3) Sistem Filsafat
Setiap ilmu maupun filsafat dalam dirinya merupakan suatu system, artinya
merupakan suatu kebulatan dan keutuhan tersendiri, terpisah dengan system
lainnya. Misalnya psikologi merupakan kebulatan tersendiri terpisah dan
berbeda dengan anthropologi, demikian seterusnya ilmu-ilmu dan filsafat yang
lain. Pancasila sebagai suatu Dasar Negara adalah merupakan suatu kebulatan.
Memang terdiri dari lima, tetapi sila-sila tersebut saling ada hubungannya satu
dengan lainnya secara keseluruhan, tidak ada satupun sila yang terpisah dengan
yang lainnya. Oleh karena itu dapat diistilahkan “Eka Pancasila”, lima sila
dalam satu kesatuan yang utuh. Setiap sila mengandung, dibatasi dan disifati
oleh keempat sila lainnya. Sila-sila yang di depan mendasari dan menjiwai sila-
sila yang di belakang, sedang sila-sila yang di belakang merupakan
pengkhususan atau bentuk realisasi dari sila-sila yang di depan, dan dari segi
keluasannya sila-sila yang di belakang lebih sempit dari sila-sila yang di muka.
Dilihat dari pemahaman ini, maka sila pertama ke-Tuhanan Y.M.E., adalah
dasar yang paling umum bagi semua sila yang di belakang, mendasari, dan
menjiwai semua sila, sedang semua sila yang kelima merupakan sila yang
terkhusus dan merupakan tujuan dari semua sila yang di depan, oleh karena itu
rumusannya (redaksinya) berbunyi “ untuk mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”.
4) Sifat Universal Filsafat
Berlaku umum adalah sifat dari pengetahuan ilmiah, dan universal adalah sifat
dari kajian filsafat. Pengertian umum itu bertingkat, dari umum penjumlah yang
kecil (kolektif) dari sekumpulan jumlah tertentu sampai jumlah yang lebih besar
dan luas lagi hingga kepada umum seumum-umumnya (universal)
Pertanyaannya bagaiman jika diterapkan pada Pancasila?
Misalnya kajian tentang hakikat manusia, sebagaimana terdapat dalam sila ke
dua Pancasila. Hakikat manusia adalah unsur-unsur dasar yang mutlak pada
manusia adalah sama bagi seluruh jenis makhluk yang namanya manusia, yang
berada di manapun dan waktu kapanpun, jadi pengertian ini (universal) tidak
terbatas pada ruang dan waktu, di mana dan kapanpun manusia itu berada. Sila
keadilan demikian juga, bahwa yang namanya “adil” itu sama hakikatnya
maknanya di manapun dan kapanpun, demikian juga berlaku pada sila-sila yang
lainnya. Dengan uraian yang merupakan penjabaran dari syarat-syarat filsafat
yang ternyata cocok diterapkan kepada Pancasila, ini menunjukkan dan
mengukuhkan bahwa Pancasila benar-benar suatu system filsafat. Yaitu Sistem
Filsafat Bangsa Indonesia, nama Indonesia ini ditambahkan karena objek
materialnya seperti telah diutarakan di muka adalah dari bangsa Indonesia
sendiri. Yaitu digali dari buminya Indonesia, dari nenek moyang kita sejak
lama, dari khasanah kehidupannya, dari kebiasaannya, adadtistiadatnya,
kebudayaannya, serta kepercayaan dan agama-agamanya.
Sumber:
Kaelan, 2018, NEGARA KEBANGSAAN PANCASILA, Paradigma, Yogyakarta.