Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH TURUNNYA PERINTAH SHOLAT

Bagaimana cara kaum muslim melakukan ritual sebelum perintah shalat


diturunkan? Yang saya tahu, Nabi Muhammad suka menyendiri di Gua
Hira

sebagai

salah

satu

ritualnya.

Pada suatu malam, Rasulullah saw didatangi malaikat yang berkata:


Antara ini dan itu, rusak. Rasul kemudian bertanya kepada Al-Jarud
yang berada di sampingnya: Apa maksudnya?. Al-Jarud menjawab:
Celah di bagian atas dada hingga rambutnya. Malaikat bernama Jibril
tersebut kemudian mengeluarkan hati Rasulullah saw dan mencucinya
berulang-ulang.
Bersama Malaikat Jibril, Rasulullah saw melesat ke langit dengan
berkendara Buraq. Begitu sampai di ujung langit dunia, Malaikat Jibril
minta dibukakan pintu langit dan ditanya: Siapa?, Jibril menjawab:
Saya Jibril, ditanya lagi: Siapa yang bersama kamu?, Jibril
menjawab: Muhammad. Ditanya lagi: Apakah ia diutus?, Jibril
kembali menjawab: Iya. Kemudian kalimat selamat datang pun
diucapkan untuk Rasulullah saw dan pintu langit pun dibukakan.
Saat dibukakan pintu langit, Rasulullah melihat Nabi Adam di sana.
Jibril

lalu

memperkenalkan:

Ini

ayahmu;

Adam,

kemudian

mengucapkan salam padanya, Rasul pun ikut mengucapkan salam. Nabi


Adam menjawab salam tersebut dan mengucapkan: Selamat datang
wahai

Anak

dan

Nabi

yang

Shaleh.

Perjalanan dilanjutkan ke langit kedua. Sesampainya di sana, Jibril


melakukan percakapan yang sama seperti di langit sebelumnya. Setelah
dibukakan pintu langit kedua, Rasul bertemu dengan Yahya dan Isa,

kemudian mengucapkan salam kepada mereka dan dibalasnya dengan


diikuti ucapan: Selamat datang wahai Saudara dan Nabi yang Shaleh.
Di langit ketiga, Rasulullah saw bertemu dengan Nabi Yusuf yang
menyambutnya dengan ucapan yang sama seperti nabi di langit
sebelumnya: Selamat datang wahai Saudara dan Nabi yang Shaleh.
Lanjut di langit keempat, Rasul bertemu Nabi Idris. Di langit kelima
Rasul bertemu Nabi Harun. Langit keenam ada Nabi Musa yang
mengucapkan: Selamat datang wahai Saudara dan Nabi yang Shaleh.
Kemudian sesaat sebelum Rasul meninggalkan Musa, terlihat Nabi Musa
menangis. Rasul bertanya: Apa gerangan yang menyebabkanmu
menangis wahai Nabi Musa?, Nabi Musa menjawab: Aku menangis
karena umat Nabi (Muhammad) yang diutus setelahku akan banyak
masuk

surga

daripada

umatku.

Kemudian perjalanan dilanjutkan ke langit ketujuh. Di sana, Rasul


bertemu Nabi Ibrahim, ayah para nabi. Nabi Ibrahim menyambutnya:
Selamat datang wahai Anakku dan Nabi yang Shaleh. Dan langsung
naik ke Sidratul Muntaha, kemudian dilanjutkan ke Baitul Mamur.
Baitul Mamur adalah tempat yang selalu dimasuki oleh tujuh ribu
malaikat setiap harinya. Di sana, Rasul disuguhi tiga gelas masingmasing berisi khamr, susu dan madu. Dan Rasul lebih memilih gelas
berisi susu yang berwarna putih seperti putih (fitrah)-nya diri Nabi
Muhammad

dan

umatnya.

Di sana pula Rasulullah untuk pertama kalinya menerima perintah


Shalat sebagai ibadah wajib umat Islam. Saat itu, perintah Shalat wajib
dilaksanakan lima puluh kali setiap harinya. Rasulullah kemudian
menghadap ke Nabi Musa dan menceritakan perihal ini, lalu Nabi Musa

menyarankan: Sesungguhnya umatmu akan merasa berat mengerjakan


Shalat lima puluh waktu setiap hari. Kembalilah kepada Tuhanmu
(Allah)

dan

mintalah

keringanan

untuk

umatmu.

Rasul pun kembali untuk meminta keringan, dan didapatlah keringan


sehingga perintah Shalat menjadi sepuluh waktu setiap harinya.
Kemudian Rasul menghadap Nabi Musa dan menceritakan perihal ini,
namun Nabi Musa kembali menyarankan seperti saran sebelumnya:
Sesungguhnya umatmu akan merasa berat mengerjakan Shalat sepuluh
waktu setiap hari. Kembalilah kepada Tuhanmu (Allah) dan mintalah
keringanan

untuk

umatmu.

Permintaan keringanan kali ini tidak dikabulkan oleh Allah swt,


sehingga perintah Shalat tetap sama yaitu sepuluh waktu setiap harinya.
Rasul pun kembali menghadap Nabi Musa, namun Nabi Musa tetap
menyarankan yang sama. Setelah tiga kali tidak dikabulkan, Allah
kemudian mengiyakan permohonan Rasul sehingga Shalat menjadi lima
waktu setiap harinya. Namun, bagi Nabi Musa lima waktu setiap hari
masih terasa berat bagi umat Muhammad, seperti Nabi Musa
sebelumnya. Maka, Nabi Musa pun menyarankan kepada Nabi
Muhammad untuk kembali meminta keringanan untuk umatnya.
Rasulullah berkata: Aku telah sering meminta keringanan untuk
umatku sampai aku merasa malu sendiri.
Diposkan oleh Rohman Imam Pradita
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
http://phokamcell.blogspot.com/2013/01/sejarah-turunnya-perintah-sholat.html

Anda mungkin juga menyukai