Anda di halaman 1dari 9

A.

Tujuan dan Manfaat Klasifikasi


Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:

 mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki;


 mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk
hidup dari jenis yang lain;
 mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup;
 memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.

Berdasarkan tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti berikut.

 Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam. Jika
ingin mengamati jantung dari anggota Aves, apakah Anda akan membuka seluruh jantung semua
jenis burung/Aves? Tentu tidak mungkin. Bayangkan, betapa repotnya bila kita harus melakukan hal
itu. Untuk itu, Anda cukup hanya mengamati jantung dari salah satu anggota Aves, misalnya burung
dara.
 Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain. Apabila
Anda mengamati hewan kelelawar, elang, dan marmot, apakah kelelawar termasuk golongan
Mamalia sama seperti marmot? Jika kita amati dengan saksama, maka kelelawar memiliki
kesamaan dengan marmot, yaitu termasuk hewan menyusui (Mamalia), kesamaan lainnya adalah
bereproduksi dengan beranak. Walaupun kelelawar dan elang memiliki sayap untuk bisa terbang di
udara, tetapi elang mempunyai perbedaan, yaitu tidak menyusui, melainkan bertelur, sehingga elang
termasuk kelompok Aves (burung).
Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk menyederhanakan objek studi. Penyederhanaan objek
studi sangat membantu dalam mengenali atau mempelajari makhluk hidup yang begitu banyak dan
beraneka ragam sifat serta ciri-cirinya. Manfaat klasifikasi adalah untuk mengetahui jenis-jenis
makhluk hidup dan hubungan antar makhluk hidup sehingga menjadi lebih mudah diketahui
kekerabatan antarmakhluk hidup yang beraneka ragam.

B. Dasar-Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup


Bagaimana cara mengelompokkan makhluk hidup itu dan dengan dasar apakah pengelompokan
tersebut dilakukan? Dasar untuk mengelompokkan makhluk hidup adalah sebagai berikut.

a. Berdasarkan Persamaan
Seperti yang kita lihat pada contoh di depan, yaitu antara ayam dan elang, berdasarkan ciri-ciri yang
Anda lihat, termasuk golongan apakah ayam dan elang? Dengan mengamati ciri-cirinya, maka kita
dapat memasukkan bahwa ayam dan elang adalah golongan hewan, yaitu jenis aves (burung)
karena memiliki bulu, sayap, dan paruh.
b. Berdasarkan Perbedaan
Apabila Anda mengamati perbedaan ciri yang dimiliki ayam dan elang berdasarkan jenis
makanannya, maka ayam termasuk herbivora, sedangkan elang termasuk golongan karnivora, yaitu
pemakan daging.
c. Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi
Seperti yang Anda lihat dan amati seperti contoh di depan, maka untuk mengetahui persamaan dan
perbedaan dari makhluk hidup pertama-tama yang dapat Anda lakukan adalah mengamati dari
bentuk luar dari makhluk hidup tersebut, misalnya bentuk paruh dan jumlah sayap. Apabila Anda
hendak menggolongkan beberapa tumbuhan, maka yang dapat Anda amati adalah bentuk pohon,
bentuk daun, bentuk bunga, warna bunga, dan lainlain. Ciri-ciri inilah yang dinamakan ciri morfologi.
Apabila Anda mengamati dari ada tidaknya sel trakea, kambium, ada tidaknya berkas pengangkut,
ada tidaknya sel kambium, ciri-ciri ini dinamakan ciri anatomi.
d. Berdasarkan Ciri Biokimia
Sejalan dengan masa perkembangannya, untuk menentukan klasifikasi makhluk hidup selain
berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, bisa pula menggunakan ciri-ciri biokimia,
misalnya jenis-jenis enzim, jenis-jenis protein, dan jenis-jenis DNA. Hal tersebut  dapat menentukan
hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan lainnya.
e. Berdasarkan Manfaat
Tujuan pengelompokan ini adalah untuk memudahkan kita memanfaatkan suatu makhluk hidup.
C. Macam-Macam Klasifikasi
Seiring dengan perkembangan zaman, sistem klasifikasi makhluk hidup dilakukan dengan alasan-
alasan tertentu yang dimulai dan dirintis oleh ilmuwan terdahulu dan terus berkembang sampai
sekarang. Hal ini dikarenakan adanya penemuan-penemuan baru yang sesuai dengan
perkembangan peradaban manusia. Ada beberapa alasan yang digunakan para ahli sebagai dasar
sistem klasifikasi. Untuk itulah sistem klasifikasi dapat digolongkan menjadi tiga golongan/kelompok,
yaitu sistem alami, sistem buatan, dan sistem filogenik. Dasar-dasar apakah yang dipakai masing-
masing sistem tersebut?

1. Klasifikasi Sistem Alami


Anda sudah mengetahui bahwa klasifikasi pada dasarnya berpijak dari adanya persamaan. Hal ini
dapat kita ketahui dengan mengamati makhluk hidup secara morfologi. Misalnya, kita mengamati
binatang kucing, anjing, sapi, kuda, dan harimau. Jika kita lihat secara alami, dapat kita ketahui
bahwa kelima binatang itu mempunyai empat kaki, sehingga membentuk suatu kelompok seperti
yang dikehendaki alam, yaitu kelompok binatang yang berkaki empat. Dengan demikian, dapat
diketahui bahwa klasifikasi sistem alami merupakan terbentuknya suatu kelompok-kelompok
makhluk hidup secara alami.

Tokoh klasifikasi sistem alami adalah Aristoteles, seorang berkebangsaan Yunani pada tahun 350
SM. Beliau  membagi makhluk hidup menjadi dua dunia (kingdom), yaitu hewan dan tumbuhan.
Dunia hewan ini dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan habitat dan perilakunya,
sedangkan tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya.

2. Klasifikasi Sistem Buatan


Dibandingkan sistem klasifikasi secara alami, sistem klasifikasi buatan lebih baik, sempurna, dan
mudah dipahami apabila dibandingkan sistem klasifikasi sebelumnya.
Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Von Linne (1707-1778) yang dikenal
dengan nama Carolus Linnaeus, seorang ahli botani berkebangsaan Swedia. Beliau dinobatkan
sebagai “Bapak Taksonomi’. Apa saja hasil karyanya?

Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan perbedaan struktur
tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut.

 Mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar maupun ciri
struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup.
 Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu kelompok,
adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri.
 Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi yang didasarkan pada banyak
sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang dikelompokkan.
Tingkatan klasifikasi yang digunakan oleh Linnaeus adalah sebagai berikut.

Kingdom/Regnum = dunia/kerajaan

Filum/Divisio = bagian/keluarga besar

Klassis = kelas

Ordo = bangsa

Familia = suku

Genus = marga

Species = jenis

Keterangan : Kingdom untuk hewan; Regnum untuk tumbuhan; Filum untuk hewan; Divisio untuk
tumbuhan.

Jika kita perhatikan klasifikasi tersebut terdiri atas beberapa tingkatan, mulai dari kelompok besar,
kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Selanjutnya, kelompok kecil dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil lagi sehingga akan terbentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil yang
hanya mempunyai anggota satu jenis makhluk hidup. Tiap tingkatan kelompok inilah yang disebut
takson.

Takson disusun dari tingkat tinggi ke tingkat rendah. Dengan demikian, semakin tinggi tingkatan
takson, maka semakin umum persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup. Sebaliknya,
semakin rendah tingkatan takson, maka semakin khusus persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu
makhluk hidup. Biasanya tingkatan ini memiliki jumlah makhluk hidup yang sedikit.

Untuk memudahkan dalam pengelompokan makhluk hidup yang sangat banyak ragamnya, maka
disusunlah suatu aturan pengelompokan. Pengelompokan dilakukan pada tingkatan tinggi sampai
ke tingkatan rendah seperti berikut ini.

a. Kingdom/Regnum (Kerajaan/Dunia)
Tingkatan takson ini merupakan tingkatan tertinggi untuk makhluk hidup. Semua hewan dimasukkan
dalam kingdom Animalia dan semua tumbuhan dimasukkan dalam kingdom Plantae.
b. Filum atau Divisio (Keluarga Besar)
Apabila kita mengelompokkan suatu makhluk hidup dalam kingdom, maka dengan melihat
persamaan ciri-cirinya akan dimasukkan ke dalam suatu keluarga besar. Misalnya seperti hewan
yang terlihat pada gambar di atas. Filum Chordata merupakan hewan bernotokorda dan hewan
bertulang belakang. Penamaan filum hewan tidak memiliki akhiran yang khas, sedangkan
penamaan divisio tumbuhan diberi akhiran yang khas, misalnyaphyta dan mycota. Tumbuhan yang
berbiji dimasukkan dalam divisio Spermatophyta, jamur berbasidium dimasukkan dalam divisio
Basidiomycota.
c. Kelas
Tingkatan takson ini lebih rendah dari kelompok takson filum atau divisio, artinya apabila kelompok
makhluk hidup dalam divisio/filum memiliki ciri-ciri yang sama, maka dimasukkan dalam satu kelas.
Contoh kelas pada hewan, yaitu hewan menyusui/mamalia, misalnya anjing, kucing, kelinci, dan
lain-lain. Pada tumbuhan, misalnya : Monocotyledonae dan Dicotyledonae.
d. Ordo (Bangsa)
Tingkatan takson yang lebih rendah dari kelas adalah ordo. Pada tumbuhan, nama ordo pada
umumnya diberi akhiran ales, sedangkan pada hewan tidak memiliki akhiran. Contoh: ordo
Carnivora (bangsa pemakan daging), Omnivora (bangsa pemakan tumbuhtumbuhan). Adapun pada
tumbuhan contohnya ordo Graminales (bangsa rumput-rumputan), Rosales (bangsa mawar-
mawaran).e. Famili (Suku atau Keluarga)Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Pada
tingkatan famili ini terdapat suatu kelompok yang berkerabat dekat dan memiliki banyak persamaan
ciri. Nama famili pada tumbuhan pada umumnya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk nama
hewan diberi akhiran idae. Contoh keluarga hewan, yaitu Canidae (keluarga anjing), Falidae
(keluarga kucing). Contoh keluarga tumbuhan adalah Solanaceae (keluarga kentang), Rosaceae
(keluarga mawar).
e. Genus (Marga)
Takson genus adalah nama takson yang lebih rendah dari famili. Nama genus terdiri atas satu kata
yang diambil dari kata apa saja, bisa dari nama hewan atau tumbuhan, zat kandungan, dan
sebagainya. Contoh untuk hewan adalah Canis (marga anjing), Felis (marga kucing), Taenia (marga
cacing). Adapun contoh pada tumbuhan, yaitu Rosa (marga mawar), Annona (marga sirsak dan
srikaya), dan Solanum (marga terung-terungan).
f. Species (Jenis)
Species merupakan tingkatan takson paling rendah dan menjadi unit atau satuan dasar klasifikasi.
Species adalah kelompok makhluk hidup yang dapat melakukan perkawinan antarsesamanya dan
akan menghasilkan keturunan yang subur (fertil). Penulisan kata species sama seperti penulisan
dalam genus, hanya pada species terdiri atas dua kata, yaitu kata yang berada di depan merupakan
nama marga (genus), sedangkan kata yang kedua menunjukkan jenisnya. Untuk kata yang kedua,
huruf awalnya tidak perlu menggunakan huruf kapital. Contohnya: Canis familaris (anjing), Taenia
solium (cacing pita), Rosa gallica (mawar), Carica papaya (pepaya), Oryza sativa (padi).
Pernahkah Anda menemukan dalam satu species beberapa makhluk hidup memiliki ciri khusus? Hal
tersebut dinamakan sebagai varietas atau ras yang bermakna variasi. Dalam satu species variasi
tumbuhan disebut varietas, adapun variasi dalam satu species hewan disebut ras.
Contohnya: Hibiscus sabdarifa var alba (rosela varietas putih).

3. Klasifikasi Sistem Filogenik


Bertolak dari teori evolusi Darwin muncullah klasifikasi sistem filogenik. Sistem klasifikasi ini
dikelompokkan berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antarorganisme atau kelompok dengan
melihat keturunan dan hubungan kekerabatan. Organisme atau kelompok yang berkerabat dekat
memiliki persamaan ciri yang lebih banyak bila dibandingkan dengan organisme atau kelompok
yang berkerabat jauh. Cara mengelompokkan makhluk hidup dilakukan dengan mengamati ciri-ciri
secara morfologi, anatomi, fisiologi, dan perilaku.

D. Tata Nama Binomial


Pada umumnya suatu makhluk hidup mempunyai nama lokal dari setiap daerah, misalnya kota,
negara. Contoh: nama buah pisang, orang Jawa Tengah sering menyebutnya “gedang”. Apakah
orang Sumatra mengerti bahwa yang disebut “gedang” berarti pisang? Sedangkan orang Jawa
Barat menyebut “gedang” untuk buah pepaya. Agar tercipta komunikasi yang lebih mudah antara
pihak satu dengan pihak lain, setiap makhluk hidup harus memiliki nama yang dikenal di seluruh
dunia. Tujuannya agar tercipta suatu sistem tata nama yang sederhana, mudah dipahami, dan
berlaku secara internasional. Oleh sebab itu, para ilmuwan mengambil suatu keputusan
berdasarkan kesepakatan internasional dengan menggunakan metodebinomial
nomenclature (binomial nomenklatur), yang diciptakan oleh Carolus Linnaeus.

Binomial nomenclature adalah pemberian nama dengan dua nama atau disebut dengan tata nama
ganda, yaitu selalu menggunakan dua kata nama genus dan nama species. Bagaimana ketentuan
yang ada dalam penamaan tersebut?

1. Nama suatu species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus dan kata
kedua merupakan penunjuk jenis.
2. Huruf pertama nama genus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan huruf pertama nama
penunjuk jenisnya ditulis dengan huruf kecil.
3. Nama species menggunakan bahasa Latin atau yang dilatinkan. Misalnya:Bambusa
spinosa (bambu berduri), Carica papaya (pepaya).
4. Nama species dicetak miring, digaris bawah, atau dicetak dengan huruf yang berbeda
dengan teks lain.
5. Apabila nama tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya harus
digabung atau diberi tanda penghubung. Misalnya: Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-
sinensis.
6. Apabila nama hewan terdiri atas tiga kata dan nama tersebut bukan nama species
melainkan nama subspecies (anak jenis) maka ditulis terpisah, contohnya Felis maniculata
domestica (kucing rumah/piaraan).
7. Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama species tersebut, contohnya Zea
mays L. (yang memberi nama jagung adalah Linnaeus).

E. Tahapan dalam Klasifikasi


Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam golongan-golongan
tertentu. Golongan-golongan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya),
yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang
mempelajari prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup ke dalam golongannya disebut
taksonomi atau sistematik.

Untuk melakukan klasifikasi yang baik dan benar diperlukan tahap-tahap tertentu. Tahap-tahap apa
saja yang diperlukan dalam klasifikasi?

Apabila kita mencoba melakukan klasifikasi terhadap suatu makhluk hidup dengan baik dan benar,
maka kita harus melalui beberapa tahap, yaitu pencandraan, pengelompokan, dan pemberian nama.

a. Pencandraan/Identifikasi
Jika Anda menemukan suatu makhluk hidup, apa yang akan Anda lakukan? Sebagai proses awal,
tentu Anda akan mencandra/mengidentifikasi terlebih dahulu. Proses ini sebaiknya dilakukan
dengan cermat dan teliti. Identifikasi dimulai dari ciri-ciri yang mudah diamati, yaitu secara morfologi,
anatomi, fisiologi, bila perlu sampai pada ciri-ciri biokimiawi.

b. Pengelompokan
Setelah melakukan pencandraan/identifikasi, tentunya Anda sudah mengetahui ciri-ciri makhluk
hidup yang serupa dan yang tidak serupa. Ciri-ciri makhluk hidup yang serupa akan dikelompokkan
dalam suatu takson yang kemudian diurutkan dari tingkat tinggi sampai pada tingkat rendah. Makin
rendah tingkatan takson, makin sedikit anggotanya, tetapi persamaan ciri-ciri yang dimiliki
anggotanya makin banyak.

c. Pemberian Nama Takson


Pemberian nama ini bertujuan untuk memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu makhluk hidup
yang berguna untuk membedakan dengan makhluk hidup lain.

F. Macam-Macam Sistem Klasifikasi


Mulanya pada abad ke-19 sampai 20 masih menggunakan sistem dua kingdom, yaitu dunia
tumbuhan (Plantarum) dan dunia hewan (Animalia), tetapi pada kenyataannya untuk organisme
tingkat rendah seperti Amoeba, Paramecium, dan Hydra sangat sulit ditentukan, termasuk dunia
tumbuhan ataukah dunia hewan. Dengan kemajuan tekhnologi dan perkembangan ilmu
pengetahuan, para ahli mengembangkan beberapa sistem klasifikasi makhluk hidup. Para ahli
membagi makhluk hidup menjadi beberapa sistem kingdom, yaitu sebagai berikut.

1. Sistem Klasifikasi Dua Kingdom


Sistem ini dibuat oleh Aristoteles (Yunani). Pengelompokan makhluk hidup tersebut adalah sebagai
berikut.

 Kingdom tumbuhan (Plantarum), memiliki ciri-ciri berdinding sel, berklorofil, dan


berfotosintesis. Bakteri dan jamur meskipun tidak berklorofil tetap dimasukkan dalam kerajaan
tumbuhan.
 Kingdom hewan (Animalia), memiliki ciri-ciri tidak berdinding sel, tidak berklorofil dan dapat
bergerak bebas, yang termasuk pada kingdom ini seperti Protozoa, Mollusca, Porifera,
Coelenterata, Arthropoda, Echinodermata dan Chordata.
2. Sistem Klasifikasi Tiga Kingdom
Sistem ini dibuat oleh Ernest Haekel (Jerman) tahun 1866, pengelompokan makhluk hidup tersebut
adalah sebagai berikut.

 Kingdom Monera, memiliki ciri-ciri tubuh tersusun atas satu atau banyak sel, inti selnya
tanpa selubung (prokariotik), contohnya adalah bakteri dan ganggang biru.
 Kingdom Plantae, yang temasuk dalam kingdom ini adalah alga, jamur, lumut, paku, dan
tumbuhan berbiji.
 Kingdom Animalia, yang termasuk dalam kingdom ini adalah dari golongan Protozoa sampai
golongan Chordata.
3. Sistem Klasifikasi Empat Kingdom
Penemu sistem kingdom ini adalah Robert Whittaker pada tahun 1959. Pengelompokan makhluk
hidup tersebut berdasarkan struktur sel yang dibedakan antara sel eukariotik, yaitu sel yang memiliki
selaput inti, dan sel prokariotik, yaitu sel yang tidak memiliki selaput inti. Keempat kingdom itu antara
lain:

 Kingdom Monera, ciri-cirinya adalah memiliki inti tanpa membran (prokarion), contohnya
bakteri dan ganggang biru.
 Kingdom Fungi, mencakup semua jamur.
 Kingdom Plantae, meliputi semua ganggang kecuali ganggang biru, lumut, paku, dan
tumbuhan berbiji.
 Kingdom Animalia, meliputi semua hewan, mulai dari Protozoa sampai Chordata.
4. Sistem Klasifikasi Lima Kingdom
Sistem ini merupakan penyempurnaan dari sistem empat kingdom oleh Whittaker pada tahun 1969
dengan menggunakan dasar tingkatan organisme, susunan sel, dan faktor nutrisinya. Klasifikasi ini
dianut oleh banyak ilmuwan sampai sekarang. Adapun sistem klasifikasi lima kingdom ini adalah
sebagai berikut.

 Kingdom Monera, meliputi semua makhluk hidup atau organisme yang prokariotik, bersel
satu, dan mikroskopis. Contohnya, semua bakteri dan ganggang hijau biru (Cyanobakteri), misalnya
Escherichia coli, Anabaena sp., dan Nostoc sp.
 Kingdom Protista, sebagian besar terdiri atas organisme yang bersel satu, eukariotik,
umumnya sudah memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan dan hewan. Contohnya: Euglena, Paramecium,
dan Amoeba.
 Kingdom Fungi, memiliki ciri-ciri eukariotik, tidak berklorofil sehingga tidak berfotosintesis.
Contohnya: Mucor, Saccharomyces, Pleurotus (jamur tiram), Agaricus, dan lain-lain.
 Kingdom Plantae, terdiri atas semua organisme eukariotik, bersel banyak, berdinding sel
yang mengandung selulosa, berklorofil, berfotosintesis, autotrof. Kerajaan tumbuhan dibagi menjadi
tumbuhan berspora (lumut, paku) dan berbiji. Contohnya: padi, mawar, lumut hati, dan paku ekor
kuda.
 Kingdom Animalia: memiliki ciri-ciri eukariotik, bersel banyak, tidak berklorofil sehingga tidak
berfotosintesis, tidak berdinding sel, heterotrof. Contohnya: burung, gajah, ular, ayam, dan
sebagainya.
5. Sistem Klasifikasi Enam Kingdom
Sistem ini menganut bahwa virus dimasukkan dalam kingdom tersendiri, oleh karena itu tingkatan
klasifikasi ada enam kingdom, yaitu Virus, Protista, Monera, Fungi,Plantae, dan Animalia.

Anda mungkin juga menyukai