Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan kita sering mengenal atau mendengar istilah “pembelajaran”.
Pembelajaran tidak hanya berlaku dibangku sekolah saja, namun diluar lingkungan sekolah
pembelajaranpun berlaku dalam hal apapun. Dimana yang kita ketahui tentang pembelajaran
adalah sesuatu yang secara sengaja atau tidak sengaja yang diperoleh dari pengalaman untuk
perubahan segala tingkah laku kearah yang lebih baik. Atau sebuah proses belajar dari
pengalaman hidup yang berlaku untuk perbaikan diri. Untuk lebih jelasnya, berikut ini
pengertian pembelajaran yang dikemukakan oleh sebagian para ahli dibidangnya.
Berikut ini adalah pengertian pembelajaran menurut para ahli:
1. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 “Pembelajaran
merupakan sebuah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar dalam suatu lingkungan belajar”.
2. Sanjaya (2008: 102) mengemukakan kata pembelajaran adalah terjemahan dari
instruction, yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari sesuatu melalui
berbagai macam media sehingga dapat mendorong terjadinya perubahan peranan guru
dalam mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru
sebagai fasilitator dalam belajar mengajar.
3. Dimyati dan Mudjiono “Pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara
terprogram melalui desain instruksional agar peserta didik dapat belajar secara aktif dan
lebih menekankan pada sumber belajar yang disediakan”.
4. Warsita “Pembelajaran merupakan suatu bentuk usaha dalam membuat peserta didik agar
mau belajar atau suatu bentuk aktivitas untuk membelajarkan peserta didik”.
5. Sudjana “Pembelajaran ialah setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan
kegiatan interaksi yang edukatif antara guru dan peserta didik”.
6. Corey “Pembelajaran merupakan proses dimana suatu lingkungan secara disengaja
dikelola untuk menghasilkan respon terhadap situasi dan kondisi tertentu yang mana
pembelajaran ini merupakan substansi dari pendidikan”.
7. Trianto “Pembelajaran adalah salah satu aspek dari kegiatan manusia secara kompleks
yang tidak sepenuhnya bisa dijelaskan atau dijabarkan. Secara lebih simpel, pembelajaran
merupakan produk dari interaksi yang berkelanjutan antara pengembangan dan
pengalaman. Secara umum, pembelajaran ialah usaha yang dilakukan secara sadar yang
dilakukan seorang pendidik untuk membelajarkan peserta didiknya dengan memberikan
arahan sesuai dengan sumber-sumber belajar lainnya untuk mencapai sebuah tujuan yang
diinginkan”.
8. Slavin “Pembelajaran merupakan perubahan tingkah laku seseorang individu yang
disebabkan oleh sebuah pengalaman”.
9. Knowles “Pembelajaran merupakan cara pengkoordinasian peserta didik untuk
menggapai tujuan dari pendidikan”.
10. Munif Chatib “Pembelajaran merupakan suatu proses transfer ilmu dari dua arah yakni
antara pendidik (sebagai sumber ilmu atau informasi) dan peserta didik (sebagai penerima
informasi)”.
11. Syaiful Sagala “Pembelajaran ialah membelajarkan peserta didik dengan menggunakan
atau menerapkan asas pendidikan ataupun teori belajar yang mana pembelajaran
merupakan penentu terpenting dan utama dalam keberhasilan pendidikan”.
12. Rahil Mahyuddin “Pembelajaran merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku yang
didalamnya melibatkan keterampilan keognitifyakni penguasaan terhadap ilmu dan
perkembangan keterampilan yang intelek”.
13. Achjar Chalil “Pembelajaran ialah sebuah proses interaksi antara siswa dengan gurunya
dan sumber belajar terhadap lingkungan belajar”.
14. Woolfolk “Pembelajaran bisa berlaku jika sebuah pengalaman menghasilkan perubahan
yang kekal dalam tingkah laku dan pengetahuannya”.
15. A. Kimble “Pembelajaran adalah perubahan yang kekal secara relatif dalam upaya
tingkah laku akibat dari latihan yang diperkuat”.
16. Oemar Hamalik “Pembelajaran merupakan kombinasi yang tertata meliputi segala unsur
manusiawi, perlengkapan, fasilitas, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai
tujuan dari pembelajaran”. Beliau mengemukakan tiga rumusan yang dianggap penting
tentang pembelajaran, yaitu:
 Pembelajaran merupakan upaya dalam mengorganisasikan lingkungan pendidikan
untuk menciptakan situasi dan kondisi belajar bagi siswa.
 Pembelajaran merupakan upaya penting dalam mempersiapkan siswa untuk menjadi
warga masyarakat yang baik dan diharapkan.
 Pembelajaran merupakan proses dalam membantu siswa untuk menghadapi
kehidupan atau terjun di lingkungan masyarakat.
Agar kegiatan pembelajaran mencapai hasil yang maksimal perlu diusahakan faktor
yang menunjang seperti kondisi pelajar yang baik, fasilitas dan lingkungan yang
mendukung, serta proses belajar yang tepat. Proses pembelajaran merupakan proses interaksi
komunikasi aktif antara siswa dengan guru dalam kegiatan pendidikan. Agar terjadi interaksi
pembelajaran yang baik, ada beberapa komponen yang yang saling berkaitan, saling
membantu dan satu kesatuan yang dapat menunjang proses pembelajaran tersebut.
Komponen-komponennya yaitu :
1. Kompetensi Pembelajaran
2. Materi Pembelajaran
3. Metode Pembelajaran
4. Sumber/media Pembelajaran
5. Manajemen interaksi pembelajaran (pengelolaan kelas)
6. Penilaian pembelajaran
7. Pendidik dan pengembangan proses pembelajaran
Proses pembelajaran juga merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen siswa
sebagai input, komponen perangkat keras dan lunak sebagai instrumental input, komponen
lingkungan sebagai environmental input, pelaksanaan pembelajaran sebagai komponen
proses, dan akhirnya menghasilkan keluaran hasil belajar siswa sebagai komponen output.
Environmental input berupa keadaan situasi sekitar yang memengaruhi pelaksanaan proses
pembelajaran. Instrumental input berupa bahan atau perangkat keras yang digunakan untuk
menyampaikan informasi. Faktor komponen input yang memengaruhi hasil pembelajaran
adalah kondisi siswa maupun lingkungan yang memungkinkan kegiatan pembelajaran
mencapai sasaran yang diinginkan, yaitu tercapainya hasil pembelajaran yang optimal.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, ketiga input yaitu siswa, lingkungan, dan instansi sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan proses serta output. Jelasnya hasil belajar siswa sangat
tergantung pada beberapa faktor komponen input, proses, dan output.

B. Prinsip Pembelajaran Efektif


Menyelenggarakan pembelajaran efektif merupakan impian setiap guru dan sekolah.
Pembelajaran efektif adalah kegiatan pembelajaran yang berhasil mengantarkan peserta didik
pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Secara managerial-administratif dan berlaku
secara kedinnasan, ukuran keberhasilan tersebut adalah pencapaian kriteria ketuntasan
minimal oleh setidaknyaa 85% siswa. Mewujudkan pembelajaran efektif bukan hal mudah
bagi kebanyakan guru, bahkan yang pernah mengajar berpuluh tahun sekalipun. Hal ini
dikarenakan efektivitas pembelajaran merupakan proses yang kompleks, baik dipengaruhi
oleh kondisi siswa, lingkungan maupun kompetensi pengajarnya.
Di antara sekian faktor penentu efektivitas pembelajaran, kemampuan pengajar
merupakan faktor paling dominan. Pada sebagian orang pembelajaran efektif dipengaruhi
oleh ketrampilan bawaan dalam mengajar. Sekalipun demikian, pembelajaraan efektif
merupakan ketrampilan yang dapat dipelajari, dengan memperhatikan beberapa prinsip
berikut.
1. Pengendalian Kelas
Pembelajaran efektif pertama-tama membutuhkan kemampuan pengajar untuk
mengendalikan kelas, yaitu mengkondisikan siswa agar dengan antusias bersedia
mendengarkan, memperhatikan dan mengikuti instruksi pengajar. Pengendalian kelas
merupakan kunci pertama keberhasilan pembelajaran. Kegagalan ataupun pengendalian kelas
yang kurang maksimal akan berakibat kegagalan atau minimal keberhasilan pembelajaran
kurang optimal. Intinya, pengendalian kelas merupakan upaya membuat siswa secara mental
siap untuk dibelajarkan.
2. Membangkitkan minat eksplorasi.
Setelah siswa secara mental siap belajar, tugas guru adalah meyakinkan siswa-
siswinya betapa materi pembelajaran yang tengah mereka pelajari penting dan mudah
dipelajari, sehingga menggugah minat mereka untuk mempelajarinya. Ibarat makan, setelah
anak mandi, berganti pakaian dan duduk di meja makan, sajian yang akan mereka santap
memang membangkitkan selera. Anak tahu makanan itu enak, bermanfaat dan tak sabar
untuk segera melahapnya.
3. Penguasaan konsep dan prosedur mempelajarinya
Seenak apapun makanan, pasti ada cara paling tepat untuk menikmatinya. Kesalahan
cara menikmati tak jarang membuat anak kehilangan selera, misalnya makan satu ayam tetapi
dari sambalnya lebih dulu. Itu sebabnya, hal pertama yang harus dilakukan adalah
memperkenalkan hakekat makanan yang akan mereka santap, serta dari bagian mana atau
dengan cara seperti apa menikmatinya. Tugas inti seorang guru secara profesional adalah
memperkenalkan konsep dasar dari materi pelajaran yang tengah dipelajari, dimulai dari sisi
termudah dan paling menarik. Guru yang benar-benar menguasai materi pelajaran pasti
menemukan banyak cara untuk membuat anak didiknya memahami materi pelajaran, dan bila
perlu membuat kiasan, terutama untuk materi pelajaran yang bersifat abstrak,
4. Latihan
Pemahaman dalam sekali proses akan sangat mudah menguap oleh berbagai aktivitas
lain siswa. Memberikan latihan demi latihan baik berupa latihan di kelas, PR atau pemberian
tugas-tugas tertentu merupakan wahana untuk memperkuat penguasaan materi yang telah
dipelajari. Pemberian tugas dan latihan mutlak diberikan agar siswa berlatih secara
terstruktur, sekalipun secara mandiri mereka mungkin saja mempelajarinya. Hal yang harus
diperhatikan dalam pemberian latihan meliputi ketercakupan materi pelajaran. Itu sebabnya
kisi-kisi materi pelajaran harus disusun sejelas mungkin, sehingga dalam pemberian latihan
dan penugasa benar-benar meluas dan mendalam.
5. Kendali Keberhasilan
Tugas guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi lebih dari itu
guru harus memastikan seluruh siswa menguasainya. Penjajagan terhadap penguasaan materi
pelajaran oleh siswa harus dilakukan baik selama proses pembelajaran, latihan maupun
penugasan. Selama kegiatan pembelajaran guru perlu mulai menjajagi penguasaan materi
pelajaran semisal melalui kuis, snap shot, atau pertanyaan acak lainnya. Hal yang harus
diperhatikan saat memberikan kuis atau pertanyaan penjajagan adalah jawaban siswa yang
selama ini dikenal paling lemah daya tangkapnya. Meminta siswa yang dikenal paling lemah
dan sedang daya tangkapnya menjadi indikator awal keberhasilan pembelajaran, sebab secara
otomatis dapat diperkirakan penguasaan materi oleh siswa yang daya tangkapnya kuat.

C. Peranan Guru dalam Pembelajaran


Proses pembelajaran ataupun kegiatan belajar-mengajar tidak bisa lepas dari
keberadaan guru. Tanpa adanya guru pembelajaran akan sulit dilakukan, apalagi dalam
rangka pelaksanaan pendidikan formal, guru menjadi pihak yang sangat vital. Guru memiliki
peran yang paling atif dalam pelaksanaan pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan yang
hendak dicapai. Guru melaksanakan pendidikan melalui kegiatan pembelajaran dengan
mengajar peserta didik atau siswa. Siswa juga akan kesulitan dalam belajar ataupun
menerima materi tanpa keberadaan guru, hanya mengandalkan sumber belajar dan media
pembelajaran saja akan sulit dalam penguasaan materi tanpa bimbingan guru. Guru juga
memiliki banyak kewajiban dalam pembelajaran dari mulai merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran, hingga melakukan evaluasi pembelajaran yang telah
dilakukan.
Dari semua proses pembelajaran mulai perencanaan hingga evaluasi pembelajaran
profesi guru memiliki banyak peran. Sardiman (2011: 143-144) menyebutkan bahwa terdapat
beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai peran-peran yang dimiliki oleh guru, anttara
lain adalah:
1. Prey Katz yang menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat
memberikan nasihat-nasihan, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan,
pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, dan sebagai
orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
2. Havighurst menjelaskan bahwa peranan guru di sekolah sebagai pegawai dalam hubungan
kedinasan, sebagai bawahan terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya
dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai
pengatur disiplin, evaluator dan pengganti orang tua.
3. James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain menguasai
dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran
sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.
4. Federasi dan Organsasi Profesional Guru Sedunia mengungkapkan bahwa peranan guru di
sekolah tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga berperan sebagai transformer
dan katalisator dari nilai dan sikap.
Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai peranan guru diatas, Sardiman (2011: 144-
146) merincikan peranan guru tersebut menjadi 9 peran guru. 9 peranan guru dalam kegiatan
belajar mengajar tersebut yaitu:
1. Informator. Sebagai pelaksana mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan
sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
2. Organisator. Pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-
lain. Organisasi komponen-komponen kegiatan belajar harus diatur oleh guru agar dapat
mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri guru maupun siswa.
3. Motivator. peran sebagai motivator penting artinya dalam rangka meningkatkan
kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus mampu memberikan
rangsangan, dorongan serta reinforcement untuk mengembangkan potensi siswa,
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi
dinamika dalam proses belajar.
4. Pengarah atau Director. Guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan
belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator. Guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Ide-ide yang dicetuskan
hendaknya adalah ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didik.
6. Transmitter. Dalam kegiatan belajar mengajar guru juga akan bertindak selakuk
penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
7. Fasilitator. Guru wajib memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar
mengajar misalnya dengan menciptakan susana kegiatan pembelajaran yang kondusif,
seerasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung
efektif dan optimal.
8. Mediator. Mediator ini dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
Misalnya saja menengahi atau memberikan jalan keluar atau solusi ketika diskusi tidak
berjalan dengan baik. Mediator juga dapat diartikan sebagai penyedia media
pembelajaran, guru menentukan media pembelajaran mana yang tepat digunakan dalam
pembelajaran.
9. Evaluator. Guru memiliki tugas untuk menilai dan mengamati perkembangan prestasi
belajar peserta didik. Guru memiliki otoritas penuh dalam menilai peserta didik, namun
demikian evaluasi tetap harus dilaksanakan dengan objektif. Evaluasi yang dilakukan
guru harus dilakukan dengan metode dan prosedur tertentu yang telah direncanakan
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
Oleh:
KELOMPOK 2

1. MUHAMMAD ENGGAR SETIAWAN


2. ASMI ARWANA
3. FITRIANI MADJID
4. NIAH MUKRAMAH
5. OKTADIANA PAKIDING
6. FATALIA
7. NURHAYATI
8. ANDI NIRWANA
9. FEBRINA
10. IIN INDRIANI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2016

Anda mungkin juga menyukai