Anda di halaman 1dari 8

2

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


Adrial, SH., M. Pd., MH

A. Pengertian Filsafat
Pilsafat berasal dari kata Philosophia, yg berasal dari bahasa Yunani
dan berarti Cinta akan kebijaksanaan/love of wisdom (philo berarti
cinta, dan sophia artinya kebijaksanaan). Philosophy (Inggris),
Philophie (Prancis dan Belanda), fafsafah (arab) sedangkan orangnya
disebut filsuf / filosof / Philosophus yang artinya pencinta kebijakan.

Socrates adalah orang yang pertama menyebut dirinya sebagai


Philosophus, yakni sbg protes terhadap kaum terpelajar yg
menamakan diri mereka sophist (bijaksana). Socrates lebih memilih
menyebut diri sbagai Philosophus (pencinta kebijaksanaan). Artinya
dari pencinta kebijaksanaan yaitu untuk menunjuk kepada orang yang
ingin mencari dan mempunyai pengetahuan yg luhur / bijaksana
(sophos).
Pancasila sebagai Filsafat didasarkan atas pendapat para ahli teori
Causalitas Aristoteles (Zurmaini Yunus, 1985).
Pancasila adalah suatu filsafat. Meskipun dinyatakan dlm bentuk yang
berbeda-beda, tapi tdk ada pertentangan satu sama lain. Semua
pendapat mengakui bhw Pancasila adh suaatu filsafat. Muh. Yamin
(1962), menegaskan bhw Pancasila itu tersusun scr harmonis dlm
suatu sistem falsafah. Ajaran Pancasila adh suatu sistem falsafah
sesuai dengan dialektik Neo Hegelian

Soedirman Kartohadiprodjo (1969)


Socrates adalah orang yang pertama menyebut dirinya sebagai
Philosophus, yakni sbg protes terhadap kaum terpelajar yg
menamakan diri mereka sophist (bijaksana). Socrates lebih memilih
menyebut diri sbagai Philosophus (pencinta kebijaksanaan). Artinya
dari pencinta kebijaksanaan yaitu untuk menunjuk kepada orang yang
ingin mencari dan mempunyai pengetahuan yg luhur / bijaksana
(sophos).
Pancasila sebagai Filsafat didasarkan atas pendapat para ahli teori
Causalitas Aristoteles (Zurmaini Yunus, 1985).
Pancasila adalah suatu filsafat. Meskipun dinyatakan dlm bentuk
yang berbeda-beda, tapi tdk ada pertentangan satu sama lain. Semua
pendapat mengakui bhw Pancasila adh suaatu filsafat. Muh. Yamin
(1962), menegaskan bhw Pancasila itu tersusun scr harmonis dlm
suatu sistem falsafah. Ajaran Pancasila adh suatu sistem falsafah
sesuai dengan dialektik Neo Hegelian

Soedirman Kartohadiprodjo (1969)


Pancasila itui sbg filsafat BI berdasrkan atas ucapan Bung Karno yg
mengatakan bahw Pancasila adh isi jiwa BI.
Dalam cakrawala lain Sophia diartikaan lebih luas lagi drai pada :
1. Kerajinan, (2) Kebenaran Pertama (3) Pengetahuan luas, (4) Kebajikan
Intelektual, (5) Pertinbangan yg sehat, (6) Kecerdikan dlm memutuskan
hal-hal yg praktis.
Bagaimana mulanya Filasat Menjadi Kebijaksaanaan ?
Langkah awal dlm berfilsafat selau berawal dari keheranan yang dimiliki
manusia. Keheranan itu senantiasa bersifat intelektual dan kerohanian.
Kedaan keheranan ini belum boleh disebut fisdaft. Baru dapat dikatan
filsafat apabila telah ada upaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan keheranan dan menyelami rahasinya

Keheranan pada permulaan filsafat berbentuk rasa ingin tahu yg diikuti


dg pertanyaan. Rasa ingin tahu ini yg nantinya akan menuntun manusia
utk sampai kpd pengetahuan. Pengetahuan itu merupakan suatu hasi
dari proses tindakan manusia dg melibatkan seluruh keyakinan yg
berupa kesadaran dlm menghadapi objekyg ingin dikenal. Menenurut
kindi pengetahuan terbagi menjadi dua pengetahuan Ilahi dan
Manusiawi. Pengetahuan Ilahi bersumber langsung dari Allah yg
ditunjukan kpd Nabi. sedangkan manusiawi atau falsafati, dimana
rasional menjadi tolak ukur. Sementara ditilik dr sumber perolehanya.
Menurut Dirji Darmodihardjo, Pengetahuan itu dapat dibedakan sbg
pengetahuan indra (biasa) dan pengetahuan mengikuti Metode dan
sistem tertentu serta bersifat Universal, disebut dg pengetahuan
ilmiah. Selanjutnya, apabila pengetahuan diperoleh melalui
perenungan yg sedalam-dalamnya (kontemplasi) sampai kpd
hakikatnya, muncullah pengetahuan filsafat. Jika pengetahuan itu
bersumber dari keyakinan terhadap ajaran agama, pengetahuan tsb
edisebut pengetahuan agama.
Kegiatan Filsafat ialah merenung, tapi merenung bukanlah melamun,
juga bukan berpikir scr kebetulan yg bersifat untung-untungan.
Perenungan kefilsafat ialah percobaan untuk menyusun suatu sistem
pengetahuan yg rasional, yg memadai utk memahami dunia tempat kita
hidup, maupun utk memahami diri kita sendiri. Krn objek fifsafat adh
kehidupan manusia di alam semesta termasuk yg tdk rasional.
Misalnya :
ada seorang laki-laki yg dimabuk asmara terhadap seorang
wanita, dapat bertindak negatif, bahkan sampai menghilangkan nyawa
laki-laki lain karena cemburu.
Filsafat itu bisa datang sebelum dan sesudah llmu , namun
tentulah ada ketika manusia ada, Filsafat adalah hukum tahu tahu yang
ada di luar dan yang didalam hidup, yang diterjemahkan kehidupan utk
tahu itu ?, mengapa mencari “tahu” yang akan ada, tahu untuk
mengetahui apa “tahun” itu ?. Mengapa mencari “tahu” ?. dimana
“tahu” berada dan kapan serta sampai kapan “tahu” itu ?, Bagaimana
mengartikan “tahu” dan siapa dan apa “tahu” itu ?. Dan terlebih dahulu
untuk tujuan apakah “tahu” senddiri ?, karena itulah ada ungkapan
yang mengatakan, “ada Manusia yang tahuia tahu, aada manusia tahu
dengan ketidaktahuannya, ada manusia yang tidak tahu dengan
ketahuannya, dan ada manusia yang tidak tahu dengan
ketidaktahuannya, numun kesemuanya itu terlingku dlam kata “tahu
akan ada”.
A. Arti Secara Etimologi
Filsafat ------- Falsafah --- Phylosophy

Cinta (love)

Philo- sophia Kibijaksanaan (Wisdom)

Seorang Filsuf adalah pencinta atau pencari kebijaksanaan


Kata Filsafat pertama kali digunakan oleh Phythagoras (582-496 SM)
arti Filsafat pada saat itu belum ada yang jelas. Kemudian arti Filsafat
itu diperjelas seperti sekarang yang banyak dipakai pada kaum Sophist
dan juga oleh Socrates (470-399)
Filsafat adalah hukum tahu di dalam dan luar hidup yang diterjemahkan
kehidupan untuk “tahu” akan ada, tahu untuk mengetahui apakah
“tahu” itu ?.

Mengapa mencari tahu ?. Dimana tahu itu ?. Berada dan kapan serta
sampai kapan tahu itu ?.
Bagaiman mengartikan tahu dan siap dan apa ‘tahu’ itu ?.
Dan terlebih utk tujuan apakah “tahu” itu sendiri ?.
Karena itulah ada ungkapan yg mengatakan, “ada manusia yang
“tahu” kalau ia “tahu”, ada manusia yg tahu dengan ketidaktahuanya,
ada manusia yang tidak “tahu” dengan ketahuannya, dan ada manusia
yang tidak “tahu” dengan ketidaktahuannya, namun kesemuanya itu
terlingkup dalam kata “tahu akan ada “.
Filsafat itu ?
Filsafat juga disebut Way of Life sbagai petunjuk arah, kegiatan
(aktivitas) manusia dalam bidang kehidupan.
Syarat filsafat sebagai bidang Ilmu adalah pengetahuan yang
metodis, sistimatis, dan koheren tentang seluruh kenyataan yang
bersifat menyeluruh dan universal.

