan hasil wawancara yang

penulis lakukan dengan siswa dan guru bidang studi PAK di SD Negeri 37

Simpang Hulu, diketahui bahwa proses pembelajaran masih berpusat kepada


4

guru. Siswa cenderung kurang aktif, di mana siswa hanya membaca buku,

mendengar penjelasan guru, serta mencatat tulisan di papan tulis. Sehingga

mudah muncul rasa jenuh dan rasa bosan, proses pembelajaran menjadi terasa

kaku dan tidak terjadi proses pembelajaran yang berarti bagi siswa. Untuk itu

diperlukan suatu metode yang menarik dan menyenangkan agar dapat

menarik minat siswa untuk mempelajari materi terlibat dalam pelestarian

lingkungan.

Terlibat dalam pelestarian lingkungan yaitu yang mempelajari

mengenai ekosistem makhluk hidup dengan lingkungannya. Tujuan

pembelajaran untuk materi terlibat dalam pelestarian lingkungan yaitu: siswa

diharapkan mampu memberikan contoh sikap peduli terhadap kelestarian

lingkungan; menjelaskan manfaat lingkungan bagi makhluk hidup;

memberikan contoh kerusakan alam yang ditimbulkan oleh manusia.

Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut guru harus lebih

kreaktif melakukan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan

konsep-konsep materi yang akan disampaikan. Salah satu metode

pembelajaran yang dapat digunakan adalah metode karya wisata. Penggunaan

metode karya wisata diharapkan sesuai dengan karakteristik materi terlibat

dalam pelestarian lingkungan karena metode ini melibatkan alam sekitar

(lingkungan) serta langsung sebagai sumber belajar.

Di lingkungan sekitar SDN 37 Simpang Hulu terdapat pemukiman

penduduk, rumput, tanaman, sungai, pohon-pohon dan sebagainya yang dapat

digunakan sebagai sumber belajar siswa untuk mempelajari materi terlibat


5

dalam pelestarian lingkungan. Selama ini lingkungan sekitar SDN 37 Simpang

Hulu belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber belajar. Mengatasi

permasalahan tersebut maka diperlukan adanya metode pembelajaran yang

sesuai dengan materi terlibat dalam pelestarian lingkungan di mana siswa

dapat menyaksikan objek secara langsung sebagai sumber belajar. Salah satu

metode pembelajaran yang melibatkan alam sekitar (lingkungan) sebagai

sumber belajar adalah metode karya wisata. Karya wisata tidak perlu

mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu lama

dan objek di sekitar Sekolah bisa dijadikan tempat belajar tergantung dari

kreativitas guru dalam mencari tujuan wisata (Faizi, 2013:244).

Metode karya wisata adalah metode dalam proses belajar mengajar

siswa perlu diajak keluar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek

yang mengandung sejarah, hal ini bukan rekreasi, tetapi untuk belajar atau

memperdalam pelajarannya dengan melihat langsung atau kenyataan

(Fathurrohman & Sutikno, 2014:63).

Selain itu metode pembelajaran ini mengarahkan para siswa untuk

melakukan aktivitas yang bisa membawa perubahan perilaku siswa terhadap

lingkungan sekitar (Vera, 2012:17).

Berdasarkan latar belakang masalah, maka pada kesempatan ini

penulis ingin melakukan penelitian mengenai “Meningkatkan Keaktifan

Belajar Siswa pada Materi Terlibat dalam Pelestarian Lingkungan dengan

Menerapkan Metode Karya Wisata di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 37,

Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang”.


6

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dalam menerapkan metode karya

wisata pada materi terlibat dalam pelestarian lingkungan dalam

mengaktifkan siswa di kelas V SDN 37 Simpang Hulu?

2. Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran karya wisata pada materi

terlibat dalam pelestarian lingkungan dalam mengaktifkan siswa di kelas

V SDN 37 Simpang Hulu?

3. Apakah metode karya wisata dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa

pada materi terlibat dalam pelestarian lingkungan di kelas V SDN 37

Simpang Hulu?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dalam menerapkan metode

karya wisata pada materi terlibat dalam pelestarian lingkungan dalam

mengaktifkan siswa di kelas V SDN 37 Simpang Hulu Kabupaten

Ketapang?

2. Mendeskripsikan pelaksanaan metode pembelajaran karya wisata pada

materi terlibat dalam pelestarian lingkungan dalam mengaktifkan siswa di

kelas V SDN 37 Simpang Hulu?

3. Mengetahui metode karya wisata dapat meningkatkan keaktifan belajar

siswa pada materi terlibat dalam pelestarian lingkungan di kelas V SDN

37 Simpang Hulu?
7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan dalam menggunakan metode karya wisata pada umumnya

dan khususnya pada materi Terlibat dalam Pelestarian Lingkungan

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah Dasar Negeri 37 Simpang Hulu Kabupaten ketapang,

penelitian ini diharapkan sebagai acuan pengembangan sekaligus

sebagai evaluasi pembelajaran utamanya yang terkait dengan

pembelajaran Terlibat dalam Pelestarian Lingkungan dengan

menggunakan Metode Karya Wisata dan diharapkan metode karya

wisata mampu diterapkan oleh sekolah lain.

b. Bagi Guru meningkatkan kreativitas pengajar untuk menciptakan

kegiatan pembelajaran yang menarik, sebagai masukan bagi guru

Sekolah Dasar untuk memperoleh metode pembelajaran yang tepat

dalam setiap mengajar dan menerapkan strategi pembelajaran yang

lebih bervariasi, sehingga materi pelajaran akan lebih menarik.

c. Bagi siswa dapat memberi motivasi dan memperluas pengetahuan

tentang Terlibat dalam Pelestarian Lingkungan melalui metode karya

wisata, sehingga siswa dapat peduli dengan alam serta peduli terhadap

lingkungan.
8

d. Bagi pembaca sebagai tambahan wawasan pengetahuan tentang

metode pembelajaran karya wisata dalam pembelajaran di sekolah.

Sehingga pembaca tertarik untuk meneliti lebih lanjut.

e. Bagi penulis yang mengadakan penelitian sejenis, hasil penelitian

dapat digunakan untuk menambah wawasan Terlibat dalam Pelestarian

Lingkungan tentang melalui pengembangan metode karya wisata

dalam pembelajaran di sekolah.

f. Bagi perpustakaan STAKat Negeri Pontianak Sebagai bahan koleksi

dan referensi supaya dapat digunakan sebagai sumber belajar atau

bacaan buat mahasiswa lainnya.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Keaktifan Belajar

a. Pengertian keaktifan belajar

Keaktifan yang dimaksud pada penelitian ini adalah keaktifan

belajar siswa. Belajar tidaklah cukup apabila hanya duduk dan

mendengarkan penjelasan guru saja. Keaktifan pada dasarnya tidak

dapat dipisahkan dari adanya suatu aktivitas karena tanpa adanya

aktivitas maka tidak dapat terjadi keaktifan. Hal ini berlaku pada

siswa. Jika siswa tidak melakukan suatu aktivitas dan siswa tidak

terlibat dalam aktivitas belajar maka siswa tersebut tidak dapat

dikatakan aktif. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah untuk

mengembangkan aktivitas dan kreativitas belajar siswa, melalui

pengalaman belajar. Menurut (Dimyati & Mudjiono, 2013:114)

keaktifan siswa dalam aktivitas pembelajaran mengambil beraneka

ragam bentuk aktivitas dari aktivitas fisik sampai aktivitas psikis.

Aktivitas fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk aktivitas

membaca, menulis, mendengar dan meragakan.

Belajar yang aktif adalah sistem belajar mengajar yang

menekankan keaktifan peserta didik, baik secara fisik, mental

intelektual, maupun emosional untuk memperoleh hasil belajar yang

9
10

berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Sedangkan menurut (Ihsana, 2017:4) belajar merupakan sebagai suatu

proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara

progresif. Jadi, belajar yang aktif merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan dengan rajin dan sungguh-sungguh.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa keaktifan belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik

maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang

optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif.

Karakteristik keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dikelas

adalah adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar tersebut. Siswa

tidak hanya menerima materi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa

beraktivitas secara langsung.

b. Jenis-Jenis Aktivitas Belajar

Paul B. Diedrich (Sadrirman, 2011:101) membuat daftar

kegiatan siswa yang delapan diantaranya adalah:

1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang

lain.

2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya,

memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,

diskusi, interupsi.
11

3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian,

percakapan, diskusi, music, pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan,

laporan, angket, meyalin.

5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain:

melakukan percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi,

bermain, berkebun, beternak.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi,

mengingat, emecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan,

mengambil keputusan.

8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa

bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Berdasarkan 8 jenis aktivitas belajar di atas, dapat disimpulkan

menjadi 3 aktivitas belajar, yaitu: Pertama, aktivitas fisik seperti

melihat, membaca, mendengar, menulis, menggambar. Kedua,

aktivitas mental seperti berpikir. Ketiga, aktivitas emosional seperti

senang, sedih.

c. Indikator Kinerja Aktivitas Peserta didik

Berdasarkan jenis-jenis aktivitas di atas, ada 5 indikator

aktivitas yang akan diamati oleh peneliti. Aktivitas-aktivitas tersebut

yaitu :
12

1) Oral Activities, pada aktivitas oral peserta didik aktif melakukan

kegiatan bertanya, membaca, menjawab pertanyaan dari guru

selama pembelajaran terkait materi.

2) Listening Activities, peserta didik aktif melakukan kegiatan

menyimak penjelasan presentasi kelompok lain dan penjelasan

guru selama pembelajaran berlangsung.

3) Writing Activities, peserta didik aktif melakukan kegiatan menyalin

tugas yang dituliskan oleh guru selama pembelajaran.

4) Motor Activities, peserta didik aktif melakukan kegiatan dalam

kelompok.

5) Mental Activities, peserta didik tampak aktif berpikir dalam

menyelesaikan persoalan dalam kelompok dan mengerjakan soal

latihan.

2. Metode Karya Wisata

a. Pengertian Metode Karya Wisata

Metode karya wisata dalam bahasa Inggris disebut Field

Trip. Karya metode mengajar mempunyai arti tersendiri yang berbeda

dengan karya wisata dalam arti umum, karya wisata di sini artinya

kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. Karya wisata memiliki

arti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar (Sudjana, 2011 : 87-

88).

Metode ini dilakukan dengan mengajak siswa mengunjungi

suatu objek secara langsung untuk memberikan pengalaman belajar


13

yang tidak diperolehnya di dalam kelas. Pembelajaran dengan metode

ini dapat dilakukan dengan melaksanakan kunjungan ke hutan di

sekitar sekolah untuk melihat peranan hutan yang sangat penting bagi

kehidupan makhluk hidup dan lingkungan yang ekosistemnya terjaga.

Melalui kegiatan ini, anak dapat melihat, mengenal, dan mengamati

secara langsung objek-objek yang dikunjungi. Selain itu, dengan

bekarya wisata anak Sekolah Dasar meperoleh kesempatan untuk

menumbuhkan minat tentang suatu hal, meningkatkan perbendaharaan

kata, menambah pengetahuan dan memperluas pengetahuannya

(Yulianti, 2010: 35-36).

Metode karya wisata juga merupakan suatu kunjungan di

tempat ke luar kelas yang dilaksanakan sebagai integral dari pada

seluruh kegiatan akademis dan terutama dalam mencapai tujuan bukan

piknik melainkan memindahkan kelas untuk keluar sementara waktu

(Hammalik, 2010:25).

Dari beberapa uraian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa

metode karya wisata suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan

seorang guru dengan mengajak anak didiknya belajar di luar kelas atau

di lingkungan sekitar, dengan alasan supaya anak didiknya bisa

melihat langsung materi yang telah diajarkan, sehingga lebih cepat

paham. Kemudian metode karya wisata tersebut juga bukanlah untuk

besenang- senang saja atau selingan pelajaran, tetapi anak- anak dalam

perjalanan itu mengobservasi dan menyelidiki sesuatu. Kemudian


14

metode pembelajaran yang mengajak siswa terjun ke objek yang ada

kaitannya dengan materi di kelas guna memperluas wawasan siswa

sehingga siswa memiliki gambaran keadaan sebenarnya dengan

demikian dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk lebih menggali

pengetahuan yang masih sangat kurang.

b. Tujuan dan Manfaat Metode Karya Wisata

Dengan melaksanakan metode karya wisata diharapakan:

1) Siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang

dilihatnya.

2) Siswa dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang,

serta dapat bertanya jawab untuk memecahkan persoalan yang

dihadapinya dalam pelajaran ataupun pengetahuan umum.

3) Siswa dapat melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang

dihadapinya agar dapat mengambil kesimpulan, sekaligus dapat

mempelajari beberapa mata pelajaran (Roestiyah, 2012:85)

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karya Wisata

1) Kelebihan Metode Karya Wisata

Suatu metode pembelajaran tidak lepas dari kekurangan

maupun kelebihan dari metode tersebut. Adapun kelebihan metode

Field Trip menurut (Muslihuddin, 2012:124) adalah sebagai

berikut:

a) Memiliki prinsip pembelajaran modern yang memanfaatkan

lingkungan nyata dalam pembelajaran,


15

b) Membuat apa yang dipelajarai di sekolah lebih relevan dengan

kenyataan dan kebutuhan di masyarakat,

c) Dapat lebih merangsang kreativitas peserta didik,

d) Mendorong peserta didik belajar secara komferhensif dan

integral,

e) Merangsang peserta didik dapat menjawab semua tugas guru

dengan data/peristiwa secara langsung.

2) Kelemahan Metode Karya Wisata

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, metode pembelajaran

Field Trip juga memiliki kekurangan. Adapun kekurangan dari

metode Field Trip menurut (Muslihuddin, 2012:124) adalah

sebagai berikut:

a) Memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang,

b) Biasanya cenderung mengutamakan unsur rekreasi dan

menomor duakan karyanya,

c) Sulit mengaturan peserta didik yang jumlahnya besar,

membutuhkan biaya yang cukup besar,

d) Membingungkan peserta didik apabila objek kurang dapat

diamati dengan jelas.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa metode Field Trip (Karya Wisata) sebagai salah satu

metode pembelajaran yang mempunyai kelebihan dan kekurangan.


16

d. Langkah-Langkah penerapan Metode Karya wisata

Secara garis besar ada beberapa langkah-langkah yang harus

dilakukan dalam pelaksanaan metode karya wisata tersebut di

antaranya ialah; tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap tindak

lanjut.

1) Tahap Persiapan

Sebelum karya wisata dilakukan, guru harus membuat

persiapan atau perencanaan yang matang agar seluruh waktu yang

tersedia selama karya wisata dapat digunakan dengan sebaik-

baiknya. Persiapan atau perencanaan itu meliputi tindakan-

tindakan sebagai berikut:

a) Memperhitungkan jumlah siswa yang akan berkarya wisata

b) Mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan dalam

mempelajari objek.

c) Memberi penjelasan tentang cara membuat atau menyusun

laporan.

d) Memperhitungkan keadaan iklim, musim dan cuaca.

e) Menjelaskan secara global keadaan objek yang dikunjungi.

f) Membentuk kelompok-kelompok atau regu-regu siswa dan

menentukan tugas kegiatan untuk masing-masing kelompok.

2) Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ialah suatu tahap di mana dilaksanakan

suatu acara yang telah disiapkan di sekolah. Setelah siswa sampai


17

di lokasi objek karya wisata, segala sesuatu diatur seperti apa yang

telah direncanakan.

a) Pada tahap ini semua siswa melakukan observasi sesuai dengan

tugas-tugas yang telah direncanakan di kelas dan tetap berada

dalam kelompok yang telah ditentukan.

b) Tetap tertib selama di lokasi objek karya wisata harus

dipegang teguh, guna menghindarkan terjadinya kecelakaan

atau gangguan terhadap objek yang sedang diobservasi.

c) Semua siswa harus dengan teliti memperhatikan semua objek,

mencatat dan dengan cermat mendengarkan wawancara atau

informasi yang sedang diberikan oleh juru penerang.

d) Semua siswa harus dapat memperoleh penjelasan yang sebaik-

baiknya mengenai objek yang diamati karena di sinilah letak

kegiatan yang sesungguhnya dari metode karya wisata.

e) Pada umumnya siswa masih malu-malu bertanya, untuk itu

guru harus mendorong siswa untuk berani bertanya dan

mengingatkan kepada siswa untuk mencatat semua keterangan

yang didengar atau diperoleh.

3) Tahap Tindak Lanjut

Tahap tindak lanjut adalah tahap setelah siswa kembali ke

sekolah. Kemudian di kelas diadakan lagi diskusi dan pertukaran

atau perlengkapan data yang telah diperoleh dan dicatat setiap

siswa selama peninjauan.


18

a) Sekembalinya dari karya wisata, para siswa masuk ke kelas dan

melengkapi catatan. Hal ini harus dilakukan agar semua siswa

memperoleh gambaran yang sama dan lebih lengkap mengenai

objek yang telah diamati.

b) Menyusun bahan-bahan yang telah diperoleh dari tempat objek,

baik berupa benda asli, tiruan, gambar, catatan, ataupun laporan

untuk dijadikan bahan dokumentasi di kelas berupa pajangan

(display).

Metode ini merupakan perencanaan yang teliti, mengingat

bimbingan dan pengawasan siswa ditempat terbuka dan belum

dikenal benar-benar situasinya memerlukan kewaspadaan yang

lebih tinggi, apalagi jika objek yang akan dikunjungi memiliki

tempat-tempat yang berbahaya (Sabri, 2010:63).

3. Terlibat Dalam Pelestarian Lingkungan

Kita menyadari bahwa lingkungan hidup manusia, yakni tanah, air,

dan udara mengalami penurunan kualitas. Banyak tanah yang semula

subur menjadi tidak subur lagi. Air bersih sangat kurang, sehingga

sebagian warga masyarakat terpaksa menggunakan air sungai yang kotor

untuk keperluan hidupnya. Udara banyak tercemar, sehingga

menimbulkan penyakit pernafasan.

Banyak orang tidak peduli dengan masalah lingkungan itu. Banyak

orang membuang sampah sembarangan, tidak mengelola air dengan baik,

dan tidak menghemat energi. Semua itu dapat menimbulkan bencana


19

banjir dan kebakaran. Masih saja ada orang memburu binatang-binatang

yang dilindungi, mengambil tanaman langka yang dilindungi untuk dijual,

dan sebagainya.

a. Pengertian pelestarian lingkungan

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,

yang memperngaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain (Husain, 2019:1).

b. Masalah-masalah pada lingkungan hidup

Dalam lingkungan hidup di Indonesia, banyak terjadi

permasalahan di sungai, laut, tanah dan hutan yaitu sebagai berikut:

1) Pencemaran sungai dan laut

Sungai dan laut dapat tercemar dari kegiatan manusia

seperti penggunaan bahan logam berat, pembuangan limbah cair

kapal dan pemanfaatan air panas. Secara biologis, fisik dan kimia

senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan diberbagai sektor

industry dan rumah tangga seperti pemakaian bahan-bahan dan

plastik.

2) Pencemaran tanah

Tanah bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara

berlebihan terhadap pupuk dan bahan pestisida. Pencemaran tanah

mempunyai ciri yaitu adanya perubahan tanah menjadi kering dan

keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan garam yang


20

sangat besar yang terdapat di dalam tanah. Selain itu, pencemaran

tanah juga dapat disebabkan oleh sampah plastik karena pada

umumnya sampah plastik tidak mengalami proses penghancuran

secara sempurna, dan Pertambangan Emas Tanpa Ijin ( PETI )yang

mengandung banyak raksa dan merkuri menyebabkan tanah rusak,

sungai menjadi tercemar, banjir dan longsor.

3) Pencemaran Hutan

Hutan juga bisa mengalami kerusakan apabila dalam

pemanfaatnnya tidak terkendali dengan baik. Hutan merupakan

salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Salah satu

contoh pencemaran atau kerusakan hutan adalah adanya

penebangan secara liar. Jika kegiatan tersebut dilakukan secara

terus-menerus maka dapat mengakibatkan penggundulan hutan

(Husain, 2019:4)

c. Dampak Masalah Lingkungan Hidup

Perubahan ekosistem lingkungan yang paling utama

disebabkan oleh perilaku masyarakat yang kurang baik dalam

pemanfaatan sumber-sumber daya dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya. hal ini yang menyebabkan adanya perubahan ekosistem.

Perubahan ekosistem suatu lingkungan menjadi dengan adanya

kegiatan masyarakat seperti pemanfaatan lahan yang dijadikan sebagai

daerah pertanian sehingga dapat mengurangi luas lahan lainnya.

Adanya pertambahan jumlah penduduk dalam memanfaatkan


21

lingkungan akan membawa dampak bagi mata rantai yang ada dalam

suatu ekosistem.

Selain itu kerusakan hutan yang terjadi karena adanya

penebangan dan kebakaran hutan dapat mengakibatkan banyak hewan

dan tumbuhan yang punah. Padahal hutan merupakan sumber

kehidupan bagi sebagian masyarakat yang berfungsi sebagai penghasil

oksigen, tempat penyediaan makanan dan obat-obatan. Jumlah

kerusakan flora dan fauna akan terus bertambah dan berlangsung lama

jika dalam penggunaannya masyarakat tidak memperhatikan

keseimbangan terhadap ekosistem lingkungan. Dampak dari perubahan

ekosistem akan berkurang jika masyarakat mengetahui dan memahami

fungsi dari suatu ekosistem tersebut. Kerusakan ekosistem membawa

dampak bukan hanya pada keanekaragaman terhadap flora dan fauna

juga dapat membawa pengaruh lain terhadap masyarakat itu sendiri

seperti tanah longsor, banjir dan erosi. Selain itu kerusakan lingkungan

bisa disebabkan oleh sampah. Sampah yang semakin banyak dapat

menimbulkan penguapan sungai dan kehabisan zat asam yang sangat

dibutuhkan bagi mikroorganisme yang hidup di sungai. Serta dapat

pula disebabkan dari pembuangan limbah cair dari kapal dan

pemanfaatan terhadap penggunaan air panas yang dapat menimbulkan

laut menjadi tercemar (Husain, 2019: 4-5).


22

d. Upaya-Upaya Mengatasi Masalah Lingkungan Hidup

Pada umumnya permasalahan yang terjadi dapat diatasi dengan

beberapa cara sebagai berikut:

1) Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada

pengelolaan sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak

dapat diperbaharui dengan memperhatikan daya dukung dan daya

tampungnya.

2) Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan

kerusakan sumber daya alam maka diperlukan penegakan hukum

secara adil dan konsisten.

3) Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap

terhadap pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

4) Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara

bertahap dapat dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat

dan kekuatan ekonomi.

5) Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya

alam dan lingkungan hidup dengan penggunaan indikator harus

diterapkan secara efektif.

6) Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman

konservasi yang sudah ada sebelumnya.

7) Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi

permasalahan lingkungan global (Husain, 2019: 4-5).


23

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan

Hidup dan berkelanjutan untuk menanggulangi masalah kerusakan

yang terjadi pada lingkungan perlu diadakan konservasi. Konservasi

dapat diartikan sebagai upaya untuk memelihara lingkungan mulai dari

lingkungan keluarga, masyarakat sampai bangsa. Pengelolaan sumber

daya alam merupakan usaha secara sadar dengan cara menggali

sumber daya alam, tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya

sehingga dalam penggunaannya harus memperhatikan pemeliharaan

dan perbaikan kualitas dari sumber daya alam tersebut. Adanya

peningkatan perkembangan kemajuan dibidang produksi tidak perlu

mengorbankan lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan

lingkungan.

Apabila lingkungan tercemar maka akan berdampak buruk bagi

kelanjutan dari keberadaan sumber daya alam yang akhirnya dapat

menurunkan kehidupan masyarakat. Dalam pengelolaan sumber perlu

diperhatikan keserasiannya dengan lingkungan. Keserasian lingkungan

merupakan proses pembentukan lingkungan yang sifatnya relatif sama

dengan pembentukan lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam agar

berkelanjutan perlu diadakannya pelestarian terhadap lingkungan tanpa

menghambat kemajuan.
24

B. Tindakan dan Prosedur Pelaksanaan

Menurut (Hopkins, 1993:6) dalam tindakan kelas diawali dengan

perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action),

mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation

and evaluation). Prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas terdiri

atas empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan

(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting), dan

seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai

(kriteria keberhasilan), yaitu sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning), yaitu persiapan yang dilakukan untuk

pelaksanaan Penellitian Tindakan Kelas, seperti: menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dan pembuatan media pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting), yaitu deskripsi tindakan yang akan

dilakukan, skenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan serta

prosedur tindakan yang akan diterapkan.

c. Observasi (Observe), Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan

semua rencana yang telah dibuat dengan baik, tidak ada penyimpangan-

penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal dalam

meningkatkan keaktifan belajar siswa. Kegiatan observasi dapat dilakukan

denga cara memberikan lembar observasi atau dengan cara lain yang

sesuai dengan data yang dibutuhkan.

d. Refleksi (Reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang

terjadi atau hasil yang diperoleh atas yang terhimpun sebagai bentuk
25

dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan

diketahui perubahan yang terjadi. Bagaimana dan sejauh mana tindakan

yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah

secara signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan

dalam bentuk replanning dapat dilakukan, dan apabila proses siklus sudah

selesai maka tahap ini bisa dijadikan tahap untuk manarik kesimpulan dari

seluruh kegiatan.

C. Kajian Empiris

Kajian empiris pada tugas akhir untuk menjelaskan (state of art),

perbedaan atau memperkuat hasil penelitian-penelitian tersebut dengan

penelitian yang telah ada. Pengkajian pada hasil penelitian orang lain yang

relevan, lebih berfungsi sebagai pembanding dari kesimpulan berfikir kita

sebagai peneliti nantinya. Berikut hasil penelusuran diperoleh beberapa

masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu:

1) Rahayu, dkk dengan judul ’’Pembelajaran Sains dengan Pendekatan

Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan

Berfikir Kreatif Siswa’’. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk

mendeskripsikan pembelajaran sains dengan pendekatan keterampilan

proses untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kreatif

siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri

dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data hasil belajar

afektif dan psikomotorik diperoleh dari lembar observasi, hasil belajar


26

kognitif dan berpikir kreatif diperoleh dari tes essay. Hasil penelitian

menunjukkan ada peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir

kreatif siswa kelas VII D SMP Negeri 1 Getasan setelah penerapan

pendekatan keterampilan proses pada pokok bahasan kalor.

2) Ramli, dkk dengan judul ‘’Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS dengan

Metode Karya wisata‘’. Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui (1)

aktivitas pembelajaran peserta didik dengan menggunakan metode karya

wisata sebagai metode pembelajaran IPS. (2) untuk mengetahui

peningkatan minat dan hasil belajar IPS setelah menggunakan metode

pembelajaran yaitu metode karya wisata. Metode yang digunakan peneliti

adalah penggunaan rencana peneliti tindakan kelas (PTK). Populasi

penelitian peserta didik kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Hidayatul Insan

Palangkaraya Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah test

dan observasi. Tekhnik analisis data dalam penelitian ini menggunakan

rumus presentasi ketuntasan klasikal dan individual. Berdasarkan hasil

penelitian (1) Aktivitas belajar peserta didik kelas VIII Madrasah

Tsanawiyah Hidayatul Insan Palangkaraya pada saat pembelajaran IPS

dengan menggunakan metode karyawisata lebih aktif. (2) Ada peningkatan

hasil belajar IPS peserta didik kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Hidayatul

Insan Palangkaraya setelah menggunakan metode karyawisata.


27

3) Listiana Ningsih dengan judul “Meningatkan Hasil Belajar Melalui

Metode Karya Wisata Kelas VIII Di Sekolah Menengah Pertama Negeri

30 Muara Jambi”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar

siswa selama menggunakan metode karya wisata pada pembelajaran IPA

dan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa

setelah menggunakan metode karya wisata. Metode yang digunakan

peneliti adalah penggunaan rencana peneliti tindakan kelas (PTK).

Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,

wawancara, tes, dokumentasi dan catatan lapangangan. Berdasarkan hasil

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas VIII Sekolah Menengah

Pertama Negeri 30 Muara Jambi pada siklus I, siklus II dan siklus III,

adanya peningkatan hasil belajar yang diperoleh dari setiap siklus setelah

menggunakan metode karya wisata.

Persamaannya sama-sama menerapkan metode karya wisata

dengan menggunakan Penelitian tindakan kelas (PTK). Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian PTK ini

lebih kepada keaktifan belajar siswa dikarenakan belajar melalui metode

karya wisata ini lebih membuka wawasan siswa untuk terjun langsung ke

lapangan untuk belajar di lingkungan alam di mana terdapat sekelompok

peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru

langsung kepada objek yang dituju. Hal ini akan lebih membuat siswa

menjadi lebih melihat luas ke luar dan tidak membuat jenuh di dalam kelas

terus menerus, sehingga siswa dapat pengalaman baru tentang belajar di


28

luar sekolah atau di lingkungan alam dan tidak membuatnya jenuh. Dalam

hal ini penelitian PTK dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 37 Simpang

Hulu, Kabupaten Ketapang.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori di atas maka dapat dikemukakan hipotesis

penelitian ini sebagai berikut:

Dengan menerapkan metode karya wisata pada materi terlibat dalam

pelestarian lingkungan dapat miningkatakan keaktifan belajar siswa dengan di

kelas V SD Negeri 37 Smpang Hulu.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan sebagai acuan penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas yang biasa disingkat dengan PTK dalam bahasa

Inggris PTK ini disebut dengan Classroom Action Research atau CAR.

Penelitian ini dilakukan peneliti ketika mendapat permasalahan dalam

pembelajaran dan mencari solusinya dalam upaya memperbaiki kualitas

pembelajarannya. Secara etimologi, ada tiga istilah yang berhubungan

dengan PTK, yaitu (Trikanto, 2011:13).

a. Penelitian

Penelitian adalah suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh

data atau informasi yang bermanfaat dalam hal meningkatkan mutu suatu

hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti (Arikunto S. ,

2014:129)

b. Tindakan

Tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang

dilakukan oleh peneliti yakni guru. Tindakan diarahkan untuk

memperbaiki kinerja yang dilakukan guru.

29
30

c. Kelas

Sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula, aktivitas belajar siswa

tidak hanya terbatas dalam ruangan saja, melainkan dapat juga ketika

siswa sedang melakukan karya wisata, pratikum di laboratorium, atau di

bawah arahan guru (Hidayatullah, 2018:2).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas adalah penelitian dengan mencermati kegiatan belajar di

kelas yang diberikan tindakan secara sengaja yang bertujuan untuk

memecahkan masalah atau meningkatkan mutu kualitas pembelajaran di

kelas tersebut.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitiannya adalah seluruh peserta didik kelas V SDN 37

Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang tahun ajaran 2020/2021 yang

jumlahnya 8 peserta didik, terdiri dari 6 peserta didik perempuan dan 2

peserta didik laki-laki.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Pelaksanaa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SD

Negeri 37 Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang tahun ajaran 2020/2021.

b. Waktu Penelitian
31

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada tanggal 27

November 2020 sampai 11 Januari 2021.

4. Kolaborator Penelitian

Kolaborator dalam penelitian ini adalah guru kelas v SD Negeri 37

Simpang Hulu, Kabupaten ketapang tahun ajaran 2020/2021 yaitu Yosinta

Teuf, S.Pd.

B. Desain Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas ( PTK ) yang dilakukan di SD Negeri 37 Simpang Hulu. Yang

menjadi objek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 37 Simpang

Hulu. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan desain penelitian model

Kemmis & Taggart. Tujuan menggunakan desain penelitian model ini, apabila

dalam pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka

perencanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan

pada siklus berikutnya samapai target yang diinginkan tercapai.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan siklus

pertama yang terdiri dari empat kegiatan: perencanaan ( Planning), tindakan

(acting), pengamatan (observasi), refleksi ( reflecting) (Arikunto, 2014:3).

Pelaksanaan tindakan dimaksud dapat dilihat pada gambar 3.1.


32

Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis & McTaggart

Perencanaan
Refl
e
k Tindakan
SIKLUS I
s
P
i
en
ga
ma
tan
Perencanaan
Refl
e
k Tindakan
SIKLUS II
s P
i en
ga
ma
tan
Dan seterusnya

1. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan yang telah disusun oleh peneliti yang akan

diadakan adalah sebagai berikut:

1) Guru dan peneliti menentukan kelas yang akan dijadikan tempat

penelitian yaitu kelas V SD Negeri 37 Simpang Hulu


33

2) Guru dan peneliti menentukan materi yang akan diajarkan kepada

siswa

3) Guru dan peneliti membuat membuat program pembelajaran

berupa silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )

4) Guru dan peneliti menyusun instrumen tes hasil belajar ( LKS )

b. Pelaksanaan Tindakan

Menerapkan pembelajaran menggunakan metode karya wisata

1) Guru mengajak siswa keluar kelas untuk melakukan kegiatan

belajar mengajar

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan berlangsung

3) Guru menjelaskan materi terlibat dalam tentang pelestarian

lingkungan sekitar

4) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing terdiri dari 3

orang

5) Setiap kelompok diberi lembar kerja siswa (LKS)

6) Masing-masing kelompok bertanggung jawab dalam

menyelesaikan tugas LKS dan mempresentasikan hasil diskusinya

c. Observasi

Tahap ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan peneliti

bersama obsever ( Guru bidang studi Pendidikan Agama Katolik dan

rekan sejawat ) untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas proses

belajar siswa. Observasi (pengamatan) tersebut dilakukan untuk

menggali, dan mengumpulkan data dari keaktifan belajar siswa dalam


34

menanggapi materi yang disampaikan oleh guru, mendengar dan

menulis.

d. Refleksi

Setelah observasi dilakukan maka kemudian akan dianalisis

kegiatan yang telah dilakukan. Setelah selesai dianalisis kemudian di

direfleksikan sehingga diketahui, masalah, serta hasil yang terjadi

selama penelitian. Refleksi ini digunakan mengetahui kekurangan-

kekurangan yang terjadi sebagai acuan perencanaan tindakan pada

siklus berikutnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan diawali dengan penetapan tindakan

dari perbaiki siklus I. Kemudian menyiapkan RPP yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran siklus II. Adapun skenario

tindakan pada siklus II dalam pemebelajaran dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) Guru dan peneliti menentukan tindakan perbaikan atau revisi

dalam tindakan siklus I.

2) Guru dan peneliti melakukan identifikasi masalah yang ada pada

siklus I dan akan memperbaiki pada siklus II

3) Guru dan peneliti membuat RPP yang sudah disesuaikan dengan

materi pelajaran dengan menerapkan metode karya wisata


35

4) Guru dan peneliti menyusun instrumen penelitian yang meliputi tes

hasil belajar (LKS).

b. Pelaksanaan Tindakan

B. Guru mengajak siswa keluar kelas untuk melakukan kegiatan

belajar mengajar

C. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan berlangsung

3) Guru menjelaskan materi tentang terlibat dalam pelestarian

lingkungan dilingkungan sekitar

4) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing terdiri dari 3

orang

5) Setiap kelompok diberi lembar kerja siswa (LKS)

6) Masing-masing kelompok bertanggung jawab dalam

menyelesaikan tugas LKS dan mempresentasikan hasil diskusinya

c. Observasi

Pada tahap pengamatan ini dilakukan evaluasi mengenai hasil

belajar siswa. Pengamatan ini berupa kegiatan pemantauan, pencatatan

serta mendokumentasikan kegiatan selama kegiatan pembelajaran.

d. Refleksi

Setelah observasi dilakukan maka kemudian akan dianalisis

kegiatan yang telah dilakukan. Setelah selesai dianalisis kemudian

direfleksikan sehingga diketahui, masalah, serta hasil yang terjadi

selama penelitian. Refleksi ini digunakan untuk mengetahui


36

kekurangan-kekurangan yang terjadi sebagai acuan perencanaan

tindakan pada siklus berikutnya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini data dikumpulkan dengan teknik

observasi langsung. Menurut (Mahmud, 2011:170) “Observasi langsung

(direct observation), adalah observasi yang dilakukan tanpa perantara terhadap

objek yang diteliti, seperti mengadakan observasi langsung terhadap proses

belajar mengajar di kelas”.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang dimaksud dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

adalah alat yang digunakan oleh guru atau observer untuk mengukur dan

mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk menetapkan keberhasilan dari

rencana tindakan yang dilakukan (Sumadayo, 2013:75).

1. Lembar Observasi

Lembar observasi terdiri atas lembar observasi peserta didik dan

lembar observasi guru. Lembar observasi peserta didik berisi indikator-

indikator aktivitas belajar yang diamati terhadap peserta didik. Lembar

observasi guru terdiri atas lembar penilaian kemampuan guru dalam

merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) atau IPKG 1 dan

lembar penilaian kemampuan guru dalam melaksanakan rancangan

pembelajaran sesuai rancangannya (RPP) atau IPKG 2. Observasi ini


37

digunakan peneliti untuk mengamati keaktifan belajar siswa dalam

menanggapi metode Karya wisata yang diberikan oleh guru dengan

meneliti kenyatan-kenyataan yang beraneka ragam dari dekat, menambah

pengalaman baru dengan mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan,

melihat, mendengar dan membuktikan secara langsung.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berupa bentuk tulisan, gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang (Sugiono, 2016:329). Dokumentasi digunakan

peneliti yaitu untuk memperoleh sumua data-data yang berhubungan

dengan penerapan metode karya wisata untuk meningkatkan keaktifan

belajar siswa siswa kelas V di SD Negeri 37 Simpang Hulu.

3. Tes

Tes merupakan instrumen pengumpulan data yang digunakan

untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat

penguasaan materi pembelajaran. Tes yang digunakan yaitu jenis tes

tertulis atau sering disebut juga tes tertulis. Tes tertulis adalah soal-soal tes

dituangkan dalam bentuk tertulis dan jawaban tes juga tertulis (Sudijono,

2013:151). Tes tertulis adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa

menjawab sejumlah item soal dengan cara tertulis yang dalam

pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan kertas dan pulpen

sebagai instrumen utamanya.


38

E. Teknik Analisa Data


Data yang di kumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari

pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif untuk melihat

kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian

ini digunakan teknik analisis data sebagai berikut:

1. Dari penilaian kemampuan guru menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembeljaran ( RPP ) atau IPKG 1 dan data dari penilaian kemampuan guru

melaksanakan pembelajaran atau IPKG 2, yaitu:

Keterangan:

M = Rata-rata yang dicari


M= ƩX
ƩX = jumlah semua nilai N
N = jumlah subjek keseluruhan

(Sugiono, 2013:185)

2. Dari data pengamatan terhadap indikator aktivitas belajar peserta didik

dianalisis dengan rumus persentase, yaitu:

Keterangan:

p = Angka Persentase

Fx = peserta didik yang beraktivitas P = fx X 100%


N
N = Jumlah peserta didik

(Bungin, 2010:182)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 37

Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang. Sekolah ini terdiri dari 4 lokal

belajar, 1 lokal kantor. SDN 37 Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang ini

memperoleh akreditasi kualifikasi C.

Poses pembelajaran Agama Katolik di Sekolah ini khususnya di

kelas V awalnya belajar menoton, yakni guru yang mengajar terlalu sering

menggunakan metode ceramah sehingga menyebabkan siswa hanya

sebagai pendegar, siswa tidak mau bertanya, siswa menjadi pasif, sulit

merespon pertanyaan guru, dan tidak berani maju ke depan kelas untuk

ikut berpastisipasi dalam menyelesaikan contoh soal maupun

mendemontrasikan kegiatan seperti yang dimintakan oleh guru. proses

pembelajaran masih berpusat kepada guru. Siswa cenderung kurang aktif,

di mana siswa hanya membaca buku, mendengar penjelasan guru, serta

mencatat tulisan di papan tulis. Sehingga mudah muncul rasa jenuh dan

rasa bosan, proses pembelajaran menjadi terasa kaku dan tidak terjadi

proses pembelajaran yang berarti bagi siswa.

Oleh sebab itu peneliti mencoba menggunakan metode

pembelajaran karya wisata sebagai sebuah pendekatan dalam belajar

39
40

untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa agar hasil belajar sesuai

dengan harapan.

Adapun data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian ini

adalah tentang kemampuan guru menyusun rancangan pembelajaran, data

tentang kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menggunakan

metode karya wisata, dan data tentang keaktifan belajar peserta didik pada

materi terlibat dalam pelestarian lingkungan dengan menerapkan metode

karya wisata dari siklus I dan siklus II. Data-data tersebut kemudian

dianalisis menggunakan perhitungan rata-rata dan persentase.

2. Deskripsi Hasil Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan ini merupakan langkah awal sebelum dilaksanakan

tindakan, yaitu mempersiapkan berbagai alat kelengkapan yang

diperlukan berkaitan dengan rencana pelaksanaan tindakan. Alat

kelengkapan yang dipersiapkan dimaksud disesuaikan dengan rencana

skenario/ setting tindakan yang ditetapkan antara lain: Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi bahan pelajaran, Peneliti

juga menyiapkan ruangan kelas dan tempat objek karya wisata yang

akan dikunjungi, serta observasi untuk mengamati keaktifan belajar

peserta didik. Selanjutnya peneliti melakukan komunikasi dengan guru

kolaborator tentang tata cara pelaksaaan pembelajaran dan lembar

observasi pelaksanaan penelitian untuk siklus pertama.


41

Tabel 4.1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Alokasi waktu ( 3 x 35 Menit)
Apersepsi : Guru menarik perhatian siswa, menjelaskan tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti :
1. Perencanaan tindakan
a. peneliti menentukan materi yang akan diajarkan kepada
siswa
b. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan
Metode Karya Wisata
c. Peneliti membuat RPP yang sudah disesuaikan dengan
materi pelajaran dengan menerapkan metode karya wisata.

2. Pelaksanaan tindakan
a. Guru menjelaskan secara singkat tentang materi pokok
terlibat dalam pelestarian lingkungan dengan penerapan
pendekatan kontekstual kepada siswa antara lain:
mendalami isi perikop Kitab Suci Mazmur 104: 10-
18,24,31, dengan pendekatan kontekstual, pengertian
pelestarian lingkungan dengan pendekatan kontekstual,
memberi contoh cara melestarikan lingkungan alam. Pada
kegiatan ini tampak sebagian besar siswa memperhatikan
penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap
penting dalam buku kerja.
b. Setelah memberi contoh mengenai melestarikan lingkungan
tersebut, guru membentuk 3 kelompok dengan masing-
masing kelompok 3 orang
c. Tugas setiap kelompok adalah salah satu dari 3 orang itu
ada yang menjadi ketua kelompok. Ketua kelompok
tersebut mendapat tugas untuk menceritakan pengalaman
hidupnya berkaitan dengan pelestarian lingkungan secara
verbal dan 2 orang anggotanya menceritakan kembali
dengan bahasanya sendiri dalam bentuk tulisan.
d. Ketua kelompok mengumpulkan tugas-tugas anggotanya ke
guru.
3. Observasi
Tahap ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan peneliti
bersama obsever ( Guru bidang studi Pendidikan Agama
Katolik dan rekan sejawat ) untuk melakukan pengamatan
terhadap aktivitas proses belajar siswa. Observasi
(pengamatan) tersebut dilakukan untuk menggali, dan
mengumpulkan data dari keaktifan belajar siswa dalam
menanggapi materi yang disampaikan oleh guru, mendengar
dan menulis.
4. Refleksi
Setelah observasi dilakukan maka kemudian akan dianalisis
42

kegiatan yang telah dilakukan. Setelah selesai dianalisis


kemudian direfleksikan sehingga diketahui, masalah, serta
hasil yang terjadi selama penelitian. Refleksi ini digunakan
untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi sebagai
acuan perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.

Penutup :
1. Guru menyampaikan ringkasan materi /bahan pelajaran yang
telah diajarkan
2. Kemudian guru melakukan tes kepada siswa yaitu tes
menjawab soal yang sudah dipersiapkan oleh guru. Tes
kemampuan ini dilakukan secara tertulis dan siswa diminta
mengerjakannya secara individu.
3. Setelah itu guru memberi tindak lanjut berupa nasihat dan
berdoa bersama.

Siklus I
Tabel 4.2. kemampuan Guru Merancang Rencana Pembelajaran
No. Aspek yang dinilai Skor
1. Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran 3
2. Kelengkapan cakupan rumusan tujuan 3
pembelajaran
3. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan 4
kompetensi dasar
4. Kesesuaian sumber belajar dengan materi 3
pembelajaran
5. Keruntutan dan sistematika materi 3
pembelajaran
6. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 3
7. K Kesesuaian metode pembelajaran (Metode 3
Karya wisata) dengan tujuan pembelajaran
8. Kesesuaian metode pembelajaran (metode 4
Karya Wisata) dengan materi pembelajaran
9. Kesesuaian metode pembelajaran (metode 3
Karya Wisata) dengan kteristik peserta
didik
10. Kesesuaian keruntutan sitematika kegiatan 3
pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
11. Kesesuaian strategi/metode dengan tujuan 3
pembelajaran
43

12. Kesesuaian alokasi waktu dengan langkah- 2


langkah pembelajaran
13. Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap 3
tahap pembelajaran
14. Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan 3
pembelajaran
15. Kejelasan prosedur penilaian 3
16. lengkapan instrumen penilaian 3
Total Skor 49
Rata-rata Skor = Total Skor/ Jumlah 49
=3 , 06
Indikator 16
Keterangan Skor

1= Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik

Rentang nilai:

A= 3,50 – 4,00 ( Sangat Baik )

B= 3,00 – 3,49 ( Baik )

C= 2,00 – 2,99 ( Cukup )

D = 1,00 – 1,99 ( Kurang )

(Sumber: Buku Ajar PPL-1 Micro Teaching)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam

merancang rencana pelaksanaan pembelajaran materi terlibat dalam

pelestarian lingkungan dengan metode karya wisata pada siklus I

untuk perolehan total skor berjumlah 49 dengan skor rata-rata 3,06 dan

masuk pada kriteria nilai B (Baik). Aspek yang dinilai pada

kemampuan peneliti dalam menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan metode karya wisata berjumlah 16 indikator.

Dari seluruh aspek/indikator yang dinilai masih terdapat 1 indikator

yaitu pada nomor 12 yang belum mencapai hasil yang memuaskan.


44

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan perencaan pembelajaran

materi terlibat dalam pelestarian lingkungan dengan menerapkan

metode karya wisata yang telah dipersiapkan di kelas V SDN 37

Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, yang terdiri dari 2 peserta didik

laki-laki dan 6 peserta didik perempuan. Pelaksanaan penelitian

tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 8 Januari

2021 pukul 07.00 sampai pukul 09.30 WIB di kelas yang diamati oleh

guru kolaborator Ibu Yosinta Teuf, S.Pd serta teman sejawat yang

mendokumentasikan pelaksanaan penelitian yaitu Meri.

1) Kegiatan Awal

a) Guru mengucapkan salam, berdoa bersama, mengabsensi

kehadiran peserta didik, mengecek kesiapan belajar peserta

didik, melakukan apersepsi (“Anak-anak,siapa yang datang ke

sekolah tidak mandi?”) apakah kelas kita sudah bersih? Coba

perhatikan di sekitar kita dan di luar kelas apa yang anak-anak

lihat? kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

kegiatan yang akan dilakukan.

b) Guru menyampaikan pokok bahasan pelajaran tentang

pelestarian lingkungan di tempat tinggal dengan penerapan

kontekstual, sedangkan siswa memperhatikan dan mencatat

penjelasan guru yang dianggap penting pada buku kerja.


45

c) Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa. Tampak

dua orang siswa mencoba untuk menjawab pertanyaan guru

berkaitan dengan pelajaran yang telah diberikan sebelumnya.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan ini merupakan inti dari pelaksanaan tindakan

proses belajar mengajar materi terlibat dalam pelestarian

lingkungan. Kegiatan dimaksud dapat dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

a) Guru menjelaskan secara singkat tentang materi pokok terlibat

dalam pelestarian lingkungan dengan penerapan pendekatan

kontekstual kepada siswa antara lain: mendalami isi perikop

Kitab Suci Mazmur 104: 10-18,24,31, dengn pendekatan

kontekstual, pengertian pelestarian lingkungan dengan

pendekatan kontekstual, memberi contoh cara melestarikan

lingkungan alam. Pada kegiatan ini tampak sebagian besar

siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencatat hal-hal

yang dianggap penting dalam buku kerja.

4 Setelah memberi contoh mengenai melestarikan lingkungan

tersebut, guru membentuk 3 kelompok dengan masing-masing

kelompok 3 orang

5 Tugas setiap kelompok adalah salah satu dari 3 orang itu ada

yang menjadi ketua kelompok. Ketua kelompok tersebut

mendapat tugas untuk menceritakan pengalaman hidupnya


46

berkaitan dengan pelestarian lingkungan secara verbal dan 2

orang anggotanya menceritakan kembali dengan bahasanya

sendiri dalam bentuk tulisan.

6 Ketua kelompok mengumpulkan tugas-tugas anggotanya ke

guru.

3) Kegiatan Akhir

Kegiatan ini merupakan akhir kegiatan pembelajaran, yaitu:

a) Guru menyampaikan ringkasan materi /bahan pelajaran yang

telah diajarkan

A. Kemudian guru melakukan tes kepada siswa yaitu tes

menjawab soal yang sudah dipersiapakan oleh guru. Tes

kemampuan ini dilakukan secara tertulis dan siswa diminta

mengerjakannya secara individu.

B. Setelah itu guru memberi tindak lanjut berupa nasihat dan

berdoa bersama.

b. Observasi

Tahap pengamatan dilaksanakan saat peroses pembelajaran

berlangsung oleh guru kolaborator dengan mengamati kemunculan

setiap indikator pada lembar observasi. Adapun indikator yang diamati

pada lembar observasi kemampuan guru peneliti mengajar sebanyak

31 butir dan lembar observasi keaktifan belajar peserta didik sebanyak

12 butir. Berikut ini hasil pengamatan yang dilakukan selama proses

pembelajaran pada siklus I.


47

Siklus I
Tabel 4.3: Hasil Observasi Kemampuan Guru Melaksanakan
Rancangan Pembelajaran
No. Aspek yang diamati Skor
1. Guru menyiapkan ruangan, media, dan bahan 3
pembelajaran
2. Guru memeriksa kesiapan belajar peserta 2
didik
3. Guru membuka pembelajaran dengan doa 3
dan salam
4. Guru melakukan absensi peserta didik 3
5. Guru melakukan apersepsi 2
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3
7. Guru menyampaikan materi pelajaran secara 2
runtut
8. Guru menguasai materi pembelajaran 3
9. Guru mengaitkan materi dengan materi lain 2
yang relevan
10. Guru mengaitkan materi dengan realitas 2
kehidupan
11. Guru menggunakan metode karya wisata 3
dalam menyampaikan materi pembelajaran
12. Guru melibatkan peserta didik dalam 4
pemanfaatan media pembelajaran
13. Guru menerangkan penggunaan metode 3
karya wisata dalam pembelajaran
14. Guru menggunakan metode pembelajaran 2
secara efektif
15. Guru membagi peserta didik dalam 2
kelompok belajar
16. Guru menumbuhkan partisipasi aktif peserta 4
didik dalam pembelajaran
17. Guru merespon positif partisipasi peserta 2
didik
18. Guru menunjukan sikap terbuka terhadap 3
respon peserta didik
19. Guru melakukan pengawasan terhadap setiap 3
kelompok belajar
20. Guru melakukan bimbingan kepada peserta 2
didik dalam mengerjakan tugas kelompok
atau individu
21. Guru membimbing kelompok belajar 2
melakukan presentasi
22. Guru dan peserta didik melakukan tanya 2
48

jawab
23. Guru mampu melaksanakan pembelajaran 3
untuk menghasilkan pesan yang menarik
24. Guru melaksanakan pembelajaran yang 3
bersifat kontekstual
25. Guru melaksanakan pembelajaran yang 3
menumbuhkan sikap positif
26 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai 2
alokasi waktu
27. Guru menggunakan bahasa lisan dan tulisan 2
secara jelas, baik dan benar
28. Guru menyimpulkan pembelajaran dengan 4
melibatkan peserta didik
29. Guru melakukan refleksi pembelajaran 4
dengan melibatkan peserta didik
30. Guru melakukan tindak lanjut pembelajaran 2
31. Guru menutup pembelajaran 3
Total 83
Rata-rata= Total Skor/ Jumlah Indikator 83
=2 , 67
31

Keterangan Skor :

1= Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik

Rentang nilai:

A= 3,50 – 4,00 ( Sangat Baik )

B= 3,00 – 3,49 ( Baik )

C= 2,00 – 2,99 ( Cukup )

D = 1,00 – 1,99 ( Kurang )

(Sumber: Buku Ajar PPL-1 Micro Teaching)

Dari tabel 4.3 di atas dilihat bahwa kemampuan guru dalam

melaksanakan rancangan pembelajaran Materi terlibat dalam

pelestarian lingkunan dengan metode karya wisata di kelas V SDN 37

Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, terdapat 14 indikator dengan


49

nilai 2, 13 indikator dengan nilai 3 dan 4 indikator dengan nilai 4.

Secara keseluruhan perolehan total hasil penilaian terhadap 31

indikator adalah 83 dengan rata-rata skor 2,67 dan nilai akhir ini

termasuk pada kriteria C (cukup) belum bisa dikatakan terlaksana

dengan optimal dan ada hal-hal yang perlu diperbaiki lagi oleh guru

dan perlu ditingkatkan lagi.

Siklus I
Tabel 4.4: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas V SDN Simpang
Hulu.
No Aspek Yang Kemunculan
. Diamati Muncul % Tidak %
Muncul
A. Oral Activities
1. Peserta 4 50% 4 50%
didik aktif
bertanya
selama
kegiatan
pembelajar
an terkait
materi
pelajaran.
2. Peserta 5 62,5% 3 37,5%
didik aktif
mendengar
penjelasan
guru
selama
kegiatan
pembelajar
an terkait
materi
pelajaran

3. Peserta 4 50% 4 50%


didik aktif
menjawab
50

pertanyaan
dari guru
selama
pembelajar
an
berlangsun
g terkait
materi
pelajaran
B. Listening
Activities
1. peserta 5 62,5% 3 37,5%
didik aktif
menyimak
presentasi
kelompok
lain
2. peserta 6 75% 2 25%
didik aktif
menyimak
penjelasan
guru
selama
pembelajar
an
berlangsun
g
3. peserta 5 62,5% 3 37,5%
didik aktif
bekerjasam
a dalam
kelompok
C. Writing
Activities
1. peserta 8 100% 0 0%
didik aktif
menyalin
tugas dari
guru
2. peserta 5 62,5% 3 37,5%
didik aktif
mengerjaka
n tugas
yang
diberikan
guru
51

D. Motor Activities
1. peserta 7 87,5% 1 12,5%
didik aktif
dalam
mengikuti
kegiatan
pelaksanaa
n metode
karya
wisata
2. peserta 5 62,5% 3 37,5%
didik aktif
berpikir
dalam
mengerjaka
n tugas
diskusi
kelompok
E. Mental
Activities
1. peserta 6 75% 2 25%
didik aktif
saling
membantu
dan
menyelesai
kan
masalah
dalam
kelompok
2. peserta 6 75% 2 25%
didik aktif
berpikir
menyelesai
kan soal
latihan
Total 66 825% 30 375%
% 68,75% 68,75% 31,25% 31,25%

Rentang nilai persentase:

A = 90% - 100% ( Sangat Baik )

B = 80% - 89% ( Baik )


52

C = 65% - 79% ( Cukup )

D = 55% - 64% (Kurang )

( M. Ngalim Purwanto, 2012: 82 )

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil observasi siswa aktivitas

siswa belum terlaksana dengan baik, hasil yang diamati belum sesuai

yang diharapkan, hal itu menunjukkan aktivitas siswa dalam belajar

masih rendah. Pada siklus I ini, diketahui peserta didik yang

menunjukan keaktifan selama mengukuti pembelajaran sebanyak 66

kemunculan dengan rata-rata 68,75 %. Sedangkan untuk peserta didik

yang kurang aktif kemunculannya sebanyak 30 dengan rata-rata

persentasenya 31,25%. Data ini sudah menunjukkan bahwa peserta

didik cukup antusias dan aktif mengikuti pembelajaran materi terlibat

dalam pelestarian lingkungan dengan metode karya wisata namun

belum mencapai hasil yang diharapkan oleh peneliti.

c. Refleksi

- Kekurangan Siklus I

a) Pada tahap perencanaan terjadi ketidak efektifan dalam

menentukan alokasi waktu pada setiap tahap kegiatan

pembelajaran. Dimana masih terdapat indikator yang belum

mencapai hasil yang memuaskan, yaitu indikator nomor 12

(kesesuaian alokasi waktu dengan langkah-langkah

pembelajaran). Hal ini perlu untuk diperbaiki pada siklus

selanjutnya.
53

b) Pada tahap pelaksanaan ketika guru membagi peserta didik

menjadi 3 kelompok, terjadi keributan yang tidak diharapkan.

Dimana, peserta didik kebingungan menentukan posisi

kelompoknya karena ada kemungkinan peserta didik tidak

fokus mendengarkan arahan guru dan teknik pembagian

kelompok yang tidak terencana dengan baik oleh guru. Selain

itu keributan terjadi karena peserta didik terlalu senang

berbicara dengan temannya mengenai kegiatan metode karya

wisata yang baru pertama kali diterapkan.

c) Masih terdapat 14 indikator yang skornya 2 (cukup) dan

diharapkan pada siklus selanjutnya ke 15 indikator ini dapat

memperoleh skor lebih memuaskan.

d) Hampir selama mengajar guru menggunakan bahasa indonesia

lisan yang tidak baku, hal ini berpengaruh terhadap penilaian

kemampuan guru mengajar

2) Kelebihan Siklus I

Hasil aktivitas belajar peserta didik cukup memuaskan, hal

ini terlihat pada hasil observasi yang menunjukkan perubahan dari

sebelum menggunakan metode karya wisata

Kesimpulan refleksi siklus I adalah peneliti akan

merancang rencana perbaikan untuk memperbaiki ketidak efektifan

dalam menentukan alokasi waktu pada setiap tahap kegiatan

pembelajaran, terjadi keributan ketika guru membagi peserta didik


54

menjadi 3 kelompok dan memperbaiki penggunaan bahasa

indonesia secara lisan dan baku saat guru mengajar. kekurangan

pada proses pelaksanaan pembelajaran siklus I diharapkan

mencapai hasil yang optimal pada siklus selanjutnya.

3. Deskripsi Hasil Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Siklus II, peneliti melakukan diskusi dengan guru kolaborator

untuk menentukan waktu pelaksanaannya. Kemudian peneliti

membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran sesuai materi yang

telah ditentukan yaitu melestarikan lingkungan. Dalam rancangan

siklus II ini peneliti akan memperbaiki kekurangan siklus I. Adapun

kekurangn tersebut adalah menyesuaikan alokasi waktu untuk setiap

langkah pembelajaran, menyiapkan posisi tempak duduk peserta didik

secara mengelompok, dan akan memperbaiki penggunaan bahasa lisan

dengan baik dan benar, dan akan memperbaikai pelaksanaan

pembelajaran secara lebih efektif untuk meningkatkan 14 indikator

yang skornya 2 (cukup) menjadi lebih baik. Kemudian peneliti

menyiapkan alat pengumpul data berupa lembar observasi dan lembar

kerja peserta didik.


55

Tabel 4.5: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Pertemuan kedua ( 3 x 35 menit)
Pendahuluan: guru membuka pelajaran dengan salam dan
appersepsi sekaligus memotivasi seperti siapa yang mau menjelaskan
kembali apa yang telah kita pelajari minggu lalu, kalau ada yang bisa
menjelaskan dengan baik dan benar berarti dia adalah anak yang
rajin belajar dan benar-benar mendengarkan penjelasan guru.
Kegiatan inti:
1. Perencanaan tindakan
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran terlibat dalam
pelestarian lingkungan dengan penerapan metode
pembelajaran karya wisata.
b. Membuat format observasi untuk mengamati kegitan siswa
menggunakan metode pembelajaran karya wisata, observasi
pembelajaran guru dan alat evaluasi berupa tes tertulis.

2. Pelaksanaan tindakan
a. Guru menjelaskan secara singkat tentang materi pokok terlibat
dalam pelestarian lingkungan dengan penerapan metode
pembelajaran karya wisata kepada siswa antara lain:
mendalami isi perikop Kitab Suci Mazmur 104: 10-18,24,31,
pengertian pelestarian lingkungan dan memberi contoh sikap
peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup. Pada kegiatan
ini tampak sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan
guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam buku
kerja.
b. Setelah memberi contoh sikap peduli terhadap kelestarian
lingkungan hidup tersebut, guru membentuk 3 kelompok
dengan masing-masing kelompok 3 orang
c. Siswa berdiskusi dan bekerja sama memberikan contoh
kerusakan alam yang ditimbulkan oleh manusia dalam
kelompok.
d. Beberapa siswa membacakan hasil diskusi
e. Guru memotivasi siswa agar aktif berpendapat
f. Guru memberikan umpan balik kepada siswa terhadap hasil
diskusi yang dibacakan siswa.

