Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KRITIK DAN ESAI

GURU PEMBIMBING :
SULISTYOWATI, M.Pd.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9/XII-MIPA 1

ANGGOTA :
- ARDHATRI YUNIANTO (02)
- ELLESTIANA M.R (07)
- MEILINDA NUR AZIZAH (15)
- NANDA EKA RAMADIAN (20)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN

SMAN 2 TRENGGALEK
Jl. Soekarno – Hatta Gg. Siwalan Telp./Fax. (0355)791628.
Email : sman2tglk@yahoo.co.id
TRENGGALEK 66314
TAHUN AJARAN 2022/2023
MENYUSUN TEKS KRITIK SASTRA

Kritik Sastra Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk karya Buya
Hamka

Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ini mengisahkan tetang cinta, adat,
keturunan, dan kekayaan. Semua itu diceritakan dalam kisah yang dibuat oleh Buya Hamka
dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ini. Kisah cinta abadi dari Zainuddin dan
Hayati yang terhalang adat di negeri Minang. Menjadi tanda bahwa Minangkabau sebagai
salah satu suku yang memegang teguh adat dan tradisi yang menjadikan keturunan dan
kekayaan menjadi segala-galanya.

Cinta suci Zainuddin untuk Hayati terhalang oleh keturunan dan kemiskinan.
Zainuddin yang merupakan keturunan campuran Minang dan Bugis tidak mendapat
pengakuan sebagai suku Minang asli, karena ibunya bersuku Bugis. Cinta mereka pun
terhalang dan Hayati menikah dengan Aziz, seorang Minang asli dan kaya. Zainuddin setia
dan tetap hidup dengan dirinya dan karya-karyanya. Zainuddin pindah ke Pulau Jawa
bersama bang Muluk sahabatnya dan menemukan titik kesuksesan disana (Surabaya). Hayati
dan Aziz akhirnya berpisah, Aziz mati bunuh diri dan Hayati menjanda.

Zainuddin yang demawan tidak ingin melihat Hayati menderita, meskipun Hayati
telah menjadi janda, Zainuddin tidak menikahi Hayati.Hayati diminta untuk pulang ke
Padang menaiki kapal Belanda termewah yaitu Kapal Van Der Wijck yang berlabuh ke laut
Andalas. Hingga saatnya tiba Hayati tidak akan kembali lagi karena kecelakaan yang
menenggelamkan Kapal Van Der Wijck tersebut. Nyawa Hayati tidak dapat diselamatkan.

Zainuddin merasa menyesal atas keputusannya menyuruh Hayati kembali ke Padang.


Setelah Hayati meninggal dalam peristiwa itu, Zainuddin setiap hari mendatangi kuburan
Hayati, ia selalu terbayang cintanya kepada Hayati, Zainuddin semakin sedih dan sakit-
sakitan.

Setahun kemudian Zainuddin menyusul Hayati. Zainuddin meninggalkan harta benda


melimpah dan karya-karya sastranya yang indah. Sebelum maut menjemputnya, Zainuddin
menyelesaikan kisah cintanya bersama Hayati dalam tulisan terakhirnya yang berjudul
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Zainuddin pun dikubur di samping kubur Hayati.
Meskipun novel ini merupakan cerita fiktif, namun kisah yang diceritakan sangat
relevan dan dapat ditemukan di kehidupan nyata. Penulis memberikan pembaca suatu pesan
moral untuk direnungkan agar menjadi manusia yang terus bangkit dalam keadaan apapun
dan mengejar semua keinginan terlepas dari strata sosial yang distandarkan.

Namun novel ini cenderung memiliki kekurangan dari segi bahasa yang digunakan.
Kekurangan novel ini ialah bahasa yang digunakan membingungkan karena tidak
menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai EYD. Masih ada beberapa penggunaan bahasa
daerah yang cukup sulit untuk dipahami, seperti mamak yang artinya saudara laki-laki dari
ibu atau bapak. Meskipun novel ini relevan di kehidupan nyata, namun adat yang diceritakan
dalam novel ini begitu bengis dan sangat tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan,
manusia yang berhak mendapat cinta, pengakuan, dan keluarga.

Penggambaran watak tokoh nya juga terkesan sadis-sadis. Kita bisa melihat bahwa
Zainuddin yang tidak diterima dan dianggap orang asing dan ia diusir dari Desa Batipuh.
Selain itu jelas tergambar jika adat Minang lebih mementingkan harta, tahta dan keturunan.
Hal ini seperti semua orang di daerah tersebut seperti itu, padahal mungkin tidak. Jadi novel
ini seakan menggiring opini bahwa orang Minang sangat memandang harta dan strata sosial.

Mengingat segala pesan yang terkandung, novel ini cocok untuk kalangan remaja ke
atas karena pembahasan dan bahasa yang cukup luas sehingga sulit dimengerti. Terlepas dari
kebahasaan yang sulit dan pembahasan yang mendalam, novel ini perlu dibaca oleh seluruh
masyarakat Indonesia karena dapat memberikan wawasan mengenai adat dan moral yang
terkandung di dalamnya.

Buya Hamka telah berhasil mengangkat konflik sosial dalam novel ini. Cinta yang
tidak direstui akibat perbedaan status sosial “Si kaya berbangsa dan si miskin tak beradat” di
mana mereka tidak diizinkan untuk bersama. Melalui karya sastra ini, Hamka berhasil
mengkritik sosial dan mengenai langsung pikiran para pembaca mengenai isu keadaan sosial
yang sering dihadapi di masyarakat sekitar.

Anda mungkin juga menyukai