Anda di halaman 1dari 10

RESUME ELEKTIF

MANAJEMEN PERAWATAN PADA ARTERI DAN VENA ULCER dan


ASUHAN KEPERAWATAN PADA LUKA DI DAERAH PESISIR

Disusun Oleh:
INTAN AGUSTIN
1710048 / S1-4B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH SURABAYA
TAHUN 2019/2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LUKA DI DAERAH PESISIR

1. Definisi Luka = suatu cedera dimana kulit robek, terpotong, tertusuk, atau trauma benda
tumpul yang menyebabkan kontusi. Luka dikategorikan dua jenis yaitu luka terbuka dan
tertutup. Selain itu terdapat pula beberapa jenis luka lainnya seperti luka bakar, luka
sengatan listrik, luka akibat zat kimia, cedera suhu dingin, luka radiasi dan ionisasi serta
luka gigit dan sengatan serangga.

2. Hewan Laut yang Menyengat dan Berbahaya


a. Ikan Pari
Ikan Pari memiliki duri berbisa diekornya. Jika tanpa sengaja menginjak ikan
pari, itu akan merespon dengan menyodorkan ekornya ke kaki atau kaki.
Venom dan tulang belakang fragmen dapat menyebabkan luka menjadi
terinfeksi. Sengatanikan pari biasanya menyebabkan rasa sakit, mual,
kelemahan, dan pingsan. Dalamkasus yang jarang terjadi, korban mungkin
akan kesulitan bernapas atau bahkan meninggal.

b. Tentakel Laut
Ubur-ubur, anemon, dan karang semua memiliki tentakel. Setiap tentakel
ditutupi dengan sengatan individu yang disebut nematocysts. Kebanyakan
sengatan dari ubur-ubur, anemon, dan karang menyebabkan ruam dan
kadang-kadang lecet. Anda juga mungkin mengalami sakit kepala, nyeri dada,
nyeri otot, berkeringat, atau hidungmeler.
c. Bulu Babi
Bulu babi yang tercakup dalam duri tajam dilapisi dengan racun. Jika Anda
menginjak sebuah landak, duri mungkin akan pecah dan menancap di kaki,
menghasilkan luka yang menyakitkan. Jika duri tidak dihapus sepenuhnya,
lukadapat menjadi meradang, menyebabkan ruam dan nyeri otot dan sendi.

d. Ular Laut
Serangan dari ular laut sesungguhnya jarang terjadi. Sesuai sifat hewan
tersebut, pada umumnya tidak akan menyerang kalau mereka tidak merasa
terganggu atau terprovokasi. Namun jika digigit oleh ular laut, akan
mengalami gejala berupa kekakuan anggota tubuh, rasa sakit dan kontraksi
otot yang disertai kelemahan.Kelumpuhan otot bisa menjalar ke badan dan
mengakibatkan kesulitanbernafas, akibatnya korban sering panik dan
bertindak kurang wajar. Luka yang diakibatkan dapat menyebabkan gangguan
otot, saraf, dan menyebabkan nekorisis jaringan sekitar.

e. Ikan Besar
Ikan besar, seperti hiu dan barakuda, dapat menimbulkan luka gigitan yang
cukup besar, memotong-motong atau bahkan dapat menyebabkan kematian.
Luka yang disebabkan oleh gigitan ikan besar merupakan luka akut yang
apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan gangguan sirkulasi.

f. Kerang laut
Di laut juga terdapat kerang berwarna warni. Semuanya harus diperlakukan
denganhati hati dan tidak memegang dengan tangan telanjang. Bagian
penyengat dari hewan yang hidup dalam kerang dapat mencapai
setiappermukaan badannya

3. Ciri-ciri Terkena Serangan Hewan Laut


a. Ular Laut
Gejala utama dari envenomisasi (keracunan akibat patukan ular) bisa muncul
dalam hitungan menit sampai berjam-jam setelah terkena gigitan. Gejala
envenomisasi biasanya lemahnya otot-otot karena paralisis, termasuk
paralisis otot pernafasan sehingga menimbulkan sesak nafas dan akhirnya
henti jantung. Luka yang didapatkan biasanya terlihat 2 lubang bekas gigitan.
Jika tidak segera ditangani akan bisa mengakibatkan nekrosis di jaringan
sekitar gigitan.
b. Tentakel Laut
- Sensasi terbakar = Menyakitkan tanda atau garis merah yang berkembang
setelah beberapa menit sampai beberapa jam seperti gatal,kesemutan dan
mati rasa,melepuh,cekot yang dapat memancarkan sebuah kaki atau
lengan ke dada
- Iritasi ringan hingga sedang = Dikulit biasanya membaik dalam waktu
satu hingga dua minggu. Dalam beberapa kasus, tanda-tanda pada kulit
mungkin makan waktu satusampai dua bulan. Luka yang terlihat
kemerahan dengan garis yang melintang tak beraturan, warna biasanya
kemerahan.
c. Bulu Babi
Terkena duri-duri Bulu Babi dapat menimbulkan luka apabila menusuk
bagian tubuh. Efek yang ditimbulkan dapat berupa nyeri dan rasa panas
disekitar daerah yang tertusuk duri.

