Anda di halaman 1dari 4

KOMPARASI PENDIDIKAN

KOMPARASI PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN : SEBUAH KAJIAN KOMPARATIF HARRY BROUDY (1905-1998) A. Riwayat Singkat Harry Broudy dilahirkan di Polandia dari keluarga Yahudi yang kaya, abak sulung dari empat bersaudara dan mengawali pendidikannya di Cheder (ruang belajar khas warga Yahudi) tradisional. Ia berimigarsi dengan keluarganya ke Massachusetts pada tahun 1912 dan memasuki sekolah Amerika tanpa penegtahuan bahasa Inggris sama sekali. Ia meraih gelar BA untuk Sastra dan Filsafat Jerman dari Boston University (1929) dan Ph.D. dalam Filsafat dari Harvard (1935), fokus utamanya adalah pada Kirkegaard Bergson dan William James. Broudy mendalami pendidikan terutama karena munculnya anti Semitisme di universitas-universitas Amerika yang tidak mendukung terlibatnya orang-orang Yahudi dalan Ivy Leagues (sekumpulan college di kawasan timur laut Amerika Serikat yang membentuk liga untuk olah raga antar-college istilah ini seirng digunakan untuk menunjukkan gaya busana, standar sikap dan lain-lain dari para mahasiswanya. Walaupun gelar Harvard yang diterimanya di bawah bimbingan Whitehead dan Perry, ia hanya bekerja di Nort Adam State Teachers College (1937) sebagai pengajar Psikologi Umum dan Filsafat Pendidikan. Di sana ia bertemu dan menikah dengan Dorothy Hogarth (1947), puteri seoarang petani dan perempuan berbakat yang mendukung Broudy dengan pelbagai cara seperti mengatur waktu, mengetik makalah memperbaiki kran, dan melakukan tugas-tugas penting lainnya. Anak laki-lakinya lahir di Massachusetts. Pada tahun 1957 Broudy diterima di College of Education University of Illinois yang juga sebagai indicator kejayaan karir keduanya yang produktif dan memuaskan. Di sana ia tidak lagi tertarik dan tidak berminat bekerja pada jurusan Filsafat. Ia lebih memusatkakn perhatiannya pada bidang pendidikan dengan meneliti bidang kurikulum dan pendidikan menengah (secondary education) dan tinggi (tertiary education) serta mengembangkan ide-idenya tentang pemanfaatan sekolah. Meskipun ia telah pensiun pada tahun 1974, ia masih aktif dalam komite-komite kampus, mengajar memberikan nasihat dan kegiatan akademis selama lima belas tahun berikutnya. Selain itu ia juga memperoleh kehormatan melalaui diselenggarakannya sebuah konferensi tentang

Pemenfaatan Pengetahuan Kehiudpan Pribadi dan Layanan Profesional. Broody tinggal di Urbana sampai meninggal dunia dan saat usianya sudah mencapai sembilan puluh tahun masih dapat dilihat berjalan cepat di jalan yang ramai (bahkan tanpa tertabrak mobil) di Race Street yang menghubungkan rumahnya dengan kampus. B. Filsafat Pendidikan Seni dan Estetika Jenis pendidikan sekolah apa yang diperlukan untuk mecapai harapan cerah? Pengetahuan memberikan sumbangan bagi pencerahan, tapi pengetahuan yang mencerahkan harapan meliputi pengetahuan ilmiah dan penegtahuan nilai pengetahuan untuk harapan cerah kadang disebut kearifan, yang memadukan penegtahuan manusia dengan kejernihan berpikir tentang apa yang dapat dan tidak dapat dicapai. (Broudy 1972) Broudy dianggap sebagai filsuf utama Pendidikan pada paruh kedua abad ke-20. akan tetapi pengaruh utamanya yang tertuang dalam tulisan pendidikan estetika menegenai bidang seni visual, kurang diakui tetapi tidak kurang penting, termasuk pendidikan musik. Pada awal 1950, pendidikan estetika muncul sebagai inti pemikirannya bahkan dalam membahas masalah-masalah pendidikan umum, seperti penggunaan pendidikan sekolah atau pembahasan tentang bagaimana disiplin-disiplin intelektual dapat ditransformasikan ke dalam program-program pendidikan umum pada masyarakat demokratis). Kepindahannya ke University of Illinois, yang memiliki program seni visual dan seni musik sangat baik, memperkuat minat dan pengaruhnya dalalm dalam pendidikan estetika. Charles Leonhard, seorang pendidik musik yang kharismatik dengan komitmen mendalam pada estetika dan implikasinya terhadap praktik, kala itu sedang dalam proses mendirikan program doctoral untuk pendidikan musik yang kenudian menjadi terkenal. Ia mengenal Broudy sebagai sarjana terkemuka dan meminta mahasiswanya untuk mengikuti kuliah-kuliah Broudy, termasuk para calon pendidik musik termuka seperti Bannet, Reimer, dan Wayne Bowman, yang mengembangkan ide-idenya lebih lanjut dallam bidang filsafat pendidikan musik. Sehingga pengaruh jangka panjang ide Broudy dapat dilihat melalui mahasiswa yang belajar kepadanya di Illinois dan juga melalui tulisan-tulisan tentang filsafat pendidikan musik. Janji Broudy adalah bahwa kehidupan akan lebih baik, jika melalui pendidikan, citarasa seseorang dapat diubah mendekati citrarasa

ahli seni (connoisseur), terbentuk landasan berfikir (rational) bagi pendidikan estetika dan diutamakannya apresiasi seni sebagai cara untuk mencapai melek seni (asthetic literacy). Ia menyatakan bahwa disiplin pendidikan seni terdiri dari sekumpulan penegtahuan yang didasarkan pada keahlian dan kesarjanaan, melampaui unjuk kemampuan (exposure), dan pengungkapan diri (self-expression). Pendidikan imajinasi berarti bahwa anak didik mendapat imaji-imaji seni yang berfungsi sebagai sumber assosiatif dan interpretative, dengan memberikan konteks yang memperluas dan memperdalam pemahaman. Seni akan mengsisi peran yang sama dengan kemanusiaan mengajarkan nilai menambah keindahan, mengurangi keburukan dan kebencian. Sehingga seni lebih mengadopsi tujuan pendidikan umum, bukan tujuan pendidikan seni khusus. Seperti Dewey, Broudy menganggap pengalaman yang secara estetis memuaskan (adalah) kebalikan dari perjalanan yang membosankan, tak bermakna, tak berbentuk, da tak berujung. Namun, tidak seperti Dewey, Realisme klasik Broudy menyoroti kurikulum yang berkisar pada pemberian contoh (exemplar), yang diarahkan untuk memperoleh penegtahuan bukan sekedar memcahkan masalah.broudy, bersama Joe Bernett dan B. Othanel (Bunny)) Smith, dan kemmudian dalam tulisan-tumisannya yang lain, melakukan studi tentang pemberian contoh sebagai wahana utama mencapai nilai-nilai ini. Program sekolah menengah yang ditawarkannya difokuskan pada apresiasi dan persepsi pola-pola karya seni terbaik, bukan pertunjukan tardisional dan karya-karya sanggar. Dasar pemikiran untuk pendidikan musik dikembangkan oleh Broudy dalam bukunya tentang seni yang terbit pada tahun 1950, di mana ia meneliti pembentukan pemikiran dan selera oramng kebanyakan melalui cara bertutur, pikiran, dan seni popular, sebagai motif sekaligus ungkapannya. Pandangan Broudy tentang dasar filosofis untuk menggunakan musik terbaik penting sekali bagi profesi pendidikan musik. Pada tahun 1970-an dan 1980-an, ia menulis berbagai makalah dan buku yang mendukung sentralitas pendidikan seni, termasuk buku yang berpengaruh, Enlightened Cherishing (1972), dan buku terbitan Getty Center, The Role Imagery (1987). Broody menyebutkan perjuangan pendidikan seni yang beralih dari periferi menuju inti pendidikan sekolah sebagai pertentangan antara kesenangan (nice) dan kebutuhan (necessary). Ia mengklaim bahwa imajinasi yang digali melalui pendidikan seni mmeberikan dukungan penting bagi fungsi-fungsi lain dari pikiran anak didik.

Dasar filosofisnya yang luas untuk pendidikan musik telah melahirkan filsafat pendidikan musik yang sangat jelas untuk pertama kalinya. Pada tingkat yang lebih mendasars, karya Broudy menghubungkan kembali apa yang dipisahkan oleh Kant dan pemikiran estetika yang mendominasi selama 200 tahun, yakni antara estetika dan etika. Dasar pemikiran etika Broudy tentang estetika mendekonstruksi dunia seni yang independent dan terisolasi, seni untuk seni, berdasarkan pandangan Plato dan Aristoteles tentang peran seni. Pandangannya tersebut berkembang dalam pendidikan dengan mengubah tujuan berbagai disiplin pendidikan seni menjadi tujuan pendidikan umum, memperngaruhi pendidikan dan kurikulum seni.independensi antara estetika dan etika muncul kembali dalam tulisan wayne Bowman tentang musik, Suzi Gablik tentang seni visual, dan penulis linkungan estetika. Dalam ayunan pendulum post-modernism, pandangan Broudy menandai pergeseran dari dekonstruksi menuju pemahaman baru tentang tujuan dan makna dalam pendidikan estetika. C. Karya-karya Utama Broudy The Real World of the Public Schools, New York: Harcourt, Brace, 1972 Enlightened Cherising: An Essay on Aesthetic Education, Urbana, II: University of illionis Press, 1972b. How Basic is Aesthetic Education?Oris Rt the Fourth R, Educatiobal Leadership, 1977 The Role of Imagery in Learning. Los Angeles. California: The Getty Center for Education in the arts, 1987 The Uses of Scooling, London: RRoutledge and Kegan Paul, 1988

Anda mungkin juga menyukai