SKRIPSI
1106018846
JULI 2015
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Administrasi dalam bidang Ilmu Administrasi Negara
1106018846
JULI 2015
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT. Atas izin serta limpahan berkah dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi
Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Terpadu (SIMYANDU) Terintegrasi Di
Badan Pelayanan Terpadu (BP2T) Kota Tangerang Selatan”. Skripsi ini disusun
dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Administrasi
Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia. Pada kesempatan ini, disampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penyusunan skripsi ini, diantaranya:
1. Dr. Arie Setiabudi Soesilo, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Poltik Universitas Indonesia
2. Dr. Roy Valiant Salomo, M.Soc, Sc. Selaku Ketua Departemen Ilmu
Administrasi FISIP UI.
3. Dr. Lina Miftahul Jannah S.Sos,. M.Si selaku Ketua Program Sarjana
Reguler Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI.
4. Teguh Kurniawan, S.Sos., M.Sc., selaku Ketua Program Studi Adminitrasi
Negara Departemen Ilmu Adminisrasi FISIP UI, dan juga selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah memberikan waktu, arahan dan bimbingan
selama proses penyusunan skripsi.
5. Zuliansyah Putra Zulkarnain, S.Sos, M.Si, selaku Penguji Ahli Sidang
Skripsi
6. Drs. Muh. Azis Muslim, M.Si, selaku Ketua Sidang Skripsi
7. Nidaan Khafian, S.Sos, M.A, selaku Sekretaris Sidang Skripsi
8. Dra. Sri Susilih M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan dan bimbingan selama masa perkuliahan
9. Seluruh dosen dan staf Departemen Ilmu Administrasi, yang telah
memberikan banyak ilmu selama belajar di FISIP UI
10. Orang tua tercinta sebagai motivasi terbesar, Bapak Marsidi dan Ibu
Latipah atas segala dukungan, kasih sayang dan doa yang tiada henti
iv
Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2 Pokok Permasalahan ................................................................................ 8
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 9
1.4 Signifikansi Penelitian .............................................................................. 9
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 9
ix Universitas Indonesia
LAMPIRAN
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
Grafik 1.1 Tren Jumlah Perizinan Kota Tangerang Selatan Tahun 2014 ............... 4
PENDAHULUAN
Pada bab ini, peneliti menyajikan gambaran umum penelitian yang terdiri
dari latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penelitian, signifikansi
penelitian serta sistematika penulisan.
1 Universitas Indonesia
(kpk.go.id, 2012). Pelayanan publik yang buruk ini lantas ikut menyuburkan
praktik calo dan pungutan liar. Inilah yang kelak juga memunculkan iklim
investasi di daerah kurang kompetitif karena kerap kali memunculkan ekonomi
biaya tinggi, yang ujung-ujungnya masyarakat dan dunia usaha banyak dirugikan.
(Siswadi, 2012:162)
Realitas tersebut menunjukkan bahwa layanan publik sebagai bagian yang
sangat penting dari peran Negara dalam tatanan demokrasi belum dapat
dioptimalkan. Padahal layanan publik menjadi indikator utama sejauh mana suatu
pemerintahan telah menjalankan mandat yang diberikan rakyat kepada
penyelenggara Negara (Hardiyansyah, 2011:87). Pada dasarnya, pelayanan publik
mencakup tiga aspek, yaitu pelayanan barang, jasa dan administratif. Wujud
pelayanan administratif adalah layanan berbagai perizinan, baik yang bersifat
perizinan maupun non perizinan. Perizinan merupakan salah satu aspek penting
dalam pelayanan publik, demikian juga dengan perizinan yang terkait dengan
kegiatan usaha. Pelaksanaan otonomi daerah dalam hal ini telah memberikan
ruang yang cukup besar bagi daerah untuk mengatur dan mengurus pelayanan
publiknya, termasuk dalam hal perizinan (Reski, 2012:2). Kemudahan layanan
perizinan di lingkup pemerintah daerah menjadi suatu hal yang mutlak. Hal ini
dikarenakan pelayanan perizinan penting dalam upaya meningkatkan iklim usaha
dan mendorong investasi swasta baik domestik maupun asing, yang pada
gilirannya dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan
daerah (Aprilia, 2012).
Terselenggaranya pelayanan perizinan yang baik tentunya akan menjadi
driving force bagi kemajuan ekonomi daerah. Momentum otonomi daerah juga
harus dimanfaatkan sebaik mungkin dalam rangka mereformasi lembaga di
tingkat daerah untuk menciptakan layanan perizinan yang berkualitas (Mustafa,
2012:42). Tentunya dengan semakin baiknya layanan perizinan yang diciptakan,
maka akan berimplikasi pada kemajuan ekonomi sebagai hasil dari daya saing dan
investasi yang semakin tinggi. Di kota-kota besar khususnya, urgensi
penyelenggaraan layanan perizinan yang berkualitas semakin dibutuhkan, seperti
halnya di DKI Jakarta serta daerah penyangga Ibukota seperti Kota Depok, Bogor,
Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi.
Universitas Indonesia
Dalam hal ini, Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu daerah
otonom yang sejak resmi dimekarkan dari Kabupaten Tangerang pada 2008 lalu,
telah mengalami perkembangan pesat. Perkembangan terjadi hampir di semua
sektor, terutama perekonomian yang ditunjang oleh sektor permukiman,
komersial, perhotelan, jasa, perdagangan dan industri. Pesatnya perkembangan
ekonomi ini tentunya tidak terlepas dari minat investor yang tertarik menanamkan
modalnya. Tingginya minat investor disebabkan potensi yang dimiliki Kota
Tangerang Selatan, juga didukung dari segi pembangunan transportasi yang
dilintasi oleh ruas Tol Ulujami-Serpong sepanjang 12,5 kilometer yang
menghubungkan beberapa kawasan di kota ini, sehingga membuat mobilitas
masyarakat semakin mudah. Potensi ini yang sudah dan akan dimanfaatkan oleh
beberapa investor melalui pengembangan-pengembangan yang dilakukan dalam
skala besar (properti.kompas.com, 2013).
Adapun kemajuan ekonomi yang ditunjukan dengan tingginya laju
pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang Selatan pada tahun 2011 yang
mencapai 8,5 persen diatas target nasional yang hanya 6,4 persen, dan kemudian
meningkat menjadi 8,7 persen pada tahun 2012. Sementara laju pertumbuhan
ekonomi (LPE) pada tahun 2012 di beberapa kota besar sekitar Ibukota DKI
Jakarta, seperti halnya Kota Bogor yaitu sekitar 6,15 persen, Kota Bekasi 7,08
persen, Kota Depok 7,0 persen, Kota Tangerang 7,32 persen dan DKI Jakarta
yang hanya mencapai 6,32 persen. Tingginya laju pertumbuhan ekonomi yang
bahkan melampaui target nasional ini, juga menunjukkan bahwa pertumbuhan
ekonomi di Kota Tangerang Selatan dibandingkan dengan di kota-kota lainnya
dapat dikatakan lebih unggul.
Laju pertumbuhan ekonomi ini dikatakan oleh Eutik Suarta, Pejabat
Walikota Tangerang Selatan, diperkirakan akan mengalami lonjakan jika
didukung berbagai aspek tatanan yang dapat memancing para investor untuk
mengelola usahanya, yakni dengan meningkatkan pelayanan terutama yang
menyangkut perizinan bagi pelaku usaha. Karena bagaimanapun, kehadiran para
investor dan pelaku usaha telah memberikan dampak positif bagi kemajuan
ekonomi Tangerang Selatan, sehingga pemerintah daerah harus menciptakan
Universitas Indonesia
Grafik 1.1 Tren Jumlah Perizinan Kota Tangerang Selatan Tahun 2014
Sumber: BP2T Kota Tangerang Selatan, 2014 (telah diolah kembali)
Universitas Indonesia
perizinan telah menjadi persoalan pelik bagi pelaku usaha di seluruh Indonesia,
sehingga membuat mereka lebih memilih tetap tidak berizin bahkan mengurus
izin dengan biaya tinggi (asiafoundation.org, 2014).
Salah satu upaya yang dilakukan dalam mengatasi berbagai permasalahan
tersebut adalah dengan pemanfaatan sistem informasi sebagai langkah kebijakan
yang ditempuh dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik (Bappenas,
2010:6). Hal ini sejalan dengan semakin pesatnya arus globalisasi yang
menyebabkan kemajuan teknologi informasi merupakan solusi dalam memenuhi
aspek transparansi, akuntabilitas dan partisipasi masyarakat. Keterpaduan sistem
penyelenggaraan pemerintahan melalui jaringan informasi online perlu terus
dikembangkan terutama dalam penyelenggaraan pelayanan sehingga
memungkinkan tersedianya data dan informasi pada instansi Pemerintah
(Surjadi,2009:8). Untuk itu, dibutuhkan pemanfaatan teknologi dalam upaya
mengelola informasi sehingga dibentuk sistem informasi manajemen dalam
organisasi publik, khususnya dalam melaksanakan tugas pemerintah sebagai
penyedia layanan perizinan.
Sehubungan dengan itu, Kepala BP2T Kota Tangerang Selatan, Dadang
Sofyan mengatakan telah menggunakan metode teknologi informasi dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan. Teknologi modern berbasis internet yang bisa
diakses melalui telepon pintar (smartphone) ini semakin memudahkan masyarakat
mendapatkan informasi perizinan. Teknologi ini diterapkan sesuai slogan yang
dicetuskan oleh BP2T Kota Tangerang Selatan yakni ‘Tidak Mempermudah dan
Tidak Mempersulit Perizinan’. Melalui pemanfaatan sistem informasi ini, BP2T
Kota Tangerang Selatan telah memiliki delapan sistem teknologi terbaru yang
dikembangkan yang terdiri dari Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Terpadu
(SIMYANDU), Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Terpadu Satu Atap (Sim
PTSA), Digital Arsip, Dashboard Sistem, Web Portal, Sistem Informasi Surat
Masuk dan Keluar (Sisumaker), Sistem Pengawasan dan Pengendalian
(Siswaspada) dan SMS Gateway (Kabar6.com, 2014).
Salah satu teknologi yang dikembangkan dalam rangka menciptakan
pelayanan perizinan yang efektif dan efisien adalah Sistem Informasi Manajemen
Pelayanan Terpadu (SIMYANDU) Terintegrasi. Sistem informasi manajemen
Universitas Indonesia
dalam menunjang pemberian layanan publik di bidang perizinan ini secara umum
telah dikembangkan di sejumlah daerah dengan nama yang berbeda-beda. Sistem
informasi berbasis komputer dalam pelayanan perizinan ini dinilai lebih unggul
dibandingkan dengan sistem informasi dalam penyelenggaraan pelayanan di
daerah lain. Hal ini karena SIMYANDU merupakan salah satu program terpilih
dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Indonesia sebagai apresiasi terhadap
pelaksanaan Gerakan One Agency One Innovation melalui pelaksanaan Kompetisi
Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2014 yang bekerja sama dengan Kementerian
PAN dan Reformasi Birokrasi, Yayasan Rajawali serta Transformasi (Center for
Public Policy Transformation) (rajawalifoundation.org, 2014).
SIMYANDU terintegrasi yang mulai dikembangkan sejak tahun 2013 ini
merupakan salah satu sistem yang dikembangkan untuk mengintegrasikan
beberapa sistem menjadi satu kesatuan dalam rangka melayani masyarakat dalam
satu tempat sebagai dasar penerapan Pelayanan Terpadu di BP2T Kota Tangerang
Selatan. Melalui sistem ini, dapat memungkinkan untuk berbagi data antara BP2T
dan Dinas Teknis penerbit rekomendasi, sehingga dengan adanya sistem ini
perizinan dapat diproses dengan lebih cepat (rajawalifoundation.org, 2014).
Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Terpadu (SIMYANDU) Terintegrasi ini
merupakan sebuah inovasi pelayanan yang memanfaatkan program komputerisasi
sebagai alat bantu dalam proses perizinan yang meliputi proses pendaftaran,
pendataan, entri data, pemeriksaan lapangan, verifikasi, penetapan, pencetakan
SK hingga pada penyerahan secara terintegrasi.
Alur pelaksanaan dalam sistem ini utamanya adalah dapat memberikan
informasi kepada masyarakat pemohon izin tentang tahap-tahap perizinan. Jadi
melalui sistem ini, pemohon dapat langsung mendapat SMS yang dikirim melalui
sistem tentang posisi berkas permohonannya. Selain itu, sistem ini juga berfungsi
sebagai laporan perizinan secara langsung kepada pimpinan manakala terdapat
petugas pendaftaran melakukan input data pemohon izin, maka pimpinan dapat
langsung mendapatkan informasi tersebut (inovasi.lan.go.id, tanpa tahun). Dalam
sistem ini, pimpinan akan mendapat informasi berapa lama waktu yang
dibutuhkan dari satu tahapan ke tahapan berikutnya sehingga dengan sistem
tersebut pimpinan dapat melakukan evaluasi terhadap kinerja pegawai dan apakah
Universitas Indonesia
proses perizinan yang berjalan sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang berlaku. Tidak hanya itu, sistem ini juga akan mengirim secara
langsung kepada pemohon berapa retribusi yang harus dibayar dan dengan sistem
ini juga pemohon akan mendapat informasi kapan berkas perizinan selesai dan
dapat diambil oleh masyarakat pemohon izin. (rajawalifoundation.org, 2014)
Adapun fitur yang terdapat dalam Sistem Informasi Manajemen Pelayanan
Terpadu (SIMYANDU) terintegrasi ini diantaranya adalah perizinan tunggal atau
paralel, perizinan dengan survey, perizinan tanpa survey, perizinan berbayar
(dengan retribusi), dan perizinan gratis (tanpa retribusi). Syarat berkas yang
diterima saat pemohon ingin mendaftar adalah berkas yang memenuhi
persyaratan. Sistem ini diterapkan sebagai upaya meningkatkan kualitas
pelayanan perizinan melalui proses perizinan yang lebih cepat, akurat, transparan
serta memberikan kepastian baik dari segi biaya dan waktu. Pelayanan perizinan
yang mudah dan cepat tentunya tidak hanya dapat meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah sebagai pemberi layanan, tetapi juga dapat
meningkatkan iklim investasi yang kondusif di tingkat pemerintah daerah.