d. Kerang Laut
Apabila tersengat kerang laut akan terjadi perasaan tebal dan tertusuk tusuk
yang menyebar daridaerah sengatan. Ini juga dapat mengakibatkan
kelumpuhan pernafasan, yang berakibat kegagalan jantung atau berhentinya
pernafasan

e. Gigitan Ikan Besar


Pada gigitan ikan besar yang terjadi adalah luka akut, di mana apabila tidak segera
ditangani akan menyebabkan gangguan sirkulasi akibat perdarahan masif dan
kerusakan jaringan sekitar.
f. Stone Fish
Bisa yang diinjeksikan oleh stone fish ke kulit korban akan mengakibatkan
gejala berupa rasa nyeri yang hebat dengan adanya peradangan pada jaringan
yang berdekatan, dan kadang kadang bisa terjadi gejala yang lebih hebat
berupa shock, gangguan pernafasan, dan koma

g.
4. Pengkajian Luka
Anamnesa
a. Tanggal dan waktu pengkajian : mengetahui perkembangan penyakit.
b. Biodata : nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan (sebagian besar
penduduk pesisir bekerja sebagai nelayan, pembudidaya ikan serta pedagang dan
pengolah ikan).
c. Keluhan utama: umumnya mempunyai keluhan gatal-gatal akibat penyakit kulit.
d. Riwayat kesehatan: kesehatan sekarang (PQRST), riwayat penyakit dahulu,
status kesehatan keluarga dan status perkembangan.
e. Aktivitassehari-hari
f. Riwayat psikososial
Sebagai suatu kesatuan sosial-budaya, masyarakat pesisir memiliki ciri-ciri
perilaku sosial yang dipengaruhi oleh karakteristik kondisi geografis dan mata
pencaharian penduduknya.
5. Pemeriksaan Kulit
Teknik pemeriksaan kulit dapat dilakukan melalui metode inspeksi dan palpasi.
1) Melihat penampilan luka (tanda penyembuhan luka) seperti :
a. Adanya perdarahan
b. Proses inflamasi (kemerahan dan pembengkakan).
c. Proses granulasi jaringan (yaitu menurunnya reaksi inflamasi pada saat
pembekuan berkurang).
d. Adanya parut atau bekas luka (scar) akibat fibroblas dalam jaringan
granulasi mengeluarkan kolagen yang membentuknya serta berkurangnya
ukuran parut yang merupakan indikasi terbentuknya koloid.
2) Melihat adanya bend aasing atau bahan – bahan pengontaminasi pada luka
misalkan : tanah, pecahan kaca atau benda asing lain.
3) Melihatukuran, kedalaman dan lokasi luka.
a. Ukuran
Ukuran luka dapat di artikan sebagai luas permukaan luka si pasien. Luas
permukaan dapat dilihat dengan mengalikan panjang dengan lebar. Metode
yang paling umum digunakan dalam menentukan ukuran adalah mengukur
(dalam cm) aspek terpanjang dan tegak lurus dari permukaan luka yang
terlihat. Hal ini dapat menjadi sulit untuk ditentukan dalam mengukur ukuran
pada beberapa luka, karena tepi luka mungkin sulit untuk diketahui atau
tepinya mungkin tidak teratur.
b. Kedalaman
Merupakan ukuran dasar luka ke permukaan luka. Mengukur kedalaman luka
dapat dengan menggunakan aplikator yang berujung katun/kapas. Masukkan
aplikator di bagian terdalam dari luka dan tandai aplikator dengan pulpen, dan
ukur jarak dari ujung yang ditandai, dengan menggunakan panduan
pengukuran metrik.
c. Lokasi
Lokasi luka merupakan tempat terjadinya luka pada anatomi tubuh si pasien.
Lokasi lukaperlu di ketahui untuk memprediksi penyembuhan luka. Lokasi
luka telah terbukti mempengaruhi penyembuhan. Namun, lokasi spesifik
mana yang menguntungkan atau merugikan penyembuhan masih harus
ditentukan.
4) Adanya drainase, pembengkakan, bau yang kurangsedap dan nyeri pada daerah
luka.
MANAJEMEN PERAWATAN PADA ARTERI DAN VENA ULCER

1. Ulkus arteri
A. DEFINISI
adalah kondisi yang disebabkan oleh ketidakadekuatan perfusi darah, seringkali
akibat aterosklerosis, yang menyebabkan ulkus nekrotik yang nyeri. Ulkus tersebut
biasanya terletak di area ekstremitas bawah distal dan jarang menyebabkan ulserasi
pada ektremitas atas seperti tangan
B. TANDA DAN GEJALA
1) Full-thickness
2) Tampilan menekan keluar
3) Tepi luka halus
4) Tidak ada perubahan pada ukuran luka selama lebih dari 2 minggu
5) Warna luka biasa hitam
6) Sangat nyeri apalagi jika kaki ditinggikan
7) Terletak terutama di kaki lateral, tetapi dapat terjadi di mana saja  pada tungkai
bawah atau kaki
8) Ekstremitas bawah dingin
9) Kulitpucat, mengkilap, kencang, dan tipis
10) Periwound kulit pucat
11) Pertumbuhan rambut pada tungkai bawah minimal/ tidak ada
12) Drainase minimal
13) Dasar luka mengandung jaringan granulasi merah terang
14) Mungkin akibat dari penyakit arteri perifer.
C. ETIOLOGI
1) Pembatasan pembuluh darah karena penyakit vaskular perifer
2) Insufisiensi vaskular kronis
3) Vaskulitis (kerusakan inflamasi pembuluh darah)
4) Diabetes mellitus
5) Gagal ginjal
6) Tekanan darah tinggi
7) Arteriosklerosis (pengerasan arteri)
8) Aterosklerosis (penebalan arteri, akibat penumpukan bahan lemak)
9) Trauma
10) Mobilitas sendi yang terbatas
11) Bertambahnya usia
D. FAKTOR RESIKO
1) Insufisiensi vaskular
2) Diabetes Mellitus dengan kontrol glikemik yang buruk
3) Mobilitas sendi terbatas
4) Alas kaki tidak memadai
5) Kelainan struktural kaki
6) Retinopati
7) Penyakit ginjal
8) Riwayat ulkus
9) Peningkatan usia diatas 45 tahun
E. PENGOBATAN
1) Perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok dan perubahan diet untuk
mengurangi lemak darah dan kadar kolesterol atau mengontrol gula darah.
2) Perawatan luka, menjaga ulkus tetap bersih dan lembab dengan mengganti
balutan luka secara teratur dan debridemen fisik atau kimia (menghilangkan
area jaringan yang mati).
3) Mengobati infeksi luka, perlu dicatat bahwa meskipun bakteri menjajah hampir
semua borok kaki, antibiotik sistemik tidak diperlukan kecuali ada tanda-tanda
klinis infeksi.
4) Pemberian obat antibiotik dan antimikroba dapat mempercepat laju
penyembuhan luka.
2. Vena Ulcer
A. DEFINISI
Ulkus vena merupakan luka yang terjadi karena gangguan fungsi katup vena,
biasanya terjadi di kaki. Ulkus vena adalah suatu tukak yang timbul didaerah
tungkai bawah terutama didaerah sekitar maleolus medialis yang diakibatkan oleh
hipertensi vena dan insufisisensi vena kronik, ini  adalah suatu kondisi yang
menjengkelkan dan membutuhkan biaya perawatan tukak yang cukup besar karena
susah untuk pulih jika tidak ditangani secara benar. Kesalahan yang sering terjadi
adalah tidak memahami patofisiologi timbulnya tukak sehingga penanganan hanya
dengan pemberian antibiotika dan perawatan luka.
B. FAKTOR RESIKO
1) Varises vena
2) Thrombosis vena dalam
3) Insufisiensi vena kronis
4) Fungsi pompa otot yang buruk
5) Fistula arteri-vena
6) Obesitas
7) Riwayat fraktur kaki
C. TANDA DAN GEJALA
1) Nyeri ringan hingga berat yang berkurang dengan elevasi kaki
2) Biasanya berlokasi pada proksimal dari maleolus medial
3) Dasar luka terdiri dari jaringan granulasi, bayangan kekuningan atau material
fibrinyang berwarna keputihan.
4) Kulit sekitar luka mengalami pigmentasi, maserasi karena eksudat yang
banyak,dan dermatitis.
5) Varises vena
6) Edema dan Pulsasi arteri teraba (membedakan dengan ulkus arteri)
D. PENILAIAN ULKUS
Penilaian ulkus vena   dapat   dilakukan   dengan   metode Doppler   Ankle  
Brachial   Pressure Index (ABPI) yang merupakan penilaian objektif untuk
mengidentifikasi penyakit arterial.
a. ABPI 0.92-1.30: normal
b. ABPI > 1.30: mengindikasikan kalsifikasi arteri yang non compressible.
c. ABPI 0.5-0.92: klasifikasi ringan hingga sedang
d. ABPI   0.00_0.5:   mengindikasikan   penyakit   arteri   perifer.
Terapi   kompresi dikontraindikasikan pada pasien ini.
E. KLASIFIKASI
1 : Tidak ada luka sama sekali
2 : Adanya edema pada kaki.
3 : Adanya luka pada sub kulit dan ligament.
4 : Luka sampai tulang.
5 : Adanya gangrene

Anda mungkin juga menyukai