Anda di halaman 1dari 2

Nama : alya nurazizah

Nim : 23129007
Matkul : filsafat pendidikan
Dosen pengampu : Dra. Wirdatul Aini, M.Pd

Resume pertemuan 1 dan 2

Rasional mata kuliah filsafat pendidikan

Filsafat merupakan ilmu yang sudah sangat tua. Bila kita membicarakan filsafat maka pandangan kita akan
tertuju jauh ke masa lampau di zaman Yunani Kuno. Pada masa itu semua ilmu dinamakan filsafat. Dari
Yunanilah kata “filsafat” ini berasal, yaitu dari kata “philos” dan “sophia”. “Philos” artinya cinta yang sangat
mendalam dan “sophia” artinya kebijakan atau kearifan. Istilah filsafat sering dipergunakan secara populer
dalam kehidupan sehari-hari, baik secara sadar maupun tidak sadar. Dalam penggunaan populer, filsafat dapat
diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut sebagai pandangan masyarakat
(masyarakat). Mungkin anda pernah bertemu dengan seseorang dan mengatakan: “filsafat hidup saya adalah
hidup seperti oksigen, menghidupi orang lain dan diri saya sendiri”. Orang lain lagi mengatakan: “Hidup harus
bermanfaat bagi orang lain dan dunia”. Hal ini adalah contoh sederhana tentang filsafat seseorang.
Filsafat bersifat sistematis artinya pernyataan-pernyataan atau kajian- kajiannya menunjukkan adanya
hubungan satu sama lain, saling berkait dan bersifat koheren (runtut). Di dalam tradisi filsafat ada paham-paham
atau aliran besar yang menjadi titik tolak dan inti pandangan terhadap berbagai pertanyaan filsafat. Misal: aliran
empirisme berpandangan bahwa hakikat pengetahuan adalah pengalaman. Tanpa pengalaman, maka tidak akan
ada pengetahuan. Pengalaman diperoleh karena ada indera manusia yang menangkap objek-objek di
sekelilingnya (sensasi indera) yang kemudian menjadi persepsi dan diolah oleh akal sehingga menjadi
pengetahuan.
Filsafat sering juga dapat diartikan sebagai “berpikir reflektif dan kritis” (reflective and critical thinking).
Namun, Randall dan Buchler (via Sadulloh, 2007:17) memberikan kritik terhadap pengertian tersebut, dengan
mengemukakan bahwa definisi tersebut tidak memuaskan, karena beberapa alasan, yaitu: 1) tidak menunjukkan
karakteristik yang berbeda antara berpikir filsafati dengan fungsi- fungsi kebudayaan dan sejarah, 2) para
ilmuwan juga berpikir reflektif dan kritis, padahal antara sains dan filsafat berbeda, 3) ahli hukum, ahli ekonomi
juga ibu rumah tangga sewaktu-waktu berpikir reflektif dan kritis, padahal mereka bukan filsuf atau ilmuwan.
Dalam Alquran dan budaya Arab terdapat istilah “hikmat” yang berarti arif atau bijak. Filsafat itu sendiri
bukan hikmat, melainkan cinta yang sangat mendalam terhadap hikmat. Dengan pengertian tersebut, maka yang
dinamakan filsuf adalah orang yang mencintai dan mencari hikmat dan berusaha mendapatkannya. Al-Syaibani
(1979:26) mengatakan bahwa hikmat mengandung kematangan pandangan dan pikiran yang jauh, pemahaman
dan pengamatan yang tidak dapat dicapai oleh pengetahuan saja. Dengan hikmat filsuf akan mengetahui
pelaksanaan pengetahuan dan dapat melaksanakannya.
Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan manusia yang memiliki peran penting dalam menentukan dan
menemukan eksistensinya. Dalam kegiatan ini manusia akan berusaha untuk mencapai kearifan dan kebajikan.
Kearifan merupakan hasil dari filsafat dari usaha mencapai hubungan-hubungan antara berbagai pengetahuan
dan menentukan implikasinya, baik yang tersurat maupun yang tersurat dalam kehidupan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan berpikir yang khas, yaitu radikal,
sistematis dan universal untuk mencari kearifan, kebenaran yang sesungguhnya dari segala sesuatu. Berfilsafat
berarti berpikir merangkum tentang pokok-pokok atau dasar-dasar dari hal yang ditelaahnya.

Hakikat filsafat

Hakikat filsafat merupakan istilah yang mengacu pada pemahaman dan pengertian tentang
kebenaran, kedalaman, dan sistematik dari hakikat sarwa yang ada. Filsafat adalah hasil daya upaya
manusia dengan akal budinya untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral hakikat
sarwa yang ada. Pengertian filsafat berasal dari bahasa Yunani, dimana "philos" berarti cinta atau
gemar, dan "sophia" berarti hikmat atau kebenaran, kebijaksanaan. Filsafat merupakan suatu
pekerjaan yang timbul dari pemikiran, terbagi atas tiga bagian: logika, metafisika, dan estetika
Hakikat filsafat adalah esensi atau inti dari studi filsafat itu sendiri. Ini mencakup pertanyaan-
pertanyaan mendasar tentang eksistensi, pengetahuan, nilai, logika, dan etika. Hakikat filsafat
melibatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar yang membentuk dasar-dasar pemikiran filsafat
dan memberikan kerangka kerja untuk memahami dunia dan kehidupan manusia secara mendalam.
Hakikat filsafat melibatkan beberapa aspek fundamental, antara lain:
a. Pencarian Kebenaran: Filsafat berusaha untuk memahami kebenaran tentang eksistensi,
pengetahuan, dan nilai-nilai fundamental.
b. Refleksi dan Analisis: Filsafat melibatkan pemikiran kritis dan refleksi mendalam untuk
memahami dan mengkaji konsep-konsep dasar tentang kehidupan dan alam semesta.
c. Pencarian Makna: Filsafat mencari makna dan tujuan di balik keberadaan manusia dan alam
semesta.
d. Pembentukan Pemikiran Kritis: Filsafat membantu memperkuat kemampuan berpikir kritis
dan analitis untuk memahami kompleksitas dunia.
e. Pembangunan Etika: Filsafat membahas prinsip-prinsip moral dan etika yang membimbing
perilaku manusia.
f. Penelusuran Logika: Filsafat mempertanyakan dan mengeksplorasi dasar-dasar logika dan
metode berpikir yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan.
g. Penelusuran Keindahan: Filsafat juga mengeksplorasi konsep tentang keindahan dan estetika,
termasuk kesenian dan pengalaman estetis.
h. Pemahaman Manusia dan Alam Semesta: Filsafat membantu kita memahami kedudukan
manusia dalam alam semesta dan hubungannya dengan dunia di sekitarnya.
Hakikat filsafat mengarah pada pemahaman mendalam tentang esensi dari pertanyaan-pertanyaan
mendasar yang mendasari pemikiran manusia tentang kehidupan dan dunia.

Anda mungkin juga menyukai