Dalam pelaksanaannya, sistem informasi manajemen pelayanan terpadu
(SIMYANDU) terintegrasi ini juga perlu didukung oleh beberapa aspek seperti
sumber daya yang memadai, sistem keamanan dan media penyimpanan yang baik,
kemudahan dan fleksibilitas sistem serta koordinasi yang dilakukan agar sistem
ini dapat mencapai tujuan utama yakni memberikan kemudahan dalam pelayanan
perizinan. Namun dalam pelaksanaannya, SIMYANDU terintegrasi ini
menghadapi beberapa kendala. Sistem informasi yang dikelola secara
terkomputerisasi ini nyatanya masih menimbulkan keluhan dari pengguna layanan
yang akan mengurus perizinan di BP2T Kota Tangerang Selatan. Keluhan
dikemukakan oleh salah seorang warga yang mengatakan pola kerja PNS di Kota
Tangerang Selatan khususnya BP2T dinilai lambat dalam menjalankan tugas
(klikbangsa.com, 2014). Buruknya perilaku pegawai menjadi faktor terkendalanya
tujuan dari penerapan SIMYANDU dalam hal perwujudan pelayanan, yakni
masih maraknya praktik calo yang terdapat di BP2T, seperti yang dikemukakan
salah satu pegawai berikut:
“Banyak.. jujur nih, banyakan iya, jadi dari orang-orang BP2T ya ikut
ngebantu pemohon atau masyarakat.. ya ga bisa dipungkiri ya,
Universitas Indonesia
masyarakat butuh minta tolong ya kita ikut ngebantu, jadilah kaya gitu..”
(wawancara dengan pegawai X, 28 Mei 2015)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bab 2 ini menjelaskan mengenai literatur ilmiah yang dijadikan tinjauan pustaka
dan teori yang terkait dengan “Implementasi Sistem Informasi Manajemen
Pelayanan Terpadu (SIMYANDU) Terintegrasi di Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu (BP2T) Kota Tangerang Selatan”
11 Universitas Indonesia
hal yakni Aplikasi, Teknologi Informasi, dan Sumber Daya Manusia yang saling
terkait dan mempengaruhi penerapan SIMIT di BKPM. 3) Kendala yang dihadapi
meliputi tiga aspek tersebut, kendala pada aplikasi terjadi akibat nilai konversi
Dollar ke Rupiah yang selalu berbeda serta bahasa pengantar dalam website
promosi yang tidak ada terjemahannya, kemudian kendala pada Teknologi
Informasi terjadi akibat koneksi internet yang terkadang terhambat serta
keterbatasan anggaran, sedangkan kendala pada SDM terjadi akibat kualitas
beberapa karyawan yang masih rendah dan kuantitas pengelola yang terbatas.
Penelitian yang dilakukan Achmad memiliki beberapa persamaan dengan
penelitian yang dilakukan peneliti, yakni mengambil objek penelitian mengenai
penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam penyelenggaraan
pelayanan. Namun, terdapat perbedaan dalam fokus dan site penelitian, yakni
penelitian Achmad mengambil fokus terhadap penerapan SIM dalam penanaman
modal dan investasi di Badan Koordinasi Penanaman Modal, sedangkan peneliti
mengambil fokus terhadap penerapan SIM dalam penyelenggaraan pelayanan
terpadu di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tangerang Selatan.
Penelitian kedua yaitu penelitian yang diperoleh dari Skripsi Ilmu
Administrasi Negara FISIP Universitas Indonesia yang berjudul Operasionalisasi
Aplikasi Komunikasi dan Manajemen Data Nasional (KOMANDAN) Sistem
Informasi Keuangan Daerah Oleh Subdirektorat Data Keuangan Daerah
Kementerian Keuangan yang ditulis oleh Firmanda Aritonang pada tahun
2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan operasionalisasi sistem
Aplikasi Komunikasi dan Manajemen Data Nasional (KOMANDAN) Sistem
Informasi Keuangan Daerah Oleh Subdirektorat Data Keuangan Daerah
Kementerian Keuangan, sehingga diharapkan akan diketahui apakah implementasi
tersebut dapat mencapai tujuan dari aplikasi yang telah ditetapkan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan positivis karena penelitian ini
menggunakan teori dalam proses analisis datanya agar hasil temuan analisis data
dapat lebih terstruktur. Adapun teori utama yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teori implementasi sistem informasi yang dikemukakan oleh Whitten,
Bentley and Dittman (2002). Jenis penelitian berdasarkan tujuan penelitian
termasuk ke dalam penelitian deskriptif, berdasarkan dimensi waktu termasuk ke
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
pemakaian program SIMPEG dan ditujukan untuk pemakaian rutin. Dari sisi
prosedur, belum terdapat prosedur kerja tertulis dan hanya merupakan
kesepakatan antara BKD dengan SKPD mengenai pelaporan perubahan data, dan
ada ketidaksinkronan peraturan. Lalu masih terdapat ketimpangan kondisi
perangkat keras di beberapa bidang, input data yang masih manual serta data
output pegawai yang masih tidak dapat dimunculkan.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti yakni sama-sama membahas mengenai implementasi dalam hal sistem
informasi. Namun, terdapat sedikit perbedaan pada jenis sistem informasi yang
menjadi objek penelitian dimana peneliti membahas mengenai sistem informasi
manajemen dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu, sedangkan
penelitian oleh Agustiar membahas mengenai Sistem Informasi Manajemen yang
fokus terhadap sistem manajemen kepegawaian. Adapun perbandingan tinjauan
pustaka yang telah dijabarkan sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti terangkum dalam tabel sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Tabel 2.1
Perbandingan Antar Penelitian dalam Tinjauan Pustaka
Penelitian 1 Penelitian 2 Penelitian 3 Penelitian 4
Peneliti Achmad Muslihan Firmanda Aritonang Agustiar Rizka Luthfia Farah Hardinati
Judul Penerapan Sistem Operasionalisasi Aplikasi Implementasi Sistem Implementasi Sistem
Penelitian Informasi Manajemen Komunikasi dan Informasi Manajemen Informasi Manajemen
Investasi Terpadu Manajemen Data Nasional Kepegawaian di Badan Pelayanan Terpadu
(SIMIT) di Badan (KOMANDAN) Sistem Kepegawaian Daerah (SIMYANDU)
Koordinasi Penanaman Informasi Keuangan Surakarta Terintegrasi di Badan
Modal Daerah Oleh Pelayanan Perizinan
Subdirektorat Data Terpadu (BP2T) Kota
Keuangan Daerah Tangerang Selatan
Kementerian Keuangan
Tahun 2007 2013 2009 2015
Tujuan 1.Untuk mendeskripsikan 1.Untuk menjelaskan 1. Untuk mengetahui 1. Untuk menganalisis
Penelitian bagaimana sistem operasionalisasi sistem implementasi sistem bagaimana implementasi
informasi manajemen Aplikasi Komunikasi informasi manajemen atau pelaksanaan dari
investasi terpadu dan Manajemen Data kepegawaian (SIMPEG) Sistem Informasi
diterapkan di Badan Nasional dalam menunjang fungsi Manajemen Pelayanan
Koordinasi Penanaman (KOMANDAN) Sistem manajemen kepegawaian Terpadu (SIMYANDU)
Modal Informasi Keuangan yang ada di Badan Terintegrasi di Badan
2.Untuk mengetahui Daerah Oleh Kepegawaian Daerah Pelayanan Perizinan
kendala yang dihadapi Subdirektorat Data Kota Surakarta Terpadu Kota Tangerang
dalam rangka penerapan Keuangan Daerah 2. Untuk mengetahui Selatan serta faktor-faktor
sistem informasi Kementerian Keuangan, hambatan yang muncul apa saja yang menjadi
manajemen investasi sehingga diharapkan dalam implementasi kendala dalam
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
terkait dan dalam penerapan sistem. kurang dari segi kuantitas 2. Faktor penghambat yang
mempengaruhi 2.Hal lain yang juga peserta dan perlu dicermati: masih
penerapan SIMIT di berpengaruh yakni penyelenggaraan, serta kurang berjalannya
BKPM. terdapat permasalahan masih terbatas dalam menu website BP2T dan
3.Kendala pada aplikasi dalam aspek ekonomi ranah praktis yakni hanya SMS Centre dalam
terjadi akibat nilai dan aspek efisiensi yang pada cara pemakaian SIMYANDU karena
konversi Dollar ke terdapat dalam kerangka program SIMPEG dan kurangnya sosialisasi
Rupiah yang selalu teori analisis penelitian ditujukan untuk kepada masyarakat
berbeda serta bahasa tersebut. pemakaian rutin sehingga aspek interaksi
pengantar dalam website 4. Belum terdapat prosedur G to C menjadi
promosi yang tidak ada kerja tertulis dan hanya terhambat, terjadi
terjemahannya, kendala merupakan kesepakatan ketidaksinkronan dalam
pada Teknologi antara BKD dengan proses mutasi berkas
Informasi terjadi akibat SKPD mengenai dalam sistem maupun
koneksi internet yang pelaporan perubahan hardcopy, penerapan
terkadang terhambat data, dan ada sistem yang tidak
serta keterbatasan ketidaksinkronan menimbulkan efisiensi
anggaran, sedangkan peraturan, ketimpangan dalam pengurangan
kendala pada SDM kondisi perangkat keras berkas (no paperless)
terjadi akibat kualitas di beberapa bidang, input dan masih maraknya
beberapa karyawan yang data yang masih manual praktik calo di
masih rendah dan serta data output pegawai lingkungan BP2T Kota
kuantitas pengelola yang yang masih tidak dapat Tangerang Selatan.
terbatas dimunculkan.
Sumber: Olahan Peneliti, 2015
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
interaksinya tidak hanya seputar pada hal-hal yang berhubungan dengan diplomasi
saja, namun lebih jauh lagi yakni untuk memperlancar kerjasama antar Negara
dan antar entitas-entitas Negara (masyarakat, industri, perusahaan, dll) dalam
melakukan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi perdagangan, proses
politik, hubungan sosial budaya dan lain sebagainya.
d. Government to Employee (G2E)
Pada akhirnya, aplikasi e-government juga diperuntukkan dalam upaya
meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau karyawan
pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat
(public servant).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
membuat framework SIM, hal utama yang dilihat adalah permasalahan yang
dihadapi dalam penerapan SIM. Adapun komponen-komponen yang terdapat
dalam penerapan sistem informasi dalam organisasi atau manajemen publik
diantaranya: (Sutabri, 2005:114-115)
Universitas Indonesia
dan tindakan untuk melihat apakah sebuah sistem telah berhasil dan bermanfaat
bagi organisasi. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Henry C.
Lucas (2000:520) bahwa “Implementation is part of the procsess of designing a
sistem and is component of change. Implementation refers to the design team‟s
strategy and actions for seeing that a sistem is successful and makes a
contribution to the organization”.
Pemaparan tersebut juga didukung oleh Tata Sutabri (2005:289) yang
mengemukakan bahwa implementasi atau penerapan merupakan kegiatan
memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual sehingga
menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Kemudian, lain halnya dengan yang
dikemukakan George M. Scott dalam bukunya Prinsip-Prinsip Sistem Informasi
Manajemen, bahwa penerapan atau implementasi sistem adalah proses
pemasangan sistem yang baru dirancang, termasuk semua perlengkapan dan
perangkat lunak yang dibeli. Selain itu, implementasi sistem sangat bergantung
pada keterampilan teknis dan biasanya merupakan kegiatan yang sangat
terstruktur (Scott, 1995:558).
Berdasarkan pemaparan beberapa teori tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa dalam implementasi sistem informasi tidak hanya membutuhkan perangkat
dalam unsur teknologi komputer, tetapi juga diperlukan unsur manusia yang
mengelola sehingga implementas dapat dikatakan sebagai kegiatan
mengintegrasikan sumber daya fisik serta unsur konseptual sehingga sistem dapat
bekerja dan memberikan manfaat bagi organisasi. Hal tersebut turut pula
didukung oleh pernyataan Andrea Caldelli dan Parmigiani dalam Jurnalnya yang
berjudul Management Information Sistem-A Tool for Corporate Sustainability
bahwa dalam menganalisis sistem informasi manajemen, diperlukan alat untuk
mengontrol dimana dalam menerapkannya juga diperlukan bagaimana tindakan
dapat diambil melalui adanya prosedur dan tugas-tugas yang dijalankan sehingga
dapat dijadikan landasan dalam mencapai tujuan organisasi (Caldelli &
Parmigiani, 2004:160)
Keberhasilan implementasi dari suatu sistem hendaknya dapat dikaji
berdasarkan beberapa aspek, yang diharapkan dari hasil kajian ini tentunya akan
membantu dalam menganalisis sistem yang diterapkan. Hasil analisis yang
Universitas Indonesia
1. Performance Analysis
Performance analysis atau analisis kinerja umumnya diaplikasikan pada
jenis transaksi yang dimasukkan ke dalam sistem, atau input sistem. Untuk
melihat kinerja dari sebuah transaksi, maka perlu diketahui baik throughput dan
response time. Throughput adalah jumlah pekerjaan yang dilakukan dalam kurun
waktu tertentu, sementara response time adalah lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk merespon atau memproses transaksi atau pekerjaan. Meskipun baik
throughput maupun response time diklasifikasikan secara terpisah, namun kedua
aspek ini harus tetap dipertimbangkan bersama.
Universitas Indonesia
mengenai output yang dihasilkan dari sebuah sistem, termasuk didalamnya berupa
laporan. Analisis informasi mulanya mengidentifikasi output yang dihasilkan oleh
sistem, dan untuk sistem itu sendiri, sedangkan analisis data didasarkan pada
aspek-aspek output, input dan media penyimpanan (storage data) Pada analisis
terdadap aspek output dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Users should review computer output for completeness and accuracy:
yaitu mengenai bagaimana operator atau pengguna melakukan pengecekan
untuk memastikan kelengkapan dan akurasi data yang dihasilkan oleh
proses dalam sistem.
b. Shared output no longer needed: yaitu mengenai bagaimana tindakan yang
dilakukan atas output yang tidak dibutuhkan lagi, misalnya terhadap
berkas atau lembaran kertas yang tidak dipergunakan lagi.
c. Automatic system data entri: yaitu bagaimana sebuah hasil data dientri
atau dimasukkan dalam sistem
3. Economic Analysis
Analisis ekonomi dalam hal ini bertujuan untuk melihat permasalahan
yang berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan dari pengembangan atau
penggunaan sistem, dimana biaya yang dikeluarkan secara berlebihan. Aspek ini
digunakan untuk mengetahui apabila terjadi permasalahan dalam anggaran.
Universitas Indonesia
Sistem ini jua dilihat dari kemungkinan permasalahan dalam pengawasan yang
akan berdampak terhadap kinerja dari sistem ini
5. Efficiency Analysis
Efisiensi dalam hal ini seringkali bersinggungan dengan analisis ekonomi.
Namun, ekonomi lebih berkaitan dengan jumlah atau kuantitas dari sumber daya
yang digunakan, sedangkan efisiensi fokus terhadap bagaimana sumber daya
dapat digunakan dengan pengeluaran seminim mungkin. Oleh kaena itu, analisis
efisiensi untuk melihat sistem dari sisi masalah dan peluang yang berkaitan
dengan bagaimana sumber daya baik manusia, fasilitas dan sebagainya, digunakan
untuk mendukung pengoperasian sistem, sehingga pada akhirnya terdapat suatu
upaya meminimalisir pengeluaran dari sumber daya tersebut. Masalah dan
peluang yang timbul dalam efisiensi ini akan berdampak pada sumber daya agar
dapat dipergunakan dengan lebih baik, efisien dan efektif.
6. Services Analysis
Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai situasi terkait dengan pelayanan
yang disediakan oleh sistem informasi yang diterapkan. Salah satu tujuan dalam
menerapkan sistem informasi adalah untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Untuk itu, perlu dikaji hal-hal apa saja yang menentukan pencapaian
tujuan dari penyelenggaraan layanan berbasis sistem ini (Eccles et al, 2000:272).
Dalam analisis pelayanan ini akan didasarkan pada aspek-aspek berikut
diantaranya (Whitten et al, 1990:141-146)
a. Reliability and Accuracy of the system: aspek realibility ini dimaksudkan
untuk melihat apakah aktivitas yang dilakukan dalam memproses data
dalam sistem sehingga dapat menghasilkan output yang konsisten, akurat
dan dapat dipercaya.
b. Ease of use: seringkali disebut sebagai user friendliness yang berkaitan
dengan kemudahan penggunaan sistem. Sistem informasi biasanya
diciptakan untuk mempermudah pekerjaan yang sebelumnya dilakukan
manual yang kerapkali lebih rumit. Untuk itu, aspek ease of use sangat
penting untuk dilihat apakah sistem dapat dipergunakan dan dipelajari
Universitas Indonesia
dengan mudah oleh para pengguna dan operator sistem, sehingga akan
menghasilkan pekerjaan yang lebih efisien dengah hasil yang akurat
c. Flexibility: aspek ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat
situasi atau kondisi berupa permasalahan dimana sistem tidak mampu
mengatasinya. Dalam hal ini, sistem diharapkan memiliki kemampuan
untuk bersifat fleksible yakni dapat mengikuti perkembangan teknologi
yang ada, sehingga sistem yang ada dapat lebih mudah menghadapi situasi
maupun kondisi dengan teknologi yang lebih terbaru.
d. Coordination: aspek ini dibutuhkan untuk mengetahui apakah orang-orang
yang terlibat dalam sistem sudah berkoordinasi dalam melakukan
aktivitasnya. Hal lain yang turut berpengaruh adalah apakah terjadi
permasalahan atau kontradiksi dalam mengambil keputusan, serta apakah
orang-orang yang terlibat mengerti bagaimana rekan kerjanya berinteraksi
dengan pekerjaannya.
Universitas Indonesia
informasi, dan para ahli sistem informasi seperti analis sistem, pemrogram, serta
pelaksana komputer (O’Brien, 1999:45 dalam Gaol, 2008:38). Parker (1989:657)
menjelaskan bahwa untuk melihat sumber daya manusia yang menjalankan
sebuah sistem, dapat dilihat dari pembagian kerja pegawai (work), kualifikasi
pegawai (qualification) dan pelatihan kerja (training), yang untuk lebih jelasnya
dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Pembagian Kerja Pegawai
Parker (1989:657) mengungkapkan bahwa pembagian kerja pegawai penting
dalam melihat spesifikasi pekerjaan meliputi tugas-tugas yang diberikan
dengan mengingat kemampuan baik mental maupun fisik pegawai. Selain
itu, Mcleod (1998:20) menambahkan bahwa dalam pelaksanaan sistem
informasi, terdapat pegawai yang bertanggungjawab dalam mengembangkan
data dan memelihara sistem berbasis komputer yang disebut spesialis
informasi. Spesialis informasi tersebut diantaranya adalah analis sistem,
pengelola database, administrator jaringan, programmer, dan operator
komputer.
b. Kualifikasi Pegawai
Keberhasilan dari pelaksanaan operasional sistem informasi merupakan
fungsi dari kualitas pegawai yang dipekerjakan untuk mengelola sistem
tersebut. Tanpa adanya seleksi atau pemilihan dan pelatihan pegawai yang
cukup memadai, maka akan ditemui kesulitan dalam pengembangan sistem
informasi yang juga memadai. Untuk itu perlu dipilih pegawai yang capable
dan menugasi mereka dalam melaksanakan tugas-tugas yang telah
ditentukan, memantau kinerja serta membuat program pelatihan untuk
karyawan baru.
c. Pelatihan Kerja
Sebenarnya, inti dari diadakannya pelatihan adalah untuk memberikan
keterampilan dasar bagi pegawai dalam memanfaatkan aplikasi perangkat
lunak yang umum digunakan dalam memberikan pelayanan. (Anttiroiko,
2005:40). Kemudian, Lubitz dan Wickramasinghe (2007:136)
menambahkan bahwa dalam pengaplikasian sistem informasi berbasis ICT
memerlukan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan dan
Universitas Indonesia
3. Input (Masukan)
Input atau masukan meliputi upaya untuk menangkap dan menghimpun elemen
yang dibutuhkan suatu sistem untuk kemudian dapat diproses, misalnya, data,
energi maupun tenaga manusia yang diatur sedemikian rupa agar dapat diproses
(O’Brien, 1997:18). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa input merupakan
unsur masukan seperti data yang akan dimasukkan ke dalam sistem informasi agar
Universitas Indonesia
4. Processing (Proses)
Setelah masukan diperhitungkan, maka selanjutnya adalah masuk kedalam tahap
proses, dimana tahap ini meliputi proses transformasi yang mengkonversikan
bentuk input menjadi output (O’Brien, 1997:18). Parker membagi komponen
dalam tahap proses, diantaranya (Kumorotomo & Margono 1998:18):
a. Basis Data: Seperti telah diuraikan sebelumnya, data adalah fakta-fakta
yang akan dibuat menjadi informasi yang bermanfaat. Data inilah yang
akan dipilahkan, dimodifikasi, atau diperbarui oleh program-program
supaya dapat menjadi informasi tersebut. Sebagaimana halnya program-
program komputer, data biasanya berupa bentuk yang dapat dibaca oleh
mesin sehingga setiap saat mesin komputer dapat mengolahnya
b. Perangkat Lunak (Software): Istilah perangkat lunak merujuk pada
program-program komputer beserta petunjuk-petunjuk (manual)
pendukungnya. Yang disebut program komputer adalah instruksi-instruksi
yang dibaca oleh mesin yang memerintahkan bagian-bagian dari perangkat
keras SIM berbasis komputer untuk berfungsi sedemikian rupa sehingga
dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat dari data yang tersedia
c. Perangkat Keras (hardware): Istilah perangkat keras merujuk kepada
perkakas mesin. Oleh karena itu, perangkat keras terdiri dari komputer itu
sendiri yang biasanya disebut sebagai cenral processing unit (CPU)
beserta semua perangkat pendukungnya. Perangkat pendukung yang
dimaksud adalah perkakas keluaran (output devices), perkakas
penyimpanan (memory), dan perkakas komunikasi.
5. Output (Keluaran)
Output atau keluaran merupakan hasil dari pemrosesan input dalam sistem
informasi, dimana dalam output ini meliputi unsur mentransfer komponen yang
telah dihasilkan oleh proses transformasi menjadi tujuan akhir dari sistem itu
sendiri. Bentuk yang ada pada output mengacu pada bentuk yang dihadirkan
kepada pengguna
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
METODE PENELITIAN
39 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
GAMBARAN UMUM
Pada bagian ini, akan dijelaskan gambaran umm dari Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu (BP2T) Kota Tangerang Selatan mencakup sejarah, visi misi, struktur
organisasi, jenis perizinan yang dikelola, jenis teknologi informasi yang
dikembangkan serta mengenai gambaran umum SIMYANDU terintegrasi
46
Universitas Indonesia
Kepala Badan
Pelayanan Perizinan
Terpadu
Sekretaris
Jabatan
Fungsional Sek. Bagian Sek. Bagian Sek. Bagian
Program, evaluasi Umum dan Keuangan
& pelaporan Kepegawaian
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
7. Web Portal: Fungsi web berisi tentang informasi, yang dapat digunakan
oleh masyarakat untuk mengecek status berkas atau posisi perizinan, melihat alur
perizinan, melakukan simulasi perhitungan retribusi, pengecekan keaslian SK,
mengetahui jumlah pendaftar dan masyarakat dapat mengetahui daftar perizinan
yang disetujui atau dikeluarkan oleh BP2T Kota Tangsel. Dua alamat situs yang
telah dioperasikan yakni, www.bp2t.tangerangselatankota.go.id dan
bp2t@tangerangselatankota.go.id
8. SMS Gateway atau SMS Centre: adalah aplikasi SMS yang bersifat dua
arah (two-way SMS) yang dapat membantu masyarakat/pemohon izin dalam
menjalin interaksi dengan BP2T. Melalui SMS Centre, masyarakat pemohon juga
dapat mengetahui status berkas perizinan, besaran retribusi perizinan yang harus
dibayarkan dan alur perizinan melalui SMS dengan mengirimkan SMS dengan
format: Info (spasi) Nomor Pendaftaran lalu kirim ke nomor 085779641800
9. Sistem Informasi Manajemen Perizinan Online (SIMPONIE): sistem yang
baru diluncurkan pada 10 April 2015 lalu yang berfungsi sebagai alat untuk
memproses perizinan jenis Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda
Daftar Perusahaan (TDP) secara online. Melalui Simponie proses paraf sampai
dengan penandatanganan berkas perizinan cukup melalui gadget yang terhubung
dengan sistem melalui jaringan internet. Jadi dimanapun dan kapanpun pimpinan
dapat melakukan proses paraf dan penandatanganan izin, sehingga dengan sistem
proses perizinan dapat diselesaikan dalam beberapa jam saja
Universitas Indonesia
terintegrasi ini, telah membawa manfaat yang cukup signifikan diantaranya adalah
(1) Dapat melakukan sharing informasi antar unit internal terkait data permohonan
perizinan, sehingga menjadi lebih mudah untuk diakses; (2) Masyarakat dapat
mengakses website dan SMS Centre yang terintegrasi dalam SIMYANDU untuk
memastikan bahwa permohonannya diproses bahkan dapat mengetahui setiap
tahapan yang telah dilalui dalam proses pelayanan melalui notifikasi SMS, sampai
pada berkas permohonannya selesai diproses; (3) Sebagai media pelaporan yang
dapat diawasi atau dimonitor oleh pimpinan secara langsung
Melalui sistem ini pula, dimungkinkan untuk berbagi data antara BP2T
dan Dinas Teknis penerbit rekomendasi, sehingga dengan adanya sistem ini
pemrosesan perizinan dapat lebih cepat. Sistem ini disebut terintegrasi karena
sistem tidak berdiri sendiri, melainkan sudah terintegrasi dengan website BP2T
yang dapat diakses melalaui bp2t.tangerangselatankota.go.id, dimana masyarakat
pemohon izin dapat mengetahui informasi mengenai tahap-tahap perizinan baik
melalui website maupun melalui SMS Centre yang dikirim melalui sistem tentang
posisi berkas permohonannya. Dengan kata lain, SIMYANDU terintegrasi ini
memiliki fitur utama yang juga mengintegrasikan dua sistem berbasis teknologi
yakni sistem SMS Gateway/SMS Centre dan Website Portal BP2T yang dapat
diakses oleh masyarakat pemohon izin dalam mencari informasi mengenai berkas
perizinan yang diajukan. Adapun alur mekanisme layanan proses perizinan yang
akan dilalui oleh masyarakat pemohon akan dijelaskan pada gambar berikut:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
ini juga pemohon akan mendapat informasi kapan berkas perizinan tersebut
selesai dan dapat diambil oleh masyarakat pemohon izin. Intinya dengan sistem
ini akan membuat proses perizinan menjadi cepat, akurat, transparan dan
memberikan kepastian baik dari segi biaya maupun waktunya.
Aplikasi SIMYANDU hanya dapat diakses oleh pengguna yang telah
dibuatkan user account oleh administrator. Masing-masing dari pengguna yang
bertugas dalam pemrosesan izin memiliki user account dan passwordnya sendiri.
Aplikasi juga ditempatkn pada server yang dapat diakses oleh publik dengan
menggunakan fasilitas internet. Adapun prosedur dalam menjalankan aplikasi
secara umum bagi para pengguna adalah dimulai dari dilakukannya prosedur login
dengan mengaktifkan aplikasi browser seperti Internet Explorer, Mozilla, Google
Chrome dan sebagainya. Kemudian ketik alamat aplikasi dengan memasukkan
alamat website Aplikasi SIMYANDU yakni menggunakan IP Protokol yang dapat
diakses di lingkungan kantor BP2T dengan nomor IP
192.168.10.10/SIMYANDU/. Setelah masuk ke halaman login aplikasi, maka
akan muncul tampilan halaman sebagai berikut
Universitas Indonesia
Setiap transaksi yang dilakukan oleh pengguna atau user akan dicatat oleh
sistem SIMYANDU sesuai bagian yang menginputnya, dan dapat dilakukan
pencetakan jika dibutuhkan. Selanjutnya, untuk mengakhiri penggunaan aplikasi
dapat dilakukan melalui prosedur menagkhiri aplikasi. Apabila tidak ada aktifitas
yang dilakukan oleh user selama satu jam, maka sistem akan secara otomatis
mereset session atau waktu pengguna dalam menggunakan aplikasi. Untuk
melanjutkan, maka pengguuna harus kembali melakukan prosedur login. Apabila
pengguna sudah tidak menggunakan dan ingin keluar (logout) dari aplikasi, maka
hanya klik tombol logout dan aplikasi akan kembali ke halaman login. Perlu
diingat bagi pengguna bahwa untuk menghindari penggunaan dari pihak lain yang
tidak berwenang, maka tidak diperkenankan untuk meninggalkan komputer pada
saat aplikasi dalam keadaan Login.
Dalam aplikasi SIMYANDU terintegrasi ini, dilakukan upaya dalam
mengintegrasikan seluruh kebutuhan dari tahapan proses pelayanan perizinan
dengan beragam model yang ada ke dalam satu buah sistem yang terintegrasi. Hal
tersebut dilakukan agar dapat membantu BP2T Kota Tangerang Selatan dalam
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada publik. Untuk itu, sistem dalam
hal ini mengelompokkan fungsinya menjadi 6 (enam) kelompok atau modul yang
saling terintegrasi dalam satu sistem. Keenam modul tersebut diantaranya adalah:
1. Modul Pelayanan (Front Office): adalah modul yang dapat diakses oleh
petugas di bidang Pelayanan. Modul Pelayanan dibuat sebagai alat bantu pada
Bidang Pelayanan dalam memberikan pelayanan kepada para pemohon yang
mengajukan perizinan. Adapun fungsi-fungsi yang terdapat dalam modul ini
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
6. Modul Monitoring dan Pelaporan, adalah modul yang dibuat sebagai alat
bagi pemimpin lembaga pelayanan publik maupun kepala daerah untuk
memonitor perkembangan layanan sebagai acuan untuk pengambilan keputusan.
Selain itu, modul ini memiliki beberapa fungsi lainnya yaitu: (1) Monitoring Per
Jenis Periizinan; (2) Monitoring Per Bulan Masuk; (3) Monitoring Per Desa dan
Kecamatan; (4) Monitoring Masa Berlaku Perizinan; (5) Monitoring Perizinan
Batal dan Dicabut; (6) Monitoring Per Pengambilan Izin; (7) Monitoring Per
Nama Pemohon; (8) Monitoring Per Nama Perusahaan; (9) Monitoring Per Bulan
Pengambilan; (10) Laporan Realisasi Penerimaan; (11) Laporan Rekapitulasi
Pendaftaran; (12) Laporan Rekapitulasi Perizinan; (13) Laporan Rekapitulasi
Retribusi; (14) Laporan Rekapitulasi Pengambilan Izin
Dalam pengoperasian SIMYANDU terintegrasi ini, terdapat peran
administrator yakni pegawai BP2T yang manakala pengguna dari bidang yang
bertugas mengalami kesulitan dalam mengakses, maka dapat meminta bantuan
dari administrator. Administrator ini bertugas di bidang Pengembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Pelaporan yang selalu standby dan siap
sedia ketika dibutuhkan. Berikut daftar pegaawai administrator yang ada di bidang
pengembangan TIK dan sistem pelaporan BP2T Kota Tangerang Selatan:
Universitas Indonesia
59 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Jika diasumsikan dari data jumlah berkas yang diterima pada tahun 2014
tersebut dirata-ratakan, maka berkas yang diproses dalam sistem dalam perharinya
(diasumsikan 22 hari kerja, karena sabtu minggu libur), berjumlah sekitar 50
sampai 80 berkas yang didaftarkan untuk selanjutnya diproses ke bagian-bagian
lain baik secara sistem maupun secara berkas. Hal tersebut menunjukkan bahwa
jumlah data pendaftaran perzinan yang diinput melalui sistem pada bagian front
office atau pelayanan per harinya cukup banyak. Sementara, jumlah pegawai di
bidang front office sebanyak 4 orang di bidang pelayanan perizinan ekonomi dan
kesra serta 6 orang di bidang pelayanan perizinan bidang pembangunan. Jika
Universitas Indonesia
dibandingkan dengan jumlah pegawai yang melakukan input dan volume rata-rata
berkas yang masuk ke bidang pendaftaran, dapat dikatakan bahwa jika per
orangnya melakukan input data pendaftaran sekitar 5 sampai 8 berkas.
Hal ini berarti beban kerja yang ditanggung per orangnya tidaklah sulit,
dan berkas yang masuk dapat diinput dan diproses dengan baik. Tentunya data
yang ditampilkan tersebut disini dijadikan sebagai gambaran, karena jumlah
berkas yang didaftarkan setiap harinya tentunya berubah-ubah. Berkas yang
masuk ke pendaftaran tersebut, kemudian masuk ke bagian verifikasi dan
pemeriksaan berkas dimana akan diperiksa kelengkapan berkas, dan data yang
telah diinput oleh petugas di bagian pendaftaran tersebut. Petugas yang berada di
bagian verifikasi dan penetapan ini berjumlah 13 orang yang rerdiri dari 8 orang
bidang perizinan ekonomi dan kesra dan 5 orang bidang perizinan pembangunan.
Kemudian, dilihat dari aspek response time dalam performace analysis
yang dikemukakan oleh James Wetherbe (dalam Jeffrey Whitten et al, 2001),
bahwa kinerja atau performance dari suatu sistem dapat dilihat dari waktu yang
diperlukan dalam memproses sebuah transaksi. Transaksi disini juga dapat
diartikan sebagai lamanya waktu yang diperlukan dalam melakukan proses input
data. Untuk menginput data di bidang front office atau pelayanan pendaftaran,
petugas hanya melakukan entri data yang sifatnya simple meliputi isian nama
pemohon, nomor KTP, jenis izinnya yang dimohonkan, tanggal terima berkas,
lokasi izin hingga pengecekan berkas dan terakhir mencetak tanda terima
pendaftaran. Berikut tampilan entri data dalam modul front office SIMYANDU:
Gambar 5.1 Tampilan Menu Isian Data Pemohon Modul Front Office
Sumber: BP2T Kota Tangerang Selatan
Universitas Indonesia
kemudian menceklis kelengkapan dari berkas permohonan yang diajukan. Hal ini
telah sesuai dengan jobdesk atau uraian kerja untuk bidang pendaftaran pelayanan
yang ada di front office. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Agianto
Syamhalim, staf operator di bidang pengembangan TIK dan sistem pelaporan
BP2T Kota Tangerang Selatan, berikut:
“Iya, jadi untuk awal kan pemohon dateng ke front office.. nah di
pelayanan itu fiturnya cuma entri data ya simple, seperti itu, kayak
misalnya nama, nomer ktpnya, jenis izinnya apa, seperti itu.. jadi yang di
front office fiturnya tuh hanya mencatat data singkat dari pemohon yang
datang ke BP2T Tangsel.. si front office rada singkat lah untuk entri
datanya, itu jadi yang menggunakan SIMYANDU ya sesuai dengan
jobdesknya.. jobdesknya dia di front office ya dia cuma entri data
pemohon aja yang singkat, seperti itu jadinya..” (wawancara dengan
Agianto Syamhalim, 8 Mei 2015)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
lapangan ini perizinan apa ini, nah ini ini produknya wasdal..”
(wawancara dengan Bapak Ari Ridwan, 13 Mei 2015)
Pada bidang wasdal menurut Bapak Ari, memiliki bagian dan tugasnya
masing-masing. Terdapat bagian pra tinjauan dan pasca tinjauan, pra tinjauan
yakni posisi Pak Ari dimana pegawai bertugas melakukan penerimaan mutasi
berkas dari pelayanan untuk selanjutnya dilakukan penjadwalan peninjauan
lapangan. Selain itu, pra tinjauan juga melakukan koordinasi dengan koordinator
wilayah (Korwil) yang mendampingi dalam melakukan peninjauan lapangan,
kemudian setelah dilakukan peninjauan lapangan, berkas masuk ke pasca tinjauan,
disini BAP hasil tinjauan lapangan akan diketik dan dientri ke sistem. Berikut
tampilan data entri tinjauan lapangan pada modul back office bidang wasdal:
Universitas Indonesia
Setelah entri hasil tinjauan lapangan tersebut selesai dientri sesuai dengan
perjanjian yang dibuat, dan disimpan ke sistem, maka status akan perizinan
tandanya telah diupdate. Selanjutnya, hasil pemeriksaan lapangan (HPL) tersebut
dibuatkan BAP atau berita acara pemeriksaan tinjauan lapangan untuk mengkaji
HPL. Kemudian tampilan menu akan menunjukkan entri data berupa tanggal
pemeriksaan lapangan dan pesan komentar. Beriku tampilan form Berita Acara
Pemeriksaan dalam menu SIMYANDU:
Kemudian, setelah BAP Hasil Tinjauan lapangan sebagai tugas akhir dari
bidang wasdal selesai, maka berkas selanjutnya dimutasi kembali ke bidang
perizinan yang bersangkutan untuk ditandatangi Kepala Seksi, Kepala Bidang,
Sekretaris Badan dan Kepala Badan untuk kemudian dikeluarkan Surat Keputusan
(SK) atau Izin. Adapun waktu diberikan dalam pemrosesan berkas perizinan
pembangunan di bidang wasdal sendiri adalah 14 hari kerja terhitung dari awal
berkas dimutasi, peninjauan lapangan hingga pada pembuatan BAP.
Selanjutnya, akan dilakukan penetapan perizinan pada menu SIMYANDU
yang digunakan untuk menetapkan apakah izin diterima atau ditolak melalui
Universitas Indonesia
tampilan form penetapan izin berupa penetapan SK baik izin yang diterima
maupun yang ditolak. Kemudian, dapat dilakukan pencetakan SK/Izin maupun
pencerakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD). Dalam hal performance
analysis melalui throughput dan response time ini, modul yang terkait dalam
analisis ini adalah modul pelayanan (front office) dan modul pemrosesan (back
office) dalam hal pemrosesan izin, sedangkan menu lainnya berupa modul kepala
badan, secretariat badan dan modul monitoring merupakan modul pendukung dari
fungsi utama SIMYANDU sebagai alur pemrosesan berkas perizinan. Dikatakan
sebagai pendukung karena, modul kepala badan berfungsi sebagai alat bantu
penandatanganan SK yang termasuk ke dalam alur pemrosesan, kemudian modul
secretariat badan digunakan untuk menerima dan menyerahkan berkas terhadap
pemohon. Modul monitoring dan pelaporan berfungsi bagi para pimpinan maupun
para pegawai untuk melakukan monitoring yang berkaitan dengan perizinan serta
sarana penyampaian pelaporan. Modul administrator juga merupakan modul
pendukung dimana melalui modul ini, dapat membantu petugas yang menjadi
administrator terkait pengembangan dan pengelolaan aplikasi SIMYANDU,
sehingga dapat mengakses informasi terkait pengaturan perizinan, dasar hukum
SK, pendataan property, nilai retribusi, koefisien tarif, data pegawai, unit kerja
dan peran pengguna dalam sistem.
Jadi dengan kata lain, berdasarkan keterangan dari para narasumber dan
data sekunder yang didapat, maka dalam hal performa SIMYANDU terintegrasi
ini telah memberikan kinerja yang cukup baik. Hal tersebut terbukti dari
singkatnya waktu yang dibutuhkan untuk menginput sebuah data berkas
permohonan di masing-masing bidang hanya dalam waktu 15 menit jika
dibandingkan dengan pemrosesan manual yang sebelumnya diterapkan. Namun
hal lain yang juga berpengaruh adalah, walaupun telah diterapkan SIMYANDU
sebagai basis data dari berkas perizinan, tetapi hardcopy dari berkas permohonan
izin masih dibutuhkan dalam hal mutasi berkas perizinan. Hal ini lah yang
menimbulkan ketidakefisienan dari sistem itu, karena para petugas selain harus
menginput data ke sistem juga harus melakukan mutasi berkas hardcopy ke
masing-masing bidang sesuai dengan alur perizinan, seperti yang diungkapkan
Agianto Syamhalim berikut:
Universitas Indonesia
“Kalo SIMYANDU memang belom, Karena dia, gimana ya, jadi alur
berkas tuh ada dua, satu melalui sistem, satu lagi hardcopynya.. yang jadi
kendala hardcopynya itu yang misalnya hilang kemana gitu, atau kalo
misalnya ditahan-tahan gitu sama orang, misalnya yang ini ditahan-
tahan..” (wawancara dengan Agianto, 28 Mei 2015)
Sedangkan untuk bidang wasdal, kinerja sistem dinilai cukup baik dalam
melakukan input data, namun dalam hal waktu pemrosesan, bidang wasdal sendiri
masih berpatokan pada aturan yang ada yakni waktu pemrosesan berkas di bidang
ini dilaksanakan selama 14 hari kerja. Namun demikian, hal ini masih tergantung
pada kualitas dari sumber daya manusia yang menginput atau mencatat data
berkas permohonan izin ke dalam sistem. Diluar dari hal tersebut, utamanya
SIMYANDU terintegrasi ini masih memberikan performa yang baik dengan
singkatnya waktu yang dibutuhkan untuk menginput data akan sangat membantu
mengingat banyaknya volume berkas yang masuk ke BP2T Kota Tangerang
Selatan.
