Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
PENGERTIAN
Pemberian pelembap dalam bentuk aerosol, kabut butir-butir kecil air (garis
tengahnya 5-10 mikron)
TUJUAN
1. Untuk mengencerkan secret dengan jalan memancarkan butir-butir air melalui
jalan napas
2. Pemberian obat-obat aerosol
INDIKASI
1. Klien dalam masa pascaekstubasi
2. Klien dalam status asmatikus
3. Klien dengan laring udema
4. Klien dengan sputum yang kental
5. Klien yang akan melakukan fisioterapi dada
6. Klien yang menggunakan ventilator,karena nebulizer dapat diberikan
bersamaan dengan ventilator
JENIS-JENIS NEBULIZER
1. Jet nebulizer
2. Ultra nebulizer
JET NEBULIZER
1. Pada saat akan diperlukan mudah dibawah(digenggam)
2. 50% partikel berdiameter <5 mikron
3. Penguapan terus-menerus dan tidak bergantung pada inspiratori flow
4. Tabung dapat digunakan untuk memberikan larutan volume yang besar
PROSEDUR
1. PERSIAPAN ALAT
a. Nebulizer dan perlengkapan lainnya
b. Obat-obat untuk terapi aerosol bila diperlukan(salbutanol/Terbutalin0,5-
1,5 ml dari 0,5% laritan ventoline yang dibuat sampai 2 ml yang
dilarutkan dengan normal salin.Terbutaline diberikan 2-5 mg setiap 2-4
jam)
c. Stetoskop
d. Aquades
e. Selang oksigen
f. Masker transparan
g. Bengkok
h. Tisu
i. Sarung tangan
2. PERSIAPAN KLIEN
a. Informasikan klien mengenai tindakan yang akan dilakukan
b. Atur posisi klien,duduk/setemgah duduk
3. CARA KERJA
a. Informasikan klien mengenai tindakan yang akan dilakukan
b. Siapkan alat-alat dan dekatkan pada klien
c. Hubungkan nebulizer dengan oksigen(jet nebulizer/ultrasonic nebulizer)
d. Nebulizer dihubungkan dengan listrik
e. Aktifkan nebulizer dengan memutar tombol power
f. Atur waktu dan kelembaban alat sesuai dengan indikasi
g. Kaji suara napas dengan stetoskop sebelum nebulizer diberikan
h. Hubungkan nebulizer dengan klien
i. Anjurkan klien untuk mengambil napas dalam dan meisap kembali udara
yang keluar
j. Pengisapan dilakukan dengan cara menghirup udara melalui hidung lalu
menahannya sebentar,setelah itu dikeluarkan melalui mulut
k. Anjurkan klien untuk melakukannya sebanyak 10 kali lalu anjurkan juga
untuk batu efektif agar secret dapat dikeluarkan
l. Setelah waktu yang diset selesai,nebulizer di stop
m. Lakukan clapping untuk mempermudah pengeluaran scret
n. Auskultasi bunyi napas
o. Apabila masih terdengar suara ronchi, dapat diulang lagi
p. Bersihkan mulut klien dengan tisu
q. Rapikan dan bersihkan alat-alat
Merupakan proses pengeluaran cairan atau lendir dari mulut, hidung, atau
trakea pada klien yang tidak dapat mengeluarkan sekret secara spontan.
Tujuan
1. Mempertahankan jalan nafas
2. Membersihkan sekret pada klien yang tidak dapat batuk secara adekuat.
Indikasi
1. Klien dengan retensi sputum
2. Klien dengan ventilator atau dengan endotracheal tube (ETT)
3. Klien dengan trakeostomi.
Kontraindikasi
1. Klien dengan TIK meningkat
2. Klien dengan edema paru
Komplikasi
1. Hipoksia
2. Bradikardi
3. Aritmia
4. Henti jantung (cardiac arrest)
5. Trauma mukosa jalan napas
6. Infeksi
Persiapan klien
1. Informasikan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Atur posisi tidur sesuai dengan kondisi klien
3. Kaji adanya tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya penumpukan
sekret pada jalan napas bagian atas, seperti bunyi cegukan, gelisah, muntah
(vomitus), pengeluaran air liur berlebihan.
4. Jelaskan kepada klien mengenai prosedur dalam membersihkan jalan napas
dan meredakan masalah-masalah pernapasan, jelaskan bahwa batuk atau
bersin adalah normal
Persiapan petugas
Jumlah petugas yang dibutuhkan adalah dua orang, dimana satu orang
bertanggung jawab atas pengisapan.
Persiapan alat
Persiapan alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. Unit pengisapan dinding atau unut pengisapan yang dapat dibawa (portable)
dengan selang penghubung dan konektor Y, jika dibutuhkan.
2. Kateter steril (kateter suction)
3. Kateter yankauer (orofaring)
4. Air steril / air normal salin serta baskom steril (alkohol 70%, cairan NaCl
0,9%).
5. Sarung tangan steril dan sarung tangan tidak steril.
6. Kassa steril atau handuk.
7. Jalan napas oral atau nasal, jika diperlukan.
8. Masker/penutup mata
9. Oksigen dengan perlengkapanya.
10. Stetoskop, bengkok, dan spuit steril 5cc.
Prosedur
1. Lakukan pemeriksaan auskultasi paru-paru.
2. Informasikan pada klien mengenai prosedur yan akan dilakukan.
3. Atur kekuatan alat pengisap (suction).
4. Cuci tangan.
5. Lakukan pemeriksaan fungsi vital.
6. Berikan oksigen awal (praoksigenasi 100%).
7. Pakai sarung tangan atau gunakan pinset.
8. Siapkan kateter suction steril.
9. Siapkan kasa alkohol sebanyak 2-3 lembar.
10. Hubungkan kateter dengan selang suctin yang telah diprogram.
11. Buka konektor tube atau trakeostomi dan lakukan desinfeksi dengan
alkohol.
12. Masukkan kateter ke dalam trakea dalam keadaan tidak mengisap.
13. Dorong kateter sampai karina, lalu tarik kurang lebih 1 cm, kemudian tarik
kembali kateter secara perlahan dengan gerakan memutar dan dalam posisi
mengisap.
14. Lakukan pengisapan selama 10 detik, tidak boleh lebih.
15. Bersihkan kateter dengan kasa alkohol lalu bilas dengan NaCl 0,9 % atau
aqua steril.
16. Lakukan pengisapan secara berulang-ulang sampai suara napas bersih.
17. Bersihkan alat-alat.
Prosedur Kerja
1. Tutup pintu atau gunakan tirai jika ruangan tidak berpintu.
2. Posiskan klien dengan benar.
3. Jika klien berada dalam keadaan sadar penuh dengan reflek semifowler
muntah fungsional, maka untuk pengisapan oral, posisikan klien semifowler
dengan kepala menoleh ke satu sisi, sedangkan untuk pengisapan nasal,
posisikan klien semifowler dengan leher hiperekstensi.
4. Jika klien berapa dalam keadaan tidak sadar, maka pengisapan dilakukan
dengan posisi berbaring miring dan menghadap perawat.
5. Berikan handuk diatas bantal atau dibawah dagu klien.
6. Pilih tekanan dan tipe unit pengisapan yang tepat untuk klien. Untuk unit
pengisap dinding, tekanan 110-150 mmHg untuk orang dewasa, sedangkan
95-110 mmHg untuk anak-anak dan 50-95 mmHg untuk bayi.
7. Cuci tangan setalah melakukan tindakan.
Sumber:
Ely, Achmad dkk. 2011. Penuntun Praktikum Keterampilan Kritis II untuk
Mahasiswa D-3 Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.