Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BELAJAR & PEMBELAJARAN

Kelompok 4

Nama Kelompok:

1. Elza Saniar (2013051017)


2. Aditiano Alfarizi (2013051023)
3. Reza Jasindo Putra (2013051025)

Mata Kuliah: Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu: Dr. Rochmiyati, M.Pd

Materi: Belajar (learning), Mengajar (teaching) dan Pembelajaran (instruction)

Soal

1. Mendefinisikan dan berikan penjelasannya masing-masing!


2. Bagaimana perbedaannya?
3. Bagaimana hubungan diantara ketiganya?

Jawaban

1. A. LEARNING
E-learning merupakan gabungan dari 2 kata, yakni electronic dan learning.
Secara harfiah, e-learning adalah pembelajaran secara elektronik atau proses belajar
mengajar yang dilakukan secara online. Dalam praktiknya, e-learning memanfaatkan
teknologi informasi sebagai sarana belajarnya.
Sama seperti prinsip online pada media lainnya, proses belajar mengajar dalam e-
learning jadi bisa dilakukan oleh siapapun, dimana pun, dan kapanpun. Jadi,
meskipun kamu dan pengajar tinggalnya berjauh-jauhan, enggak akan jadi masalah,
Quipperian. Bahkan beda negara pun tak jadi rintangan karena belajar dilakukan
secara online.
Umumnya, e-learning dilakukan melalui media perantara internet berbasis
web. Jadi, semua materi, kuis, dan bahan ajar bisa kamu akses melalui sebuah situs
web. Contohnya saja seperti Quipper Video atau Quipper School.

Karakteristik E-Learning.

Dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama


dari elearning. Karakteristik pertama, apabila kita merujuk dari segi epistimologi atau
bahasa secara harfiah dari elearning sendiri yang berarti pembelajaran elektronik
atau online maka bisa dikatakan metode ini memanfaatkan jasa teknologi elektronik
dan digital.Karakteristik berikutnya dari elearning adalah mengenai bahan ajarnya.
Bahan ajar dalam elearning biasanya berupa bahan ajar yang bersifat mandiri dalam
bentuk digital. Kemudian, bahan tersebut disimpan dalam sebuah sistem komputasi.
Artinya, bisa diakses oleh para pengajar maupun peserta pelatihan di mana saja dan
kapan saja. Tidak hanya itu saja, karakteristik elearning dapat memanfaatkan jadwal
pembelajaran, membuat kurikulum dan sistem pendidikan yang bisa diakses setiap
saat melalui jaringan komputer.

B. TEACHING

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab


moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada
pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni (2000:74)
mengatakan “guru adalah kreator proses belajar mengajar”.

Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk
mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya
dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa orientasi pengajaran dalam konteks belajar
mengajar diarahkan untuk pengembangan aktivitas siswa dalam belajar. Gambaran
aktivitas itu tercermin dari adanya usaha yang dilakukan guru dalam kegiatan proses
belajar mengajar yang memungkinkan siswa aktif belajar. Oleh karena itu mengajar
tidak hanya sekedar menyampaikan informasi yang sudah jadi dengan menuntut
jawaban verbal melainkan suatu upaya integratif ke arah pencapaian tujuan
pendidikan. Dalam konteks ini guru tidak hanya sebagai penyampai informasi tetapi
juga bertindak sebagai director and facilitator of learning.[1]

Nasution (1982:8) mengemukakan kegiatan mengajar diartikan sebagai


segenap aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga
terjadi proses belajar. Dengan demikian proses dan keberhasilan belajar siswa turut
ditentukan oleh peran yang dibawakan guru selama interaksi proses belajar
mengajar berlangsung.[2] Usman (1994:3) mengemukakan mengajar pada
prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau
mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi
lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang
menimbulkan terjadinya proses belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa
guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan
juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang
ada di luar kelas, yang menunjang terhadap kegiatan belajar mengajar.[3]

Burton (dalam Usman, 1994:3) menegaskan “teaching is the guidance of


learning activities”. Hamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat diartikan
sebagai (1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan
kepada generasi muda, (3) usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan
kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5)
kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, (6) suatu
proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Tardif
(dalam Adrian, 2004) mendefinisikan, mengajar adalah any action performed by an
individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another
individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan
seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan
orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.[4]

Biggs (dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep


mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu (1) Pengertian Kuantitatif. Mengajar
diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan.
Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan
menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya
siswa bukan tanggung jawab pengajar. (2) Pengertian institusional. Mengajar berarti
the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan
mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap
mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai
macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan kebutuhannya. (3)
Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu
upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan
pemahamannya sendiri.[5] Burton (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan
mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan
kepada siswa agar terjadi proses belajar.[6]

Dari definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik


kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam
menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas
kompleks yang dimaksud antara lain adalah (1) mengatur kegiatan belajar siswa, (2)
memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, dan (3)
memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kinerja mengajar yang


dimaksud dalam penelitian ini adalah unjuk kerja guru dalam melaksanakan tugas
mengajar.

C. INTRUCTION

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan


sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Salah satu pengertian pembelajararan dikemukakan oleh Gagne (1977) yaitu


pembelajaran adalah seperangkat peristiwa -peristiwa eksternal yang dirancang
untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal. Lebih lanjut,
Gagne (1985) mengemukakan teorinya lebih lengkap dengan mengatakan bahwa
pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus
dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan
proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar.

Pendidikan (education) merupakan usaha sadar dan terencana yang


dilakukan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di
sekolah (formal) dan di luar sekolah (non formal), bersifat sepanjang hayat, untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat memaikan peranan dalam berbagai
lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.

2. Perbedaan pembelajaran (instruction) dan pengajaran (teaching)

Dibingungkan dengan penggunaan kata pembelajaran dan pengajaran sesuai


dengan konteks yang tepat. Kebingungan itu disebabkan oleh ketidaktahuan kita
tentang makna leksikal dari kata tersebut. Akibatnya, penggunaan dan pemaknaan
kedua kata tersebut secara gramatikal, juga terkadang tidak tepat. Atas dasar itu,
mari kita coba memahami makna kedua kata tersebut secara mendalam.

Pengajaran

Kata pengajaran lebih bersifat formal dan hanya ada di dalam konteks guru
dengan peserta didik di kelas/sekolah. Pengajaran identik dengan sekolah, guru, dan
anak didik. Oleh karena itu, pengajaran secara leksikal berari suatu proses
memberikan ajaran (nasihat, petuah, petunjuk) kepada anak didik tentang
pengalaman, pengetahuan, dan/atau peristiwa yang dialami atau dilihatnya.
Terdapat beberapa jenis pengajaran yang sering dikenal, antara lain pengajaran
mikro yaitu teknik pelatihan mengajar yang jumlah muridnya dibatasi, misalnya 5
sampai 10 orang dan pengajaran remedial yaitu pengajaran yang diberikan khusus
untuk memperbaiki kesulitan yang dialami peserta didik.

Pembelajaran

Kata pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks guru dengan peserta didik di
kelas secara formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan belajar peserta didik
di luar kelas yang mungkin saja tidak dihadiri oleh guru secara fisik. Pembelajaran
lebih menekankan pada kegiatan belajar peserta didik secara sunggh-sungguh yang
melibatkan aspek intelektual, emosional, dan sosial, sedangkan pengajaran lebih
cenderung pada kegiatan mengajar guru di kelas. Dengan demikian, kata
pembelajaran ruang lingkupnya lebih luas daripada kata pengajaran. Dalam arti luas,
pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang
bersifat interaktif dan komunikatif anatar pendidik (guru) dengan peserta didik
(siswa), sumber belajar dengan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang
memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun di
luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang
telah ditentukan.

Pembelajaran sebagai suatu proses yang sistematis artinya keteraturan, dalam


hal ini pembelajaran harus dilakukan dengan urutan langkah-langkah tertentu, mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada penilaian. Setiap langkah harus
bersayarat untuk masuk ke langkah kedua, untuk masuk ke tingkat selanjutnya dan
merupakan syarat untuk masuk ke langkah seterusnya. Sistemik artinya menunjukan
suatu sistem. Artinya, di dalam pembelajaran terdapat berbagai komponen, antara
lain tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, evaluasi, peserta didik,
lingkungan, dan guru yang saling berhubungan dan ketergantungan satu sama lain
serta berlangsung secara terencana.

Pembelajaran bersifat interaktif artinya kegiatan pembelajaran merupakan


kegiatan yang bersifat multiarah antara guru, peserta didik, sumber belajar, dan
lingkungan yang saling memengaruhi, tidak didominasi oleh satu komponen saja,
sedangkan komunikatif artinya, komunikasi antara peserta didik dengan guru atau
sebaliknya, sesama peserta didik, dan sesama guru harus dapat saling memberi dan
menerima serta memahami. Dengan perkataan lain, maksud yang ingin disampaikan
oleh guru kepada siswa atau sebalinya, siswa kepada siswa, atau guru kepada siswa
dapat tersampaikan. Oleh karena itu, baik guru maupun peserta didik harus dapat
menggunakan bahasa yang baik dan benar, dalam arti menggunakan kosakata yang
sederhana, kalimat yang jelas dan efektif, intonasi yang baik, irama dan tempo bicara
yang enak didengar. Guru hendaknya menggunakan bahasa yang runtut, atraktif
atau mempunyai daya tarik/menyenangkan, mudah dipahami, dan dapat
mengundang antusiasme (minat besar/gairah) peserta didik untuk memperhatikan
dan menyimak materi pelajaran.

Pembelajaran yang sering dikenal adalah pembelajaran gerak yaitu pembelajaran


tentang proses memperoleh dan menyempurnakan keterampilan motorik dan
variabel yang mendukung atau menghambat akuisisi (pemerolehan) keterampilan
tersebut, dan pembelajaran observasional yaitu pembelajaran ketermapilan dengan
cara mengamati orang yang melakukannya.

Sementara itu, Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat


menyerap fakta, konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat,
menyenangkan, dan berkesan. Jadi, Teaching diperuntukkan guru dan Learning
diperuntukkan siswa atau masyarakat umum sebagai pembelajar. Sebagai guru, Ibu
tentunya perlu mendalami keduanya agar bisa menyerap konsep secara utuh dan
terintegrasi.

Dalam Teaching, guru sangat diharapkan sebagai aktor yang mampu memainkan
berbagai gaya belajar anak, mengorkestrakan kelas, menghipnotis kelas dengan daya
tarik, dan menguatkan konsep ke dalam diri anak. Prinsipnya, bawalah dunia guru ke
dunia siswa dan ajaklah siswa ke dunia guru. Dalam Teaching, tidak ada siswa yang
bodoh, yang ada adalah siswa yang belum berkembang karena titik sentuhnya belum
cocok dengan titik sentuh yang diberikan guru. Berarti, guru perlu penyesuaian
sesuai dengan kondisi siswa dengan berpedoman pada segalanya bertujuan,
segalanya berbicara, mengalami sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan
rayakan.

Learning merupakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja selain
siswa dan guru karena memberikan gambaran untuk mendalami apa saja dengan
cara mantap dan berkesan. Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih
dahulu gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar
akan dengan cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah merasakan hasilnya
setelah mengkaji sesuatu dengan cara Learning. Segalanya dapat dengan mudah,
cepat, dan mantap dikaji dan didalami dengan suasana yang menyenangkan.

1. Teaching diarahkan untuk proses pembelajaran guru saat berada di kelas,


berhadapan dengan siswa, merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasinya. Pola
Teaching terangkum dalam konsep TANDUR, yakni Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.

2. Learning merupakan konsep untuk pembelajar agar dapat menyerap fakta,


konsep, prosedur, dan prinsip sebuah ilmu dengan cara cepat, menyenangkan, dan
berkesan.
3. Belajar adalah usaha sadar yang dilakukan individu dan menyebabkan adanya
perubahan tingkah laku sebagai responden terhadap lingkungan, baik langsung
ataupun tidak langsung. Mengajar merupakan sebuah interaksi antara guru dengan
siswa untuk menciptakan lingkungan yang baik sehingga terciptanya proses belajar.
Sedangkan pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, yaitu guru mengajar
sedangkan siswa belajar.

Anda mungkin juga menyukai