Universitas Indonesia
kelengkapan dan akurasi data terkait berkas permohonan izin dilakukan oleh
petugas bidang pelayanan serta petugas di bidang verifikasi dan pemeriksaan
berkas, yang kemudian dilakukan pemeriksaan kembali oleh Kepala Seksi
Verifikasi dan Penetapan Perizinan dan juga staf di masing-masing bidang
perizinan. Dalam keterkaitannya dengan kelengkapan data, setiap perizinan yang
diajukan telah menetapkan persyaratan apa saja yang harus dipenuhi pemohon.
Kelengkapan berkas ini yang akan dicek oleh pegawai di bidang pelayanan (front
office) dan jika persyaratan belum lengkap, maka berkas izin tersebut tidak dapat
diproses. Kelengkapan input atau proses masukan dari informasi berkas izin ini
tentunya akan mempengaruhi kelengkapan output yang nantinya akan dihasilkan.
Adapun alur pemrosesan berkas dari mulai pendaftaran, masuk ke bidang
pemrosesan atau back office dimana akan dilakukan input data secara lebih detail
dan dicek lagi kelengkapan persyaratan yang masuk baik sistem maupun
hardcopy, untuk selanjutnya masuk ke bidang perizinan pembangunan/kesra yang
dicek juga oleh Kepala Seksi dan juga staf di bidang verifikasi dan penetapan lalu
kemudian masuk ke wasdal untuk dilakukan peninjauan lapangan. Dalam hal ini,
staf di bidang wasdal sangat membutuhkan adanya kelengkapan data, karena
untuk melakukan peninjauan lapangan, harus memenuhi persyaratan utama
kelengkapan berkas hardcopy maupun akurasi data yang diinput ke dalam sistem.
Jadi dengan kata lain, pemeriksaan kelengkapan berkas pada bidang awal
pendaftaran sampai kepada bidang pelayanan yang dituju sudah cukup baik
karena dilakukan sebelum berkas masuk untuk dilakukan peninjauan lapangan.
Namun demikian, pemrosesan izin melalui SIMYANDU yang belum
berbasis online ini nyatanya masih rawan dikuasai oleh para calo yang membantu
masyarakat dalam mengurus perizinan di BP2T Kota Tangerang Selatan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ketua Ombudsman, bahwa terdapat banyak
potensi pungutan liar dalam sektor pelayanan izin usaha di daerah, yang
disebabkan birokrasi di level ini yang dinilai berbelit (Adzkia, 2014). Begitupun
yang terjadi di BP2T Kota Tangerang Selatan, terhadap jenis perizinan diluar dari
perizinan jenis SIUP dan TDP yang baru pada 10 April 2015 lalu telah
diluncurkan secara online. Praktik calo ini umumnya dilakukan oleh pegawai
BP2T sendiri yang diminta masyarakat untuk membantu memproses serta
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Ditambah lagi, jika terjadi kesalahan dalam melakukan input data oleh
petugas yang mengharuskan dilakukan perubahan data yang dimasukkan melalui
petugas di bidang pengembangan TIK/server, dimana untuk melakukan perubahan
data harus melalui nota dinas secara tercetak. Hal ini juga dapat membuat berkas
hardcopy yang dihasilkan semakin bertambah, sebagaimana yang dikemukakan
oleh Agianto Syamhalim berikut ini:
“Enggak, berkas itu jadi banyak. Karena kita bukan akses internet banget,
jadi gak paperless gitu, Karena dia tidak di digitalisasi berkasnya, jadi ya
gak kayak Simponi, yang bisa discan cukup.. Jadi, perpindahan dari
bidang lain ke bidang lain dari tiap kepala seksi tiap bidang-bidangnya
berkas dari kepala seksi ya dikasih nota dinasnya, gitu. Makannya jadi
gak paperless” (wawancara dengan Agianto Syamhalim, 28 Mei 2015)
Selain itu, nota dinas juga masih digunakan manakala terdapat perpindahan atau
mutasi berkas dari satu bidang ke bidang pemrosesan berkas selanjutnya.
Kemudian, dalam hal meminta persetujuan atau approval berkas perizinan dari
satu bidang tertentu yang selain dilakukan melalui sistem, juga harus disertai
dengan approval secara hardcopy berupa paraf dari kepala seksi maupun
penerima berkas. Hal ini, menunjukkan bahwa dalam penerapan SIMYANDU ini
telah menimbulkan double job dimana dalam memproses berkas, harus dilakukan
dua kali dan juga beriringan baik dari sistem maupun dari berkas hardcopy. Tidak
adanya efisiensi output atau pengurangan berkas hardcopy ini, disebabkan pula
dari kinerja SIMYANDU yang dalam hal ini juga melakukan pengarsipan berupa
hardcopy pada akhir pemrosesan berkas yakni persyaratan kelengkapan berkas
harus diarsipkan sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang tentang
Kearsipan yang berlaku. Hal ini dikemukakan oleh pihak akademisi yaitu Prof.
Zainal A. Hasibuan, selaku Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia:
Universitas Indonesia
“Mengenai dokumen itu harus ada yang tercetak disamping yang digital,
mungkin ini ada kaitannya dengan Undang-Undang Arsip, sebenernya
Undang-Undang Arsip dan juga Undang-Undang apa itu saya lupa. Di
satu sisi undang-undang arsip itu masih harus dalam bentuk tercetak kalo
tidak salah ya, tapi di sisi lain dokumen digital itu bisa menjadi suatu
dokumen resmi. Nah mungkin ini masalah sinkronisasi kerja. Tapi
harusnya, agar dia efisien, artinya sumber dayanya salah satu kertas itu
lebih optimal, ya gak perlu lagi dokumen cetaknya ikut. Jadi di upload aja,
bisa dimasukin ke dalam suatu sistem..” (wawancara dengan Prof. Zainal
A. Hasibuan)
Berdasarkan pernyatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa aplikasi
SIMYANDU tidak menghasilkan efisiensi dalam hal output yang dikeluarkan,
karena berkas hardcopy permohonan izin masih sangat dibutuhkan baik dalam hal
verifikasi kelengkapan persyaratan maupun pengarsipan. Hal ini dikarenakan
karena dalam SIMYANDU tidak mendukung adanya proses digitalisasi berkas
sehingga tidak bersifat paperless.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pemeriksaan atau verifikasi ini tidak hanya dilakukan oleh petugas aau staf biasa
melainkan juga oleh Pimpinan setingkat Kepala Seksi. Apabila ditemukan berkas
yang salah ketik atau typo maka akan dilakukan koordinasi untuk memperbaiki
data tersebut melalui staf di bidang pengembangan TIK. Tidak hanya itu, data
yang dimasukan dalam berita acara hasil tinjauan lapangan juga akan dilakukan
verifikasi dan pemeriksaan oleh kepala seksi perizinan yang bersangkutan, untuk
kemudian perizinan dinyatakan lolos dimana telah memenuhi kelengkapan
persyaratan maupun kesesuaian pemeriksaan lapangan. Untuk itu, BP2T Kota
Tangerang Selatan telah melakukan beberapa upaya tersebut yang menjamin data
yang masuk dan tersimpan ke dalam sistem akurat dan valid, sehingga output
yang dihasilkan juga akurat.
Selain dalam hal validitas data yang dilihat dari kesesuaian dengan berkas
hardcopy yang dimohonkan, validitas data juga dapat dilihat dari apakah berkas
yang diajukan benar-benar asli. SIMYANDU merupakan aplikasi yang tidak
mendukung adanya digitalisasi berkas permohonan, sehingga tidak dapat
memastikan apakah berkas permohonan yang dimasukkan ke sistem atau diajukan
benar-benar asli, oleh karenanya, peran petugas penting dalam melakukan
pemeriksaan tersebut. Maka dari itu, integritas dan kejujuran penting untuk
dimiliki oleh para pegawai dalam memeriksa keaslian berkas. Hal ini sejalan
dengan yang dikemukakan oleh Bapak Tubagus Asep selaku Kepala Seksi
Pengembangan TIK berikut:
“Kalo menurut saya, pertama, ketika sistem mengatakan persyaratan
sebuah izin harus satu dua tiga sampai lima, gitu ya.. yang kedua apakah
data-datanya itu sudah benar, sudah lengkap, atau sesuai dengan data
aslinya atau tidak.. kalo ditanya bagaimana controlling ke arah sana ya
bagaimana sistem. kalo sistem sebetulnya bahasa kasar tuh dibodoh-
bodohin sama petugasnya bisa aja, contoh misalnya, yang namanya sistem
itu sehebat apapun kalo manusianya ga bener menjalankan, itu maka
hasilnya juga tidak akan benar, sistemnya udah bener, lengkapi
persyaratan ini, data-datanya harus asli, ternyata sama si petugas itu ya
ketika dia menggunakan sistem, oh data asli misalnya akte ternyata
aktenya tuh palsu, tapi sama si petugas dianggep asli ya sistem nurut-
nurut aja gitu, karena memang sistem kita belum bisa membaca teks
dalam bentuk gambar ya, dalam artian, sistem baru sebatas untuk
penginputan untuk proses, tapi untuk mendeteksi adanya misalnya
keaslian sebuah berkas segala macem itu belum, itu kita serahkan sama
Universitas Indonesia
petugas.. jadi kalo manakala petugas itu katakanlah tidak bener, karena
mereka ini misalnya itu tadi tidak bekerja dengan baik maka data palsu
dianggap benar oleh sistem, bisa..” (wawancara dengan Bapak Tubagus
Asep, 1 Juni 2015)
Universitas Indonesia
Jenis data yang diback-up berupa data-data yang diinput ke dalam menu
SIMYANDU berupa data perizinan dan sebagainya yang dimasukkan ke dalam
folder SIMYANDU. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi terjadinya
server down yang pernah terjadi pada tahun 2012 akibat tersambar petir. Namun
untungnya, kejadian tersebut tidak sampai membuat data didalam server hilang.
Universitas Indonesia
Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh M. Yusuf, selaku staf bidang
pengembangan TIK dan sistem pelaporan:
“Ada itu back up data, kalo dari sistemnya sudah.. ke location server
untuk SIMYANDU, back upnya juga masih berbasis server, yang diback
up itu folder-folder SIMYANDU di sistem itu.. adi kalau terjadi misalnya
server down, pernah juga server down pernah gara-gara kena petir
sekitar tahun 2012..itu sampai Aul perbaikin servernya di ruangan itu,
tapi gapapa sih Alhamdulillah datanya didalem masih aman, cuma
servernya aja” (wawancara dengan M. Yusuf, 27 Mei 2015)
Universitas Indonesia
yang mumpuni yang terdiri dari tiga server, dimana kedua server berfungsi
sebagai back up serta informasi yang dapat diakses melalui website BP2T dan
SMS Center yang juga terintegrasi ke dalam server SIMYANDU. Ketiga server
itu dikatakan sudah sangat membantu dan merupakan salah satu upaya antisipasi
manakala salah satu server terjadi kerusakan atau down, sehingga keamanan data
didalam server dapat terjamin dengan baik.
Universitas Indonesia
username dan password. Dikatakan oleh salah satu staf pengembangan TIK
bahwa biaya yang cukup besar dikeluarkan adalah untuk keperluan membeli
server.
Kemudian untuk anggaran yang sifatnya dikeluarkan dalam upaya
maintenance atau penambahan baik dari segi fitur maupun hardware, dikatakan
bahwa terdapat biaya yang dianggarkan untuk mengupdate dari sisi server,
database ataupun update maintenancenya. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli
berbagai macam keperluan maupun update aplikasi dianggarkan oleh Pak
Tubagus Asep, Kepala Seksi Pengembangan TIK yang kerapkali juga meminta
saran kepada para pegawainya terkait kebutuhan sistem. Hal ini dikemukakan oleh
Agianto Syamhalim sebagai berikut:
“Kalo saya sih.. yang menetapkan dan yang menganggarkan pak asep,
jadi dari pak asep kebijakannya, kalo kita paling Cuma ini doang beli beli
ini uangnya, belinya kaya gini.. hehe tapi Pak Asep juga suka minta saran
gimana bagusnya yang dibutuhkan.. Ada anggaran untuk SIMYANDUnya,
diupdate atau servernya.. tapi ga tau nominalnya Pak Asep yang tau,
Dilah juga tau tuh kayanya, Dilah.. kalo ada kerjaan yang berhubungan
dengan SIMYANDU mah, anggarannya berapa, ya kegiatan atau update
datebasenya, atau update maintenancenya, gitu..”(wawancara dengan
Agianto Syamhalim, 29 Mei 2015)
Jadi, dalam hal ini terdapat biaya yang dikeluarkan dalam upaya
melakukan update baik dari sisi server, database maupun maintenance.
Kemudian, dari segi hardware, yang dalam penerapan sistem memiliki peran
penting sebagai perangkat yang didalamnya terinstal program atau sistem yang
menunjang dilaksanakannya suatu pekerjaan, seperti halnya SIMYANDU. Untuk
itu, selain sistem juga perlu dilakukan pemeliharaan terhadap hardware yang
digunakan dengan melihat kondisi dan menyesuaikan dengan perkembangan
teknologi yang ada. Perangkat komputer dilakukan penggantian atau pengadaan
komputer baru setiap dua tahun sekali, dengan melihat kondisi komputer tersebut
jika sudah lambat kinerjanya, maka dibutuhkan pengadaan komputer baru.
Komputer baru yang hendak dibeli juga perlu memperhatikan standar atau
spesifikasi yang biasanya direkomendasikan terlebih dahulu oleh staf di bidang
pengembangan TIK. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Agianto
Syamhalim berikut:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
“Saya rasa kalo pemerintahan daerah itu tidak berbicara untung rugi yah,
tapi berbicara terhadap manfaat dan berbicara terhadap kontribusi,
artinya sejauh mana SIMYANDU itu bisa melayani masyarakat. Karena
kita bukan lembaga profit. Jadi ukurannya itu, biaya yang dikeluarkan
berapa, bukan ukurannya lagi berapa nanti yang masuk ke kita. Tapi bisa
apa atau berdampak apa yang bisa dirasakan masyarakat. Kalo kayak
tadi misal perizinan, sejauh mana masyarakat bisa mendapatkan
kecepatan, kepastian waktu, dan kepastian biaya, seperti itu. Itu yang
utamanya, kalau di sisi layanan perizinan seperti itu. Jadi pasti biaya,
pasti waktu, dan pasti hukum, itu ada tiga. Jadi selama ketiga faktor itu
terpenuhi, ya berarti kita sudah berhasil..” (wawancara dengan Bapak
Tubagus Asep, 1 Juni 2015)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dalam menu ubah detail pengguna ini, langkah yang dapat dilakukan
administrator adalah mengedit nama pengguna, mengganti password bila
diinginkan dan selanjutnya pilih tab List Peran. Dalam menu list peran ini,
administrator dapat menambah peran dan hak akes pengguna sesuai dengan
kewenangan para pengguna, kemudian pilih tab peran per izin dan pilih peran izin
yang sesuai dengan wewenangnya dan pilih simpan. Administrator juga dapat
menghapus hak akses atau peran pengguna dan juga record atau catatan kerja
pengguna pada kolom aksi. Berikut tampilan keterangan untuk mengatur peran
hak akses dan peran per perizinan:
Universitas Indonesia
pelaporan ini, pimpinan dapat melihat keseuaian waktu yang dibutuhkan oleh
berkas pemrosesan antar bidangnya, jadi manakala berkas terlalu lama di suatu
bidang maka akan segera ditindaklanjuti oleh pimpinan. Hal ini didukung oleh
pernyataan Aulia Ikhwanudin selaku staf pengembangan TIK dan pelaporan:
“Pimpinan bisa melihat, iya jadi diliat per bidang berkas ini di bidang
berapa hari.. ehm cuma itu aja sih, lama berkas berjalan di tiap bidang, di
tiap bagian.. jadi ketauan di bidang ini kinerjanya kurang baik karena
lama ditimbun gitu berkasnya, karena adanya itu jadi si bidang ketakutan,
jadi ketauan jadi agak dikurangin gitu, kan langsung dikontrol sama
pimpinannya..” (wawancara dengan Aulia Ikhwanudin, 13 Maret 2015)
Universitas Indonesia
pengembangan TIK dan pelaporan dalam hal konfigurasi username dan password
kepada pengguna atau user. Dengan kata lain, utamanya kontrol terhadap akses
pengguna melalui username dan password harus melalui kewenangan petugas
bagian server atau administrator. Selain itu, aplikasi SIMYANDU juga dapat
dijadikan sebagai alat kontrol bagi para pimpinan dalam melakukan monitoring
terhadap jalannya berkas dan kinerja para petugas.
Aplikasi SIMYANDU terintegrasi juga dilengkapi dengan sistem
keamanan yang baik, karena pada dasarnya sistem informasi berbasis server ini
harus memperhitungkan keamanan aplikasi yang penting untuk meminimalisir
terjadinya ulah hacking dari pihak yang tidak bertanggung jawab serta mencegah
terjadinya kerusakan baik dalam hal aplikasi maupun server. Apabila terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan seperti itu, maka dapat menghambat jalannya sistem dan
juga terkendalanya proses pelayanan perizinan di BP2T Kota Tangerang Selatan.
Perhatian terhadap keamanan sebuah aplikasi berbasis teknologi internet memang
harus diperhitungkan dengan baik. Untuk itu, BP2T Kota Tangerang Selatan
sudah melakukan beberapa upaya dalam menjamin sistem keamanan aplikasi-
aplikasi yang dimilikinya, termasuk terhadap aplikasi SIMYANDU terintegrasi.
Upaya-upaya yang dilakukan diantaranya melalui beberapa hal salah satunya dari
diakukan proteksi dari sisi hardware yakni melalui firewall yang terdapat dalam
server, dimana aplikasi SIMYANDU tersebut merupakan aplikasi yang berada
dalam hardware berupa komputer atau laptop, sehingga keamanan dari sisi
hardware juga harus tetap dijaga melalui firewall.
Upaya melakukan proteksi melalui firewall dilakukan untuk memblocking
atau membatasi akses masuk dari pihak luar yang terdapat di wilayah BP2T Kota
Tangerang Selatan. Selain firewall, BP2T juga dalam menjaga agar data yang
terdapat di dalam server dapat terjaga dengan baik, maka BP2T telah
menyediakan tiga server yang terdiri dari satu server utama dan dua server back
up database. Server untuk back up database ini sangat dibutuhkan untuk
menjamin data tersimpan dan diback up dengan baik, manakala terjadi sesuatu
yang tidak diinginkan seperti data yang rusak atau hilang karena virus, kebakaran
dan sebagainya. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Bapak Tubagus Asep berikut:
“Yang jelas satu, kalo untuk dari luar sih, kita udah kayak pake firewall,
ketika terkait dengan kehilangan data kita punya tiga server. Dari ketiga
Universitas Indonesia
server itu ada server utama, yang dua server lagi itu adalah server
backup. Jadi nanti ketika misalnya…kita juga punya server di luar,
kerjasama dengan pihak ketiga sebagai backup server kita. Nah jadi
misalnya, ada data di server kita kecurian, atau misal ada kebakaran, jika
semua ruangan terbakar pun kita tidak perlu khawatir karena data-data
itu tersimpan bukan hanya di kita tetapi juga ada di server luar.”
(wawancara dengan Bapak Tubagus Asep, 1 Juni 2015)
Selain dari sisi hardware, upaya lain yang dilakukan untuk menjaga
keamanan atau security dari aplikasi maupun data didalamnya adalah dengan
melakukan kerjasama dengan PT Time Excelcomindo. Kerjasama yang dilakukan
mencakup penyediaan server dari PT Time Excelcomindo sebagai media
penyimpanan database yang ada dalam aplikasi SIMYANDU. Back up database
ini penting dilakukan untuk menjamin keamanan data apabila terjadi kerusakan
dalam server. Selain dalam hal back up, PT Time Excelcomindo juga
menyediakan wadah untuk membuat suatu Virtual Private Network (VPN).
Virtual Private Network (VPN) ini merupakan suatu server yang disediakan dari
adanya kerjasama antara PT Time Excelcomindo dengan BP2T Kota Tangerang
Selatan.
Jaringan yang dikelola secara private ini akan dimungkinkan terciptanya
suatu jalur khusus untuk mengakses server SIMYANDU yang akan sulit disadap
atau dibajak oleh orang yang tidak bertanggung jawab. VPN ini dapat digunakan
oleh petugas di bidang Pengembangan TIK dan sistem Pelaporan dan juga oleh
PT. Time Excelcomindo. Jadi jika dibandingkan dengan server biasa yang
digunakan dan diakses melalui alamat IP yang disediakan bagi para petugas di
lingkungan internal BP2T, VPN ini sifatnya lebih khusus sehingga kemungkinan
terjadinya hacking atau penyadapan akan lebih sulit dilakukan. Hal ini senada
dengan yang diungkapkan oleh Agianto Syamhalim sebagai berikut:
“Iya yang ketiga, virtual private network itu jadi kalo misalnya PT ini mau
akses server SIMYANDU, dia make private network itu, jadi jaringannya
melalui jalur khusus yang ga bisa disadap sama orang, bisa untuk kita-
kita juga untuk orang-orang server aja, orang lain ya ga bisa semena-
mena akses ke SIMYANDU gitu..biasanya kan orang takutnya orang
ngehack ke SIMYANDU itu, kenapa ga bisa dihack karena kita punya
private network itu, virtual private network itu jadi lebih khusus jalurnya,
Universitas Indonesia
jalur khusus yang ga bisa..bukan ga bisa sih ya lebih sulit lah gitu..”
(wawancara dengan Agianto Syamhalim, 28 Mei 2015)
Universitas Indonesia
“Ada. Jadi efisiensi waktu. Dari efisiensi pengguna juga bisa. Iya. Jadi,
banyak yang dialihkan, gitu. Tadi yang biasa ngetik, apa yah, jadi efisien
gitu kalo staf-stafnya di sini.. jadi ada yang megang SIMYANDU berapa
orang jadi dialihin, kalo di lapangan surveynya cepet gitu. Sebelumnya
Universitas Indonesia
kan gimana, crowded, gak teratur gitu.. jobdesknya tumpang tindih, kalo
ada SIMYANDU udah ditetapkan kamu back office input SIMYANDU, ke
lapangan ngecek liat bener apa engga yang diinput dengan apa yang di
lapangan..” (wawancara dengan Agianto Syamhalim, 28 Mei 2015)
Universitas Indonesia
melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memproses berkas perizinan
pada satu bidang dan antar bidang yang lain.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya SIMYANDU sebagai sistem
yang berfungsi untuk menginput data permohonan izin, juga dapat memastikan
bahwa jalannya proses pemrosesan izin dapat sesuai dengan SOP yang telah
diterapkan melalui evaluasi kinerja tersebut. Hal ini senada dengan yang
dikemukakan oleh Bapak Tubagus Asep, sebagai berikut:
“Kalo yang dimaksud itu sebelum digunakannya sistem atau
dimanfaatkannya teknologi informasi dalam rangka untuk membantu
pekerjaan itu jelas sudah lebih dari baik., sejak di sistem kita pake dengan
sebelum kita pake itu perbedaannya jauh.. Baik dari sisi waktu, yang
kedua dari keamanan ya itu jelas, kenapa saya katakan dari sisi waktu,
karena dengan adanya sistem sekarang itu sudah mulai keukur, sebetulnya
untuk menyelesaikan sebuah atau satu produk izin itu membutuhkan waktu
berapa lama, nah itu di sistem itu bisa keukur, misalnya yang namanya
perizinan itu kan akan identik dengan dari satu meja ke meja yang lain,
nah sekarang sistem itu bisa ngitung satu meja ini dia bisa membutuhkan
waktu berapa lama, misal, yang seharusnya tiga hari ternyata dia
menyelesaikannya 7 hari atau 10 hari, nah ketauan itu.. pimpinan kami
bisa langsung menegur, nih kenapa ini waktunya lama sekali.. karena
informasi terkait dengan hal tersebut langsung tersampaikan ke pimpinan,
gitu..” (wawancara dengan Tubagus Asep, 1 Juni 2015)
Universitas Indonesia
Kemudian, ditambah lagi dalam proses mutasi berkas ini seringkali tidak
berjalan beriringan dengan posisi berkas yang telah terdata didalam sistem
maupun posisi berkas hardcopy yang tentunya akan berdampak pada semakin
lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memproses suatu perizinan. Sebagaimana
yang terjadi di bidang pengawasan dan pengendalian (wasdal) yang dikemukakan
oleh Bapak Ari Ridwan selaku staf bidang wasdal berikut:
“Kendala yang saya dapati biasanya berkasnya sudah ada dimeja saya,
tapi sistem masih proses lagi dimutasi, gitu..sebenernya kan operatornya
si mutasi berkas kan itu dibawah, kita tinggal istilahnya by phone atau
kita dateng ke bawah bahwa berkas yang baru saja naik itu belum
dimutasi, biasanya mereka lagi proses dimutasi itu, karena berkasnya
tidak satu yang naik, jadi itu perlu waktu di sistemnya juga..” (wawancara
dengan Ari Ridwan, 13 Mei 2015)
Universitas Indonesia
di suatu bidang perizinan, sehingga dengan adanya hal tersebut maka proses
pemrosesan berkas akan dipantau dan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.
Hal ini akan meminimalisir kecenderungan keterlambatan atau lamanya waktu
pemrosesan berkas di bidang tertentu. Kedua, yang tidak kalah penting adalah
masih dilakukannya mutasi berkas hardcopy secara manual disamping mutasi
berkas melalui data yang dimasukkan ke sistem. Hal ini dikarenakan aplikasi
SIMYANDU tidak mendukung proses digitalisasi berkas sehingga berkas
hardcopy tersebut harus tetap dimutasi dan diarsipkan. Hal ini yang dapat
menghambat efisiensi waktu, karena seringkali terdapat ketidaksinkronan dalam
mutasi berkas pada sistem dengan hardcopy sehingga membuat proses mutasi
terhambat.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Kesalahan input atau typo yang disebabkan oleh human error atau
kesalahan dari petugas suatu bidang perizinan, masih dapat dilakukan pengecekan
pada bidang pemrosesan selanjutnya sehingga kesalahan tersebut dapat segera
diperbaiki. Apabila terjadi kesalahan dan dilakukan perbaikan, bidang yang
bersangkutan dapat mengajukan nota dinas kepada petugas di bidang data
pengembangan TIK sebagai administrator yang berwenang melakukan perbaikan
terhadap kesalahan input. Keakuratan dari input data selain dilihat dari kesesuaian
informasi yang terdapat pada berkas, juga dapat dilihat dari segi kelengkapan
persyaratan yang diajukan. Hal ini karena jika persyaratan dari berkas izin yang
dimohonkan belum lengkap, maka pemrosesan berkas tidak dapat dilakukan.
Untuk itu, terdapat koordinasi yang dilakukan per bidangnya dalam melakukan
pengecekan keakuratan data yang dimasukkan sehingga kesalahan terhadap data
yang diproses dan output yang dihasilkan nantinya dapat diminimalisir.
Namun, dalam upaya menguji akurasi atau validitas dari data yang diinput
ke dalam aplikasi SIMYANDU, yang berperan penting dalam proses meng-input
data adalah pegawai BP2T. Untuk itu, jika terjadi kesalahan maupun manipulasi
tentu yang menjadi sorotan adalah ada di tangan pegawai yang mengoperasikan
sistem. Oleh karenanya, valid atau tidaknya data yang diinput tergantung pada
ketelitian dan integritas dari para pegawai sebagai orang yang meng-input data
maupun pengguna sistem. Karena pada dasarnya, SIMYANDU merupakan
aplikasi yang menerima data berupa text yang diinput oleh petugas berdasarkan
berkas permohonan yang diajukan. Dalam hal ini, aplikasi SIMYANDU belum
dapat melakukan input data berupa gambar hasil scan, sehingga sistem tidak
memiliki kemampuan untuk mengecek apakah persyaratan berkas yang diajukan
benar-benar asli. Untuk itu, kewenangan penuh yang menentukan suatu berkas
permohonan yang diajukan baik berupa hardcopy maupun berupa data/informasi
text yang dimasukkan kedalam sistem merupakan tanggung jawab pegawai BP2T.
Universitas Indonesia
Adapun upaya yang dilakukan BP2T dalam mencegah hal-hal seperti ulah
manipulatif petugas dalam meloloskan berkas maupun yang menyebabkan
validitas dan akurasi data lemah, maka BP2T telah melakukan beberapa upaya
yang utamanya melalui penempatan pegawai yang mumpuni. Penempatan
pegawai didasarkan pada seleksi yang ketat dengan mengutamakan integritas yang
dimiliki pegawai menjadi hal utama. Upaya yang dilakukan dengan menempatkan
pegawai setingkat Kepala Seksi untuk melakukan verifikasi terhadap berkas
hardcopy maupun data di sistem untuk data-data yang sekiranya urgent atau
rawan dipalsukan. Hal ini dilakukan, karena posisi Kepala Seksi, menurut Bapak
Tubagus Asep dinilai sebagai pegawai yang memiliki wewenang dan tanggung
jawab lebih besar dibandingkan dengan staf. Hal ini diperkuat oleh pernyataan
Bapak Tubagus Asep, sebagai berikut:
“Secara itu kita tetap, pertama, penempatan orang-orang untuk jadi
petugas itu betul-betul bedasarkan seleksi, ya orang-orang terbaiklah
yang kita taruh di situ. Itu yang pertama. Yang kedua, dari sisi
pengawasan. Untuk data-data yang urgent itu tadi kita tidak serahkan
kepada staf, tapi langsung ke level kepala seksi, yang setidaknya punya
tanggung jawab yang lebih besar, punya kemampuan, yang namanya
kepala seksi itu menurut saya sudah orang-orang pilihan, ya seharusnya
tidak ada yang berbuat seperti itu..” (wawancara dengan Bapak Tubagus
Asep, 1 Juni 2015)
Universitas Indonesia
SIMYANDU ini telah dibuat sedemikian rupa melalui proses yang cukup sulit
agar dapat digunakan dengan mudah oleh para operator pengguna. Bahkan dari
segi efisiensi waktu yang didapat, pegawai dalam beberapa menit telah dapat
melakukan input data mengenai informasi pemohon dan data terkait berkas
permohonan izin pegawai. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh staf bidang
pengembangan TIK dan Pelaporan, Agianto Syamhalim, berikut:
“Iya, user friendly SIMYANDU hehehe gampang. Tapi ngebuatnya yang
susah ngejelimet. Kalo untuk pengguna di user ya user friendly.. dalam
satu menit kita udah bisa ngelakuin aktivitasnya untuk input misalnya
input KTPnya, isi izinnya, jadi ga perlu bolak-balik menanyakan..”
(wawancara dengan Agianto Syamhalim, 28 Mei 2015)
Universitas Indonesia
tapi buat saya pribadi yang istilahnya saya tau bahwa sistem ini lebih
memungkinkan tidak terjadi manipulasi, saya yang sering koordinasi dari
temen-temen di regulasi untuk menyampaikan hal itu ke temen-temen, kita
akan kedatangan sistem baru, sistemnya ini namanya ini caranya begini,
jadi mau gak mau waktu itu saya minta izin ke pimpinan juga untuk
belajar di regulasinya, jadi ada waktu saya entah berapa jam untuk
kesana fokus untuk saya dapat ilmunya untuk nanti saya ngajarin disini,
seminggu begitu balik lagi kesini..” (wawancara dengan Bapak Ari
Ridwan, 13 Mei 2015)
5.1.6.3 Flexibility
Analisis flexibility digunakan untuk mengetahui bagaimana suatu sistem
atau aplikasi dapat elastis atau fleksible terhadap kemajuan teknologi dan
perkembangan jaman saat ini. Penerapan aplikasi yang berbasis teknologi,
biasanya akan mengikuti perkembangan jaman yang semakin modern dari sisi
teknologi. Ditambah lagi, kebutuhan akan kemutakhiran penggunaan teknologi
yang modern semakin meningkat seiring dengan dinamika perkembangan
masyarakat yang juga mengikuti perkembangan teknologi. Adapun fleksibilitas
suatu aplikasi untuk mengikuti perkembangan teknologi bertujuan untuk tetap
menghasilkan efisiensi dan efektifitas yang lebih baik dengan penggunaan
teknologi yang lebih terkini.
Dalam hal permasalahan fleksibilitas, aplikasi SIMYANDU yang
diterapkan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Tangerang
Selatan, merupakan suatu aplikasi yang fleksible untuk dapat menerima teknologi
baru yang datang. Hal ini dapat dilihat dari sejak awal mula diterapkan pada tahun
2011 hingga kini, SIMYANDU terintegrasi telah banyak melakukan
pengembangan Pengembangan-pengembangan yang dilakukan adalah dari sisi
Universitas Indonesia
peningkatan kecepatan akses atau speed, karena telah dilakukan penambahan dari
beberapa hardware seperti hub dan akses jaringan. Selain itu, pengembangan juga
dilakukan dari segi penambahan fitur yang terdapat pada modul atau menu dalam
SIMYANDU. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Agianto Syamhalim
sebagai berikut:
“Pengembangan paling dari kecepatannya, kecepatan akses dari
SIMYANDU, kalo sekarang lebih cepet diaksesnya karena udah
penambahan dari hardwarenya sama dari jaringannya.. 2011 kita baru
punya beberapa hub untuk akses sekarang ditambah lagi, jadi bertambah
dari akses kecepatan SIMYANDU karena penambahan hardware dari tiap
bidangnya baru trus, sisi servernya atau dari jaringannya, seperti itu,
sekarang banyak fitur-fitur baru yang dikeluarkan di SIMYANDU, kaya
tadi fiturnya kabid pembangunan, seperti itu untuk menu-menu fitur yang
ada di SIMYANDU lebih dilengkap lagi, contohnya tadi kabid
pembangunan..” (wawancara dengan Agianto Syamhalim, 8 Mei 2015)
Penambahan fitur pada menu ini dilakukan atas dasar kebutuhan dari
masing-masing bidang maupun dari masyarakat atas output yang dikeluarkan.
Dalam mengkomunikasikan kebutuhan, bidang-bidang tersebut melakukan
koordinasi dan menyampaikan fitur seperti apa yang masih perlu ditambahkan
kepada bagian pengembangan TIK dan pelaporan, sehingga nantinya developer
sistem dapat menambahkan fitur yang diminta. Sebagai acuan, kebutuhan dalam
hal bidang pengawasan dan pengendalian dirasakan Bapak Ari masih ada menu
isian yang belum terdapat pada form pengisian izin bidang pembangunan.
Kemudian untuk selanjutnya, Bapak Ari menyampaikan adanya komponen yang
perlu ditambahkan dalam menu wasdal dalam SIMYANDU, Kelengkapan fitur
pada menu di masing-masing bidang dalam sistem harus pula menyesuaikan
dengan kebutuhan baik teknis maupun subtantif antar bidangnya. Hal ini
dikemukakan oleh Bapak Ari Ridwan, selaku staf wasdal dalam kutipan
wawancara berikut:
“Masalah itu timbul kalo istilahnya begini.. jadi mungkin ada komponen
yang belum ada di pengetikan yang dilakukan oleh temen-temen di
pengetikan, misalkan disitu ada sungai tapi di formnya tapak atau
formnya IMB itu tidak menyebutkan adanya sungai disitu, nah kita dari
back office biasanya saya yang diutus untuk ke temen-temen didata untuk
memasukkan itu, karena itu sebagai data teknis yang seharusnya
dilaporkan..kita masih sering koordinasi karena ya temen-temen
Universitas Indonesia
pembuatnya itu, mungkin mereka lebih paham untuk sistem, tapi untuk
teknisnya mereka menyesuaikan dengan kita, jadi kebutuhan kita dari
bidang teknis khususnya bidang wasdal pembangunan ini, itu bisa tersedia
di sistem gitu, jadi apapun kebutuhan kita di bidang teknis itu bisa
dituangkan dalam sistem..” (wawancara dengan Ari Ridwan, 13 Mei
2015)
Universitas Indonesia
yang timbul, juga perlu disesuaikan dengan SOP yang ada misalnya sehubungan
dengan template yang terdapat dalam format Surat Keputusan (SK) maupun yang
terdapat pada output lainnya. Hal ini turut pula diungkapkan oleh Bapak Isep
Cuarsa, selaku Mantan Kepala Seksi Pengembangan TIK dan sistem pelaporan
BP2T berikut:
“Haiya kita kan harus ada update terus, keluhan-keluhan dari itu. ya dari
internal lah usernya, mereka pak kok gini, ini harus gini, gitu kan ada bug
ini, kok datanya ilang pak atau apa.. itu harus diupdate terus, kok kaya
gini sih berkasnya.. formatnya ga sesuai, gitu kan, berkas harus
disesuaikan nih ini ini ini, ya akhirnya ya terpacu juga, itu tadi bahwa
dengan adanya SIMYANDU, SOP makin diperjelas, format SK itu juga
dibenerin lagi ada yang kurang apa apa gitu..” (wawancara dengan Bapak
Isep Cuarsa, 13 Mei 2015)
5.1.6.4 Coordination
Analisis koordinasi dari service analysis dibutuhkan untuk mengetahui
bagaimana koordinasi yang dilakukan antar pengguna dalam menerapkan sistem
tersebut. Koordinasi antara para pengguna dalam menerapkan SIMYANDU
terintegrasi kerap kali dilakukan baik ketika waktu awal diterapkan hingga
sekarang ini. Bentuk koordinasi yang dilakukan pada awal diterapkan
SIMYANDU adalah terkait dengan pemenuhan kebutuhan dari bidang teknis
dalam hal ini antara bidang pengawasan dan pengendalian yang menggunakan
sistem, dengan bidang pengembangan TIK dan sistem pelaporan yang bertugas
sebagai pengelola sistem. Karena bagaimanapun, kebutuhan-kebutuhan dalam hal
perizinan baik teknis maupun subtantif, harus terpenuhi oleh sistem sehingga
dalam penerapannya sistem akan mampu menyesuaikan dengan kebutuhan
Universitas Indonesia
sehingga efektifitas serta efisiensi dapat dicapai. Hal ini sejalan dengan yang
diungkapkan oleh Bapak Ari Ridwan selaku staf Pengawasan dan Pengendalian
(wasdal) bidang perizinan pembangunan, berikut:
“Kalo dulu awal iya, kita masih sering koordinasi karena ya temen-temen
pembuatnya itu masih..mereka mungkin mereka lebih paham untuk sistem,
tapi untuk teknisnya mereka menyesuaikan dengan kita.. Jadi kebutuhan
kita dari bidang teknis khususnya bidang wasdal pembangunan ini eeh itu
bisa..eh apa ya tersedia di sistem gitu, kasarnya gitu, jadi apapun
kebutuhan kita di bidang teknis itu bisa dituangkan dalam sistem dan
sepertinya sih sampe hari ini udah mendekati sempurna karena kita,
setelah berapa taun, hampir setaun lebih kemarin kita sering koordinasi..”
(wawancara dengan Bapak Ari Ridwan, 13 Mei 2015)
Universitas Indonesia
bidang mana, jadi ada koordinasi per bidang.. Iya data perizinan yang
dibutuhin ke tiap-tiap bidangya, misalnya juga ada koordinasi yang
dilakukan karena adanya masalah berkas, misalnya ada kesalahan
nginput data dari bidang tertentu, itu koordinasinya dengan ngasih nota
dinas ke bagian data, trus kasih ke kita, jadi mereka minta kita untuk
merubah datanya, untuk merekap, juga harus dari perintah Pak Asep dulu
untuk ngerubah data..” (wawancara dnegan M. Yusuf, 27 Mei 2015)
Universitas Indonesia
sistem informasi agar dapat berjalan dengan efektif, maka harus memenuhi lima
persyaratan diantaranya adalah adanya kebijakan, infrastruktur, aplikasi, basis
data dan yang tidak kalah penting adalah sumber daya manusia yang menguasai
teknologi informasi. Sumber daya manusia ini sangat penting karena jika sumber
daya manusia yang ada tidak mumpuni, maka keempat syarat tersebut akan sia-sia
karena tidak ada yang memanfaatkan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Prof. Zainal A. Hasibuan, selaku dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas
Indonesia berikut:
“Ada lima. Paling atas itu kebijakan, agar semua kegiatan di pemerintah
itu dilindungi oleh kebijakan dan peraturannya.Yang kedua, ini
infrastruktur yang mendukung, entah itu komputer, server, kemudian
jaringan internet. Nah, infrastruktur tidak akan berguna jika tidak ada
yang ketiga, yaitu aplikasi. Aplikasinya apa? Misal tadi perizinan,
kemudian pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan. Aplikasi juga tidak
akan berguna kalau tidak ada datanya. Siapa ini datanya? Misalnya
perizinan unit-unit usaha, layanan kesehatan bagi setiap warga
negaranya, kemudian pendidikan untuk usia anak, sebagainya. Nah yang
kelima itu SDM TI nya. Kalo gak ada SDM TI gimana orang mau
menjalankan infrastrukturnya, aplikasinya, data-data yang adanya..”
(wawancara dengan Prof. Zainal. A. Hasibuan, 3 Juni 2015)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Petunjuk pelaksanaan kan ya, nah itu menentukan job desk orang per
orang, seperti saya disini bidang penerima berkas, sebagai staf penerima
berkas ya bentuknya seperti ini.. korwil udah punya tugas melaksanakan
tinjauan lapangan, dan membuat hasil tinjauan lapangan itu dalam bentuk
laporan hasil peninjauan lapangan.. tim pertama di pengetikan bertugas
untuk menginput data hasil tinjauan lapangan dari berkas yang bisa
diproses untuk dibuatkan berita acara hasil tinjauan lapangan, dari situ
berkas akan diotorisasi oleh Kasi Kabid, kemudian berkas yang
dinyatakan bisa diproses dimutasi ke temen-temen dibawah, di sistem juga
namanya di verifikasi dan penetapan untuk dibuatkan SKnya, selesai tugas
wasdal disitu..” (wawancara dengan Ari Ridwan, 13 Mei 2015)
Universitas Indonesia
oh ternyata 29 hari, oke.. oh ternyata ada satu izin yang 40 hari, maka
hitungan hari ke 31 dari SOP yang telah disepakati 30 hari, hari ke 31 itu
izin-izin yang dimaksud itu atau yang melewati SOP akan merah
tandanya, itu sebagai pengingat.. dan itu mereka akan tersampaikan ke
pimpinan ke walikota segala macem, jadi akhirnya si pegawai-pegawai
yang menahan berkas, ataupun terjadi misalnya keterlambatan di satu
bidang itu bisa langsung terdeteksi dan tersampaikan dengan sendirinya
ke pimpinan dengan bantuan sistem itu tadi atau SIMYANDU lah, gitu..”
(wawancara dengan Tubagus Asep, 1 Juni 2015)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
status perizinan, alur proses perizinan, besarnya retribusi yang harus dibayarkan,
keaslian SK yang diterima serta mengecek info jumlah pendaftar pada kurun
waktu tertentu dan daftar perizinan yang disetujui. Adapun menu tersebut terletak
pada pojok kanan di alamat website BP2T, www.bp2t.tangerangselatankota.go.id,
dengan tampilan sebagai berikut:
Universitas Indonesia
untuk mengecek posisi dan status perizinan baik melalui SMS Center, maupun
Website BP2T. Berikut penuturan Bapak Taufik:
“Oh engga, saya mah langsung aja langsung ke BP2T.. saya biasanya
begitu sih mbak, iya nanti juga dikasih tau sama dia sama petugasnya,
jadi kadang-kadang juga petugasnya, maaf ya baru-baru ini kalo kurang
jelas juga saya tanya ke atasannya gitu, kalo misalnya loh saya udah
lengkap kok ada aja yang kurangnya, karena ga sepaham ini kan ga
semuanya ngerti, kadang-kadang kan sok-sok gitu dia ga ngerti sok
ngerti.. nah kalo saya langsung” (wawancara dengan Bapak Taufik, 11
Juni 2015)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
efisiensi waktu yang dihasilkan terlihat dari adanya evaluasi kinerja dalam waktu pemrosesan berkas
dari para pimpinan
6. Service Analysis
Reliability Aspek akurasi dan validitas data yang diinput ke dalam SIMYANDU, sangat ditentukan oleh pegawai
BP2T di masing-masing bidang yang juga melakukan pemeriksaan kelengkapan dan verifikasi
perizinan. Untuk itu, ketelitian dan integritas pegawai disini sangat dibutuhkan untuk menjamin
validitas data dan output yang dihasilkan
Ease of use Aplikasi SIMYANDU terintegrasi cenderung mudah digunakan, hal ini karena setiap pegawai hanya
memerlukan waktu yang singkat untuk mempelajari penggunaan sistem, karena aplikasi ini cenderung
mudah digunakan.
Flexibility Aplikasi SIMYANDU termasuk fleksible, karena selalu mengikuti perkembangan teknologi terkini
yakni dengan dilakukannya update-update untuk mengatasi permasalahan, dan juga dilakukan
penambahan-penambahan fitur yang didasarkan pada kebutuhan tiap bidang pelayanan.
Coordination Bentuk kooridnasi yang dilakukan antar pengguna sistem tiap bidangnya yakni dengan melakukan
koordinasi dan komunikasi terkait kebutuhan tiap bidangnya yang harus terpenuhi dan dimuat ke dalam
sistem. Selain itu, koordinasi juga dilakukan ketika terjadi kesalahan input data yang mengharuskan
dilakukannya perubahan data
7. Personnel Pegawai sebagai pengguna telah memiliki pembagian kerja yang jelas, pelatihan dalam pemanfaatan
Specification SIM juga kerap dilakukan, hingga kepada proses belajar yang cenderung singkat kepada para staf
pengelola SIMYANDU, kualifikasi pengguna sistem juga tidak memiliki standar tertentu.
8. Procedure Prosedur dalam hal ini SOP sangat penting untuk dilakukan sinkronisasi dengan sistem, karena dengan
Specification adanya SOP pada SIMYANDU, maka dapat dijadikan sistem peringatan bagi para pegawai terkait
waktu pemrosesan berkas yang telah ditetapkan dalam SOP.
Sumber: Olahan Peneliti, 2015
Universitas Indonesia
Bagian ini berisi simpulan dari hasil penelitian serta saran yang peneliti berikan
terkait hasil penelitian.
6.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan dalam analisis yang didasarkan pada kerangka
teori yang mempengaruhi implementasi sistem oleh James Wetherbe (dalam
Jeffrey et al, 1990:141-146) yang terdiri dari Performance analysis, information
and data analysis, economy analysis, control and security analysis, efficiency
analysis dan services analysis serta personnel dan procedure specification oleh
Charles Parker, memperoleh hasil bahwa dalam implementasi sistem informasi
manajemen pelayanan terpadu (SIMYANDU) terintegrasi secara garis besar
belum cukup baik. Hal ini karena dalam pemaparan kerangka teori, ditemukan
beberapa hambatan yang akan mempengaruhi penerapan sistem dalam upaya
penyelenggaraan layanan perizinan. Faktor penghambat yang perlu dicermati
tersebut diantaranya yakni, masih kurang berjalannya menu website BP2T dan
SMS Centre dalam SIMYANDU karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat
sehingga aspek interaksi G to C menjadi terhambat, kerapkali terjadi
ketidaksinkronan dalam proses mutasi berkas dalam sistem maupun hardcopy,
penerapan sistem yang tidak menimbulkan efisiensi dalam pengurangan berkas
(no paperless) dan masih maraknya praktik calo di lingkungan BP2T Kota
Tangerang Selatan.
6.2 Saran
Adapun saran-saran dari peneliti yang dapat dipertimbangkan oleh BP2T
Kota Tangerang Selatan sebagai masukan dalam menerapkan SIMYANDU
terintegrasi adalah:
121
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Buku:
Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk
Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta:
ANDI OFFSET
Anttiroiko, Ari-Veikko. 2008. Electronic Government: Concept, Methodologies,
Tools and Applications. New York: Information Science Reference
Anttiroiko, Ari-Veikko. 2005. Urban E-Government in Finland, in Local
Electronic Government: A Comparative Study (Helmut Druke pp. 18-51).
New York: Routledge
Davis, Gordon, B. 1999. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1:
Pengantar. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi.
Eccles, Mg, Julyan, FW, Boot, G & Van Belle, JP. 2000. The Principle of
Bussines Computing: Fifth Edition. Lansdowne: Juta & Co Ltd.
Gaol, Chr. Jimmy L. 2008. Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan
Aplikasi. Jakarta: PT Grasindo
Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik: Konsep, Dimensi, Indikator dan
Implementasinya. Yogyakarta: Gava Media
Heeks, Richard. 2006. Implementing and Managing E-Government: An
International Text. London: SAGE Publications Ltd.
Herdiansyah, Haris. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu
Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Indrajit, Richardus Eko. 2002. Electronic Government. Yogyakarta: Andi
Indrajit, Richardus Eko, Dudy Rudianto & Akbar Zainuddin. 2005. E-Government
In Action: Ragam Kasus Implementasi Sukses di Berbagai Belahan Dunia.
Yogyakarta: Andi
Kumorotomo, Wahyudi & Subando A. Margono. 1998. Sistem Informasi
Manajemen dalam Organisasi-Organisasi Publik. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Lubitz, von Dag & Nilmini Wickramasinghe. 2007. Centric Operations: The
Confluence of E-Health and E-Government, in Global E-Government:
Theory, Application and Benchmarking (Latif Al-Hakim pp. 127-146).
Hershey: Idea Group Inc.
Lucas, Henry C, Jr. 2000. Analisis, Desain dan Implementasi Sistem Informasi.
Jakarta: Erlangga.
Marimin, Hendri Tanjung & Haryo Prabowo. 2006. Sistem Informasi Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Mcleod, Raymond. 1996. Management Information Sistem: A Study of
Computer-Based Information Sistems: Edisi Terjemahan. Jakarta:
Prehallindo.
123
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
novasi%20Pelayanan%20Publik%20Indonesia%20(Tahun%202014).pdf
[21 Januari 2015]
_______. Tanpa Tahun. Inovasi Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Terpadu
(SIMYANDU). Sebagai Implementasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP) DI Kota Tangerang Selatan. [Online],
Available:http://inovasi.lan.go.id/uploads/download/1408370873_Presenta
si-Tangsel---INOVASI-SIMYANDU.pdf. [22 Januari 2015]
_______. 2014. Perizinan Di BP2T, Satu Atap Satu Pintu. [Online],
Available:http://tangseloke.com/news/2014/12/09/perizinan-di-bp2t-satu-
atap-satu-pintu/ [22 Januari 2015]
_______. 2014. Cepat dan Mudah, BP2T Tangsel Terapkan Sistem PTSA dan
PTSP. [Online], Available: http://www.kabar6.com/tangerang-
raya/adventorial/17704-cepat-a-mudah-bp2t-tangsel-terapkan-sistem-ptsa-
dan-ptsp.html [5 Februari 2015]
_______. 2014. Lambatnya Pelayanan Terpadu Tangerang Selatan. [Online],
Available: http://www.klikbangsa.com/berita-220-lambatnya--pelayanan-
terpadu--tangerang-selatan.html [22 Januari 2015]
______. 2012. Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Triwulan 1V Tahun 2012.
[Online], Available:
http://www.jakarta.go.id/v2/news/2013/02/pertumbuhan-ekonomi-dki-
jakarta-triwulan-iv-tahun-2012#.VYXA5JxCffY [8 Juni 2015]
_______, 2011. Pertumbuhan Ekonomi Tangsel Di Atas Target
Nasional.[Online], Available:
http://banten.antaranews.com/berita/14752/pertumbuhan-ekonomi-tangsel-
di-atas-target-nasional [30 Mei 2015]
Adzkia, Aghnia. 2014. Ombudsman: PNS Jadi Calo Izin Usaha. [Online],
Available: http://www.cnnindonesia.com/nasional/20141222114935-12-
19701/ombudsman-pns-jadi-calo-izin-usaha/ [30 Mei 2015]
Alexander, Hilda B. 2013. Didominasi Pengembang Besar, Tangerang Selatan
Terus Melesat. [Online], Available:
http://properti.kompas.com/read/2013/10/18/2006098/Didominasi.Pengem
bang.Besar.Tangerang.Selatan.Terus.Melesat. [30 Mei 2015]
Aprilia, Ririn. 2012. Pengurusan Izin Pelayanan Terpadu Satu Pintu Mendorong
Investasi. [Online]
Available:http://nasional.news.viva.co.id/news/read/362626-pengurusan-
izin-pelayanan-terpadu-satu-pintu-mendorong-investasi [8 Februari 2015]
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tangerang Selatan. 2011. Buku
Panduan Sistem Bagi Operator: Aplikasi Sistem Informasi Pelayanan
Perijinan Terpadu (SIMYANDU) Versi 1.0. (Tidak Dipublikaasikan)
Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. 2010. Laporan Kajian:
Manajemen Pengaduan Masyarakat dalam Pelayanan Publik. [Online],
Available:
Universitas Indonesia
http://bappenas.go.id/files/4013/7637/9049/Manajemen_Pengaduan_Masy
arakat_Dalam_Pelayanan_Publik.pdf [23 Januari 2015]
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. 2015.
[Online], Available:
http://bappeda.jabarprov.go.id/assets/images/upload/Dokumen/pramusrenb
ang2015/purwakarta/pramusrenbang_2015_purwakarta_-
_kota_bekasi.pptx [8 Juni 2015]
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. 2015.
[Online],Available:http://bappeda.jabarprov.go.id/assets/images/upload/D
okumen/pramusrenbang2015/bogor/PRA_MUSRENBANG_WILAYAH_
I_PROVINSI_JAWA_BARAT_-_kota_depok.pptx [8 Juni 2015]
Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2012. Indikator Statstik Laju Pertumbuhan
Ekonomi. [Online], Available: http://bogorkota.bps.go.id/node?qt-brs=1
[8 Juni 20015]
Komisi Pemberantasan Korupsi. 2012. Hasil Survei Integritas Sektor Publik
Tahun 2012. [Online], Available: http://www.kpk.go.id/id/berita/siaran-
pers/744 [24 Januari 2015]
The Asia Foundation, 2007. Mengukur Kinerja Pelayanan Terpadu untuk
Perizinan Usaha di Indonesia. [Online], Available:
https://asiafoundation.org/resources/pdfs/IDmeasuringOSSind.pdf [8
Februari 2015]
Virdhani, Marieska H. 2013. Laju Pertumbuhan Ekonomi Depok Capai 7%.
[Online], Available: http://ekbis.sindonews.com/read/777855/34/laju-
pertumbuhan-ekonomi-depok-capai-7-1377953607 [8 Juni 2015]
Universitas Indonesia
Narasumber: Mas Aulia (Staff Operator Bidang Data dan Regulasi BP2T
Kota Tangerang Selatan)
Narasumber: Mas Agianto (Staff Operator Bidang Data dan Regulasi BP2T
Kota Tangerang Selatan)
Narasumber: Akademisi