Anda di halaman 1dari 2

Nama : Agus Dwi Prayitno

Nim : 2088201001

Mata kuliah : Sejarah Sastra

Prodi : PBSI

Semester :2

"Sengsara membawa nikmat" karya Toelis Soetan Sati

Toelis Soetan Sati merupakan salah satu sastrawan indonesia angkatan balai pustaka,yang lahir dibukit
tinggi 1898. Novel berjudul "sengsara membawa nikmat" merupakan karya yang paling terkenal.
Kelebihan Toelis Soetan Sati dalam membuat karya-karyanya adalah melalui penggambaran panca
inderanya , yaitu mengambarkan secara detail daerah Minangkabau tempat kelahirannya. Hal yang
istimewa adalah para tokoh, sifat tokoh, latar budaya, dan gambaran masyarakat Minangkabau
dilukiskan oleh Toelis Soetan Sati seolah olah pembaca dapat melihat, mendengar, dan merasakan
sendiri berada di daerah tersebut.

Novel "Sengsara Mambawa Nikmat" karya Toelis Soetan Sati terbit pertama kali pada tahun 1929. Novel
ini diterbitkan oleh Balai pustaka sebagai novel yang dianggap memenuhi kriteria Balai Pustaka. Novel
ini diterbitkan untuk cetakan ke-2 pada tahun 1972. Penerbit cetakan ke-3 dilakukan pada tahun 1991,
dan cetakan ke-4 dilakukan pada tahun 1993. Pada tahun 2008, Balai Pustaka menerbitkan Sengsara
Membawa Nikmat kembali sebagai cetakan kesepuluh dan termasuk dalam Seri Sastra Klasik.

Novel ini mengisahkan seorang pemuda berdarah Minang bernama Midun. Ia seorang yang santun,
berperangai baik, taat agama, pandai ilmu silat dan rendah hati. Karena sederet kebaikan inilah sehingga
Midun sangat disukai warga sekampungnya. Hal ini mengusik rasa iri hati serta dengki pemuda lainnya
bernama Kacak. Kacak sendiri digambarkan sebagai seorang yang congkak, sombong dan angkuh. Ia
merupakan keponakan orang terpandang di Padang. Ia sangat iri pada Midun karena ia menganggap
Midun tak pantas disayangi banyak orang sebab ia hanya anak seorang petani miskin.

Secara umum, kisah ini bercerita mengenai suka duka Midun yang menghadapi banyak cobaan sebelum
hidup bahagia bersama isteri dan keluarganya. Salah satu cobaan terbesar Midun adalah rasa dengki
dari Kacak. Ia sering dicurangi dan difitnah oleh Kacak. Pernah isteri Kacak terseret arus sungai, karena
Midun berada di tempat yang sama, ia langsung menolong dan menyelamatkan isteri Kacak. Namun,
bukannya berterimakasih, Kacak malah memfitnah Midun hendak memperkosa isterinya. Kacak
melaporkan hal tersebut pada pimpinan desa dan mereka mempercayai fitnah tersebut. Dan sebagai
akibatnya, Midun dipenjara.

Ketika Midun dibebaskan dari penjara, Midun melarikan diri bersama seseorang yang bernama Halimah
kejawa, karena Halimah dipaksa oleh ayah tirinya untuk menikah dengan seseorang. Sesudah sampai
dijawa Midun mendapat pekerjaan menjadi mentri polisi di Tanjung Priok. Yang kemudian Midun
memiliki uang untuk menikah dengan Halimah. Setelah itu Midun berangkat ke Bukittinggi untuk
bertemu dengan ibu dan adik-adiknya. Akhir cerita Kacak dipenjara di Bukittinggi karena terlibat korupsi.
Novel ini hendak mengatakan bahwa penderitaan itu dapat dijalani dan diatasi dengan tabah, kita akan
mendapat kenikmatan pada akhirnya.

Sumber :

http://rafimahmudzain.blogspot.com/2012/01/analisis-novel-sengsara-membawa-nikmat.html?m=1

http://sinopsisnovelku.blogspot.com/2013/03/sinopsis-sengsara-membawa-nikmat.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai