Pendahuluan
A. Latar Belakang
Shalat merupakan slah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap
muslim mukallaf. Karena shalat adalah tiang agama. Rasulullah SAW
bersabda:
“Pokok urusan ialah islam, sedangkan tiangnya adalh shalat, dan puncaknya
adalah berjuang dijalan Allah”
Shalat merupakan ibadah pertama yang diwajibkan oleh Allah SWT, yang
perintahnya disampaikan Allah secara langsung tanpa perantara, yaitu melalui
dialog dengan Rasul-Nya pada malam mi’raj.
ثم نقصت حتى جعلت, فرضت الصالة على النبي صلى هللا عليه وسلم ليلة اسري به خمسين: قال أنس
ّ ي
وٳن لك بهذه الخمس خمسين ّ ٳنه ال يبدل القول لد: ثم نودي يامحمد,خمسا
“Shalat difardukan atas Nabi SAW pada malam ia diisrakan sebanyak lima
puluh kali, kemudian dikurangi hingga lima. Kemudian Allah memanggilkan
Muhammad:”Hai Muhammad, ia sudah tidak dapat diubah lagi. Dengan
shalat lima waktu ini, engkau tetap mendapat ganjaran sebanyak lima puluh
kali” (HR. Ahmad, Nasai, dan Tirmidzi).
Umat Islam telah sepakat bahwa shalat itu wajib atas muslim yang baligh,
berakal dan suci, yakni tidak sedang haid dan nifas, tidak gila dan tidak
pingsan. Shalat merupakan ibadah badaniyah yang mahdhah, yang sama
sekali tidak dapat diwakilkan kepada orang lain, sehingga seseorang yang
shalat untuk orang lain tidak sah. Begitu pula umat Islam telah sepakat bahwa
orang yang mengingkari kewajiban shalat adalah orang kafir yang murtad,
karena kefarduan shalat telah ditetapkan berdasarkan dalil yang pasti dalam al-
Quran, as-Sunah, dan Ijma. Barangsiapa meninggalkan shalat karena malas
dan merendahkannya, maka ia fasik dan durhaka. Meninggalkan shalat juga
mengakibatkan yang bersangkutan dijatuhi hukuman, baik didunia maupun
akhirat.1
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulisan akan mengajukan rumusan
masalah sebagai berikut yaitu:
1. Apa pengertian Shalat?
2. Apa saja hikmah dari Shalat?
3. Hal apa saja yang menjadi Syarat Sah Shalat?
4. Apa saja yang termasuk Rukun Shalat
5. Apa saja yang termasuk Sunnah shalat?
6. Hal-hal apa saja yang membatalkan shalat?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan ini yaitu:
1. Mengatahui pengertian Shalat
2. Mengatahui hikmah dari Shalat
3. Mengatahui Hal yang menjadi Syarat Sah Shalat
4. Mengatahui yang termasuk Rukun Shalat
5. Mengatahui yang termasuk Sunnah shalat
6. Mengatahui Hal-hal yang membatalkan shalat
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Shalat
2
Shalat adalah salah satu dari rukun islam yang 5 yang ada di nomor 2
setalah syahadat.
Menurut bahasa adalah دعاءuu الyang artinya berdo’a. Dan adapun shalat
Menurut istilah seperti yang di ucapkan oleh imam rofi’i adalah
3
bersamamu? Jibril menjawab : muhammad. Jibril a.s ditanya lagi adakah
dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab : ya dia telah di utuskan. Lalu
dibuka nya pintu kepada kami. Ketika aku bertemu dengan Nabi Idris a.s
beliau menyambutku dan mendo’akan ku dengan kebaikan. Lalu aku
dibawa lagi ke langit ke lima. Ketika jibril a.s meminta agar dibukakan
pintu, kedengaran suara bertanya : siapa engkau ? dijawabnya : jibril.
Jibril a.s ditanya lagi siapa yang bersamamu? Jibril menjawab :
muhammad. Jibril a.s ditanya lagi adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s
menjawab : ya dia telah di utuskan. Lalu dibuka nya pintu kepada kami.
Ketika aku bertemu dengan Nabi Harun a.s beliau menyambutku serta
mendo’akan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit ke
enam. Ketika jibril a.s meminta agar dibukakan pintu, kedengaran suara
bertanya : siapa engkau ? dijawabnya : jibril. Jibril a.s ditanya lagi siapa
yang bersamamu? Jibril menjawab : muhammad. Jibril a.s ditanya lagi
adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab : ya dia telah di utuskan.
Lalu dibuka nya pintu kepada kami. Ketika aku bertemu dengan Nabi
Musa a.s beliau menyambutku serta mendo’akan aku dengan kebaikan.
Aku dibawa naik lagi ke langit ke tujuh. Jibril a.s meminta supaya
dibukakan. Kedengaran suara bertanya lagi: Siapakah engkau?
Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril
a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah dia telah
diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Pintu pun
dibukakan kepada kami. Ketika aku bertemu dengan Nabi Ibrahim a.s dia
sedang berada dalam keadaan menyandar di Baitul Makmur.
Keluasannya setiap hari memuatkan tujuh puluh ribu malaikat. Setelah
keluar mereka tidak kembali lagi kepadanya. Kemudian aku dibawa ke
Sidratul Muntaha. Daun-daunnya besar umpama telinga gajah manakala
buahnya pula sebesar tempayan. Baginda bersabda: Ketika baginda
merayau-rayau meninjau kejadian Allah s.w.t, baginda dapati kesemuanya
aneh-aneh. Tidak seorang pun dari makhluk Allah yang mampu
menggambarkan keindahannya. Lalu Allah s.w.t memberikan wahyu
kepada baginda dengan mewajibkan sembahyang lima puluh waktu sehari
semalam. Tatakala baginda turun dan bertemu Nabi Musa a.s, dia
bertanya: Apakah yang telah difardukan oleh Tuhanmu kepada umatmu?
Baginda bersabda: Sembahyang lima puluh waktu. Nabi Musa a.s
berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan kerana
umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Aku pernah mencuba Bani
Israel dan memberitahu mereka. Baginda bersabda: Baginda
kemudiannya kembali kepada Tuhan dan berkata: Wahai Tuhanku,
berilah keringanan kepada umatku. Lalu Allah s.w.t mengurangkan lima
4
waktu sembahyang dari baginda. Baginda kembali kepada Nabi Musa a.s
dan berkata: Allah telah mengurangkan lima waktu sembahyang dariku.
Nabi Musa a.s berkata: Umatmu masih tidak mampu melaksanakannya.
Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan lagi. Baginda
bersabda: Baginda tak henti-henti berulang-alik antara Tuhan dan Nabi
Musa a.s, sehinggalah Allah s.w.t berfirman Yang bermaksud: Wahai
Muhammad! Sesungguhnya aku fardukan hanyalah lima waktu sehari
semalam. Setiap sembahyang fardu diganjarkan dengan sepuluh
ganjaran. Oleh yang demikian, bererti lima waktu sembahyang fardu
sama dengan lima puluh sembahyang fardu. Begitu juga sesiapa yang
berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya, nescaya
akan dicatat baginya satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka
dicatat sepuluh kebaikan baginya. Sebaliknya sesiapa yang berniat ingin
melakukan kejahatan, tetapi tidak melakukannya, nescaya tidak sesuatu
pun dicatat baginya. Seandainya dia melakukannya, maka dicatat sebagai
satu kejahatan baginya. Baginda turun hingga sampai kepada Nabi Musa
a.s, lalu aku memberitahu kepadanya. Dia masih lagi berkata: Kembalilah
kepada Tuhanmu, mintalah keringanan. Baginda menyahut: Aku terlalu
banyak berulang alik kepada Tuhan, sehingga menyebabkan aku malu
kepada-Nya. Kemudian Jibril membawaku hingga ke Sidratul Muntaha.
Tempat mana ditutup dengan aneka warna yang aku tak tau warna-warna
apa namanya. Sesudah itu aku dibawa masuk ke dalam surga, dimana
didalamnya terdapat mutiara bersusun-susun sedang buminya bagaikan
kasturi.
Waktu awal-awal sholat diwajibkan, seluruh sholat hanya berjumlah dua
raka’at. Kecuali sholat maghrib; jumlahnya tiga raka’at. Baru setelah
beliau hijrah ke kota Madinah, ada penambahan raka’at menjadi empat
raka’at (yakni Dhuhur, Ashar, Isya yang tadinya 2 raka’at menjadi 4
raka’at). Kecuali maghrib (tetap 3 raka’at) dan subuh (tetap dua raka’at).
Sebagaimana diterangkan oleh Ibunda Aisyah radhiyallahu’anha, yang
termaktub dalam Shahih Bukhori, beliau menceritakan,
َّ ُاَل ةuص
فَ ِرuالس َ ت ِ uُا َوتuuت َأرْ بَ ًع
ْ ر َكu َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَفُ ِر
ْ ض َ صاَل ةُ َر ْك َعتَ ْي ِن ثُ َّم هَا َج َر النَّبِ ُّي َ فُ ِر
ْ ض
َّ ت ال
َعلَى اُأْلولَى
“Pada awalnya, shalat itu diwajibkan dua rakaat. Kemudian setelah
beliau -Shallallahu ‘ alaihi wasallam – hijrah, shalat diwajibkan menjadi
empat rakaat. Hanya saja ketentuan sholat untuk orang yang safar, seperti
ketentuan sholat sebelumnya (yakni 2 rakaat untuk sholat yang 4
raka’at)“5.
Dalam riwayat Imam Ahmad6 ditambahkan,
وأصبح ألنه يطول فيها القرائة،إال المغرب ألنها وتر
5
“Kecuali shalat maghrib (maka tetap 3 raka’at), karena ia sebagai witir.
Dan subuh (2 raka’at) karena bacaan sholat subuh (diperintahkan) untuk
dipanjangkan“.
Sebelum peristiwa Isra Mi’raj, apakah sudah ada kewajiban sholat atas
umat ini kala itu?
Sebagian Ulama menerangkan, tak ada kewajiban sholat kala itu kecuali
sholat malam. Tanpa ada batasan tertentu. Berdasarkan firman Allah Jalla
jalaaluh,
يَا َأيُّهَا ْال ُم َّز ِّملُ* قُ ِم اللَّ ْي َل ِإاَّل قَلِياًل
“Wahai orang yang berselimut (Muhammad). Bangunlah (untuk sholat) di
malam hari, meski sedikit (daripadanya)” (QS. Al Muzammil : 1-2)
Kemudian kewajiban sholat malam dihapus dengan turunnya firman Allah
ta’ala,
ُفَا ْق َر ُءوا َما تَيَ َّس َر ِم ْنه
“Bacalah (pada malam hari), apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran”
(QS. Al Muzammil: 20)
Sehingga yang diwajibkan cukup qiyamul lail, yakni menghidupkan
sebagian malam dengan ibadah; tak terbatas pada sholat saja, seperti
membaca Alquran dan ibadah lainnya. Disinilah letak perbedaan qiyamul
lail dengan sholat lail. Qiyamul lail mencakup semua jenis ibadah, sedang
sholat lail hanya ibadah sholat saja, atau yang biasa kita kenal dengan
sholat tahajud. Jadi Qiyamul lail lebih umum daripada sholat lail.
Lalu kewajiban ini dihapus setelah ada perintah sholat lima waktu
Sebagian yang lain menerangkan, waktu itu sudah ada kewajiban sholat.
Yaitu dua raka’at di waktu fajar dan dua raka’at di sore hari. Karena
mengamalkan perintah Allah ta’ala,
س َوقَ ْب َل ُغرُوبِهَا ِ وع ال َّش ْم ِ ُك قَ ْب َل طُل َ َِّو َسبِّحْ بِ َح ْم ِد َرب
“Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbih lah
dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum
terbenamnya” (QS. Thaha: 130).
Jadi shalat yang di wajibkan dalam islam sekarang ada 5 waktu
1. Shalat subuh
2. Shalat dzuhur
3. Shalat ashar
4. Shalat magrib
5. Shalat isya
B. Hikmah Shalat
Setiap muslim harus meyakini bahwa dalam setiap perintah Allah terdapat
kebaikan, dan setiap larangan terdapat keburukan jika dilakukan. Oleh karena itu,
6
dalam perintah shalat sudah pasti terdapat hikmah atau kebaikan. Diantara
hikmah-hikmah tersebut adalah sebagai berikut:
7
C. Syarat Sah dalam Shalat
Syarat sah shalat adalah sesuatu yang harus dipenuhi sebelum memulai shalat.
Ada beberapa syarat sah shalat, yaitu:
Suci artinya telah berwudhu. Adapun suci tubuh, pakaian, dan tempat adalah
dipastikan bahwa sarana-sarana tersebut terbebas dari benda-benda najis.2
Sabda Rasulullah
َ : ال النَّبِىُّى صلّى هللا عليه وسلّم ِح ْينَ بَا َل اَأْل ْع َرابِ ُّى فِى ْال َمس ِْج ِد
رواه البخارى.صبُّوْ ا َعلَ ْي ِه َذنُوْ بًا ِم ْن َما ٍء َ َق
ومسلم
“Ketika orang Arab Badui kencing di dalam masjid, Rasulullah berkata “Tuangi
olehmu kencing itu dengan setimba air””. ( H.R Bukhari dan Muslim).
Najis yang sedikit atau yang sukar memeliharanya (menjaganya) -seperti nanah
bisul, darah khitan, dan darah berpantik yang ada ditempatnya- diberi keringanan
untuk dibawa shalat.
Tidak sah shalat jika belum masuk waktunya, kecuali shalat-shalat tertentu seperti
shalat qadha’ atau shalat jama’.4
“Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman.” (Q.S. An-Nisa: 103)5
3. Menghadap kiblat
2
8
Kewajiban menghadap kiblat pada saat shalat ini dikecualikan dari dua kali: 1)
apabila seseorang dalam keadaan sangat takut; 2) dalam kendaraan. Menurut
Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ (III/205), apabila tiba waktu shalat sedang
mereka dalam kendaraan, lalu seseorang merasa takut jika turun dari
kendaraannya untuk shalat menghadap kiblat akan tertinggal dari rombongan, atau
khawatir atas keamanan dirinya atau hartanya, maka ia tetap tidak dibolehkan
meninggalkan shalat sehingga keluar waktunya. Demi menjaga kehormatan waktu
shalatnya itu, ia wajib melaksanakannya di atas kendaraan, dalam keadaan apapun
yang ia mampu. Dalam hal seperti inin, Imam Ar-Rafi mewajibkan diulanginya
shalat tersebut kemudian, menginat bahwa keadaan seperti itu jaranf terjadi.
Sedangkan ulama lain seperti al Qadhi Husain tidak mewajibkan diulanginya
shalat tersebut, sama seperti dalam keadaan ketika memuncaknya rasa ketakutan. 6
4. Menutup Aurat
Aurat adalah bagian tubuh yang wajib ditutupi dan dihindarkan dari pandangan
orang lain. Aurat lelaki diwaktu shalat ataupun du luarnya adalah bagian tubuhnya
antara pusar dan lutut. 7
رواه الدارقطنى والبيهقى. عَوْ َرةُ ال َّر ُج ِل َما بَ ْينَ ُس َّرتِ ِه اِ ٰلى ُر ْكبَتِ ِه
“Aurat laki-laki ialah antara pusar sampai dua lutut.” (H.R. Daruqutni dan
Baihaqi)
Hal ini karena ada beberapa hadits shahih yang menunjukan bahwa paha laki-laki
harus ditutupi dan sebagian lain tidak harus ditutup (Sayid Sabiq, Fiqh Sunah
I/106: Ibnu Rusyd, Bidayat al-Mujtahid I/830). Sedangkan aurat perempuan
adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan kedua tangannya sampai pergelangan.
Menurut Ibnu Rusyd dalam kitab Bidayat al-Mujtahdi I/83, mayoritas ulama
menyatakan bahwa aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan
kedua tangannya (sampai pergelangan). Tetapi Abu Hanifah berpendapat bahwa
kaki perempuan sampai pergelangannya tidak termasuk aurat. Sebaliknya Ahmad
bin Hambal berpendapat bahwa seluruh tubuh perempuan termasuk wajah dan
kedua telapak tangannya adalah aurat.8
9
Rukun shalat ada 13 (tiga belas). Terdiri dari 5 lima rukun ucapan dan 8 (delapan)
rukun perbuatan. Adapun rukun shalat dari segi ucapan adalah:
“Allahu Akbar”
Sabda Rasulullah:
لَّ َمu ا َء فَ َسuلّٰى ثُ َّم َجu ص َ َ فَ َد َخ َل َر ُج ٌل ف. ع َْن اَبِى هُ َري َْرةَ اَ َّن َرسُوْ َل هللاِ صلّى هللا عليه وسلّم َد َخ َل ْال َم ْس ِج َد
ل ّ ٰ ىu ص َ اuuلّٰى َك َمu ص َ َصلِّ فَ َر َج َع ف َ ُص ِّل فَاِنَّكَ لَ ْم ت َ ََعلَى النَّبِ ِّى صلّى هللا عليه وسلّم فَ َر َّد النَّبِ ِّى فَقَا َل ِارْ ِج ْع ف
َكuuَال َوالَّ ِذىْ بَ َعثuuَلِّ ثَاَل ثًافَقuص َ ُك لَ ْم ت َ َّص ِّل فَاِن َ َثُ َّم َجا َء فَ َسلَّ َم َعلَى النَّبِ ِّى صلّى هللا عليه وسلّم فَقَا َل ِارْ ِج ْع ف
ثُ َّم,رْ اٰ ِنuuُك ِمنَ ْالق َ َر َم َعuا تَيَ َّسuuرْ ثُ َّم ا ْق َر ْا َمuuِاَل ِة فَ َكبuالص
َّ ا َل اِ َذقُ ْمتَ اِلَىuuَ فَق,رهُ فَ َعلِّ ْمنِ ْىu ِ uق َما اُحْ ِسنُ َغ ْي ِّ بِ ْال َح
ك فِى َ uِلْ ذٰلuuاجدًا ثُ َّم ا ْف َعِ uَط َمِئ َّن َس ْ ُج ْد َحتّٰى تuاس ْ ُج ْد َحتّٰى تuاس
ْ ا ثُ َّمuَط َمِئ َّن َجالِ ًس ْ اثُ َّمuuل قَاِئ ًمuَ ارْ َك ْع َحتّٰى تَ ْعتَ ِد
َط َمِئ َّن قَا ِئ ًما ٰ
ْ ثُ َّم ارْ فَ ْع َحتّى ت: وفىرواية البن ما جه-صاَل ِة ُكلِهَا – متفق عليه َّ ال.
10
“Kunci shalat itu wudhu, permulaannya takbir, dan penghabisannya
salam” (H.R. Abu Dawud dan Tirmidzi)9
2. Membaca al-Fatihah10
Lafadz al-Fatihah:
هّٰلِل
) اِيَّاك٤(ك يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن ِ ِ) َمال۳( ) الرَّحْ مٰ ِن ال َّر ِحي ِْم۲( َ) ْال َح ْم ُد ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْين۱( بِس ِْم هللاِ الرَّحْ مٰ ِن ال َّر ِحي ِْم
ب َعلَ ْي ِه ْم
ِ ْوuضُ َراطَ الَّ ِذ ْينَ اَ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم َغي ِْر ْال َم ْغu)ص
ِ ٦(تَقِ ْي َمuص َراطَ ْال ُم ْس ِّ ) اِ ْه ِدنَاال٥( ُنَ ْعبُ ُد َواِيَّاكَ نَ ْست َِعيْن
)٧( ََواَل الضَّالِّ ْين
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
penyayang, (2) Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, (3) Maha
penyayang lagi Maha Pengasih, (4) Yang menguasai hari
pembalasan( hari kiamat), (5) Hanya Engkaulah (Ya Allah) yang kami
sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan, (6)
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (7) Yaitu jalan orang-orang yang telah
Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dna bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
Sabda Rasulullah Saw.:
رواه البخارى.ب ِ صاَل ِة لِ ِم ْن لَ ْم يَ ْق َرَأ بِفَاتِ َح ِة ْال ِكتَا
َ اَل
“Tiadalah shalat bagi seseorang yang tidak membaca surat Al-Fatihah.”
(H.R. Bukhari)
Imam Malik, Syafii, ahmad bin Hambal, dan jumhurul ulama telah sepakat
bahwa membaca Al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat salat itu wajib dan
menjadi rukun shalat, baik shalat fardu maupun shalat sunah.11
3. Membaca tasyahud akhir;12
Lafadz Tasyahud Akhir:
ا َوع َٰلىuَاَل ُم َعلَ ْينuالسَّ ُهuُا النَّبِ ُّى َو َرحْ َمةُهللاِ َوبَ َر َكاتuَكَ اَيُّهuاَل ُم َعلَ ْيuالسَّ ِ ات هّٰلِلُ لَ َوuالص
َّ اتuُ ات ْال ُمبَا َر َك
ُ َالتَّ ِحي
رواه أبوداود عن ابن عباس.ِ ِعبَا ِدهللاِ الصَّالِ ِح ْينَ اَ ْشهَ ُد اَ ْن اَل اِ ٰلهَ اِاَّل هللاُ اَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َرسُوْ اُل هلل.
4. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad13
لّىuuف نُصuu امرنا هللا ان نصلّى عليك فكي,عن ابى مسعود قال اتانا َرسُوْ َل هللاِ صلّى هللا عليه وسلّم فقال له بشير
دuuارك على مح ّمuuراهيم وبuuلّيت على آل إبuuا صuu كم،دuuد وعلى آل مح ّمuu ِّل على مح ّمuالله ّم ص:واuuعليك؟ قال قول
رواه أحمد ومسلم والنسائ والترمذى- كما باركت على ال إبراهيم إنك حميد مجيد،وعلى آل مح ّم د
10
11
12
13
11
“ dari Ibnu Mas’ud. Rasulallah saw. telah datang kepada kami, maka
Basyir berkata kepada beliau, “Allah telah menyuruh kami supaya
membacakan salawat atas engkau,” Bagaimanakah cara kami membaca
salawat atas engkau? Beliau menjawab, “katakanlah olehmu, ‘Ya
Tuhanku, berilah rahmat atas Nabi Muhammad dan atas keluarganya
sebagaimana engkau telah memberi rahmat atas keluarga Nabi Ibrahim,
dan berilah karunia atas Nabi Muhammad dan atas keluarga beliau
sebagaimana engkau telah memberi karunia atas keluarga Nabi Ibrahim.
Sesungguhnya engkaulah yang amat terpuji dan amat mulia.” (H.R
Ahmad, Muslim, Nasai, dan Tirmidzi.)
Sekurang-kurangnya membaca salawat seperti berikut:
الله ّم صلِّ على مح ّمد وعلى آل مح ّمد
”Ya Tuhanku, berilah rahmat atas Muhammad dan keluarga.”14
5. Membaca salam pertama
Lafadz salam yang sempurna:
اَل َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللا
Mudah-mudahan selamatlah kamu dengan rahmat dan berkah Allah. (H.R
Abu Daud dan Ibnu Hibban.)
Sekurang-kurangnya mengucapkan:
اَل َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم
Mudah-mudahan kesejahteraan bagi kamu. 15
15
16
12
Firman Allah:
”padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaantan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama dengan lurus.” (Al-Bayyinah: 5).
Sabda Rasulaah
رواه البخارى ومسلم. ت ِ اِنَّ َماااْل َ ْع َم ُل بِالنِّيَا
“ sesungguhnya segala amal itu hendaklah dengan niat.” (H.R
Bukhari dan Muslim.)
2. Berdiri pada shalat fardu bagi orang yang mampu. Sedangkan untuk
shalat sunnah, boleh sambil duduk walau tanpa ada alasan apapun.
Sabda Rasulullah:
قال عمران بن حصبن كا نت بي بوا سيرفسألت النبي صلى هللا عليه وسلم عن الصالة فقال
صل قائمافان لم تستطع فقاعدافان لم تستطع فعلى جنب ( رواه ا لبخا رى والنسائ
Amran bin Husban berkata,” Saya berpenyakit bawasir, saya bertanya
kepada Nabi saw,tentang shalat. Beliau berkata, ‘shalatlah sambil
berdiri, kalau tidak kuasa, shalatlah sambil duduk, kalau tidak kuasa
duduk, shalat sambil berbaring.” (Riwayat Bukhari dan Nasai )
3. Ruku’
Bacaan Ketika Ruku’
ُس ْب َحانَ َربِّ َي ْال َع ِظي ِْم َوبِ َح ْم ِد ِه17
Sabda Rasulullah:
رواه البخارى ومسلم. َط َمِئ َّن َرا ِكعًا ْ ثُ َّم ارْ َك َع َحتَّى ت18
“kemudian rukuklah engkau hingga engkau diam sebentar untuk
rukuk.” (H.R Bukhari dan Muslim).
4. I’tidal
Bacaan Ketika I’tidal
ك ْال َح ْم ُد َ ََس ِم َع هللاُ لِ َم ْن َح ِمدَه َربَّنَا َول
Sabda rasulullah:
رواه البخارى ومسلم. ثُ َّم ارْ فَ ْع َحتّى تَ ْع ِد َل قَاِئ ًما19
“kemudian bangkitlah engkau sehinggaberdiri tegak untuk i’tidal.”
(H.R Bukhari dan Muslim.)
5. Sujud pertama dan kedua;
Bacaan ketika sujud
ُس ْب َحانَ َربِّ َي اَْأل ْعلَى َوبِ َح ْم ِد ِه20
Sabda Rasulullah Saw.:
ثم اسجدحتى تطمئن ساجدا ثم ارفع حتى تطمئن جالساثم اسجدحتى تطمئن ساجدا ( رواه ا
لبخا رى ومسلم
17
18
19
20
13
“kemudian sujudlah engkau hingga diam sebentar untuk sujud,
kemudian bangkitlah engkau hingga diam untuk duduk, kemudian
sujudlah hingga diam untuk sujud.” (H.R. Bukhari dan Muslim)21
6. Duduk antara dua sujud;
Bacaan ketika duduk antara dua sujud
ْ ِب ّاِ ْغفِرْ لِ ِي َوارْ َح ْمنِ ْي َوارْ فَ ْعنِ ْي َواجْ بُرْ نِ ْي َوارْ ُز ْقنِ ْي َوا ْه ِدنِ ْي َو َعاِف
ني َواعْفُ َعنِّ ْي ِ َر
Sabda Rasulullah Saw:
ثم اسجدحتى تطمئن ساجدا ثم ارفع حتى تطمئن جالساثم اسجدحتى تطمئن ساجدا ( رواه ا
لبخا رى ومسلم
“kemudian sujudlah engkau hingga diam sebentar untuk sujud,
kemudian bangkitlah engkau hingga diam untuk duduk, kemudian
sujudlah hingga diam untuk sujud.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
7. Duduk akhir22
Untuk tasyahud akhir, shalawat atas Nabi Saw. dan atas keluarga
beliau, keterangan yaitu amal Rasulullah Saw. (beliau duduk ketika
membaca tasyahud dan shalawat)
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk” (H.R.
Abu Sa’id Al-Khudri)
Firman Allah Swt.:
“Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta
perlindugan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (Q.S. An-Nahl:
98)
4. Membaca Amin;
Sabda Rasulullah Saw.:
21
22
14
“ Dari Wail bin Hujrin. Ia telah mendengar Rasulullah Saw. ketika
selesai membaca walad-dallin, beliau membaca rabbighfirli amin.”
(H.R. Tabrani dan Baihaqi)
5. Diam sebentar
6. Merenggangkan sedikit kedua telapak kaki;
7. Membaca surah setelah al-Fatihah;
Membaca surat atau ayat Quran bagi imam atau orang shalat sendiri
sesudah membaca al-Fatihah pada dua rakaat yang pertama (ke-1 dan
ke-2) dalam tiap-tiap salat. Surat atau ayat yang dibaca dalam rakaat
pertama hendaklah lebih panjang daripada yang dibaca dalam rakaat
kedua, dan kedua surat itu hendaklah berurutan sebagaimana urutan
dalam Quran.
“Dari Abu Qatadah,”Sesungguhnya Nabi Saw. membaca Al-Fatihah
dan dua surat pada rakaat yang pertama waktu Lohor. Pada dua
rakaat yang akhir (ke-3 dan ke-4) beliau membaca Al-Fatihah saja;
ayat yang beliau baca sewaktu-waktu (kadang-kadang) beliau baca
dalam rakaat pertama lebih panjang daripada yang beliau baca dalam
rakaat kedua. Demikian pula pada shalat Ashar dan pada shalat
Shubuh.”(H.R. Bukhari dan Muslim)
8. Tasmi’ dan tahmid;
9. meletakan kedua lutut, kedua tangan, lalu wajah ketika turun untuk
sujud, dan sebaliknya ketika bangun darinya.
F. Hal-hal yang membatalkan dalam Shalat
1. Makan dan minum dengan sengaja;
Makan dan minum termasuk salah satu hal yang membatalkan shalat
karena di dalamnya terdapat banyak gerakan di luar shalat
Sabda Rasulullah Saw:
“dari Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda,
“sesungguhnyan dalam shalat itu sudah ada pekerjaan yang
tertentu(tidak layak ada pekerjaan yang lain).”(H.R. Bukhari dan
Muslim)
2. Berkata-kata dengan sengaja dan bukan untuk kepentingan shalat;
Sabda Rasulullah Saw.:
“Rasulullah Saw. berkata kepada Mu’awiyh bin Hakam, “
sesungguhnya shalat itu tidak pantas disertai dengan percakapan
manusia. Yang layak dalam shalat ialah tasbih, takbir, dan membaca
Quran.” (H.R. Muslim dan Ahmad)
3. Banyak bergerak dengan sengaja;
15
4. “dari Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda,
“sesungguhnyan dalam shalat itu sudah ada pekerjaan yang
tertentu(tidak layak ada pekerjaan yang lain).”(H.R. Bukhari dan
Muslim)
5. Meninggalkan sesuatu rukun atau syarat shalat tanpa udzur/dengan
sengaja;
6. Tertawa dalam shalat;
7. “Rasulullah Saw. berkata kepada Mu’awiyh bin Hakam, “
sesungguhnya shalat itu tidak pantas disertai dengan percakapan
manusia. Yang layak dalam shalat ialah tasbih, takbir, dan membaca
Quran.” (H.R. Muslim dan Ahmad)
BAB III
Penutupan
Kesimpulan
Shalat adalah salah satu rukun Islam yang ke-dua, Sejarah shalat di mulai
dengan adanya Isra Miraj. Himah shalat sangatlah bermanfaat bagi orang
Muslim yang melakukannya. Dalam shalat, memiliki syarat-syrat sah
tertentu, serta rukun tertentu. Bukan hanya rukun melainkan sunah dan
juga hal uang membatalkan shalat juga ada.
16
Daftar Isi
Dr. Hasbiyallah, M. (2017). Fiqh dan Ushul Fiqh. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset
.
Rasjid, H. S. (2013). Fiqh Islam. Bandung: Percetakan Sinar Baru Algensindo Offset
Bandung.
17
18