Oleh :
BUSTHOMI (11940311884)
CAPRICES RIFAEL BIFIANO (11940313936)
IBNU AKHYAR (11940313970)
RENOL ALFARISI (11940312006)
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kita kehadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah kita dapat menyusun makalah ini tanpa
adanya hambatan yang menghalangi kami.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca maupun bagi kami
selaku penyusun. Dan kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Maka dari itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini
selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..……i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..…..ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………....1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….…2
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...7
3.2. Saran………………………………………………………………….....7
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut bahasa Yunani, aksiologi berasal dari kata axios artinya nilai dan logos
artinya teori atau ilmu. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai. Aksiologi adalah suatu
ilmu yang membahas tentang nilai secara teoritis sehingga aksiologi juga disebut
theory of value. Aksiologi membahas tentang nilai secara teoritis yang mendasar dan
filsafati, yaitu membahas nilai sampai pada hakikatnya. Aksiologi, oleh karena
membahas tentang nilai secara filsafati, juga disebut dengan Philosophy of Value
(Filsafat Nilai).
1
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, aksiologi adalah kegunaan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika.
Menurut Max Scheler, 2 aksiologi (nilai) adalah sesuatu yang dituju oleh perasaan yang
mewujudkan “apriori emosi”. Nilai bukan ide atau gagasan, melainkan sesuatu yang
konkrit yang hanya dapat dialami dengan jiwa yang tergetar dengan emosi.
1
Aziz Abu Izzah, 2011, Jurnal NILAI KEGUNAAN ILMU
2
R. Parmono, 1993, “Konsep Nilai Menurut Max Scheler” dalam Jurnal Filsafat “WISDOM”, Seri 16
November 1993. Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta
2
2.2. Teori Nilai Aksiologi
Inti permasalahan nilai di bidang aksiologi adalah tentang asal mulanya. 3Asal
mula nilai menimbulkan berbagai pandangan yang dapat dikelompokkan menjadi 2
teori, yaitu teori nilai objektif dan subjektif. Nilai disebut objektif apabila keberadaan,
makna, dan validitasnya tidak tergantung pada subjek atau kesadaran manusia yang
menilai. Nilai disebut subjektif apabila tergantung pada subjek atau kesadaran manusia
yang menilai, yaitu tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian, tanpa
mempertimbangkan penilaian pada hal-hal yang bersifat psikis atau fisis.
3
Jirzanah, 2013, “NILAI-NILAI TOLERANSI ISLAM DI NEGARA KEBANGSAAN INDONESIA DALAM
PERSPEKTIF AKSIOLOGI” dalam Jurnal Filsafat “WISDOM“, Vol 23, No 1. Fakultas Filsafat UGM,
Yogyakarta
4
Cuk Ananta Wijaya, 1993, “Nilai Menurut Risieri Frondizi” dalam Jurnal Filsafat “WISDOM“, Seri 16
November 1993. Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta
3
2.3 Hierarki Nilai Aksiologi
Nilai hierarki (tersusun bertata jenjang) merupakan nilai yang lebih tinggi dan
pula nilai yang lebih rendah. Nilai tersaji dalam urutan pentingnya, atau sesuai dengan
tabel nilai. Hirarki ditunjukkan oleh preferensi: pada ada (being) dihadapkan dengan
dua nilai,seseorang biasanya akan "lebih senang" pada tertinggi dari dua nilai tersebut,
meskipun adakalanya dia mungkin "memilih" nilai yang lebih rendah. dengan dan
alasan yang sangat khusus.
6
Hierarki nilai atau tinggi rendahnya nilai-nilai dikelompokkan dalam 4
tingkatan, yaitu :
5
Cuk Ananta Wijaya, 1993, “Nilai Menurut Risieri Frondizi” dalam Jurnal Filsafat “WISDOM“, Seri 16
November 1993. Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta
6
Jirzanah, 2013, “NILAI-NILAI TOLERANSI ISLAM DI NEGARA KEBANGSAAN INDONESIA DALAM
PERSPEKTIF AKSIOLOGI” dalam Jurnal Filsafat “WISDOM“, Vol 23, No 1. Fakultas Filsafat UGM,
Yogyakarta
4
2. Nilai-nilai vital kehidupan. Tingkatan nilai vital kehidupan meliputi deretan
nilai-nilai yang penting bagi kehidupan. Nilai-nilai kehidupan ini meliputi
pemenuhan nilai keadilan untuk kesejahteraan perorangan sampai dengan
keseluruhan (masyarakat) dan norma-norma moral masyarakat.
3. Nilai-nilai kejiwaan. Tingkatkan nilai ini meliputi macam-macam nilai
kejiwaan yang sama sekali tidak tergantung pada keadaan jasmani maupun
lingkungan masyarakat. Nilai kejiwaan ini terdiri atas nilai-nilai kebaikan,
keindahan, kebenaran dan pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat.
4. Nilai-nilai kerohanian. Tingkatkan nilai ini meliputi modalitas nilai yang suci
dan abadi. Nilai kerohanian ini terutama terdiri atas nilai-nilai pribadi dalam
hubungannya dengan Tuhan sebagai pribadi tertinggi, sumber kesucian, dan
keabadian.
7
Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan
estetika dimana makna etika memiliki dua arti yaitu merupakan suatu kumpulan
pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia dan suatu predikat yang
dipakai untuk membedakan perbuatan, tingkah laku, atau yang lainnaya.
7
Aziz Abu Izzah, 2011, Jurnal NILAI KEGUNAAN ILMU
5
berkembang sejalan dengan perkembangan sain dan teknologi karena itu kita tidak bisa
dipungkiri peradaban manusia berhutang budi pada sains dan teknologi. Berkat sains
dan teknologi pemenuhan kebutuhan manusia bisa dilakukan dengan lebih cepat dan
mudah. Perkembangan ini baik dibidang kesehatan, pengangkutan, pemukiman,
pendidikan dan komunikasi telah mempermudah kehidupan manusia.
Sejak dalam tahap- tahap pertama ilmu sudah dikaitkan dengan tujuan perang,
di samping lain ilmu sering dikaitkan dengan faktor kemanusiaan, dimana bukan lagi
teknologi yang berkembang seiring dengan perkembangan dan kebutuhan manusia,
namun sebaliknya manusialah yang akhirnya yang harus menyesuaikan diri dengan
teknologi. Dihadapkan dengan masalah moral dalam menghadapi ekses ilmu dan
teknologi yang bersifat merusak ini para ilmuan terbagi ke dalam golongan pendapat
yaitu golongan pertama yang menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap
nilai-nilai baik itu secara ontologis maupun aksiologis.
6
BAB III
PENUTUPAN
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
R. Parmono, 1993, “Konsep Nilai Menurut Max Scheler” dalam Jurnal Filsafat
“WISDOM”, Seri 16 November 1993. Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta
Cuk Ananta Wijaya, 1993, “Nilai Menurut Risieri Frondizi” dalam Jurnal Filsafat
“WISDOM“, Seri 16 November 1993. Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta
iii
Dokumentasi Pembuatan Makalah
iv