3. Observasi
Pada tahap ini observasi dilakukan untuk mengetahui proses
pembelajaran materi terlibat dalam pelestarian lingkungan dengan
tindakan penerapan metode pembelajaran karya wisata. Observasi
dilakukan bersama-sama peneliti dan teman sejawat untuk
mempermudah dalam pengamatan agar pengamatan lebih
terfokus.
56

4. Refleksi
Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan maka refleksi pada
siklus kedua adalah dengan tindakan penerapan metode
pembelajaran karya wisata, maka dalam mengajar, guru dapat
menggunakan variasi metode pembelajaran. Dengan demikian
guru dapat menggunakan variasi metode pembelajaran yang tidak
membosankan bagi siswa. Siswa melakukan aktivitas berdiskusi,
bekerja sama dan menulis bersama dalam kelompoknya.
Siswapun menjadi lebih aktif berpendapat selama pembelajaran.
Kegiatan penutup:
4 Diakhir pelajaran, guru menyimpulkan hasil pembelajaran.
5 Kemudian dilaksanakan tes secara tertulis.
6 Setelah itu guru memberikan tindak lajut berupa nasihat dan
berdoa bersama.

Siklus II
Tabel 4.6: Hasil Observasi Guru Merancang Rencana
Pembelajaran
No. Aspek Yang Dinilai Skor
1. Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran 3
2. Kelengkapan cakupan rumusan tujuan 3
pembelajaran
3. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan 4
kompetensi dasar
4. Kesesuaian sumber belajar dengan materi 4
pembelajaran
5. Keruntutan dan sistematika materi 4
pembelajaran
6. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 3
7. Kesesuaian metode pembelajaran (Metode 3
Karya wisata) dengan tujuan pembelajaran
8. Kesesuaian metode pembelajaran (metode 4
Karya Wisata) dengan materi
pembelajaran
9. kesesuaian metode pembelajaran (metode 3
Karya Wisata) dengan karakteristik
peserta didik
10. Kesesuaian keruntutan sitematika kegiatan 3
pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
11. Kesesuaian strategi/metode dengan tujuan 3
pembelajaran
12. Kesesuaian alokasi waktu dengan langkah- 3
57

langkah pembelajaran
13. Kelengkapan langkah-langkah dalam 3
setiap tahap pembelajaran
14. Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan 3
pembelajaran
15. Kejelasan prosedur penilaian 3
16. lengkapan instrumen penilaian 3
Total Skor 54

Rata-rata Skor = Total Skor/ Jumlah 54


=3,37
Indikator 16

Keterangan skor:

1= Kurang 2= Cukup 3= Baik 4= Sangat Baik

Rentang nilai:

A= 3,50 – 4,00 ( Sangat Baik )

B= 3,00 – 3,49 ( Baik )

C= 2,00 – 2,99 ( Cukup )

D = 1,00 – 1,99 ( Kurang )

(Sumber: Buku Ajar PPL-1 Micro Teaching)

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil observasi kemampuan

guru dalam merancang rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus

II diperoleh hasil skor rata-rata 3,37. Jika dianalisis perindikator,

terlihat bahwa tidak ada nilai yang berada pada skor nilai 1 atau 2. Hal

ini berarti untuk RPP siklus II dinilai sudah baik dari sebelumnya

karena terjadi peningkatan skor rata-rata.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran materi terlibat dalam pelestarian

lingkungan dengan menerapkan matode karya wisata di kelas V SDN


58

37 Simpang Hulu siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin, 11 Januari

2021 pukul 07.00 sampai 09.30 dengan jumlah peserta didik yang

hadir berjumlah 8 orang. Siklus II adalah kegiatan peneliti

mengimplementasikan rancangan perbaikan terhadap kekurangan yang

terjadi pada siklus I dan diamati oleh guru kolaborator.

1) Kegiatan Awal,

a) guru membuka pelajaran diawali dengan mengucapkan salam

kepada siswa, dan berdoa bersama.

b) Guru melakukan presensi kehadiran siswa dengan cara

memanggil satu persatu nama siswa sesuai dengan absensi

yang sudah disediakan. Pada saat itu siswa hadir semua ( 8

siswa).

c) Kemudian guru menjelaskan tentang pokok bahasan mengenai

materi terlibat dalam pelestarian lingkungan dengan

pendekatan kontekstual yang kemarin sudah dijelaskan pada

tindakan siklus I dan sekrang guru menambahkan dengan

penerapan metodenya yaitu metode karya wisata serta

menyampaikan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa.

d) Guru melanjutkan dengan menerangkan terlebih dahulu metode

yang akan mereka gunakan pada pembelajaran kali ini yaitu

metode karya wisata. Sebelum guru menjelaskan guru memberi

motivasi terlebih dahulu kepada siswa agar siswa siap

memperoleh materi yang akan diterangkan guru dan


59

melaksanakan metode karya wisata tersebut dengan sebaik-

baiknya.

e) Guru menjelaskan tentang metode karya wisata dan langkah-

langkah metode karya wisata yang akan digunakan guru.

f) Setelah itu guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pertanyaan berkenaan dengan materi pelajaran

yang dibahas. Beberapa siswa nampak mengajukan pertanyaan

dan guru menjawab pertanyaan siswa tersebut dengan kata-

kata yang mudah dipahami siswa.

2) Kegiatan Inti

Kegiatan ini merupakan kegiatan kegiatan yang

dilaksanakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Khususnya membahas lebih lanjut pelaksanaan metode karya

wisata yang digunakan guru untuk metode terlibat dalam

pelestarian lingkungan, yaitu sebagai berikut:

a) Guru menyiapkan siswa terlebih dahulu sebelum berangkat

ketempat wisata yang akan mereka kunjungi. Karena lokasi

sangat dekat dengan wilayah sekolah maka tidak perlu

menggunakan kendaraan untuk pergi ketempat tersebut.

Dengan dibantu observer pendamping guru membimbing

siswa berjalan menuju tempat tersebut. Sesampai ditempat

tersebut guru memberi penjelasan terlebih dahulu tentang

tugas yang akan mereka kerjakan yaitu mengamati,


60

menemukan dan mendiskusikan persoalan dan masalah

lingkungan yang ada disekitar mereka dan bagaimana cara

melestariaknnya. Selain itu guru memberi kesempatan

mereka berjalan-jalan ditempat tersebut dengan maksud

untuk mencari inspirasi agar dapat dengan mudah

memahami dan menjawab tugas yang diberikan guru. Guru

memberi waktu 90 menit jam pelajaran dari 2 jam lebih

pelajaran yang ditentukan.

b) Tampak siswa senang melakukan kegiatan ini, karena mereka

jarang sekali bahkan hampir tidak pernah belajar diluar kelas

seperti yang mereka lakukan saat ini. Mereka tampak serius

mengerjakan tugas yang diperintahkan guru namun di sini guru

ditemani observer pendamping untuk menghindari ketidak

tertiban siswa dalam melaksanakan tugas.

c) Selama berlangsungnya kegiatan ini guru melakukan

pengamatan serta melakukan bimbingan kepada siswa yang

masih mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.

d) Setelah mengamati, menemukan dan mendiskusikan persoalan

dan masalah lingkungan yang ada disekitar mereka dan

bagaimana cara melestariaknnya. Guru menyuruh mereka

berkumpul terlebih dahulu dan mengumpulkan tugas tersebut.

e) Selanjutnya guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang

hal-hal yang kurang jelas, dan tampak tidak ada pertanyaan dari
61

siswa, karena mereka memang sangat memperhatikan

penjelasan guru dengan baik dari awal pertemuan tadi.

3) Kegiatan Akhir

Kegiatan ini merupakan akhir kegiatan pembelajaran, yaitu:

a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan bahan pelajaran

yang usdah dibahas.

b) Kemudian guru melakukan tes kepada siswa yaitu tes

menjawab soal yang sudah dipersiapakan oleh guru. Tes

kemampuan ini dilakukan secara tertulis dan siswa diminta

mengerjakannya secara individu.

c) Setelah itu guru mrngakhiri pelajaran dengan doa dan

mengajak mereka kembali ke sekolah.

c. Observasi

Adapun nilai skor yang diperoleh berdasarkan penilaian dari

guru kolaborator terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

untuk siklus II, dapat di uraikan dalam tabel seperti yang tertera di

bawah ini:

Siklus II
Tabel 4.7 Hasil Observasi Kemampuan Guru Melaksanakan
Rancangan Pembelajaran
No. Aspek Yang Dinilai Skor
1. Guru menyiapkan ruangan, media, dan 3
bahan pembelajaran
2. Guru memeriksa kesiapan belajar peserta 4
didik
62

3. Guru membuka pembelajaran dengan doa 4


dan salam
4. Guru melakukan absensi peserta didik 4
5. Guru melakukan apersepsi 4
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3
7. Guru menyampaikan materi pelajaran 3
secara runtut
8. Guru menguasai materi pembelajaran 3
9. Guru mengaitkan materi dengan materi 3
lain yang relevan
10. Guru mengaitkan materi dengan realitas 3
kehidupan
11. Guru menggunakan metode karya wisata 4
dalam menyampaikan materi
pembelajaran
12. Guru melibatkan peserta didik dalam 4
pemanfaatan media pembelajaran
13. Guru menerangkan penggunaan metode 3
karya wisata dalam pembelajaran
14. Guru menggunakan metode pembelajaran 3
secara efektif
15. Guru membagi peserta didik dalam 4
kelompok belajar
16. Guru menumbuhkan partisipasi aktif 4
peserta didik dalam pembelajaran
17. Guru merespon positif partisipasi peserta 2
didik
18. Guru menunjukan sikap terbuka terhadap 3
respon peserta didik
19. Guru melakukan pengawasan terhadap 3
setiap kelompok belajar
20. Guru melakukan bimbingan kepada 4
peserta didik dalam mengerjakan tugas
kelompok atau individu
21. Guru membimbing kelompok belajar 2
melakukan presentasi
22. Guru dan peserta didik melakukan tanya 3
jawab
23. Guru mampu melaksanakan pembelajaran 3
untuk menghasilkan pesan yang menarik
24. Guru melaksanakan pembelajaran yang 3
bersifat kontekstual
25. Guru melaksanakan pembelajaran yang 3
menumbuhkan sikap positif
26. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai 3
63

alokasi waktu
27. Guru menggunakan bahasa lisan dan 3
tulisan secara jelas, baik dan benar
28. Guru menyimpulkan pembelajaran dengan 4
melibatkan peserta didik
29. Guru melakukan refleksi pembelajaran 4
dengan melibatkan peserta didik
30. Guru melakukan tindak lanjut 3
pembelajaran
31. Guru menutup pembelajaran 3
Total 102

Rata-rata= Total Skor/ Jumlah 102


=3,29
Indikator 31

Keterangan skor:

1= Kurang 2= Cukup 3= Baik 4= Sangat Baik

Rentang nilai:

A= 3,50 – 4,00 ( Sangat Baik )

B= 3,00 – 3,49 ( Baik )

C= 2,00 – 2,99 ( Cukup )

D = 1,00 – 1,99 ( Kurang )

(Sumber: Buku Ajar PPL-1 Micro Teaching)

Dari tabel 4.7 dapat diketahui kemampuan guru ketika saat

pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan

dengan siklus I. Pada proses pembelajaran siklus II ada 2 indikator

dengan nilai 2, 18 indikator dengan nilai 3 dan 11 indikator dengan

nilai 4. Secara keseluruhan perolehan total hasil penilaian terhadap 31

indikator adalah 102 dengan rata-rata skor 3,29 dan nilai akhir ini
64

termasuk pada kriteria baik. Dari tabel pengamatan 4.7 dapat dikatakan

kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dapat terlaksana dengan baik.

Siklus II
Tabel 4.8: Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas V SDN
37 Simpang Hulu
No Aspek Yang Kemunculan
. Diamati Muncu % Tidak %
l Muncul
A. Oral
Activities
1. Peserta didik 6 75% 2 25%
aktif
bertanya
selama
kegiatan
pembelajara
n terkait
materi
pelajaran.
2. Peserta 8 100% 0 0%
didik aktif
mendengar
penjelasan
guru selama
kegiatan
pembelajara
n terkait
materi
pelajaran

3. Peserta didik 6 75% 2 25%


aktif
menjawab
pertanyaan
dari guru
selama
pembelajaran
berlangsung
terkait materi
65

pelajaran
B. Listening
Activities
1. peserta didik 7 87,5% 1 12,5%
aktif
menyimak
presentasi
kelompok
lain
2. peserta didik 6 75% 2 25%
aktif
menyimak
penjelasan
guru selama
pembelajara
n
berlangsung
3. peserta didik 7 87,5% 1 12,5%
aktif
bekerjasama
dalam
kelompok
C. Writing
Activities
1. peserta didik 8 100% 0 0%
aktif
menyalin
tugas dari
guru
2. peserta didik 8 100% 0 0%
aktif
mengerjakan
tugas yang
diberikan
guru
D. Motor Activities
1. peserta didik 8 100% 0 0%
aktif dalam
mengikuti
kegiatan
pelaksanaan
metode
karya wisata
2. peserta didik 6 75% 2 25%
aktif berpikir
dalam
66

mengerjakan
tugas diskusi
kelompok
E. Mental Activities
1. peserta didik 6 75% 2 25%
aktif saling
membantu
dan
menyelesaik
an masalah
dalam
kelompok
2. peserta didik 8 100% 0 0%
aktif berpikir
menyelesaik
an soal
latihan
Total 84 1050% 12 150%
% 87,5% 87,5% 12,5% 12,5%

Rentang nilai persentase:

A = 90% - 100% ( Sangat Baik )

B = 80% - 89% ( Baik )

C = 65% - 79% ( Cukup )

D = 55% - 64% (Kurang )

( M. Ngalim Purwanto, 2012:82 )

Dari tabel 4.8 menunjukkan hasil observasi aktivitas belajar

siswa mengalami peningkatan dari siklus I, hal ini terlihat dari

persentase keaktifan siswa, dari 12 kegitan aktivitas belajar siswa yang

menjadi objek pengamatan peneliti, aktivitas peserta didik yang

menunjukan keaktifan selama mengukuti pembelajaran pada siklus II

sebanyak 84 kemunculan peserta didik dengan rata-rata 87,5%.


67

Sedangkan untuk peserta didik yang kurang aktif kemunculannya

sebanyak 12 dengan rata-rata persentasenya 12,5%.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh terhadap pelaksanaan siklus

II, telah terjadi peningkatan yang sangat baik terhadap kemampuan

guru menyusun rancangan pembelajaran, kemampuan guru

melaksanakan pembelajaran, keaktifan belajar peserta didik dari siklus

sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran materi

terlibat dalam pelestarian lingkungan dengan menerapkan metode

karya wisata mampu meningkatkan keaktifan belajar peserta didik di

SDN 37 Simpang Hulu Kabupaten Ketapang dan penelitian tidak perlu

dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

4. Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II

Tabel 4.9 Hasil akhir Kemampuan Guru Melaksanakan Rancangan


Pembelajaran
No. Aspek Yang Dinilai Siklus I Siklus II
1. Guru menyiapkan ruangan, 3 3
media, dan bahan pembelajaran
2. Guru memeriksa kesiapan belajar 2 4
peserta didik
3. Guru membuka pembelajaran 3 4
dengan doa dan salam
4. Guru melakukan absensi peserta 3 4
didik
5. Guru melakukan apersepsi 2 4
6. Guru menyampaikan tujuan 3 3
pembelajaran
7. Guru menyampaikan materi 2 3
pelajaran secara runtut
8. Guru menguasai materi 3 3
68

pembelajaran
9. Guru mengaitkan materi dengan 2 3
materi lain yang relevan
10. Guru mengaitkan materi dengan 2 3
realitas kehidupan
11. Guru menggunakan metode 3 4
karya wisata dalam
menyampaikan materi
pembelajaran
12. Guru melibatkan peserta didik 4 4
dalam pemanfaatan media
pembelajaran
13. Guru menerangkan penggunaan 3 3
metode karya wisata dalam
pembelajaran
14. Guru menggunakan metode 2 3
pembelajaran secara efektif
15. Guru membagi peserta didik 2 4
dalam kelompok belajar
16. Guru menumbuhkan partisipasi 4 4
aktif peserta didik dalam
pembelajaran
17. Guru merespon positif partisipasi 2 2
peserta didik
18. Guru menunjukan sikap terbuka 3 3
terhadap respon peserta didik
19. Guru melakukan pengawasan 3 3
terhadap setiap kelompok belajar
20. Guru melakukan bimbingan 2 4
kepada peserta didik dalam
mengerjakan tugas kelompok
atau individu
21. Guru membimbing kelompok 2 2
belajar melakukan presentasi
22. Guru dan peserta didik 2 3
melakukan tanya jawab
23. Guru mampu melaksanakan 3 3
pembelajaran untuk
menghasilkan pesan yang
menarik
24. Guru melaksanakan 3 3
pembelajaran yang bersifat
kontekstual
25. Guru melaksanakan 3 3
pembelajaran yang
69

menumbuhkan sikap positif


26. Guru melaksanakan 2 3
pembelajaran sesuai alokasi
waktu
27. Guru menggunakan bahasa lisan 2 3
dan tulisan secara jelas, baik dan
benar
28. Guru menyimpulkan 4 4
pembelajaran dengan melibatkan
peserta didik
29. Guru melakukan refleksi 4 4
pembelajaran dengan melibatkan
peserta didik
30. Guru melakukan tindak lanjut 2 3
pembelajaran
31. Guru menutup pembelajaran 3 3
Total 83 102
Rata-rata= Total Skor/ Jumlah 83 102
=2,67 =3,29
Indikator 31 31

Keterangan skor:

1= Kurang 2= Cukup 3 = Baik 4= Sangat Baik

Rentang nilai:

A= 3,50 – 4,00 ( Sangat Baik )

B= 3,00 – 3,49 ( Baik )

C= 2,00 – 2,99 ( Cukup )

D = 1,00 – 1,99 ( Kurang )

(Sumber: Buku Ajar PPL-1 Micro Teaching)

Tabel 4.9 di atas menunjukkan peningkatan skor untuk beberapa

indikator dari siklus I ke siklus II. Total skor pada siklus I sebesar 83

meningkat sebesar 19 skor menjadi 102 total skor pada siklus II. Dimana

terdapat 15 indikator yang mengalami peningkatan skor, yaitu indikator

nomor 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 14, 15, 20, 22, 26, 27 dan 30.
70

Berdasarkan analisis kemampuan guru melaksanakan rancangan

pemebelajaran dengan menerapkan metode pemebelajaran karya wisata

terlihat hasil dari indikator pencapaian yag dilakukan oleh guru. Hal ini

menunjukkan bahwa penyampaian pengajaran dengan menerapkan metode

pembelajaran karya wisata dapat meningkatkan kemampuan guru dalam

melaksanakan rancangan pembelajaran dan ini menunjukkan tingkat

keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran menerapkan metode

pembelajaran karya wisata di kelas V SD Negeri 37 Simpang Hulu.

Hasil observasi setiap aktivitas belajar siswa juga mengalami

peningkatan pada setiap siklusnya, di bawah ini merupakan tabel yang

menggambarkan peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap siklus.

Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Aktivitas Belajar Siswa Kelas V


SDN 37 Simpang Hulu.
No Indikator Kemunculan
Aktivitas
Yang Siklus I Siklus II Peningkata
Diamati n%
Muncul % Muncul %

A. Oral
Activities

1.Peserta 4 50% 6 75% 25%


didik aktif
bertanya
selama
kegiatan
pembelajar
an terkait
materi
71

pelajaran.
2. Peserta 5 62,5 8 100% 37,5%
didik aktif %
mendengar
penjelasan
guru selama
kegiatan
pembelajar
an terkait
materi
pelajaran

3. Peserta 4 50% 6 75% 25%


didik aktif
menjawab
pertanyaan
dari guru
selama
pembelajar
an
berlangsun
g terkait
materi
pelajaran
B. Listening
Activities
1. peserta 5 62,5 7 87,5% 25%
didik aktif %
menyimak
presentasi
kelompok
lain
2.peserta 6 75% 6 75% 0%
didik aktif
menyimak
penjelasan
guru selama
pembelajar
an
berlangsun
g
3.peserta 5 62,5 7 87,5% 25%
didik aktif %
bekerjasam
a dalam
kelompok
72

C. Writing
Activities
1.peserta 8 100% 8 100% 0%
didik aktif
menyalin
tugas dari
guru
2.peserta 5 62,5 8 100% 37,5%
didik aktif %
mengerjaka
n tugas
yang
diberikan
guru
D. Motor
Activities
1.peserta 7 87,5 8 100% 12,5%
didik aktif %
dalam
mengikuti
kegiatan
pelaksanaa
n metode
karya
wisata
2.peserta 5 62,5 6 75% 12,5%
didik aktif %
berpikir
dalam
mengerjaka
n tugas
diskusi
kelompok
E. Mental
Activities
1.peserta 6 75% 6 75% 0%
didik aktif
saling
membantu
dan
menyelesai
kan
masalah
dalam
kelompok
73

2.peserta 6 75% 8 100% 25%


didik aktif
berpikir
menyelesai
kan soal
latihan
Total 66 825 84 1,050 225%
% %
% 68,75% 68,75 87,5% 87,5 18,75%
% %

Rentang nilai persentase:

A = 90% - 100% ( Sangat Baik )

B = 80% - 89% ( Baik )

C = 65% - 79% ( Cukup )

D = 55% - 64% (Kurang )

(M. Ngalim Purwanto, 2012:82)

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada setiap

siklus meningkat. Pada siklus I aktivitas belajar siswa dengan total

kemunculan 66 dan rata-ratanya 68,75 %. Sedangkan pada siklus II total

kemunculan sebanyak 84 dengan rata-rata 87,5%. Dari siklus I ke siklus II

terjadi peningkatan sebesar 18 kemunculan. Berdasarkan hasil penelitian,

terdapat perubahan nilai rata-rata dari tindakan siklus I sampai ketindakan

siklus II. Hal ini disebabkan karena perubahan pada tindakan masing-

masing siklus berbeda. Tindakan siklus II merupakan perbaikan dari

kekurangan dan kelemahan siklus sebelumnya.

Dapat disimpulkan bahwa, jika terjadi kenaikan jumlah

kemunculan berarti pembelajaran materi terlibat dalam pelestarian


74

lingkungan dengan menerapkan metode pembelajaran karya wisata

berhasil dilaksanakan dengan efektif.

B. Pembahasan

1. Pembahasan Hasil Observasi Kemampuan Guru Melaksanakan

Rancangan Pembelajaran

Berdasarkan hasil pengamatan kemampuan guru melaksanakan

rancangan pembelajaran pada siklus I menunjukkan bahwa pembelajaran

dengan menerapkan metode karya wisata kurang maksimal karna rata-rata

skor 2,67. Guru kurang optimal memeriksa kesiapan belajar peserta didik,

guru kurang optimal melakukan apersepsi, guru kurang optimal

menyampaikan materi pelajaran dengan runtut, guru kurang optimal

mengaitkan materi dengan materi lain yang relevan dan mengaitkan

materi dengan realitas kehidupan, guru kurang optimal menggunakan

metode pembelajaran secara efektif, guru kurang optimal membagi peserta

didik dalam kelompok belajar, guru kurang optimal merespon positif

partisipasi peserta didik, guru kurang optimal melakukan bimbingan

kepada peserta didik dalam mengerjakan tugas kelompok atau individu,

guru kurang optimal membimbing kelompok belajar melakukan

presentasi, guru kurang optimal menuntun peserta didik melakukan tanya

jawab, guru kurang optimal melaksakan pembelajaran sesuai alokasi

waktu, guru kurang optimal menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara

jelas, baik dan benar dalam proses belajar mengajar dan guru kurang
75

optimal melakukan tindak lanjut pembelajaran. Tetapi pada siklus II

kinerja guru telah diperbaiki. Guru bertindak secara maksimal dalam

memperbaiki semua kekurang pada siklus I, sehingga guru bertindak

secara maksimal dalam mengkondisikam kelas dan mendorong siswa

untuk lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga nilai rata-rata 3,29 lebih

baik dari siklus I.

2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas V SDN 37 Simpang

Hulu

Berdasarkan hasil penelitian pengamatan aktivitas belajar siswa

kelas V SDN 37 Simpang Hulu keaktifan belajar siswa pada sisklus I

menunjukkan nilai persentase yaitu 68,75%, dengan siswa yang kurang

aktif yaitu 31,25%, hasil observasi aktivitas siswa belum terlaksana

dengan baik, hasil yang diamati belum sesuai dengan yang diharapkan,

karena siswa kurang aktif dalam pembelajaran sehingga persentase

keaktifan siswa belum maksimal dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar. Pada perbaikan siklus II siswa mulai terbiasa menggunakan

pembelajaran metode karya wisata sehingga keaktifan siswa meningkat.

Terlihat dari kenaikan nilai persentase pada siklus II yaitu 87,5% yang

sudah termasuk kategori Baik.

Pembahasana di atas menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran

metode karya wisata dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam

proses pembelajaran sehingga siswa dapat mencapai kriterian keaktifan

yang termasuk kategori baik pada materi pelajaran terlibat dalam


76

pelestarian lingkungan dengan menerapkan metode karya wisata di kelas

V SD Negeri 37 Simpang Hulu. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat

diketahui bahwa penelitian telah mengalami keberhasilan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan di dalam penelitian tentang

meningkatkan keaktifan belajar siswa pada materi terlibat dalam pelestarian

lingkungan dengan menerapkan metode karya wisata di kelas V SD Negeri 37

Simpang Hulu Kabupaten Ketapang, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat peningkatan kemampuan guru merancang rencana pelaksanaan

pembelajaran pada materi terlibat dalam pelestarian lingkungan dengan

menerapkan metode karya wisata di kelas V SD Negeri 37 Simpang Hulu

Kabupaten Ketapang. Kemampuan ini terbukti dengan adanya peningkatan

skor rata-rata pada lembar penilaian menyusun rencana pembelajaran yang

sudah ditentukan yakni dari 3,06 menjadi 3,37 dan termasuk kategori baik

di mana terdapat peningkatan skor sebesar 0,31.

2. Terdapat peningkatan kemampuan guru melaksanakan rancangan

pembelajaran pada materi terlibat dalam pelestarian lingkungan dengan

menerapkan metode karya wisata di kelas V SD Negeri 37 Simpang Hulu

Kabupaten Ketapang. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan prestasi

rata-rata siklus I sebesar 2,67 menjadi 3,29 pada siklus II dan termasuk

kriteria baik di mana terdapat peningkatan skor sebesar 0,62.

3. Terjadi peningkatan aktivitas belajar peserta didik saat mengikuti

pembelajaran pada materi terlibat dalam pelestarian lingkungan dengan

77
78

menerapkan metode karya wisata. Peningkatan ini terlihat dari jumlah

peserta didik yang sangat antusias pada siklus selanjutnya. Pada sikus I

jumlah kemunculan peserta didik yang aktif sebesar 68,75% atau 66 kali

kemunculan dan meningkat pada siklus II menjadi 87,5% atau 84 kali

kemunculan. Terjadi peningkatan sebesar 18 kemunculan.

B. Saran

Dari beberapa kesimpulan hasil penelitian di atas, maka penulis

menyampaikan beberapa saran, yaitu:

1. Metode pembelajaran yang digunakan harus bervariasi lagi, terutama

pembelajaran PAK agar siswa tidak mudah jenuh dalam belajar.

2. Pada proses belajar mengajar di kelas guru harus selalu berinteraksi

dengan siswa, karena dengan komunikasi yang baik dapat terjadi timbal

balik antara guru dengan siswa. Siswa lebih terbuka kepada guru ketika

menghadapi kesulitan dalam proses belajar mengajar. Sehingga siswa

dapat lebih aktif selama pembelajaran berlangsung.

3. Kepada guru diharapkan dapat menerapkan metode karya wisata dalam

proses pembelajaran PAK pada materi terlibat dalam pelestarian

lingkungan supaya keaktifan siswa dan hasil belajar yang diinginkan bisa

tercapai dengan maksimal.

4. Setelah pembelajaran berlangsung, guru harus selalu melakukan refleksi

terhadap hasil kegiatan pembelajaran. Dengan demikian masalah belajar

yang berakar dari guru akan mudah diatasi dengan cara yang tepat.
79

5. Kepada siswa agar lebih giat dan aktif dalam belajar, khususnya siswa di

Sekolah Dasar Negeri 37 Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang, karena

keaktifan siswa tersebut dapat berjalannya suatu proses belajar mengajar di

kelas.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Bungin, B. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana


Prenada.

Dimyati, & Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka


Cipta.

Faizi, M. (2013). Ragam Metode Mengajar Eksakta Pada Murid. Yogyakarta:


Diva Press.

Fathurrohman, F., & Sutikno, M. S. (2014). Strategi Belajar Mengajar


Melalui Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama.

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayatullah. (2018). Penelitian Tindakan Kelas. Banten: Setia Budhi.

Hopkins. (1993). Desain Penelitian Tindakan Kelas (Model Ebbut).


Yogyakarta: Pustaka Belajar

Husain, A. (2019). Ketahanan Dasar Lingkungan. Makasar : sah Media.

Ihsana, K. E. (2017). Belajar dan Pembelajaran Konsep Dasar. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Kusnadi. (2018). Metode Pembelajaran Kolaboratif . Jawa Barat: Edu


Publisher.

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Muslihuddin, d. (2012). Revolusi Mengajar. Bandung: HDP Pres.

Roestiyah. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

80
81

Sabri, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching . Jakarta:


Quantum.

Sadirman. (2011). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

Sudijono. (2013). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, N. (2011). Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru Algensindo.

Sugiono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R & D . Bandung: Alfabeta.

Sugiono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumadayo, S. (2013). Penelitian Tindakan Kelas . Yogyaarta: Graha Ilmu.

Trikanto. (2011). Panduan Lengkap Penelitian Tindaan Kelas (Classroom


Action Research): Teori dan Praktik. Surabaya: Presatasi Pustaka Karya.

Vera, A. (2012). Metode Mengajar Amak di Luar Kelas (Outdoor Study) .


Yogyakarta: Diva Press.

Yulianti, D. D. (2010). Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak -


Kanak. Jakarta: Indeks.
82
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Natin
Tempat Tanggal Lahir : Kangking, 13 September 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dusun Kangking, Desa Merawa,
Kecamatan Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang
Agama : Katolik
Suku/Bangsa : Dayak Simpangk/ Indonesia
Nama Orang Tua : Ayah : Matius Ambon
Ibu : Rosalina Bani
Perkerjaan Orang Tua : Ayah : Petani
: Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua : Dusun Kangking, Desa Merawa, Kecamatan
Simpang Hulu, Kabupaten Ketapang
Jumlah Saudara : 2 Bersaudara
Riwayat pendidikan : 1. SD Negeri 29 Giet, Tamatan 2009
2. SMP Negeri 01 simpang Hulu, Tamatan 2012
3. SMA Negeri 01, Balai Berkuak, Tamatan 2015

83
Lampiran I

LEMBAR OBSERVASI GURU MERANCANG RPP (IPKG 1)


SIKLUS I
Nama Sekolah : SDN 37 Simpang Hulu
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : V/2
Materi Pelajaran : Terlibat dalam pelestarian lingkungan
Petunjuk : Berilah tanda ceklis pada no 1,2,3 dan 4 menurut
hasil pengamatan anda
No. Aspek Yang diamati Skor
1 2 3 4
1 Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran √
2 Kelengkapan cakupan rumusan tujuan √
pembelajaran
3 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan √
kompetensi dasar
4 Kesesuaian sumber belajar dengan materi √
pembelajaran
5 Keruntutan dan sistematika materi pembelajaran √
6 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu √
7 kesesuaian metode pembelajaran (metode karya √
wisat) dengan tujuan pembelajaran
8 kesesuaian metode pembelajaran (metode karya √
wisata) dengan materi pembelajaran
9 kesesuaian metode pembelajaran (metode karya √
wisat) dengan karakteristik peserta didik
10 kesesuaian keruntutan sitematika kegiatan √
pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
11 kesesuaian strategi/metode dengan tujuan √
pembelajaran
12 kesesuaian alokasi waktu dengan langkah- √
langkah pembelajaran
13 kelengkapan langkah-langkah dalam setiap √
tahapan pembelajaran
14 kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan √
pembelajaran
15 kejelasan prosedur penilaian √
16 kelengkapan instrumen penilaian √

84
85

Keterangan Skor :
1= kurang 2= cukup 3=baik 4= baik sekali

Rentang nilai:
A= 3,50 – 4,00 ( Sangat Baik )
B= 3,00 – 3,49 ( Baik )
C= 2,00 – 2,99 ( Cukup )
D = 1,00 – 1,99 ( Kurang )
(Sumber: Buku Ajar PPL-1 Micro Teaching)
86

LEMBAR OBSERVASI GURU MELAKSANAKAN RANCANGAN


PEMBELAJARAN (IPKG 2)
SIKLUS I

Nama Sekolah : SDN 37 Simpang Hulu


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Kelas/Semester :V/2
Materi Pelajaran : Terlibat dalam pelestarian lingkungan
Petunjuk : berilah tanda ceklis pada nomor 1,2,3 dan 4
menurut hasil pengamatan anda.
No. Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

1 Guru menyiapkan ruangan, media, dan bahan √


pembelajaran
2 Guru memeriksa kesiapan belajar peserta didik √

3 Guru membuka pembelajaran dengan doa dan √


salam
4 Guru melakukan absensi peserta didik √

5 Guru melakukan apersepsi √

6 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √

7 Guru menyampaikan materi pelajaran secara √


runtut
8 Guru menguasai materi pembelajaran √

9 Guru mengaitkan materi dengan materi lain √


yang relevan
10 Guru mengaitkan materi dengan realitas √
kehidupan
11 Guru menggunakan metode karya wisata dalam √
menyampaikan materi pembelajaran
12 Guru melibatkan peserta didik dalam √
pemanfaatan media pembelajaran
13 Guru menerangkan penggunaan metode karya √
wisata dalam pembelajaran
87

14 Guru menggunakan metode pembelajaran secara √


efektif
15 Guru membagi peserta didik dalam kelompok √
belajar
16 Guru menumbuhkan partisipasi aktif peserta √
didik dalam pembelajaran
17 Guru merespon positif partisipasi peserta didik √

18 Guru menunjukan sikap terbuka terhadap respon √


peserta didik
19 Guru melakukan pengawasan terhadap setiap √
kelompok belajar
20 Guru melakukan bimbingan kepada peserta √
didik dalam mengerjakan tugas kelompok atau
individu
21 Guru membimbing kelompok belajar melakukan √
presentasi
22 Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab √

23 Guru mampu melaksanakan pembelajaran untuk √


menghasilkan pesan yang menarik
24 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat √
kontekstual
25 Guru melaksanakan pembelajaran yang √
menumbuhkan sikap positif
26 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi √
waktu
27 Guru menggunakan bahasa lisan dan tulisan √
secara jelas, baik dan benar
28 Guru menyimpulkan pembelajaran dengan √
melibatkan peserta didik
29 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan √
melibatkan peserta didik
30 Guru melakukan tindak lanjut pembelajaran √

31 Guru menutup pembelajaran √

Keterangan Skor :
1= kurang 2= cukup 3= baik 4= baik sekali
88

Rentang nilai:
A= 3,50 – 4,00 ( Sangat Baik )
B= 3,00 – 3,49 ( Baik )
C= 2,00 – 2,99 ( Cukup )
D = 1,00 – 1,99 ( Kurang )
(Sumber: Buku Ajar PPL-1 Micro Teaching)

Simpang Hulu, 8 Januari 2021


Kolaborator

Yosinta Teuf, S. Pd
NIP. 198002122010012001
89

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK


SIKLUS 1
No. Indikator Aktivitas Yang Diamati Turus Jumlah
Kemunculan Kemunculan
A. Oral Activities
1. Peserta didik aktif bertanya 111 1 4
selama kegiatan pembelajaran
terkait materi pelajaran.
2. Peserta didik aktif mendengar 111 11 5
penjelasan guru selama kegiatan
pembelajaran terkait materi
pelajaran
3. Peserta didik aktif menjawab 111 1 4
pertanyaan dari guru selama
pembelajaran berlangsung terkait
materi pelajaran
B. Listening Activities
1. peserta didik aktif menyimak 111 11 5
presentasi kelompok lain
2. peserta didik aktif menyimak 111 111 6
penjelasan guru selama
pembelajaran berlangsung
3. peserta didik aktif bekerjasama 111 11 5
dalam kelompok
C. Writing Activities
1. peserta didik aktif menyalin tugas 111 111 11 8
dari guru
2. peserta didik aktif mengerjakan 111 11 5
tugas yang diberikan guru
D. Motor Activities
1. peserta didik aktif dalam 111 111 1 7
mengikuti kegiatan pelaksanaan
metode karya wisata
2. peserta didik aktif berpikir dalam 111 11 5
mengerjakan tugas diskusi
kelompok
E. Mental Activities
1. peserta didik aktif saling 111 111 6
membantu dan menyelesaikan
masalah dalam kelompok
2. peserta didik aktif berpikir 111 111 6
menyelesaikan soal latihan
Total 66 66
90

Simpang Hulu, 8 Januari 2021

peneliti,

Natin
1600023
91

LEMBAR OBSERVASI GURU MERANCANG RPP (IPKG 1)


SIKLUS II

Nama Sekolah : SDN 37 Simpang Hulu


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Kelas/Semester :V/2
Materi Pelajaran : Terlibat dalam pelestarian lingkungan
Petunjuk : Berilah tanda ceklis pada no 1,2,3 dan 4 menurut
hasil pengamatan anda.
No. Aspek Yang diamati Skor
1 2 3 4
1 Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran √
2 Kelengkapan cakupan rumusan tujuan √
pembelajaran
3 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan √
kompetensi dasar
4 Kesesuaian sumber belajar dengan materi √
pembelajaran
5 Keruntutan dan sistematika materi pembelajaran √
6 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu √
7 kesesuaian metode pembelajaran (metode karya √
wisat) dengan tujuan pembelajaran
8 kesesuaian metode pembelajaran (metode karya √
wisata) dengan materi pembelajaran
9 kesesuaian metode pembelajaran (metode karya √
wisat) dengan karakteristik peserta didik
10 kesesuaian keruntutan sitematika kegiatan √
pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
11 kesesuaian strategi/metode dengan tujuan √
pembelajaran
12 kesesuaian alokasi waktu dengan langkah- √
langkah pembelajaran
13 kelengkapan langkah-langkah dalam setiap √
tahapan pembelajaran
14 kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan √
pembelajaran
15 kejelasan prosedur penilaian √
16 kelengkapan instrumen penilaian √
92

Keterangan Skor :
1= kurang 2= cukup 3= baik 4= baik sekali

Rentang nilai:
A= 3,50 – 4,00 ( Sangat Baik )
B= 3,00 – 3,49 ( Baik )
C= 2,00 – 2,99 ( Cukup )
D = 1,00 – 1,99 ( Kurang )
Sumber: Buku Ajar PPL-1 Micro Teaching)
93

LEMBAR OBSERVASI GURU MELAKSANAKAN RANCANGAN


PEMBELAJARAN (IPKG 2)
SIKLUS II

Nama Sekolah : SDN 37 Simpang Hulu


Mata Pelajaran : Pendidikan agama Katolik dan Budi Pekerti
Kelas/Semester :V/2
Materi Pelajaran : Terlibat dalam pelestarian lingkungan
Petunjuk : Berilah tanda ceklis pada no 1,2,3 dan 4 menurut
hasil pengamatan anda.
No. Aspek yang diamati Skor
1 2 3 4
1 Guru menyiapkan ruangan, media, dan bahan √
pembelajaran
2 Guru memeriksa kesiapan belajar peserta didik √
3 Guru membuka pembelajaran dengan doa dan √
salam
4 Guru melakukan absensi peserta didik √
5 Guru melakukan apersepsi √
6 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
7 Guru menyampaikan materi pelajaran secara √
runtut
8 Guru menguasai materi pembelajaran √
9 Guru mengaitkan materi dengan materi lain √
yang releva
10 Guru mengaitkan materi dengan realitas √
kehidupan
11 Guru menggunakan metode karya wisata dalam √
menyampaikan materi pembelajaran
12 Guru melibatkan peserta didik dalam √
pemanfaatan media pembelajaran
13 Guru menerangkan penggunaan metode karya √
wisata dalam pembelajaran
14 Guru menggunakan metode pembelajaran secara √
efektif
15 Guru membagi peserta didik dalam kelompok √
belajar
16 Guru menumbuhkan partisipasi aktif peserta √
didik dalam pembelajaran
17 Guru merespon positif partisipasi peserta didik √
94

18 Guru menunjukan sikap terbuka terhadap respon √


peserta didik
19 Guru melakukan pengawasan terhadap setiap √
kelompok belajar
20 Guru melakukan bimbingan kepada peserta √
didik dalam mengerjakan tugas kelompok atau
individu
21 Guru membimbing kelompok belajar melakukan √
presentasi
22 Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab √
23 Guru mampu melaksanakan pembelajaran untuk √
menghasilkan pesan yang menarik
24 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat √
kontekstual
25 Guru melaksanakan pembelajaran yang √
menumbuhkan sikap positif
26 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi √
waktu
27 Guru menggunakan bahasa lisan dan tulisan √
secara jelas, baik dan benar
28 Guru menyimpulkan pembelajaran dengan √
melibatkan peserta didik
29 Guru melakukan refleksi pembelajaran dengan √
melibatkan peserta didik
30 Guru melakukan tindak lanjut pembelajaran √
31 Guru menutup pembelajaran √

Keterangan Skor :
1= kurang 2= cukup 3= baik 4= baik sekali

Rentang nilai:
A= 3,50 – 4,00 ( Sangat Baik )
B= 3,00 – 3,49 ( Baik )
C= 2,00 – 2,99 ( Cukup )
D = 1,00 – 1,99 ( Kurang )
(Sumber: Buku Ajar PPL-1 Micro Teaching)
95

Simpang Hulu, 11 Januari 2021


Kolaborator

Yosinta Teuf, S. Pd
NIP.198002122010012001
96

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIk


SIKLUS II
No Indikator Aktivitas yang diamati Turus Jumlah
Kemunculan Kemunculan
A. Oral Activities
1. Peserta didik aktif bertanya 111 111 6
selama kegiatan pembelajaran
terkait materi pelajaran.
2. Peserta didik aktif mendengar 111 111 11 8
penjelasan guru selama kegiatan
pembelajaran terkait materi
pelajaran

3. Peserta didik aktif menjawab 111 111 6


pertanyaan dari guru selama
pembelajaran berlangsung
terkait materi pelajaran
B. Listening Activities
1. peserta didik aktif menyimak 111 111 1 7
presentasi kelompok lain
2. peserta didik aktif menyimak 111 111 6
penjelasan guru selama
pembelajaran berlangsung
3. peserta didik aktif bekerjasama 111 111 1 7
dalam kelompok
C. Writing Activities
1. peserta didik aktif menyalin 111 111 11 8
tugas dari guru
2. peserta didik aktif mengerjakan 111 111 11 8
tugas yang diberikan guru
D. Motor Activities
1. peserta didik aktif dalam 111 111 11 8
mengikuti kegiatan pelaksanaan
metode karya wisata
2. peserta didik aktif berpikir 111 111 6
dalam mengerjakan tugas
diskusi kelompok
E. Mental Activities
1. peserta didik aktif saling 111 111 6
membantu dan menyelesaikan
masalah dalam kelompok
2. peserta didik aktif berpikir 111 111 11 8
menyelesaikan soal latihan

Total 84 84
97

Simpang Hulu, 11 Januari 2021

peneliti,

Natin
1600023
Lampiran II
SILABUS K13
Satuan Pendidikan : SD Negeri 37 Simpang Hulu
Kelas/Semester : V/2
Kompetensi Inti
KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya serta cinta tanah air
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati,
menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber
Dasar Pemebelajaran pembelajaran Waktu Belajar
1.7 Bersykur Terliat Dalam Mengamati Sikap 8 JP  Kitab
atas buah- Pelestarian  Mengamati  menana Suci
buah Roh Lingkungan lingkungan m pohon Mazmur
yang dapat dan keadaan disekitar 104: 10-
mengemban masyarakat sekolah 18,24,31
gkan disekitar atau  Komkat
kehidupan tempat members KWI
bersama tinggalnya, ihkan menjadi
dalam menemukan lingkung sahabat
masyarakat satu an Yesus.
2.7 peduli untuk dipersoalan Sekola Pendidik
mewujudka dan masalah an
n buah- lingkungan Pengetahu Agama
buah Roh alam an Katolik
kudus  Menyimak  test untuk Sd
dalam kisah St tertulis/li Kelas V.
kehidupan Fransiskus santenta Yogyaka
bersama di Asisis ng rta:
masyarakat Menanya

98
99

3.7 Memahami  penyebab pelestari Kanisius


buah-buah permasalaha an , 2010.
Roh sebagai n lingkungan lingkung Pengala
nilai yang dan cara an man
sangat mengatasiny peserta
dibutuhkan a Keterampi didik
demi  bagaimana lan dan guru
pengemban St Fransiskus  membua
gan dapat hidup t slogan,
kehidupan damai misalnya
dalam dengan sampah
masyarakat semua menjadi
4.7 Melakukan makhluk? berkat
aktivitas  Isi dan pesan 
(misalnya Kitab Suci Keterampi
membuat Mazmur lan
slogan/mott 104:10-
o/puisi)
 portofoli
18,24,31 o
tentang Mengumpulkn
kehidupan  membua
Informasi
bersama t laporan
 Menggali hasil
dimasyaraka pengalaman
t sebagai pengama
hidup tan
karya Roh tentang
kudus terhadap
pelestarian
lingkung
lingkungan
an alam
 Menggali di
pengalaman
sekitarny
Kitab Suci
a
dari Mazmur
a.
104: 10-
18,24,31
Menalar/
Mengasosiasi
 Merumuska
n cara
melestarikan
lingkungan
 Menyampai
kan pesan
Kitab suci
bahwa Allah
yang
memberikan
makanan,
minuman
dan segala
100

sesuatu
yang
dibutuhkan
manusia.
Mengkomunik
asikan
 Menyanyik
an lagu
sesuai tema
Berdoa
bersama
sebagai tanda
syukur atas
kebaikan
Allah
Lampiran III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SD Negeri 37 Simpang Hulu
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : V/2
Materi Pokok : Terlibat Dalam Pelestarian Lingkungan
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menerima, menjalankan, menghargai ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,


peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara


mengamati menanya,dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya dirumah, disekolah, dan ditempat
bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa


yang jelas, sistematis,logis, dan kritis, dalam karya yang estetis
dalam gerakan yang mencerminkan anak, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak untuk beriman dan berakhlak mulia.

101
102

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
1.7 bersyukur atas buah-buah 1.1 Menggambarkan relasi
Roh yang dapat makhluk dengan
mengembangkan kehidupan lingkungannya
bersama dalam masyarakat sebagaimana termuat dalam
Mazmur 104:10-18,24,31
2.7 peduli untuk mewujudkan 2.1 Melakukan kegiatan
buah-buah Roh Kudus dalam pelestarian lingkungan di
kehidupan bersama di tempat tinggalnya.
masyarakat
3.7 Memahami buah-buah Roh
sebagai nilai yang sanagt
dibutuhkan demi
pengembangan kehidupan
dalam masyarakat.
4.7 melakukan aktivitas
(misalnya, membuat
slogan/motto/puisi) tentang
kehidupan bersama di
masyarakat sebagai karya
Roh Kudus.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir pelajaran siswa dapat :

1. Dengan mendalami Mazmur 104: 10-18,24,31 peserta didik dapat


menggambarkan relasi makhluk dengan lingkungan.
2. Dengan mendalami kisah St. Fransiskus Asisi peserta didik dapat
menjelaskan nilai-nilai yang diperjuangkannya terkait dengan
lingkungan.
3. Dengan mendalami pengalaman hidupnya peserta didik terlibat dalam
pelestarian lingkungan di tempat tinggalnya.
D. MATERI PELAJARAN
- Guru membacakan Kitab Suci Mazmur 104: 10-18,24,31
- Mendalami isi perikop di atas dan dibantu oleh guru
103

- Mendengarkan kisah St Fransiskus Asisi


- Pengertian pelestarikan lingkungan
- Cara-cara melestarikan lingkungan
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Model pembelajaran
Pendekatan Kontekstual, saintifik dan katekis dengan model:inquiry
learning
2. Metode : Karya wisata, cerita, ceramah, dan tanya jawab.

F. SUMBER BELAJAR
1. Mazmur 104:10-18,24,31

2. Komkat KWI. Menjadi sahabat Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk


SD Kelas V Yogyakarta, Kanisius,2010.
3. Komkat KWI. Seri Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik SD
Kelas V Yogyakarta Kanisius,2006.
G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media : Teks Kitab Suci , Mazmur 104:10-18,24,31 dan Kisah St
Fransiskus Asisi.
2. Lingkungan alam di sekitar Sekolah (objek Karya Wisata)
3. Pengalaman Hidup peserta didik dan Guru berkaitan dengan pelestarian
lingkungan
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Pendahuluan ( 5 Menit)
- Guru memberi salam mengajak peserta didik mengawali pelajaran
dengan doa pembuka.
- Apersepsi ( Guru Bertanya ) : anak-anak siapa yang datang ke sekolah
tidak mandi? Apakah kelas kita sudah bersih?
- Coba perhatikan di sekitar kita dan di luar kelas, apa yang anak-anak
lihat?
- Menyanyikan lagu “ Kalau kau suka hati”
104

- Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran tentang


pelestarian lingkungan.
b. Kegiatan inti (80 menit)
Mengamati
- Peserta didik diminta untuk mengamati gambar lingkungan alam seperti
pohon, hutan, gunung, sungai
- Peserta didik di minta untuk menemukan dan mendiskusikan persoalan
dan masalah lingkungan yang terjadi di sekitar tempat tinggalnya.
Menanya
- Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatan dan mencatat
fakta-fakta yang ditemukan serta menjawab pertanyaan berdasarkan
hasil pengamatan dari gambar tersebut.
- Bagaimana St. Fransiskus dapat hidup damai dengan semua orang dan
semua makhluk?
Mengeksplorasikan
- Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 3 orang
dalam setiap kelompok
- Guru mengajak peserta didik ke luar kelas untuk melakukan kegiatan
belajar mengajar.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan berlangsung
- Guru menjelaskan materi terlibat dalam tentang pelestarian lingkungan
sekitar
- Peserta didik mengamati objek dilingkungan sekitar.
- Peserta didik mencatat dan mendiskusikan hasil yang diperoleh dengan
teman sekelompoknya.
- Setiap kelompok saling tukar informasi mengenai hasil pengamatannya
dan mempresentasi hasil diskusi kelompoknya.
Mengasosiasi
- Merumuskan cara-cara menjaga relasi yang baik dengan makhluk dan
lingkungan
105

- Menyampaikan pesan kitab suci Allah yang memberi makanan,


minuman dan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia.
- Menuliskan tindakan cara-cara melestarikan lingkungan
Mengomunikasikan
- Siswa melakukan refleksi tentang kesulitan yang dihadapi dalam
memahami materi
- Menyanyikan lagu Alam Yang Indah
c. Kegiatan Penutup ( 10 menit)
1. Guru memberikan penghargaan (pujian kepada kelompok yang
berkinerja baik)
2. Guru memberikan kesimpulan dan penutup pelajaran dengan doa.
I. Penilaian
1. Metode dan bentuk instrumen
No. Ranah yang dinilai Instrumen
1 Kognitif Tes tertulis
2 Psikomotorik Kinerja
3 Afektif Lembar observasi

2. Contoh Instrumen

a. Lembar Pengamatan Sikap

No. Aspek yang dinilai 1 2 3 4 Keterangan


1 Oral Activities
2 Listening Activities
3 Writing Activities
4 Motor Activities
5 Mental Activities
106

Simpang Hulu, Januari 2021

Kolaborator peneliti

Yosinta Teuf, S.Pd. Natin


NIP.198002122010012001 1600023
107

SOAL TEST SIKLUS I


Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan singkat!
1. Apa yang diciptakan Tuhan menurut kitab Mazmur 104: 10-18, 24,
31?
2. Untuk apa Allah menciptakan bumi dengan segala gunung, lembah, air
dan segala makanan yang keluar darinya?
3. Mengapa kita perlu melestarikan lingkungan?
4. Mengapa kita perlu menjaga relasi yang baik dengan makhluk dan
lingkungan tempat tinggal kita?
5. Sebutkan 3 manfaat melestarikan lingkungan di tempat tinggal kita!
6. Sebutkan 2 ciri-ciri dari lingkungan yang sehat!

kunci jawaban soal test siklus I


1. gunung, sungai, pohon-pohon, lembah dan berbagai binatang
2. untuk keberlangsungan kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi
supaya berkecukupan dan bertahan hidup
3. Agar lingkungan tetap bersih dan tidak kotor, karena lingkungan
adalah tempat tinggal semua makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan
dan manusia.
4. Supaya alam tetap terjaga dengan baik dan bisa memenuhi kebutuhan
hidup kita
5. mengelola sampah, mengelola air, dan menjaga kebersihan lingkungan
dengan baik.
6. Saluran air yang lancar, udara yang segar, lingkungan yang bersih dan
sehat
108

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Siklus II
Satuan Pendidikan : SD Negeri 37 Simpang Hulu
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Dan Budi Pekerti
Kelas/Semester : V/2
Materi Pokok : Terlibat Dalam Pelestarian Lingkungan
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit
A. KOMPETENS INTI

KL1 : Menerima, menjalankan, menghargai ajaran agama yang dianutnya.

KL2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,


peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.

KL3 : Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara


mengamati menanya,dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya dirumah, disekolah, dan ditempat
bermain.

KL4 : Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa


yang jelas, sistematis,logis, dan kritis, dalam karya yang estetis
dalam gerakan yang mencerminkan anak, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak untuk beriman dan berakhlak mulia.
109

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN

KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI
1.7 bersyukur atas buah-buah 1.1 Menggambarkan relasi
Roh yang dapat makhluk dengan
mengembangkan kehidupan lingkungannya
bersama dalam masyarakat sebagaimana termuat dalam
Mazmur 104:10-18,24,31
2.7 peduli untuk mewujudkan 2.1 Melakukan kegiatan
buah-buah Roh Kudus dalam pelestarian lingkungan di
kehidupan bersama di tempat tinggalnya.
masyarakat
3.7 Memahami buah-buah Roh
sebagai nilai yang sanagt
dibutuhkan demi
pengembangan kehidupan
dalam masyarakat.
4.7 melakukan aktivitas
(misalnya, membuat
slogan/motto/puisi) tentang
kehidupan bersama di
masyarakat sebagai karya
Roh Kudus.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir pelajaran siswa dapat :

1. Dengan mendalami Mazmur 104: 10-18,24,31 peserta didik dapat


menggambarkan relasi makhluk dengan lingkungan
2. Dengan mendalami kisah St. Fransiskus Asisi peserta didik dapat
menjelaskan nilai-nilai yang diperjuangkannya terkait dengan
lingkungan.
3. Dengan mendalami pengalaman hidupnya peserta didik terlibat dalam
pelestarian lingkungan di tempat tinggalnya.
110

D. MATERI PELAJARAN
- Perubahan lingkungan akibat perilaku manusia
- Cara dan upaya pelestarian lingkungan di tempat tinggalnya
- Membuat rangkuman bersama
- Mengerjakan evaluasi
E. METODE PEMBELAJARAN
Metode : Ceramah, Cerita, Tanya jawab dan Karya Wisata.

F. SUMBER BELAJAR
1. Mazmur 104:10-18,24,31
2. Komkat KWI. Menjadi sahabat Yesus, Pendidikan Agama Katolik
untuk SD Kelas VYogyakarta, Kanisius,2010.
3. Komkat KWI. Seri Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama
Katolik SD Kelas VYogyakarta Kanisius,2006.
G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media : Teks Kitab Suci , Mazmur 104:10-18,24,31,
2. Lingkungan alam di sekitar Sekolah (objek Karya Wisata)
3. Pengalaman Hidup peserta didik dan Guru berkaitan dengan
pelestarian lingkungan
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Pendahuluan ( 5 Menit)
- Guru memberi salam mengajak peserta didik mengawali pelajaran
dengan doa pembuka.
- Apersepsi ( Guru Bertanya ) : anak-anak siapa yang datang ke
sekolah tidak mandi? Apakah kelas kita sudah bersih?
- Coba perhatikan di sekitar kita dan di luar kelas, apa yang anak-
anak lihat?
- Menyanyikan lagu “ Rasa Sayang Hey”
- Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran tentang
111

pelestarian lingkungan.
b. Kegiatan Inti ( 80 Menit )
Mengamati
- Peserta didik diminta untuk mengamati gambar perubahan
lingkungan alam akibat perilaku manusia
- Peserta didik di minta untuk menemukan dan mendiskusikan
persoalan dan masalah lingkungan yang terjadi di sekitar tempat
tinggalnya.
Menanya
- Peserta didik diminta mendiskusikan hasil pengamatan dan
mencatat fakta-fakta yang ditemukan serta menjawab pertanyaan
berdasarkan hasil pengamatan dari gambar tersebut.
- Apa penyebab permasalahan lingkungan dan bagaimana cara
mengatasinya?
Mengeksplorasikan
- Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 3
orang dalam setiap kelompok
- Guru mengajak peserta didik ke luar kelas untuk melakukan
kegiatan belajar mengajar.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan berlangsung
- Guru menjelaskan materi perubahan lingkungan akibat perilaku
manusia
- Peserta didik mengamati objek dilingkungan alam sekitar.
- Peserta didik mencatat dan mendiskusikan hasil yang diperoleh
dengan teman sekelompoknya.
- Setiap kelompok saling tukar informasi mengenai hasil
pengamatannya dan mempresentasi hasil diskusi kelompoknya.
- Siswa dapat menyebutkan cara dan upaya melestarian lingkungan di
tempat tinggalnya.
Mengasosiasi
112

- Menuliskan cara dan upaya pelestarian lingkungan di tempat


tinggalnya.
Mengomunikasikan
- Siswa melakukan refleksi tentang kesulitan yang dihadapi dalam
memahami materi.
- Tanya jawab guru dan siswa tentang materi yang belum dipahami.
- Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum
dipahami.
c. Kegiatan Penutup ( 10 menit)
- Guru memberikan penghargaan (pujian kepada kelompok yang
berkinerja baik).
- Guru memberikan kesimpulan dan penutup pelajaran dengan doa.
I. Penilaian
a. Metode dan bentuk instrumen
No. Ranah yang dinilai Instrumen
1 Kognitif Tes tertulis
2 Psikomotorik Kinerja
3 Afektif Lembar observasi

b. Contoh Instrumen
1. Lembar Pengamatan Sikap
No. Aspek yang dinilai 1 2 3 4 Keterangan
1 Oral Activities
2 Listening Activities
3 Writing Activities
4 Motor Activities
5 Mental Activities
113

Simpang Hulu, Januari 2021

Kolaborator Peneliti

Yosinta Teuf, S.Pd. Natin


NIP. 198002122010012001 NIM. 1600023

SOAL TEST SIKLUS II


114

Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan singkat!


1. Penyebab terjadinya pencemaran tanah adalah....
2. Cara menjaga agar udara tetap bersih dan segar adalah....
3. Menjaga kelestarian lingkungan alam merupakan tugas....
4. Yang dapat membuat udara menjadi bersih adalah....
5. Limbah plastik yang di buang ke sungai dapat menyebahbkan....
6. Sebutkan 3 Ciri-ciri air bersih!
7. Sebutkan 3 Penyebab terjadinya pencemaran hutan!
8. Sebutkan 6 upaya pelestarian lingkungan hidup!
9. Sebutkan 3 dampak membuang sampah di sembarangan tempat!
10. Sebutkan 4 manfaat gerakan penghijauan bagi lingkungan!

Kunci Jawaban Soal Test Siklus II


1. Sampah plastik
2. Membuang sampah pada tempatnya
3. Semua manusia
4. Tumbuhan Hujau
5. Pencemaran air
6. Tidak berwarna dan jernih, air tidak memiliki bau, dan bebas bakteri.
7. Penggundulan hutan, penebangan hutan secara liar dan kabakaran hutan.
8. 1. Membuang sampah pada tempatnya,
2. Menjaga agar tidak merusak lingkungan,
3. Memelihara dan mengembangkan agar sebagai sumber daya alam tetap
tersedia,
4. Mencegah kerusakan hutan, perluasan hutan
5. Menanam tanaman disekitar rumah untuk meningkatkan kadar oksigen,
6. Reboisasi/ penanaman kembali hutan yang telah gundul.
9. 1. Banjir
2. Dapat mengundang banyak penyakit
3. Lingkungan kotor
115

10. 1. Kualitas udara jadi lebih baik


2. Mencegah terjadinya banjir
3. Pupuk alami
4. Memperindah pemandangan
Lampiran IV
Dokumentasi Penelitian
Foto Kegiatan Penelitian dari Siklus I dan Siklus II
Observasi Proses belajar mengajar di kelas

Peserta didik aktif berpikir dalam Guru membimbing siswa dalam diskusi
mengerjakan tugas kelompok kelompok

Keaktifan siswa dalam mengerjakan Siswa mendengarkan dan menyimak


tugas kelompok penjelasan Guru
117

Keaktifan siswa berpikir dalam Salah satu kelompok mempresentasikan


mengerjakan soal test secara individu hasil diskusi kelompoknya
yang diberikan guru

Melakukan kegiatan pelestarian Salah satu siswa berani maju kedepan


lingkungan yaitu membuang sampah memimpin lagu tanpa di tunjuk oleh
agar sungai menjadi bersih guru

Peserta didik menjawab pertanyaan Salah satu siswa berani maju kedepan
guru dengan mengacungkan jari untuk memimpin doa tanpa di tunjuk
oleh guru

Anda mungkin juga menyukai