1. Ilmu-ilmu teoritis yang penyelidikannya


bertujuan memperoleh pengetahuan tentang
kenyataan

Aristoteles
2. Ilmu-ilmu praktis atau produktif yang
penyelidikannya bertujuan perbuatan yang
berdasarkan pada pengetahuan
Pandangan hidup ini diambil dari puncak-puncak pandangan hidup
semua kelompok masyarakat berbangsa itu. Disi ada proses seleksi
karena tentu tidak semua nilai hidup suatu kelompok masyarakat dapat
diangkat menjadi pandangan hidup bersama bagi kelompok
masyarakat lain di dalam bangsa itu.
Pandangan hidup bangsa yang disebut ideologi nasional itu, apabila
dibawa terus sampai pada saat negara bangsa (nation state) itu
didirikan, maka pandangan hidup ini pun menjadi pandangan hidup
negara yang disebut ideologi negara.

Sebagai Ideologi, hakikat Pancasila itu sendiri adalah nilai-nilai atau


tepanya, nilai-nilai yang terangkum dalam suatu sistem dan lengkap
bulat utuh. Sistem Filsafat itu merupakan nilai fungdamental, yang
pada pokok mengandung nilai dasar Ketuhan, kemanusian,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan (sosial). Inilah yang sebut
sistem Filsafat(nya) Pancasila.

Menurut Tim Laboratorium IKIP Malam (1996) ada cara mempelajari


Pancasila sebagai sistem filsat itu.

Pertama : Mempelajari Filsafat secara historis


Kedua : mempelajari Pancasila secara sjubstantif intrinsic dan
sitematis, shg pada akhirnya nanti akan terbentuk bidang Ontologi,
espistermogi dan aksiologi Pancasila
Menurut Teori Causa oleh Aristoteles mejelaskan bahwa segala sesuatu
itu mempunyai empat macam sebab atau causa yaitu :

1. Causa Materialis : Asal mula bahan Pancasila.


Terdapat dalam adat kebiasaan, kebudayaan, agama serta
kepercayaan bangsa Indonesia yang tercermin dalam
kehidupan sosial budaya Bangsa Indonesia.
2. Causa Formalis : Asal mula bentuk atau bangun Pancasila
Anggota BPUPKI, baik secara Individual maupun kolektif, dan
PPKI, sebagai Founding Father Bangsa Indonesia.

3. Causa Finalis : asal mula tujuan Pancasila


Ada penerimaan usul rencana Pembuakaan Uud (hukum dasar) atau
Piagam Jakarta oleh BPUPKI pada sidang 14 Juli 1945. dengan penerimaan
usul rencana tsb. Maka dasar filsafat Negara Pancasila yang terdapat dalam
usul rencana pembukaan hukum dasar/Piagam jakarta menjadi rencana
filsafat negara Pancasila.
4. Causa Efisien : asal mula karya Pancasila
Terjadi pada saat penetapan dan pengesahan usul rencana Pembukaan
hukum dasar/Piagam Jarta Menjadi pembukaan UUD 1945 oleh PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 dinamakan Pancasila. Pembentukan negara
yg duduk sbg anggota PPKI itulah yang menjadi Causa efisien atau asal
mulanya dari Pancasila.

 Pancasila sebagai sumber dari segala sumber tertib hukum, baru


menjadi kesepakatan bangsa sejak tahun 1966 dengan
ditetapkannya TAP MPRS No.XX/MPRS/1966, di antaranya
menetapkan:
 “Sumber dari tertib hukum sesuatu negara atau yang biasa dinyatakan
sebagai “sumber dari segala sumber hukum” adalah pandangan
hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang
meliputi suasana kejiwaan dan watak dari Rakyat negara yang
bersangkutan.
.
Teori Hukum terebut meletakkan dasar-dasar Falsafati Hukum
Positif kita.. Adapun Penjelasan UUD 45 memberikan latar belakang
pikiran dan suasana batih yang muncful pada saat UUD 45 itu dibentuk.
Dengan demikian kedudukan Penjelasan UUD 45 itu bukan sekedar
penjelasan biasa.
Fungsi nasional kita adalah pengajoman sebagai mana pernah
diintroduksi oleh Sahardjo (1974:525-545) pada tahun 1963. Hukum dengan
aturan-aturannya yang terutama bersumber pada rasa keadilan bagi
bangsa Indonesia, yakni Pancasila paling sedikit harus diarahkan agar dapat
melindungi :
1. Segenap bangsa Indonesia
2. Seluruh tumpah darah Indonesia
3. Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
4. Masyarakat Indonesia dan individu-individunya.
5. Jiwa dan kebebasa individu kehormatan dan harta benda
6. Pelaksanaan Pembangunan Hukum harus berfungsi sebagai sarana
penunjang perkembangan modernisasi dan pembanganan yang
menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai