Anda di halaman 1dari 3

Sinopsis Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Zainuddin yang merupakan keturunan campuran Minang dan Bugis tidak mendapatkan pengakuan
sebagai suku Minang dan lamarannya di tolak. Pelamar lain bernama Aziz yang dari keturunan Minang
asli dan kaya raya tentunya ia yang menang dalam lamaran tersebut.

Meski Hayati cinta akan Zainuddin namun ia harus menerima adat Minangkabau tersebut. Zainuddin
yang kecewa pun pergi bersama Muluk sahabatnya ke Jakarta dan kota tersebutlah merupakan kota
pertama mereka di pulau Jawa.Lalu ia berpindah ke Surabaya dan jadilah disana ia penulis terkenal dan
sukses. Aziz yang kehilangan pekerjaannya pun mengajak Hayati untuk ke Surabaya dan menumpanglah
mereka ke rumah Zainuddin.

Karena keluarga Aziz dan Hayati tidak baik-baik saja. Aziz akhirnya memutuskan bunuh diri dan
menitipkan Hayati pada Zainuddin. Namun, karena terlanjur sakit hati Zainuddin menolaknya malah
memberikannya tiket kapal untuk pulang. Hayati yang bingung dan kecewa akhirnya menuruti apa yang
Zainuddin kehendaki. Hayati pulang tapi bukan ke kampung halamannya tapi ke tempat yang abadi
selamanya.

UNSUR INTRINSIK

1. Tema

Novel ini memiliki tema tentang cinta sejati, tulus dan cinta setia dari seorang lelaki dan perempuan
namun mereka tidak bisa bersama karena adat tradisi dari Minangkabau yang terlalu mendiskriminasi
adat lainnya pada saat itu.

2. Tokoh dan Penokohan

 Zainuddin tokoh protagonis ia merupakan lelaki yang cukup tampan, alim, setia, dan memiliki
ambisi yang tinggi.
 Hayati tokoh protagonis ia merupakan sosok gadis yang cantik baik hati, lembut, penurut adat,
sederhana, dan memiliki kesetiaan.
 Aziz tokoh antagonis yang merupakan seorang lelaki boros, suka berpoya-poya, tidak memiliki
tujuan hidup, dan tidak beriman.
 Khadijah, perempuan yang berwatak keras, dan senang mempengaruhi orang lain.
 Dan tokoh pendukung lainnya seperti Mak Base, Muluk, Daeng Masiga, dan Mak Tengah Limah.
3. Alur

Alur yang terdapat dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ini adalah memiliki alur campuran.
Dimana terdapat alur maju dan alur mundur di dalamnya.

5. Latar Waktu

Latar waktu yang terdapat dalam novel ini adalah pagi, siang, sore dan malam hari.

Latar tempat dalam novel ini, diantaranya adalah:

 Makasar, di sinilah tempat Zainuddin dilahirkan.


 Dusun Batipuh, di sini saat Zainuddin dan Hayati bertemu.
 Padang Panjang tempat ini Zainuddin mendalami ilmu agama.
 Jakarta di sinilah pertama kalinya Zainuddin dan Muluk ke Jawa.
 Surabaya tempat inilah yang menjadikan Zainuddin mendapatkan pekerjaan dan menjadi orang
sukses.
 Lamongan dan tempat inilah Zainuddin dan Hayati bertemu untuk terakhir kalinya ketika kapal
van der wijck tenggelam.

6. Sudut Pandang

Sudut pandang yang terdapat dalam novel ini yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga.

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah gaya bahasa Melayu kental dipadukan dengan
bahasa Minangkabau.

AMANAT

Amanat yang terdapat dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka : Jika cinta itu tulus
dari hati yang sebenarnya, maka cinta itu tidak perlu memaksanakan untuk dimiliki. Dalam hidup kita
tidak dapat mudah putus asa dan harus selalu memiliki tujuan hidup.
KRITIK

Novel ini disajikan dengan bahasa yang mampu membuat pembaca merasakan apa yang di alami oleh
tokoh. Deskripsi latar tempat dan suasana membuat kita bisa membayangkan suasana yang terjadi pada
saat Indonesia di jaman penjajahan dengan bahasa halus dan menawan. Kisah cinta yang lembut
membuat para pembaca terbawa suasana. Begitu kesedihan yang mendalam dari para tokohnya
membuat kita meneteskan air mata. Adat yang diceritakan tidak sesuai dengan nilai kemanusiaan, yaitu
dimana manusia berhak mendapatkan cinta, pengakuan dan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai