Anda di halaman 1dari 9

CEDERA LENGAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

KKPMT-VI BIOMEDIK TERMIN

Dosen :

ANITA PUTRI WIJAYANTI. S.KEP,.NERS., M.M

Oleh:

Salsabila Nurhafiyan Tidar (17303208)

Dela Ayu Lestari (17303204)

RMIK R34/17

POLITEKNIK PIKSI GANESHA


BANDUNG
2019
1) PENGERTIAN
Cedera adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal diakibatkan
karena keadaan patologis.
Cedera lengan adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi pada
lengan karena suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi

2) KLASIFIKASI
 Berdasarkan berat ringannya, cedera dapat diklasifikasikan menjadi:
a) Cedera Ringan
Cedera yang tidak diikuti kerusakan yang berarti pada jaringan di
lengan, misalnya kekakuan otot dan kelelahan. Pada cedera ringan
biasanya tidak diperlukan pengobatan apapun, dan cedera akan sembuh
dengan sendirinya setelah beberapa waktu.

b) Cedera Berat

Cedera yang serius, dimana pada cedera tersebut terdapat


kerusakan jaringan pada lengan, misalnya robeknya otot atau ligament

maupun patah tulang. Kriteria cedera berat:

1. Kehilangan substansi atau kontinuitas


2. Rusaknya atau robeknya pembuluh darah
3. Peradangan local (ditandai oleh kalor/panas, rabor/kemerahan,
tumor/bengkak, dolor/nyeri, fungsiolesi/tidak dapat digunakan

secara normal)
 Berdasarkan jaringan yang terkena, cedera dapat diklasifikasikan menjadi:
a) Cedera Jaringan Lunak
Beberapa cedera jaringan lunak:
1. Cedera pada kulit
Cedera yang paling sering adalah ekskoriasi (lecet), laserasi (robek),
maupun punctum (tusukan)
2. Cedera pada otot/tendon dan ligament
 Strain adalah cedera yang terjadi pada otot dan tendon. Biasanya
disebabkan oleh adanya regangan yang berlebihan. Gejala: nyeri
yang terlokalisasi, kekakuan, bengkak, hematom di sekitar daerah
yang cedera.
 Sprain adalah cedera yang disebabkan adanya peregangan yang
berlebihan sehingga terjadi cedera pada ligament. Gejala: nyeri,
bengkak, hematoma, tudak dapat menggerakkan sendi, kesulitan
untuk menggunakan ekstremitas yang cedera.
b) Cedera Jaringan Keras
Cedera ini terjadi pada tulang atau sendi. Dapat ditemukan bersama
dengan cedera jaringan lunak. Yang termasuk cedera ini:
1. Fraktur (patah tulang) yaitu diskontinuitas struktur jaringan tulang.
Penyebabnya adalah tulang mengalami suatu trauma (ruda paksa)
melebihi batas kemampuan yang mampu diterimanya. Bentuk dari
patah tulang dapat berupa retakan saja sampai dengan hancur
berkeping-keping.

Patah tulang dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:


 Patah Tulang Tertutup
Dimana patah tulang terjadi tidak diikuti oleh robeknya struktur di
sekitarnya.
 Patah Tulang Terbuka
Dimana ujung tulang yang patah menonjol keluar. Jenis fraktur ini
lebih berbahaya dari fraktur tertutup, karena dengan terbukanya
kulit maka ada bahaya infeksi akibat masuknya kuman-kuman
penyakit ke dalam jaringan.
2. Dislokasi adalah sebuah keadaan dimana posisi tulang pada sendi tidak
pada tempat yang semestinya. Biasanya dislokasi akan disertai oleh
cedera ligament(sprain)

3) GEJALA

Gejala cedera lengan karena patah tulang yaitu:

1. Sakit seperti tergores dan menusuk


2. Perubahan bentuk yang Nampak, seperti lengan atau pergelangan
tangan Anda bengkok.
3. Tidak mampu menekuk atau memutar lengan, tangan atau jari.

4) PENYEBAB

Penyebab cedera lengan dan gejala yang menyertainya bervariasi mulai


dari ringan hingga berat. Beberapa penyebab cedera lengan yang mungkin yaitu:

 Saraf terjepit, hal ini terjadi ketika saraf tertekan oleh struktur tulang, otot,
kartilago atau tendon. Jika penyebab cederanya lengan karena saraf
terjepit, maka gejala yang muncul adalah rasa tertusuk, mati rasa, sakit
seperti teriris, otot melemah, lengan seperti kesetrum.
 Keseleo terjadi karena ligament atau tendon yang meregang atau sobek
dan hal tersebut adalah cedera yang sering terjadi. Anda dapat merawat
keseleo ringan di rumah namun keseleo berat membutuhkan
tindakan operasi. Gejala umum dapat berupa pembengkakan, luka dan
pergerakan sendi terbatas.

1. Tendonitis, hal ini sering terjadi pada orang-orang yang kegiatannya


melibatkan gerakan kepala seperti tukang cat atau pemain baseball.
Gejala tersebut berupa pegal pada bahu dan otot tangan lebih lemah
daripada biasanya.
2. Patah tulang, hal ini menyebabkan cedera lengan yang sangat
menyakitkan. Anda mungkin mendengar suara tulang patah. Beberapa
gejalanya yaitu pembengkakan, memar, sakit berat, perubahan bentuk
yang nampak, kesulitan membalik telapak tangan, gerakan terbatas.
3. Radang sendi, gangguan kronis ini disebabkan oleh peradangan yang
mempengaruhi sendi secara langsung. Beberapa gejala tersebut yaitu
sendi terasa hangat dan lembut, bengkak, kaku dan merasa lelah.

5) PENANGANAN

Penanganan pada cedera, terdiri atas:

a. Cedera Pada Kulit


 Luka Lecet (ekskoriasi)
Pembersihan luka yang dianjurkan dapat menggunakan cairan
pembersih normal salin (NaCI). Normal salin merupakan cairan
fisiologis yang tidak akan membahayakan jaringan luka.
Penggunaan normal salin juga bertujuan untuk meningkatkan
perkembangan dan migrasi jaringan epitel. Setelah dibersihkan
dengan normal salin, tutup luka menggunakankassa steril dan
fiksasi.
 Luka Robek (laserasi)
Luka robek pada umumnya memerlukan jahitan. Oleh karna itu,
tindakan pertolngan pertamanya ialah melakukan desinfeksi
kemudian menutupnya dengan plaster atau kassa steril lalu
membawa korban ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan
terdekat. Jika diperlukan dapat diberikan antibiotika dan antitetanus
untuk mencegah infeksi atau serangan tetanus.
 Luka Tusuk (punctum)
Apabila tusukan mengenai pembuluh darah yang besar, terlebih
dahulu lakukan tinfakan untuk menghentikan perdarahan itu. Tutup
lukanya menggunakan kain/ kassa steril dan balut dengan baik
kemudian segera membawa korban ke rumah sakit.
b. Cedera pada tendon (sprain dan strain)
 Protect (proteksi)
Proteksi bertujuan untuk mencegah cedera bertambah parah
dengan mengurangi pergerakan bagian otot yang cedera. Proteksi
dapat menggunakan air splint dan ankle brace.
 Rest (istirahat)
Istirahatkan bagian tubuh yang cedera selama 2-3 hari untuk
mencegah cedera bertambah parah dan memberikan waktu
jaringan untuk sembuh
 Ice (pemberian es)
Pemberian kompres es bertujuan untuk mengurangi peradangan.
Kompres es akan menyebabkan menyempitnya pembuluh darah
pada daerah yang dikompres sehingga mengurangi aliran darah ke
tempat tersebut dan meredakan peradangan.
 Compression (kompresi)
Kompresi bertujuan untuk mencegah pergerakan otot dan juga
dapat mengurangi pembengkakan. Kompresi dilakukan dengan
menggunakan elastic bandage atau ankle taping. Dalam melakukan
kompresi terlalu ketat.
 Elevation (elevasi)
Elevasi dilakukan dengan menopang bagian yang cedera dengan
suatu benda agar daerah yang cedera lebih tinggi dari permukaan
jantung. Elevasi bertujuan untuk mengurangi tekanan dan aliran
darah ke daerah cedera serta mengurangi pembengkakan.
 Support
Support bertujuan untuk mencegah pergerakan otot yang
berlebihan dan pencegahan cedera berulang.
c. Fraktur
Tindakan ini banyak dilakukan pada orang dewasa. Bila keadaan penderita
stabil dan luka telah diatasi, fraktur dapat dimobilisasi dengan salah satu
cara dibawah ini:
 Traksi
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain
untuk nenangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot.
Tujuan traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme
otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mempercepat
penyembuhan.
 Fiksasi interna
Fiksasi interna dilakukan dengan pembedahan untuk menempatkan
piringan atau barang logam pada pecaha-pecahan tulang. Fiksasi
interna merupakan pengobatan terbaik untuk patah tulang pinggul
dan patah tulang disertai komplikasi.
 Pembidaian
Pembidaian adalah suatu cara pertolongan pertama pada
cedera/trauma system musculoskeletal untuk mengistirahatkan
(immobilisasi) bagian tubuh kita yang mengalami cedera dengan
menggunakan suatu alat yaitu benda keras yang ditempatkan di
daerah sekeliling tulang.
 Pemasangan gips atau operasi dengan ORIF
Gips adalah suatu bubuk campuran yang digunakan untuk
membungkus secara keras daerah yang mengalami patah tulang.
Pemasangan gips bertujuan untuk menyatukan kedua bagian tulang
yang patah agar tak bergerak sehingga dapat menyatu dan
fungsinya pulih kembalindengan cara mengimobilisasi tulang yang
patah tersebut.
 Penyembuhan fraktur
Penyembuhan fraktur dibantu oleh pembebanan fisiologis pada
tulang, sehingga dianjurkan untuk melakukan aktivitas otot dan
penahanan beban secara lebih awal. Tujuannya ini tercakup dalam
tiga keputusan yang sederhana : reduksi, mempertahankan dan
lakukan latihan
DAFTAR PUSTAKA

https://www.honestdocs.id>sakit-lengan

http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai