Anda di halaman 1dari 3

Kewarganegaraan

Kelompok 4;
Iqsan Aripriatna, Riphal Muchzaivi, Kurnia Adilla, Aidilla Maghfirah

Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh


bangsa. Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain,
karena potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam
yang banyak. Kenyataannya ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari
dalam. Terbukti, setelah perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI,
ancaman dan gangguan dari dalam juga timbul, dari yang bersifat kegiatan fisik sampai
yang bersifat paham ideologis.
Meski demikian, bangsa Indonesia memegang satu komitmen bersama untuk
tegaknya negara kesatuan Indonesia. Dorongan kesadaran bangsa yang dipengaruhi
kondisi dan letak geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba
berubah akan memberikan motivasi dalam menciptakan suasana damai. Melihat luasnya
bahasan dari masalah kewarganegaraan, maka pada pokok pembahasan yang akan
disampaikan kali ini radalah pemasalahan tentang kewarganegaraan.

Istilah kewaraganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukan


hubungan atau ikatan antara Negara dan kewarganegaraan. Kewarganegaraan diartikan
segala jenis hubungan dengan suatu Negara yang mengakibatkan adanya kewajiban
Negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan. Adapun menurut undang-
undang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Kewarganegaraan adalah segala aspek
yang berhubungan dengan Negara.

Pengertian kewarganegaraan itu sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu


Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis dimana kewarganegaraan dalam arti
yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-orang dengan Negara, dan
Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, tidak ditandai dengan ikatan hukum, tetapi
ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah,
dan ikatan tanah air. Ada juga Kewarganegaraan dalam arti formil dan materil dimana
Kewarganegaraan dalam arti formil menunjukan pada tempat kewarganegaraan. Dalam
arti sistematika hukum, masalah kewarganegaraan berada pada hukum publik.
Sedangkan Kewarganegaraan dalam arti materil menunjukan pada akibat hukum dari
status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga Negara.

Tujuan Negara Indonesia ialah, mewujudkan warga Negara sadar bela Negara
berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, Kepekaan mengembangkan jati diri dan
moral bangsa dalam perikehidupan bangsa, Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai
dengan nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa,
serta memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan berpatisipasi secara
demokratis dan bertanggung jawab.

Dilihat dari undang-undang dan Peraturan Kewarganegaraan, pada tanggal 1


Agustus 2006, undang-undang No 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia telah diundangkan dan diberlakukan sebagai pengganti Undang-undang No
62 Tahun 1958. Hal-hal yang menonjol dari undang-undang ini ialah, Yang pertama
yaitu sifat non-discriminatif yaitu status kewarganegaraan seseorang tidak lagi
ditentukan berdasarkan ras, keturunan, suku bangsa, agama dsb, tetapi ditentukan
berdasarkan aturan hukum, yang kedua yaitu memberi kewarganegaraan terbatas kepada
anak WNI yang lahir dan suatu perkawinan campuran, anak WNI yang berusia 5 (lima)
tahun diangkat secara sah oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan, anak dari
pasangan WNI yang lahir di Negara yang menganut asas ius soli, anak WNI yang lahir
diluar perkawinan yang sah diakui oleh ayahnya yang WNA. Yang ketiga ialah Member
kesempatan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia kepada anak-anak yang
lahir dari suatu perkawinan campuran yang lahir sebelum berlakunya undang-
undang No 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan RI yang belum berusia 18 tahun
dan belum kawin. Yang keempat yaitu persamaan di depan hukum bagi perempuan dan
laki-laki untuk mengajukan pewarganegaraan. Yang kelima yaitu kehilangan
kewarganegaraan bagi suami atau istri yang terikat perkawinan yang sah tidak
menyebabkan hilangnya status kewarganegaraan dari istri atau suami. Yang keenam
yaitu kehilangan kewarganegaraan Indonesia bagi seorang ayah atau ibu tidak dengan
sendirinya berlaku terhadap anaknya.

Adapun asas-asas kewarganegaraan meliputi ius sanguinis, ius soli, dan


campuran. Yang mana Ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan Negara tempat
kelahiran, Ius soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berasarkan Negara tempat kelahiran, kewarganegaraan tunggal adalah asas
yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. Dan kewarganegaraan ganda
terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur di dalam undang-undang.

Kita sebagai warga Negara di dalam kewarganegaraan memiliki peran


diantaranya ada peran pasif yaitu kepatuhan warga Negara terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, peran aktif yaitu aktifitas warganegara untuk terlibat
(berpatisipasi) serta ambil bagian dalam kehidupan bernegara, terutama dalam
mempengaruhi kepuasan public, peran positif yaitu aktivitas warganegara untuk
meminta pelayanan dari Negara untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan peran negatif
yaitu aktivitas warga Negara untuk menolak campur tangan Negara dalam persoalan
pribadi.

Setelah kami membahsa tentang kewarganegaraan tadi maka dapat disimpulkan


bahawa, istilah kewaraganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukan
hubungan atau ikatan antara Negara dan kewarganegaraan. Kewarganegaraan diartikan
segala jenis hubungan dengan suatu Negara yang mengakibatkan adanya kewajiban
Negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan. Setiap Negara berdaulat
berwenang menentukan siapa-siapa yang menjadi warga Negara. Dalam menentukan
kewarganegaraan seseorang, dikenal adanya asas berdasar kelahiran dan asas
kewarganegaraan berdasarkan perkawinan. Penentuan kewarganegaraan didasarkan
pada sisi kelahiran dikenal dua asas yaitu asas Ius Soli dan asas Ius Sanguinis. Hal-hal
yang diatur dalam undang-undang ini adalah perihal, siapa yang menjadi warga Negara
Indonesia, syarat dan tata cara memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia,
kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia, dan syarat dan tata cara memperoleh
kembali Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Daftar Pustaka
Suprapto. Pendidikan Kewarganegaraan.2007. Madyan Press. Jakarta.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Winata, Ngadimin. Kewarganegaraan RI. 2005. Bumi Aksara. Yogyakarta.
Suhary
anto. Pendidikan kewarganegaraan untuk SMA kelas XI .1992. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai