Oleh :
KELAS R2D
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hakikat
Berfikir Filsafat Ilmu ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Filsafat Ilmu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Berfikir dalam Filsafat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAAN
Manusia adalah makhluk Tuhan yang otonom, berdiri sendiri yang tersusun atas
kesatuan harmoni jiwa-raga dan eksis sebagai individu yang bermasyarakat.
Berbeda dari makhluk lain, manusia mempunyai ciri yang istimewa karena
memiliki kemampuan berfikir yang ada dalam satu struktur dengan perasaan dan
kehendaknya atau sering disebut sebagai makhluk berkesadaran. Perkembangan
lahir kehidupan manusia senantiasa berkesinambungan. Awalnya manusia terlahir
dalam keadaan tidak tahu sama sekali. Kemudian bisa melihat secara kasap mata
yang ada di hadapannya dan bisa mempraktikkan apa yang dilihatnya. Manusia
selalu berusaha meningkatkan kualitas pemikirannya mulai dari mistis-religius
menuju ke ontologis-kefilsafatan sampai pada taraf yang paling konkrit-
fungsional.
Dasar berfikir filsafat sering disebut juga metode filsafat. Filsafat menjdi asumsi
dasar atau dasar berpikir dari penjelajahan ilmu
beberapa ciri-ciri berpikir filsafat menurut Ali Mudhofir dalam Suaedi sebagai
berikut :
a. Radikal
Berpikir secara radikal adalah berpikir sampai ke akar-akarnya, berpikir
sampai pada hakikatnya,esensi, atau sampai ke substansi yang dipikirkan.
Manusia yang berfilsafat dengan akalnya berusaha untuk menangkap
pengetahuan hakiki, yaitu pengetahuan yang mendasari segala
pengetahuan indrawi. Dengan berpikir secara radikal manusia akan
berpikir secara menyeluruh.
b. Universal (Umum)
Berpikir secara universal adalah berpikir tentang hal-hal serta proses-
proses yang bersifat umum, dalam artian tidak memikirkan hal-hal yang
parsial. Filsafat bersangkutan dengan pengalaman umum manusia. Dengan
berpikir secara radikal manusia dapat berkesimpulan berpikir yang
universal.
c. Konseptual
Berpikir secara kefilsafatan melampaui batas pengalaman hidup sehari-
hari. Yang dimaksud adalah hasil generalisasi dari pengalaman tentang
hal-hal serta proses-proses individual.
d. Koheren dan konsistensi
Koheren artinya berpikir sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir (logis).
Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.
e. Sistematik
Sistem ini adalah kebulatan dari sejumlah unsur yang saling berhubungan
menurut tata pengaturan untuk mencapai sesuatu maksud atau menunaikan
sesuatu peranan tertentu.
f. Komprehensif
Berfikir secara kefilsafatan. Berpikir secata kefilsafatan berusaha untuk
menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
g. Bebas
Berpikir secara bebas sampai batas-batas yang luas dan menyeluruh.
Bebas yang dimaksud adalah bebas dari segala prasangka sosial, historis,
kultural, ataupun religius.
h. Pemikiran yang bertanggung jawab
Seseorang yang berfilsafat adalah orang yang berpikir sambil bertanggung
jawab. Pertanggung jawaban pertama adalah terhadap hati nuraninya
sendiri.