Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Negara merupakan organisasi sekelompok orang yang bersama-sama mendiami dan


tinggal di satu wilayah dan mengakui suatu pemerintahan. Unsur-unsur terbentuknya suatu
Negara secara konstitutif adalah wilayah, rakyat, dan pemerintahan. Sesuai dengan UUD 1945
pasal 26 ayat 1, warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang bertempat tinggal di Indonesia, dan mengakui Indonesia sebagai tanah
airnya dan bersikap setia kepada NKRI yang disahkan dengan UU. Indonesia menganut system
pemerintahan demokrasi sesuai dengan pancasila. Dimana warga Negara nya diberi kebebasan
unruk menyalurkan aspirasinya tetapi tentunya dalam konteks yang positif. System demokrasi ini
menandakan bahwa Indonesia sangat menghargai warga Negara nya sebagai makhluk ciptaan
Allah.swt dan mengakui persamaan derajat manusia. Maka dari itu ada hubungan tertentu
mengenai warga Negara dan Negara yaitu saling menjaga, mengayomi, memberikan perlakuan
yang bebas agar Negara itu maju serta warga Negara nya sejahtera.

Salah satu unsur terbentuknya suatu negara adalah adanya warga negara. Dalam konteks
Indonesia ini yang merupakan suatu Negara yang demokratis tentunya elemen masyarakat disini
sangat berperan dalam pembangunan suatu Negara. Negara mempunyai hak dan kewajiban bagi
warga negaranya begitu pula dengan warga negaranya juga mempunyai hak dan kewajiban
terhadapNegaranya. Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk
mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat, dan yang paling nampak adalah
unsur-unsur dari Negara yang berupa rakyat, wilayah dan pemerintah.

Salah satu unsur Negara adalah rakyat, rakyat yang tinggal di suatu Negara tersebut
merupakan penduduk dari Negara yang bersangkutan. Warga Negara adalah bagian dari
penduduk suatu Negaranya. Tetapi seperti kita ketahui tidak sedikit pula yang bukan merupakan
warga Negara bisa tinggal di suatu Negara lain yang bukan merupakan Negaranya. suatu Negara
pasti mempunyai suatu undang-undang atau peraturan yang mengatur tentang kewarganegaraan.
Peraturan tersebut memuat tentang siapa saja kah yang bisa dianggap sebagai warga Negara. Di
Indonesia juga salah satu Negara yang mempunyai peraturan tentang kewarganegaraan tersebut.
Maka dari itu negara dan warga negara adalah tidak bisa berdiri sendiri karena otomatis ketika

1
ada negara harus ada warga negara. Warga negara adalah orang yang berdiam di suatu negara
yang mengabdi kepada negara dan mempunyai kewajiban membela negaranya. Selain dari pada
hubungan, ada perintah-perintahAllah swt yang berhungungan dengan negara dan warga negara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Negara dan Warga Negara

 Pengertian Negara

Secara literal, istilah “Negara” merupakan terjemahan dari kata state (bahasa inggris) , staat
(bahasa belanda dan jerman) dan etat (bahasa Prancis). Kata staat, state, dan etat diambil dari
bahasa latin status dan statum yang berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang
memiliki sifat sifat yang tegak dan tetap.

Secara terminologi, Negara diartikan sebagai organisasi tertinggi diantara satu kelompok
masyarakat yang mempuyai cita cita untuk bersatu, hidup didalam daerah tertentu, dan
mempunyai pemerintahan yang berdaulat.1

 Pengertian Warga Negara

Warga negara merupakan terjemahan kata citizens (bahasa Inggris) yang mempunyai arti ;
warga negara, petunjuk dari sebuah kota, sesama warga negara , sesama penduduk, orang
setanah air; bawahan atau kaula Warga mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu
organisasi atau perkumpulan. Warga negara artinya warga atau anggota dari organisasi yg
bernama negara.

Ada istilah rakyat, penduduk dan warga negara. Rakyat lebih merupakan konsep politis.
Rakyat menunjuk pada orang-orang yang berada dibawah satu pemerintahan dan tunduk pada
pemerintahan itu. Istilah rakyat umumnya dilawankan dengan penguasa. Penduduk adalah orang-
orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah negara dalam kurun waktu tertentu.

Kewarganegaraan (citizenship) artinya keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan


antara negara dengan warga negara. Masyarakat suatu Negara merupakan masyarakat hukum
suatu Negara, yang artinya ialah suatu sistem hubungan yang teratur antara masyarakat dengan
hukum suatu Negara. Masyarakat suatu Negara dapat dibedakan antara penduduk dan bukan
1
A. Muchtar Ghazali Abdul Majid, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Bandung: Inters Media
Foundation, 2014), hlm. 49.

3
penduduk. Yang dikatakan sebagai penduduk adalah warga Negara dan orang asingyang berada
dalam wilayah suatu Negara. Sementara bukan penduduk untuk menunjuk kepada warga Negara
suatu Negara yang berada diluar wilayah Negara.2

2. Problem Kewarganegaraan

Sistem Ius Sanguinis dan Ius Soli memungkinkan seseorang memiliki kewarganegaraan
rangkap (bipatride) atau sebaliknya, tidak memiliki kewarganegaraan (apatride). Kasus bipartide
bisa terjadi jika seseorang yang berkewarganegaraan dari suatu Negara yang menerapkan system
ius sanguinis melahirkan anaknya disuatu Negara yang menerapkan system ius soli, maka anak
tersebut tetap dinyatakan sebagai warganegaranya dimana orangtuanya berasal, juga dinyatakan
sebagai warga Negara dari Negara dimana ia dilahirkan.

Sedangkan pada kasus Apatride (stateless) terjadi mana kala seseorang yang
berkewarganegaraan dari suatu Negara yang menerapkan system ius soli melahirkan anaknya
disuatu Negara yang menerapkan system ius sanguinis, maka anak tersebuttidak lagi dianggap
sebagai warga Negara dari kedua orangtuanya, juga ia tidak dianggap sebagai warga Negara dari
Negara dimana ia dilahirkan.

Berkaitan dengan naturalisasi, terdapat dua cara, yakni naturalisasi aktif dan naturalisasi
pasif. Naturalisasi aktif adalah jika seseorang yang dikarenakan apatride dapat mengajukan
permohonan untuk menjadi warga Negara dari salahsatu Negara yang menyebabkan dirinya
menjadi orang yang tanpa kewarganegaraan. Kalau permohonannya dikabulkan ia dapat
mengunakan hak opsi, yaitu hak memilih untuk menggunakan permohonan yang telah
dikabulkan atau tidak menggunakannya.

Adapun naturalisasi pasif adalah jika suatu Negara mengadakan Pemu-tihan terhadap
mereka yang kehilangan kewarganegaraannya, maka bagi mereka mempunyai hak repudiasi,
yaitu hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan tersebut.3

3. Pengertian Hak dan Kewajiban


2
Muhamad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia, (Bandung, PT. Refika Aditama, 2011).
3
A. Muchtar Ghazali Abdul Majid, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Bandung: Inters Media
Foundation, 2014), hlm. 63.

4
Dalam konteks kata hak dan kewajiban adalah mengandung 2 kata yaitu hak dan
kewajiban. Dari masing-masing kata tersebut tentunya mempunyai arti tersendiri. Menurut Prof.
Dr. Notonegoro Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak lain
manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Menurut pengertian
tersebut individu maupun kelompok ataupun elemen lainnya jika menerima hak hendaknya
dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain jadi
harus pihak yang menerimannya lah yang melakukan itu. Dari pengertian yang lain hak bisa
berarti sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunanya tergantung kepada kita sendiri
contohnya hak mendapatkan pengajaran.

Dalam hak mendapatkan pengajaran ini adalah tergantung dari diri kita sendiri, kalau
memang menganggap bahwa pengajaran itu penting bagi kita pasti kita akan senagtiasa akan
belajar atau sekolah atau mungkin kuliah. Tapi kalau ada yang menganggap itu tidak penting
pasti tidak akan melakukan hal itu.

Kata yang kedua adalah kewajiban , kewajiban berasal dari kata wajib. Menurut Prof. Dr.
Notonegoro wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau
diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya
dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Kewajiban pada intinya adalah sesuatu
yang harus dilakukan. Disini kewajiban berarti suatu keharusan maka apapun itu jika merupakan
kewajiban kita harus melaksaakannya tanpa ada alasan apapun itu. Dari pengertian yang lain
kewajiban berarti sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.4

4. Batasan Mengenai Hak dan Kewajiban Warga Negara

Wujud hubungan anatara warga negara dengan negara adalah pada umumnya adalah
berupa peranan (role). Peranan pada dasarnya adalah tugas apa yang dilakukan sesuai dengan
status yang dimiliki, dalam hal ini sebagai warga negara. Hak dan kewajiban warga negara
Indonesia tercantum dalam Pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945.

4
Soekarno, Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno, (Yogyakarta, Media Presindo,2006).

5
Beberapa hak warga Negara Indonesia antara lain sebagai berikut :

a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak


b. Hak membela Negara
c. Hak berpendapat
d. Hak kemerdekaan memeluk agama
e. Hak mendapatkan pengajaran
f. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia
g. Hak ekonomi untuk mendapatkan kesejahteraan social
h. Hak mendapatkan jaminan keadilan social

Sedangkan kewajiban warga Negara Indonesia terhadap Negara Indonesia adalah :

a. Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan


b. Kewajiban membela Negara
c. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara

Selain itu ditentukan pula hak dan kewajiban negara terhadap warga negara. Hak dan kewajiban
negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan hak dan kewajiban warga negara
terhadap negara. Beberapa ketentuan tersebut, antara lain :

a. Kewajiban negara untuk menajamin sistem hukum yang adil


b. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga Negara
c. Kewajiban negara mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat
d. Kewajiban negara memberi jaminan social
e. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah

Secara garis besar, hak dan kewajiban warga negara yang telah tertuang dalam UUD 1945
mencakup berbagai bidang . Bidang –bidang ini antara lain, Bidang politik dan pemerintahan,
sosial, keagamaan, pendidikan, ekonomi, dan pertahanan.

Dalam hal ini, hak warga Negara terhadap warga negara telah diatur dalam Undang-Undang
Dasar 1945 dan peraturan lainnya yang merupakan derivasi dari hak-hak umum yang digariskan
dalam UUD 1945. Diantara hak-hak warga Negara yang dijamin dalam UUD adalah hak asasi
manusia yang rumusan lengkapnya tertuang dalam pasal 28 UUD perubahan kedua. Pasal ini

6
memuat hak-hak asasi yang melekat disetiap individu warga Negara, seperti hak kebebasan dan
hak beribadat sesuai dengan kepercayaan, bebas untuk berserikat dan berkumpul (pasal 28E),
hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, hak untuk bekerja
serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja, hak
memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan, hak atas status kewarganegaraan
(pasal 28E). Contoh kewajiban setiap warga Negara antara lain kewajiban membayar pajak
sebagai kontrak utama antara Negara dan warga, membela tanah air (pasal 27E), membela
pertahanan dan keamanan Negara (pasal 29E), serta menghormati hak asasi orang lain dan
mematuhi pembatasan yang tertuang dalam peraturan (pasal 28E). Prinsip utama dalam
penentuan hak dan kewajiban warga adalah terlibatnya warga (langsung atau perwakilan) dalam
setiap perumusan hak dan kewajiban tersebut sehingga warga sadar dan menganggap hak dan
kewajiban tersebut sebagai bagian dari kesepakatan yang mereka buat sendiri.5

5. Asas-Asas Kewarganegaraan

Asas-asas kewarganegaraan merupakan prinsip-prinsip umum dalam penentuan suatu


kewarganegaraan. Sebagai prinsip atau landasan dalam penentuan kewarganegaraan di tingkat
global saat ini pada dasarnya dapat ditentukan melalui tiga asas yakni:

 Asas keturunan atau Ius Sanguinis


Ius sanguinis adalah pedoman kewarganegraan berdasarkan darh atau keturunan.
 Asas tempat kelahiran atau Ius Soli
Ius Soli yang berarti pedoman kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah
kelahiran
 Asas campuran

Penentuan kewarganegaraan dengan menggunakan asas Ius Sanguinis, pada prinsipnya


merupakan cara penentuan kewarganegaraan berdasarkan pertalian darah atau keturunan.
Sementara untuk penggunaan asas Ius Soli tolak ukurnya terletak pada daerah atau Negara
tempat seseorang dilahirkan, Sedangkan untuk asas campuran merupakan penganutan terhadap
penggunaan asa Ius Sanguinis dan asas Ius Soli secara bersamaan.

5
Hitler, Adolf, Mein Kamf. Translated by Ribut Wahyudi and Sekar Palupi. (Yogyakarta, Narasi, 2008).

7
Sehubungan dengan tiga asas itu tadi, setiap Negara bebas hendak memilih asas
kewarganegaraan mana yang hendak dipakai, tergantung pada kepentingannya masing-masing,
oleh karena itu, tidak ada kesimpulan yang menyatakan satu asas lebih baik dari asas lainnya.6

6. Islam dan Kewarganegaraan

Ada dua jenis kewarganegaraan yang ada di dalam Islam, yakni kamu muslim dan kaum
dzimmy. Berkenaan dengan warga Negara muslim, Al-Quran menyatakan sebagai berikut :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, berhijrah meninggalkan negeri-nya, berjuang


dengan mengorbankan harta dan jiwa raganya di jalan Allah, dan orang-orang yang memberikan
suaka dan pertolongan kepada orang-orang yang berhijrah tersebut, maka mereka ini satu smaa
lain terikat oleh ikatan setia kawan. Dan, terhadap orang-orang yang beriman tetapi tidak
berhijrah, kamu tidak wajib melindungi mereka sampai mereka berhijrah.

Berkaitan dengan hak-hak warga Negara, al-Maudidi menjelaskan bahwa dalam Islam hak
asasi pertama dan utama warga Negara adalah :

1) Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama-sama dengan jaminan bahwa hak
ini tidak akan dicampuri, kecuali dengan alas an-alasan yang sah dan legal.
2) Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bisa dilanggar, kecuali
setelah melalui proses pembuktian yang meyakinkan secara hukum dan memberi
kesempatan kepada tertuduh untuk mengajukan pembelaan.
3) Kemerdekaan mengemukakan pendapat serta menganut keyakinan masing-masing.
4) Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi semua warga Negara tanpa membedakan
kasta atau keyakinan. Salah satu diwajibkan zakat kepada umat Islam, salah satunya
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok warga Negara.

Disamping hak hak warga Negara itu, sebaliknya, hak hak Negara untuk warganya menjadi
perhatian utama dalam prinsip kewarganegaraan dalam Islam, antara lain :

1) Ketaatan ; perintah Negara harus ditaati dalam situasi dan kondisi bagaimanapun, kecuali
jika akan menimbulkan ketidaktaatan kepada Tuhan.
2) Warga Negara harus setia kepada Negara dan bekerja demi kemakmuran Negara.
6
Muhamad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia, (Bandung, PT. Refika Aditama, 2011).

8
3) Diwajibkan untuk sepenuhnya bekerja sama dengan pemerintah dan mengorbankan jiwa
dan harta bendanya bagi Negara.7

7. Undang-Undang yang Mengatur Tentang Hubungan Negara dan Warga Negara

A. Hak-Hak Warga Negara

a) Pasal 27 ayat 1 :

Segala warga Negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan .

b) Pasal 27 ayat 2 :

Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

c) Pasal 27 ayat 3 :

Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara.

d) Pasal 28 :

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

e) Pasal 28A :

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.

f) Pasal 28 B :

(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah.

(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan deskriminasi.

g) Pasal 29 ayat 2 :

7
Westergarad, J. and Resler, H.. Class in Capitalist Society, Penguin, Harmondswort: Middx, 1976

9
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

h) Pasal 30 :

Tiap-tiap warga Negara berhak(dan wajib) ikut serta dalam usaha pembelaan Negara.

i) Pasal 31 :

Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.

j) Pasal 34 :

Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.

B. Kewajiban Warga Negara

Pasal-pasal yang membuat kewajiban warga Negara jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
pasal-pasal yang memuat tentang hak-hak warga Negara. Ada dua pasal yang memuat kewajiban
warga Negara, yaitu :

1) Pasal 27 ayat 1 : Segala warga Negara (bersamaan kedudukannya didalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecuali).
2) Pasal 30 : Tiap-tiap warga Negara (berhak dan wajib ikut serta dalam pembelaan
Negara).8

8. Ayat-Ayat Allah yang Berhubungan dengan Negara dan Warga Negara

1. Q.S An-Nisa ayat 58-59

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak


menerimanya dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu

8
A. Muchtar Ghazali Abdul Majid, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, (Bandung: Inters Media
Foundation, 2014), hlm. 64.

10
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”(58)

“Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya) dan ulil amri diantara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat, maka kembalilah kepada Allah (Al-Quran) dan
Rasulnya (As-Sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya”(59)

2. Q.S An-Nisa ayat 134

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadapmu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabat. Jika ia
kaya atau miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikan kata kata
atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang
kamu kerjakan”(134)

3. Q.S Ali Imran ayat 153-155


4. Q.S An-Nahl ayat 90-93
5. Q.S At-Taubah ayat 70-72
6. Q.S Al-Kahf ayat 103-118

Maka dari itu sebagai warga negara harus mena’ati ulil amri dan sebagai negara harus
menegakan hukum dengan seadil-adilnya.9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

9
Lippman, W. Public Opinion.Macmilan: New York, 1922.

11
Hubungan  negara dengan warga negara sangat erat kaitannya karena dalam hal ini dianggap
negara terbentuk karena adanya  masyarakat bentukan manusia. Fungsi negara adalah
menertibkan kekacauan yang terjadi di masyarakat. Walaupun negara merupakan bentukan dari
masyarakat, namun kedudukan negara merupakan penyelenggara ketertiban dalam masyarakat
agar tidak terjadi konflik, pencurian, dan lain-lain (Modul Kewarganegaraan 2012, 48).
Permasalahan yang terjadi di dalam negara bagi masyarakat mengenai hak dan kewajiban.
Mengapa hal ini penting? Hal ini sangatlah penting karena dalam kaitannya hak dan kewajiban
yang dipegang dan diberikan seutuhnya kepada masyarakat biasanya terjadi hal yang sangat
tumpang tindih, yaitu tidak teratur adanya.

DAFTAR PUSTAKA

Hitler, Adolf. 2008. Mein Kamf. Translated by Ribut Wahyudi and Sekar Palupi. Narasi:
Yogyakarta.

12
Soekarno. 2006. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno.Media Presindo: Yogyakarta.

Westergarad, J. and Resler, H.1976. Class in Capitalist Society, Penguin, Harmondswort: Middx.
Lippman, W. 1922. Public Opinion.Macmilan: New York.

A. Muchtar Ghazali Abdul Majid, 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Inters
Media Foundation: Bandung.

Muhamad Erwin,2011. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. PT. Refika Aditama:


Bandung.

13

Anda mungkin juga menyukai